Ejaan Bahasa Indonesia 1
Ejaan Bahasa Indonesia Disusun oleh Ivan Lanin pada 3 Juni 2011 untuk Pelatihan Menulis Disabilitas Mitra Netra Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb.) dengan kaidah tulisan (huruf) yang baku. Ejaan biasanya meliputi tiga aspek, yaitu (1) fonologis, yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, (2) morfologis, yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis, dan (3) sintaksis, menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.
A.
Pemakaian hu huruf
Bagian ini membahas membahas jenis huruf, huruf, pemenggala pemenggalan n kata, serta penggunaan huruf kapital dan huruf miring.
i.
Jenis huruf
Bagian ini membahas huruf abjad, vokal, dan konsonan, serta vokal rangkap (diftong) dan konsonan rangkap (digraf). 1. Huruf abjad: abjad: Ada Ada 26 yang masing-masin masing-masing g memiliki memiliki jenis jenis huruf huruf besar besar dan kecil. kecil. 2. Huruf vokal: vokal: Ada Ada 5: a, e, e, i, o, u. Tanda Tanda aksen aksen é dapat dapat digunaka digunakan n pada huruf huruf e jika jika ejaan ejaan kata menimbulkan keraguan. 3. Huruf konsonan: konsonan: Ada Ada 21: b; b; c; d; f; f; g; h; j; k; l; m; m; n; p; q; q; r; s; t; t; v; w; x; x; y; z. 1. Huruf c, q, v, w, x, dan y tidak tidak punya punya contoh contoh di akhir akhir kata. kata. 2. Huruf Huruf x tida tidak k punya punya conto contoh h di teng tengah ah kata kata.. 3. Huruf q dan x digunakan digunakan khusus khusus untuk untuk nama nama dan keperluan keperluan ilmu. ilmu. 4. Difton Diftong: g: Ada 3: ai, au, dan oi. Tidak semua semua kombinas kombinasii serupa serupa diangg dianggap ap sebagai sebagai diftong diftong,, misalnya ai pada main. 5. Digr Digraf af:: Ada Ada 4: kh, kh, ng, ng, ny, ny, dan dan sy. sy. Vokal dan konsonan rangkap tidak pernah dipisahkan dalam pemenggalan kata.
ii.
Pemenggalan kata
Bagian ini membahas aturan pemenggalan untuk kata dasar, kata berimbuhan, dan kata yang terdiri atas lebih dari satu unsur. 1. Kata da dasar: 1. Di antara antara dua dua vokal vokal beruru berurutan tan di di tengah tengah kata kata (kecuali (kecuali diftong): diftong): ma-in. 2. Sebelum Sebelum huruf huruf konsonan konsonan yang diapit dua vokal vokal di di tengah tengah kata: kata: ba-pak . 3. Di antara antara dua dua konson konsonan an yang yang berurutan berurutan di tengah tengah kata: man-di. 4. Di antara antara konsonan konsonan pertama pertama dan dan kedua pada pada tiga tiga konsonan konsonan yang yang berurutan berurutan di di tengah kata (kecuali digraf): ul-tra. 2. Kata berimbuhan: berimbuhan: Sesudah Sesudah awalan awalan atau sebelum sebelum akhiran: akhiran: me-rasa-kan. 3. Kata beruns berunsur ur (bentuk (bentuk terikat): terikat): Di Di antara antara unsur unsur pemben pembentukny tuknya: a: bi-o-gra-fi. 4. Kata majemuk majemuk dan kata kata ulang: ulang: Pada Pada setiap setiap spasi dan tanda tanda hubung hubung:: ba-tu-a-pi; la-ba-la-ba.
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 2
iii.
Huruf kapital
Bagian ini membahas penggunaan huruf kapital yang pada dasarnya digunakan pada awal kalimat, ungkapan keagamaan, unsur nama diri atau j udul, penyapaan, dan kata ganti Anda. 1. Huruf Huruf pertama pertama pada pada awal awal kalima kalimat: t: Dia mengantuk . 2. Huruf Huruf pertama pertama petika petikan n langsu langsung: ng: Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" 3. Huruf pertama pertama unsur unsur nama nama diri diri atau judul judul dengan dengan perincian perincian sepert sepertii berikut berikut ini: 1. Nama Nama orang, orang, kecuali kecuali jika digunak digunakan an sebagai sebagai nama nama jenis atau satua satuan n ukuran: ukuran: Amir Hamzah; mesin diesel; 5 ampere. 2. Nama Nama gelar gelar kehorma kehormatan tan,, keturu keturunan nan,, dan keagama keagamaan an yang diikuti diikuti nama orang orang (tidak (tidak berlaku jika tidak diikuti nama orang): Sultan Hasanuddin; para sultan. 3. Nama jabatan jabatan dan dan pangkat pangkat yang yang diikuti diikuti nama orang orang atau atau pengganti pengganti nama nama orang, orang, nama nama instansi, atau nama tempat (tidak berlaku jika tidak diikuti nama orang, instansi, atau tempat): Gubernur Papua; pelantikan gubernur . 4. Nama negara, negara, lembaga lembaga pemerin pemerintahan tahan dan dan ketatanegar ketatanegaraan, aan, serta serta nama dokum dokumen en resmi, resmi, kecuali kata seperti "dan" yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna: Undang-Undang Hak Cipta; penjabaran undang-undang . 5. Nama Nama bang bangsa sa,, suku suku,, dan dan baha bahasa sa,, kecu kecual alii jika jika dipak dipakai ai seba sebaga gaii bent bentuk uk dasa dasarr kata kata turunan: bahasa Indonesia; mengindonesiakan. 6. Nama Nama geografi geografi,, kecuali kecuali bukan merupa merupakan kan nama nama diri atau digunak digunakan an sebagai sebagai nama jenis: Teluk Benggala; Kota Padang; berlayar ke teluk; soto padang . 7. Nama buku, buku, majalah, majalah, surat surat kabar, kabar, dan judul judul karanga karangan, n, kecuali kecuali kata sepert sepertii "dan" yang yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna: Asas Asas Hukum Perdata dan Pidana. 8. Nama Nama tahun, tahun, bulan bulan,, hari, hari, hari raya, raya, dan perist peristiwa iwa sejarah sejarah,, kecuali kecuali nama peristiw peristiwaa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama: bulan April; hari Jumat; hari Waisak; Perang Candu . 4. Huruf pertama pertama dalam dalam ungkapan ungkapan keagam keagamaan, aan, seperti seperti nama nama Tuhan, Tuhan, kata ganti ganti untuk Tuhan, Tuhan, dan dan kitab suci: Allah; Yang Mahakuasa; Weda; Kristen; hamba-Mu; hamba-Nya. 5. Huruf pertama pertama unsur unsur singkatan singkatan nama gelar gelar (a.l. sesuai sesuai Kepmendikb Kepmendikbud ud 036/U/1993) 036/U/1993),, pangkat, pangkat, dan sapaan: Dr.; dr.; S.H. 6. Huruf pertama pertama kata kata penunjuk penunjuk hubungan hubungan kekerabata kekerabatan n seperti seperti bapak, ibu, ibu, saudara, saudara, kakak, kakak, adik, dan paman paman yang yang dipaka dipakaii dalam dalam penyap penyapaan aan dan pengac pengacuan uan:: Kapan Kapan Bapak berangkat? berangkat?;; hormati bapak dan ibu. 7. Huru Huruff pert pertama ama kata kata gan ganti ti Anda Anda:: Sudahkah Anda tahu?
iv.
Huruf mi miring
Bagian ini membahas penggunaan huruf miring yang pada dasarnya digunakan sebagai penegas atau pembeda dengan bagian lain. 1. Nama buku, buku, majalah majalah,, dan surat surat kabar kabar yang yang dikutip dikutip dalam dalam tulisan: tulisan: majalah majalah Tempo. 2. Huruf, Huruf, bagian bagian kata, kata, kata, atau kelomp kelompok ok kata yang ditegask ditegaskan an atau dikhusus dikhususkan kan:: Huruf Huruf pertama kata abad ialah a. 3. Kata Kata nama nama ilmi ilmiah ah atau atau ungk ungkap apan an asin asing, g, kecu kecual alii yang yang tela telah h dise disesu suai aika kan n ejaa ejaann nnya ya:: Politik divide et impera.
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 3
B.
Penulisan kata
Bagian ini membahas penulisan kata dasar, kata turunan, kelas kata khusus, singkatan dan akronim, serta angka dan lambang bilangan.
i.
Kata dasar dan kata turunan
Bagian ini membahas penulisan untuk kata dasar dan turunan (kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk). 1. Kata Kata dasar: dasar: Dituli Dituliss sebaga sebagaii satu satu kesatu kesatuan. an. 2. Kata Kata ber beriimbuh mbuhan an:: 1. Imbuh Imbuhan an dituli dituliss serangk serangkai ai dengan dengan kata kata dasarn dasarnya: ya: dikelola; permainan. 2. Imbuhan Imbuhan ditulis ditulis serangkai serangkai dengan dengan kata yang yang langsung langsung mengikuti mengikuti atau atau mendahulu mendahuluinya, inya, tapi unsur gabungan kata ditulis ditulis terpisah terpisah jika hanya hanya mendapat mendapat awalan atau akhiran: bertanggung jawab; garis bawahi. 3. Imbu Imbuha han n dan dan unsu unsurr gabu gabung ngan an kata kata ditul ditulis is sera serang ngka kaii jika jika mend mendap apat at awal awalan an dan dan akhiran sekaligus: pertanggungjawaban. 4. Imbu Imbuha han n bent bentuk uk teri terika katt ditul itulis is sera serang ngka kai: i: adipa adipati; ti; narapi narapidan dana; a; prasej prasejara arah; h; pascasarjana . 5. Imbuhan Imbuhan bentuk bentuk terikat terikat diberi diberi tanda hubung hubung jika jika diikuti diikuti oleh kata kata yang huruf huruf awalnya awalnya adalah huruf kapital: non-Indonesia. 6. Imbuhan maha- ditulis serangkai seperti bentuk terikat lain jika diikuti kata dasar, namun ditulis terpisah jika diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar: Mahakuasa; Maha Esa; Maha Pengasih. 3. Kata Kata ulang: ulang: Dituli Dituliss lengka lengkap p dengan dengan tand tandaa hubung hubung:: anak-anak; sayur-mayur . 4. Kata ma majem jemuk: 1. Ditulis Ditulis terpis terpisah ah antaru antarunsu nsurny rnya: a: duta besar; kambing hitam. 2. Dapat ditulis ditulis dengan dengan tanda tanda hubung hubung untuk untuk menegask menegaskan an pertalian pertalian di di antara unsur unsur yang yang bersangkutan untuk mencegah kesalahan pengertian: alat pandang-dengar; anak-istri saya. 3. Ditulis Ditulis serang serangkai kai untuk untuk beber beberapa apa pengec pengecual ualian ian:: acapkali; adakalanya; akhirulkalam; alha lhamdul dulilla illah h; astagf tagfir irul ulla lah h; baga agaima imana; na; bar barang angkali kali;; bila bilam mana; ana; bism ismilla illah; h; beasiswa; beasiswa; belasungka belasungkawa;b wa;bumipu umiputra; tra; daripada; daripada; darmabak darmabakti; ti; darmasisw darmasiswa; a; dukacita; dukacita; halalb halalbiha ihalal lal;; huluba hulubalan lang; g; kacam kacamata ata;; kasatm kasatmata ata;; kepada kepada;; kerata keratabas basa; a; kilome kilometer ter;; manak manakala ala;; manasu manasuka; ka; mangku mangkubum bumi;m i;mata atahar hari; i; olahra olahraga; ga; padaha padahal; l; parama paramasas sastra tra;; perib eriba ahasa; puspawarna; radioa ioaktif tif; sastramarga; saputangan; saripa ipati; ti; seb sebag agai aima mana na;; sedi sediak akal ala; a; segi segitig tiga; a; seka sekali lipu pun; n; sila silatu tura rahm hmi; i; suka sukaci cita ta;; suka sukare rela la;; sukaria; syahbandar; titimangsa; wasalam .
ii.
Kelas kata khusus
Bagian ini membahas penulisan beberapa kelas kata khusus, seperti kata ganti, kata depan, kata sandang, dan partikel. 1. Kata ganti 1. Ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: kusapa; kauberi
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 4
2. Ku, mu, dan nya dituli dituliss serang serangkai kai dengan dengan kata kata yang yang mendah mendahulu uluiny inya: a: bukuku; miliknya 2. Kata de depan: di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada; kepada; kesampingkan; keluar ; kemari; terkemuka. 3. Kata sa sandang: si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya: sang Kancil ; si pengirim 4. Partikel 1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis ditulis serangkai serangkai dengan dengan kata yang mendahuluin mendahuluinya: ya: betulkah; bacalah. 2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya: apa pun; satu kali pun. Pengecualian diberikan untuk penulisan pun yang dirangkai pada kata-kata kata-kata berikut: berikut: adap adapun un;; anda andaip ipun un;; atau ataupu pun; n; baga bagaim iman anap apun un;; biar biarpu pun; n; kala kalaup upun un;; kend kendat atip ipun un;; maupun; meskipun; sekalipun; sungguhpun; walaupun . Catatan: •
iii. iii.
Kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai karena merupakan bentuk klitik terhadap bentuk dasar. Jika disertai oleh awalan atau akhiran lain, bentuk klitik ini tetap digabungkan, misalnya kumenemukanmu; kaumelamarnya.
Sing ingkata katan n dan dan akroni ronim m
Singkatan adalah pemendekan yang tidak menyerupai struktur suatu kata, sedangkan akronim adalah pemendekan yang menyerupai struktur suatu kata. Aturan penulisan singkatan dan akronim terdiri atas penggunaan huruf besar dan tanda tit ik yang perinciannya dijabarkan berikut ini: 1. Singka Singkatan tan dan akroni akronim m nama nama diri diri:: 1. Singkatan Singkatan nama orang, orang, nama nama gelar, gelar, sapaan, sapaan, jabatan, jabatan, atau pangkat pangkat ditulis ditulis dengan dengan huruf huruf besar dan diikuti tanda titik. Spasi tidak perlu diberikan di antara dua huruf besar singkatan yang berurutan. Misalnya: A.S. Kramawijaya; Dr.; S.H.; Prof.; 2. Sing Singka kata tan n nama nama resm resmii lemb lembag agaa peme pemeri rint ntah ah dan dan keta ketata tane nega gara raan an,, bada badan n atau atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf besar tanpa diikuti tanda titik. Misalnya: DPR; SMA. 3. Akro Akroni nim m nama nama diri diri yang yang beru berupa pa gabu gabung ngan an huru huruff awal awal dari dari dere derett kata kata ditu dituli liss seluruhnya dengan huruf besar tanpa diikuti tanda titik. Misalnya: ABRI; PASI. 4. Akroni Akronim m nama diri yang berupa berupa gabung gabungan an suku kata atau atau gabungan gabungan huruf huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf besar. Misalnya: Akabri; Iwapi. 2. Singka Singkatan tan dan dan akron akronim im umum umum (buka (bukan n nama nama diri): diri): 1. Ditulis dengan dengan huruf huruf kecil dan dan diikuti diikuti tanda titik titik jika jika terdiri terdiri atas tiga tiga huruf atau atau lebih. lebih. Misalnya: dst.; hlm. 2. Ditulis dengan huruf huruf kecil kecil dan diikuti diikuti tanda tanda titik pada setiap setiap huruf huruf jika terdiri terdiri atas atas dua huruf. Misalnya: a.n.; s.d. 3. Ditulis Ditulis dengan dengan huruf huruf kecil tanpa tanpa tanda titik jika jika merupaka merupakan n gabung gabungan an huruf, huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya. Misalnya: pemilu; tilang (bukti tilang). 3. Lamban Lambang g kimia, kimia, singkat singkatan an satuan satuan ukuran ukuran,, takara takaran, n, timbanga timbangan, n, dan mata mata uang uang tidak tidak diikuti diikuti tanda titik. Misalnya: cm; Cu.
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 5
iv.
Lambang bilangan
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan, angka dapat ditulis dengan huruf, angka Arab, atau angka Romawi, dengan fungsi sebagai berikut: 1. Menyatakan Menyatakan ukuran ukuran,, kuantitas, kuantitas, satuan satuan waktu, waktu, dan nilai nilai uang. uang. Misalnya Misalnya:: •
0,5 sentimeter
•
1 jam 20 menit
•
Rp5.000,00
•
2.000 rupiah
2. Melambangka Melambangkan n nomor nomor jalan, jalan, rumah, rumah, atau kamar kamar pada alamat. alamat. Misalnya: Misalnya: •
Jalan Tanah Abang I No. 15
•
Hotel Indonesia, Kamar 169
3. Menomori Menomori bagian bagian karangan karangan dan dan ayat ayat kitab kitab suci. suci. Misalnya: Misalnya: •
Bab X, Pasal 5, halaman 252
•
Surah Yasin:9
Penulisan lambang bilangan adalah sebagai berikut: 1. Lambang Lambang bilangan bilangan utuh atau atau pecahan pecahan dapat ditulis ditulis dengan dengan huruf huruf atau bilangan. bilangan. Misalnya: Misalnya: •
dua belas; 12
•
setengah; 1/2
•
satu persen; 1%
2. Lamb Lamban ang g bila bilang ngan an ting tingka katt dapa dapatt ditul ditulis is deng dengan an angk angkaa Arab Arab,, Roma Romawi wi,, atau atau awal awalan an kekeditambah angka Arab. Misalnya: •
Abad XXI; abad ke-21
•
Bab II; bab ke-2; bab kedua
3. Lamban Lambang g bilan bilangan gan yang yang mend mendapa apatt akhir akhiran an -an diberi tanda hubung. Misalnya: •
tahun '50-an
•
uang 5.000-an
4. Lamban Lambang g bilangan bilangan ditulis ditulis dengan dengan huruf huruf jika dapat dinyata dinyatakan kan dengan dengan satu atau dua kata, kata, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan. Misalnya: •
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
•
Kendaraan yang disediakan terdiri atas 50 bus, 100 helicak, dan 100 bemo.
5. Lamban Lambang g bilangan bilangan ditulis ditulis dengan dengan huruf huruf jika terletak terletak di awal awal kalimat. kalimat. Jika perlu, perlu, susuna susunan n kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Misalnya: •
Dua ratus lima puluh orang diundang dalam acara itu.
•
Ia mengundang 250 orang dalam acara i tu.
6. Lambang Lambang bilangan bilangan dapat dapat dieja sebagian sebagian supaya supaya lebih lebih mudah mudah dibaca bagi bagi bilangan bilangan utuh utuh yang besar. Misalnya:
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 6 •
Ia berutang 250 ribu rupiah kepadaku.
•
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 200 j uta orang.
7. Lambang Lambang bilangan bilangan tidak perlu perlu ditulis ditulis dengan dengan angka angka dan huruf huruf sekaligus sekaligus dalam dalam teks, kecuali kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Misalnya: •
Bus itu dapat menampung dua puluh penumpang.
•
Perpustakaan itu memiliki 850 buku.
Bukan: •
Bus itu dapat menampung dua puluh (20) penumpang.
•
Perpustakaan itu memiliki 850 (delapan ratus lima puluh) buku.
8. Lambang Lambang bilangan bilangan yang ditulis ditulis dengan dengan angka angka dan huruf huruf sekaligus sekaligus harus harus ditulis ditulis dengan dengan tepat. tepat. Misalnya:
C.
•
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 ( sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
•
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 ( sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.
Penulisan tanda baca
Bagian ini membahas penulisan lima belas tanda baca yang dikenal dalam bahasa Indonesia.
i.
Tanda titik
Tanda titik (.) digunakan sebagai pengakhir kalimat atau pemisah unsur. Fungsi tanda titik: 1. Pada Pada akhir kalimat kalimat yang bukan bukan pertany pertanyaan aan atau seruan seruan,, namun tidak tidak dipakai dipakai (1) pada akhir akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dsb., serta (2) di belakang tanggal surat serta nama dan alamat pengirim atau penerima surat. •
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
•
Acara Kunjungan Presiden (tanpa tanda titik: judul)
•
Jalan Diponegoro 82 (tanpa tanda titik: alamat)
2. Pemisah Pemisah antara nama nama penulis, penulis, judul judul tulisan yang yang tidak tidak berakhir berakhir dengan dengan tanda tanya tanya atau tanda tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya: •
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kamus Linguistik . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
3. Pemisah Pemisah angka angka jam, menit, menit, dan detik detik yang yang menunjukk menunjukkan an waktu atau jangka jangka waktu. waktu. Misalnya: Misalnya: •
•
pukul 1.35.20 1.35.20 jam
4. Pemisa Pemisah h bilang bilangan an ribuan ribuan atau atau kelipat kelipatann annya, ya, namun namun tidak tidak dipakai dipakai jika jika angka angka tersebut tersebut tidak tidak menunjukkan jumlah. Misalnya: •
24.200 orang
•
halaman 2452 (tanpa tanda titik: bukan jumlah)
5. Di belakang belakang angka angka atau huruf huruf dalam suatu suatu bagan, bagan, ikhtis ikhtisar, ar, atau daftar daftar,, namun tidak tidak dipaka dipakaii jika merupakan yang terakhir dalam suatu deretan. Misalnya:
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 7
A. Kementerian Dalam Negeri A.1. Kementerian Luar Negeri 1.1 Kementerian Dalam Negeri (tanpa tanda titik: deret) Satu Satu spas spasii dibe diberi rika kan n sete setelah lah tand tandaa titik titik untuk untuk memis memisah ahka kan n deng dengan an kalim kalimat at atau atau unsu unsurr yang yang mengikutinya, kecuali untuk tanda titik pemisah unsur waktu (#3) atau kelipatan ribuan (#4).
ii.
Tanda koma
Tanda koma (,) dipakai sebagai pemisah atau penjeda. Fungsi tanda koma: 1. Pemisah Pemisah unsur unsur dalam dalam suatu suatu perinc perincian ian atau atau pembilang pembilangan. an. Misalny Misalnya: a: •
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
2. Pemisa Pemisah h kalima kalimatt setara setara yang satu dari dari kalima kalimatt setara setara berikutn berikutnya ya yang didahulu didahuluii oleh oleh kata kata sambung perlawanan atau pertentangan (misalnya tetapi, melainkan). Misalnya: •
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
3. Pemisah Pemisah anak kalimat kalimat dari dari induk kalimat kalimat jika jika anak kalimat kalimat itu mendahu mendahului lui induk induk kalimatnya, kalimatnya, namun tidak dipakai jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. Misalnya: •
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
•
Saya tidak akan datang kalau hari hujan. (tanpa tanda koma)
4. Pemisa Pemisah h kata kata atau ungkapan ungkapan penghub penghubung ung antarka antarkalim limat at (misalny (misalnyaa oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi) yang terdapat pada awal kalimat dengan bagian lain dalam kalimat. Misalnya: •
Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5. Pemisah Pemisah keterangan keterangan yang yang terdapat terdapat pada pada awal kalimat kalimat dengan dengan bagian bagian lain dalam dalam kalimat kalimat untuk menghindari salah baca. Misalnya: •
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
6. Pemi Pemisa sah h kata kata seru seru (mis (misaln alnya ya o, ya, wah, aduh, kasihan) dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. Misalnya: •
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
7. Pemisa Pemisah h petika petikan n langsu langsung ng dari bagian bagian lain lain dalam dalam kalimat, kalimat, kecuali kecuali jika petikan petikan langsung langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Misalnya: •
Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
•
"Saya gembira sekali," kata Ibu.
8. Pengapit Pengapit keterangan keterangan tambaha tambahan n (aposisi) (aposisi) yang yang sifatnya sifatnya tidak tidak membatas membatasi. i. Misalnya: Misalnya: •
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
9. Pemisa Pemisah h (i) nama nama dan alamat alamat,, (ii) bagian-b bagian-bagia agian n alamat, alamat, (iii) tempat tempat dan tanggal tanggal,, dan (iv) (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: •
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba 6, Jakarta
•
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
•
Jakarta, 17 Agustus 1945
•
Jakarta, Indonesia
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 8
10. Pemisah bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. pustaka. Misalnya: •
Alisjahbana, Sutan Takdir
11. Pemisah Pemisah bagian-bagia bagian-bagian n dalam catatan catatan kaki. 12. Pemisah Pemisah nama orang dan gelar akademik akademik yang mengikutinya mengikutinya untuk membedakanny membedakannyaa dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: •
Ny. Khadijah, S.E., M.M.
13. Penanda Penanda bilangan bilangan desimal. desimal. Misalnya: Misalnya: •
12,5 cm
•
Rp12,50
Tanda koma selalu diikuti oleh satu spasi, kecuali jika tanda koma tersebut berfungsi sebagai penanda bilangan desimal.
iii. iii.
Tand Tanda a titi titik k kom koma a dan dan tand tanda a tit titik ik dua dua
Tanda titik koma (;) dan tanda titik dua (:) memiliki bentuk yang mirip, namun fungsi yang berbeda. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang sejenis atau setara, sedangkan tanda titik dua umumnya dipakai untuk menandai bahwa bagian setelahnya adalah penjelasan atau perincian dari bagian sebelumnya. Pemakaian tanda titik koma: 1. Memisahkan Memisahkan bagianbagian-bagia bagian n kalimat kalimat yang yang sejenis sejenis dan dan setara. setara. Misalnya Misalnya:: •
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
•
Ayah berkebun; Ibu menonton TV; saya asyik bermain komputer.
2. Memisahkan Memisahkan dua dua atau lebih kalimat kalimat setara setara apabila apabila unsur-unsu unsur-unsurr setiap bagian bagian itu dipisah dipisah oleh tanda baca dan kata hubung. Misalnya: •
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaos; pisang, apel, dan jeruk.
•
Agenda rapat meliputi pemilihan ketua dan wakil ketua; penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
3. Mengak Mengakhir hirii pernya pernyataan taan perinci perincian an dalam kalimat kalimat yang berupa berupa frasa atau kelompo kelompok k kata. kata. Dalam Dalam hubung hubungan an itu, itu, sebelu sebelum m perinc perincian ian terakh terakhir ir tidak tidak perlu perlu diguna digunakan kan kata kata sambun sambung. g. Misalnya: Syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini: (1) berkewargan berkewarganegara egaraan an Indonesia; Indonesia; (2) berijazah berijazah sarjana sarjana S-1 sekurang-ku sekurang-kurangny rangnya; a; (3) berbad berbadan an sehat. sehat. Pemakaian tanda titik dua: 1. Setelah suatu suatu pernyat pernyataan aan lengkap lengkap jika diikuti diikuti rangka rangkaian ian atau pemerian pemerian,, kecuali kecuali bila rangkaian rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya: •
Kita memerlukan beberapa alat: palu, tang, dan obeng.
•
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
•
Kita memerlukan palu, tang, dan obeng (tanpa titik dua: pelengkap pengakhir).
2. Setelah kata atau ungkap ungkapan an yang yang memerluk memerlukan an pemerian pemerian.. Misalnya: Misalnya:
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 9 •
Presiden: Soekarno
•
Wakil Presiden: M. Hatta
3. Setelah kata kata yang yang menunjukkan menunjukkan pelaku pelaku dalam percak percakapan apan dalam dalam teks drama. drama. Misalny Misalnya: a: •
Ibu: (meletakkan beberapa koper) "Bawa koper ini, Mir!"
•
Amir : "Baik, Bu."
4. Di anta antara ra judu judull dan dan subj subjud udul ul atau atau nama nama kota kota dan dan pene penerb rbit it buku buku acua acuan n dalam dalam karan karanga gan. n. Misalnya: •
•
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa
5. Di antara antara jilid atau atau nomor nomor dan halaman halaman atau atau bab dan dan ayat dalam dalam kitab kitab suci. suci. Misalnya: Misalnya: •
Tempo, I (1971), 34:7
•
Surah Yasin:9
Spasi tidak diberikan sebelum tanda titik koma dan titik dua, namun diberikan setelahnya, kecuali setelah tanda titik dua yang berfungsi sebagai pemisah jilid dan halaman atau bab dan ayat dalam kitab suci. Bagian setelah tanda titik koma dan titik dua tidak dianggap sebagai awal kalimat sehingga tidak perlu dikapitalisasi menurut aturan kapitalisasi awal kalimat. Namun, aturan kapitalisasi lain tetap berlaku, misalnya kapitalisasi nama diri, dll.
iv. iv.
Tand Tanda a hu hubung bung dan dan tan tanda da pisa pisah h
Tanda hubung dan tanda pisah sama-sama dilambangkan oleh garis horizontal, namun tanda pisah lebih panjang dan dapat ditulis dengan dua tanda hubung. Tanda hubung dipakai untuk: 1. Menyam Menyambun bung g suku-s suku-suku uku kata yang terpis terpisah ah oleh penggant penggantian ian baris. baris. Suku kata yang berupa berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris. Misalnya: •
Di samping cara-cara lama itu, ada juga cara yang baru.
2. Menyam Menyambun bung g unsur-u unsur-unsu nsurr kata ulan ulang. g. Misalny Misalnya: a: •
anak-anak
•
kemerah-merahan
3. Menyambung Menyambung huruf huruf kata kata yang dieja dieja satu-satu satu-satu dan dan bagian-ba bagian-bagian gian tanggal. tanggal. Misalny Misalnya: a: •
•
p-a-n-i-t-i-a 8-4-1973
4. Memper Memperjel jelas as (i) hubung hubungan an bagian-ba bagian-bagia gian n kata kata atau ungkapa ungkapan, n, dan (ii) (ii) penghi penghilan langan gan bagian bagian kelompok kata. Misalnya: •
•
ber-evolusi; be-revolusi dua puluh lima-ribuan (20 x 5000); dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
5. Merang Merangkai kaikan kan (i) se- dengan dengan kata berikut berikutnya nya yang yang dimulai dimulai dengan dengan huruf kapital kapital,, (ii) (ii) kedengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap. Misalnya:
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 10 •
se-Indonesia
•
hadiah ke-2
•
tahun 50-an
•
mem-PHK-kan
•
Menteri-Sekretaris Negara
6. Merangkaika Merangkaikan n unsur unsur bahasa bahasa Indonesia Indonesia dengan dengan unsur bahasa asing. asing. Misalnya: Misalnya: •
di- smash smash
Tanda pisah dipakai untuk: 1. Membat Membatasi asi penyisip penyisipan an kata atau kalimat kalimat yang memberi memberi penjela penjelasan san di luar luar bangun bangun kalimat kalimat.. Misalnya: •
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan sendiri.
2. Menegaskan Menegaskan adanya adanya keterang keterangan an aposisi aposisi atau keteran keterangan gan yang yang lain sehingga sehingga kalimat kalimat menjadi menjadi lebih jelas. Misalnya: •
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom— telah mengubah persepsi kita tentang al am semesta.
3. Di antara dua dua bilangan bilangan atau tanggal tanggal dengan dengan arti arti 'sampai 'sampai ke' atau 'sampai 'sampai dengan'. dengan'. Misalnya: Misalnya: •
1910—1945
•
tanggal 5—10 April 1970
•
Jakarta—Bandung
Spasi tidak diberikan sebelum dan sesudah tanda hubung dan tanda pisah.
v.
Tanda tanya dan tanda seru
Tanda tanya (?) dan tanda seru (!) masing-masing dipakai pada akhir kalimat tanya dan kalimat seru seba sebaga gaii peng pengga gant ntii tand tandaa titik titik.. Tand Tandaa tany tanyaa juga juga dapa dapatt dipa dipaka kaii di dala dalam m tanda tanda kuru kurung ng untu untuk k menyatakan menyatakan bagian kalimat kalimat yang disangsikan disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan dibuktikan kebenarann kebenarannya. ya. Misalnya: •
Saudara tahu, bukan?
•
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
•
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Spasi tidak diberikan sebelum kedua tanda ini, namun diberikan setelah kedua tanda jika diikuti oleh kalimat lain.
vi.
Tanda ku kurung
Tanda kurung ada dua jenis, yaitu tanda kurung biasa ((…)) dan tanda kurung siku ([…]). Tanda kurung (biasa) dipakai untuk: 1. Mengap Mengapit it ketera keteranga ngan n atau penje penjelas lasan. an. Misal Misalnya nya:: •
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
•
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (tempat terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 11
2. Mengapit Mengapit huruf huruf atau kata kata yang kehadi kehadiranny rannyaa di dalam dalam teks dapat dapat dihilangk dihilangkan. an. Misalnya: Misalnya: •
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
•
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
3. Mengapit Mengapit angka angka atau huruf huruf yang yang memerin memerinci ci urutan urutan keteranga keterangan. n. Misalnya Misalnya:: •
Faktor produksi menyangkut masalah (1) alam, (2) tenaga kerja, dan (3) modal.
•
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
Tanda kurung siku dipakai untuk: 1. Mengap Mengapit it huruf, huruf, kata, kata, atau kelompok kelompok kata sebaga sebagaii koreks koreksii atau atau tambah tambahan an pada kalimat kalimat atau bagia bagian n kalima kalimatt yang yang ditulis ditulis orang orang lain. lain. Tanda Tanda itu menyat menyataka akan n bahwa bahwa kesala kesalahan han atau atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Misalnya: •
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Mengapit Mengapit keterangan keterangan dalam dalam kalimat kalimat penjelas penjelas yang yang sudah sudah bertanda bertanda kurung kurung.. Misalnya: Misalnya: •
Persam Persamaan aan kedua kedua proses proses ini (perbe (perbedaa daanny nnyaa dibica dibicarak rakan an di dalam dalam Bab II [lihat [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Spasi diberikan diberikan sebelum sebelum tanda kurung pembuka pembuka dan setelah tanda kurung kurung penutup, penutup, kecuali jika langsung didahului atau diikuti oleh tanda baca lain.
vii. vii. Tand Tanda a peti petik k dan dan tand tanda a peny penyin ingk gkat at Tanda petik ada dua jenis, yaitu tanda petik ganda (") dan tanda petik tunggal ('). Tanda baca yang mirip dengan tanda petik tunggal yang berdiri sendiri atau tidak berpasangan disebut tanda penyingkat atau apostrof. Fungsi tanda petik ganda: 1. Mengap Mengapit it peti petikan kan langsu langsung. ng. Misalny Misalnya: a: •
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
2. Mengapit Mengapit judul syair, syair, karang karangan, an, atau bab buku buku yang dipakai dipakai dalam dalam kalimat. kalimat. Misalny Misalnya: a: •
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Mengapit Mengapit istilah istilah yang kurang kurang dikenal dikenal atau mempunya mempunyaii arti khusus khusus.. Misalnya: Misalnya: •
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
Fungsi tanda petik tunggal: 1. Mengapit Mengapit petikan petikan yang yang tersus tersusun un di dalam petikan petikan lain. lain. Misalnya: Misalnya: •
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
2. Mengapit Mengapit makna, makna, terjemahan, terjemahan, atau atau penjelasan penjelasan kata atau atau ungkapan ungkapan asing. asing. Misalnya Misalnya:: •
feed-back 'balikan'
Fungsi tanda penyingkat atau apostrof adalah menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya: •
Ali 'kan kusurati.
•
17 Agustus '45
Tanda baca penutup lain diletakkan sebelum tanda petik penutup pada petikan langsung atau sesudah tanda petik penutup pada judul serta istilah khusus. Misalnya:
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0
Ejaan Bahasa Indonesia 12 •
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
•
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
viii. viii. Tand Tanda a elip elipsis sis Tanda elipsis (…) adalah tanda baca berupa tiga tanda titik yang serangkai. Tanda elipsis dipakai: 1. Dalam kalimat kalimat yang yang terputus-p terputus-putus. utus. Misalny Misalnya: a: Kalau begitu begitu ... ... mari kita kita bergerak. bergerak. 2. Untuk Untuk menunjuk menunjukkan kan bahwa bahwa dalam dalam suatu kalima kalimatt atau atau naskah naskah ada bagian bagian yang dihilang dihilangkan kan.. Misalnya: Sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. Spasi diberikan sebelum dan sesudah tanda elipisis. Jika tanda elipsis mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
ix.
Tanda garis miring
Tanda garis miring dipakai: 1. Di dalam nomor nomor surat surat dan nomor nomor pada alamat alamat dan penanda penandaan an masa satu satu tahun yang yang terbagi terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: No. 7/PK/1973; 2. Seba Sebaga gaii peng pengga gant ntii kata kata atau dan tiap. Misalnya: lewat darat /laut; harganya Rp25 /lembar. Spasi tidak diberikan sebelum dan sesudah tanda garis miring.
Rujukan Alwi, Hasan, et.al. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Jakarta: a: Balai Balai Bahasa Indonesia Indonesia (Edisi Ketiga). Jakart Pustaka. Keraf, Gorys (2001). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa (Cetakan XII). Ende: Nusa Indah. Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia (2000). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Jakarta: a: Pusat Pusat Bahasa Bahasa Depart Departemen emen Pendid Pendidika ikan n Nasion Nasional. al. Dipero Diperoleh leh dari dari Disempurnakan. Jakart http://j.mp/l8Xol8 pada 26 Mei 2011.
Lisensi Creative Commons Atribusi-Nonkomersial-Berbagi Serupa 3.0