A. Ter Terapi api Latiha Latihan n pada pada Pasi Pasien en Str Stroke oke 1. Jenis Terapi Latihan Latihan Passive Latihan Passive Range of Motion
Jenis Jenis latihan latihan ini
dapat dapat diberik diberikan an sedini sedini mungkin mungkin untuk untuk menghi menghinda ndari ri
adanya adanya kompli komplikas kasii akibat akibat kurang kurang gerak, gerak, seperti seperti adany adanyaa kontrak kontraktur tur,, kekaku kekakuan an sendi sendi dan lain-lai lain-lain. n. Pember Pemberian ian PROM PROM dapat dapat diberik diberikan an dalam dalam berbag berbagai ai posisi posisi seperti tidur terlentang, tidur miring, tidur tengkurap, duduk, berdiri atau posisi sesuai dengan alat latihan yang digunakan. Latihan dalam gerakan pasif tidak akan akan berdam berdampak pak terhad terhadap ap proses proses pembel pembelaja ajaran ran motori motorik, k, akan akan tetapi tetapi sangat sangat berm berman anfa faat at seba sebaga gaii tind tindak akan an awal awal sebe sebelu lum m apli aplika kasi si meto metode de untu untuk k lati latiha han n pembelajaran motorik (Irfan, 2010). (1) Latiha Latihan n pada pada anggo anggota ta gerak gerak atas atas (upper extremity) Fleksi dan ekstensi bahu ( Shoulder joint )
Gambar 2.1 Gerakan Pasif Fleksi-Ekstensi Bahu (Sumber: Irfan, 2010)
(a)Posisi pasien tidur terlentang.
8
9
(b)Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan juga pada lengan bawah (sedikit di bawah siku). Peletakan tangan pasien sebaiknya menyilang agar mempermudah gerakan saat ekstensi dilakukan. (c)Posisi awal dari lengan pasien adalah mid position, kemudian kemudian lakukan lakukan gerakan fleksi, instruksikan agar pasien rileks. (d)Pada saat bahu membentuk sudut 90 0 berikan gerakan eksternal rotasi (berputar keluar) pada lengan hingga membentuk posisi supinasi lengan bawah. (e) Hindari penguluran berlebihan pada bahu yang yang mengalami kelemahan. (f) Lakukan pengulangan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.
Latihan ini akan mampu mengurangi komplikasi akibat kurang gerak pada bahu bahu dan terpeli terpelihar harany anyaa sifat sifat fisiol fisiologi ogiss jaringa jaringan n pada pada area bahu bahu dan lengan lengan.. Tujuan Tujuan utama latihan latihan ini agar terpeliharan terpeliharanya ya jarak gerak sendi pada bahu ke arah fleksi. (2) Eksten Ekstensi/ si/hip hiperek erekste stensi nsi Bahu Bahu
Gambar 2.2 Gerakan Pasif Ekstensi Bahu (Sumber: Irfan, 2010)
(a)Posisi pasien stroke tidur miring ( side lying ). ). (b)Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan pada bagian bahu.
10
(c) Posisi lengan pasien semi fleksi dengan lengan bawah mid position . (d)Berika (d)Berikan n topang topangan an pada pada siku siku atau atau lengan lengan bawah bawah pasien pasien dengan dengan lengan lengan bawah terapis. (e)Berikan gerakan ekstensi secara penuh. (f) Hindari Hindari adanya kompensasi kompensasi gerak berupa elevasi bahu dengan pemberian pemberian stabilisasi. (g)Hindari adanya keluhan nyeri saat gerakan dilakukan. (h)Pertahankan gerakan terjadi pada mid posisi lengan bawah pasien. (i) Lakukan pengulangan pengulangan minimal tujuh tujuh kali atau sesuai sesuai toleransi.
Latihan ini ditujukan untuk memelihara jarak gerak sendi bahu, khususnya pada arah ekstensi dan memelihara elastisitas jaringan pada sisi anterior. Hal ini dimungkinkan karena pada latihan ini terdapat regangan di akhir gerakan pada jaringan-jaringan sisi depan sendi bahu.
Latihan ini hendaknya dilakukan secara perlahan karena sering ditemukan adanya kelemahan dan penurunan tonus otot. (3) (3) Abdu Abduks ksii bahu bahu (Shoulder Joint )
Gambar 2.3 Gerakan Pasif Abduksi Bahu (Sumber: Irfan, 2010)
11
(a) Posisi pasien tidur terlentang, dengan siku siku semi fleksi. (b)Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan lengan atas (sedikit di atas siku). (c)Lakukan gerakan abduksi. (d)Awali gerakan gerakan dengan dengan posisi posisi pronasi pronasi pada lengan bawah, kemudian pada 900 abduksi, lakukan rotasi ke arah supinasi lengan bawah pasien. (e)Berikan instruksi untuk tetap rileks. (f) Lakukan pengulangan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.
Latihan ini ditujukan untuk memelihara jarak gerak sendi bahu, khususnya ke arah abduksi. abduksi. Selain itu, latihan ini juga akan mengurang mengurangii adanya adanya komplikas komplikasii berupa kontraktur jaringan pada sendi bahu.
Hindari adanya gerakan kompensasi pada bahu, sehingga jarak gerak sendi pad padaa lati latiha han n dapa dapatt dicap dicapai ai deng dengan an lebi lebih h baik baik.. Adan Adanya ya komp kompen ensa sasi si gerak gerak,, merupakan indikator adanya masalah pada jaringan lunak ataupun jaringan keras di sekitar bahu yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih spesifik. (4) Abduksi Abduksi dan dan Adduk Adduksi si Horizont Horizontal al Bahu Bahu (Shoulder Joint )
Gambar 2.4 Gerakan Pasif Abduksi dan Adduksi Horizontal (Sumber: Irfan, 2010)
12
(a)Posisi pasien tidur terlentang dengan bahu membentuk 90 0 abduksi, dan siku ekstensi penuh dengan lengan bawah dalam posisi supinasi. (b)Posisikan pasien dalam keadaan rileks. (c) Pegangan terapis pada pergelangan tangan dan juga pada pada sendi siku. (d)Berikan gerakan ke arah dalam (adduksi) (adduksi) dan ke arah luar (abduksi) (abduksi) pada sendi bahu. (e)Berikan instruksi agar pasien tetap rileks. (f) Hindari adanya nyeri saat gerakan dilakukan. dilakukan. (g)Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.
Latihan ini bermanfaat bagi terpeliharanya jarak gerak sendi, khususnya pada gerakan horizontal. Pemberian PROM akan menjaga elastisitas jaringan sisi anteri anterior or dan poste posterio riorr serta serta memeli memelihara hara sistem sistem sirkul sirkulasi asi lokal lokal pada pada jaringa jaringan n sehingga dapat menghindari adanya pembengkakan pada ekstremitas atas. (5) Intern Internal al dan Ekst Ekstern ernal al Rotasi Rotasi Bahu Bahu (Shoulder Joint )
Gambar 2.5 Gerakan Pasif Eksternal dan Internal Rotasi (Sumber: Irfan, 2010)
(a) Persiapkan posisi pasien dengan dengan menghindari adanya hambatan gerak oleh faktor tempat tidur atau benda lainnya.
13
(b)Posisi pasien tidur terlentang dengan bahu membentuk 90 0 abduksi, dan siku 900 fleksi. (c)Peg (c) Pegang angan an terapi terapiss pada pada pergel pergelang angan an tangan tangan dan juga juga pada pada sendi sendi siku siku sebagai stabilisasi gerak. (d)Berikan gerakan ke arah eksternal dan internal pada sendi bahu. (e)Berikan instruksi untuk tetap rileks. (f) Perhat Perhatika ikan n jarak jarak gerak gerak sendi sendi yang yang dibent dibentuk, uk, apakah dalam jarak jarak yang yang normal atau terbatas. (g)Lakukan pengulangan sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.
Pada Pada geraka gerakan n ini hindar hindarii adanya adanya nyeri nyeri gerak. gerak. Umumny Umumnyaa pada pada pasien pasien komplikasi akibat kurang gerak adalah adanya kekakuan sendi. Pada sendi bahu maka gerakan eksternal rotasi adalah salah satu gerakan yang sering mengalami limitasi gerak. (6) Fleksi Fleksi dan Eksten Ekstensi si siku siku ( Elbow Joint )
Gambar 2.6 Gerakan Pasif Fleksi-Ekstensi Siku (Sumber: Irfan, 2010)
(a) Posisi pasien terlentang dengan posisi posisi tangan pasien supinasi. (b)Tangan terapis berada pada pergelangan tangan dan sendi siku. (c) Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada pada sendi siku.
14
(d)Berikan instruksi agar pasien tetap rileks. (e) Pastikan gerakan yang diberikan berada pada midline yang benar. (f) Perhatikan jarak sendi yang dibentuk apakah dalam jarak yang normal atau terbatas.
Lati Latiha han n gerak gerak ini ini sang sangat at pent pentin ing, g, kare karena na gerak gerakan an ini ini pada pada akti aktivi vitas tas fungsional ekstremitas atas memiliki peran yang dominan.
(7) Fleksi Fleksi dan Ekstensi Ekstensi Pergelangan Pergelangan Tangan Tangan (Wrist Joint )
Gerakan Pasif pada Fleksi-Ekste Fleksi-Ekstensi nsi Ulnar dan Radial Radial Deviasi Deviasi pada Wrist Joint Gambar 2.7 Gerakan (Sumber: Irfan, 2010)
(a) Posisi pasien tidur terlentang dengan fleksi siku 900. (b)Tangan (b)Tangan terapi terapiss diletak diletakkan kan pada pada pangka pangkall pergel pergelang angan an dan pada pada telapa telapak k tangan. (c)Berikan gerakan ke arah luar (ekstensi) dan ke arah dalam (fleksi).
15
(d)Pada saat gerakan fleksi wrist dilakukan, maka sebaiknya jari-jari dalam kondisi lurus (ekstensi), sedangkan saat dilakukan gerakan ekstensi wrist, maka sebaiknya jari-jari menggenggam. (e)Berikan instruksi untuk tetap rileks.
Latihan dengan gerakan tersebut sangat penting oleh karena banyaknya problematik yang ditemukan pada tangan dan jari-jari pasien stroke. (8) Elevasi-Depr Elevasi-Depresi esi dan dan Protrak Protraksi-Ret si-Retraksi raksi Bahu (Shoulder Joint )
Gambar 2.8 Gerakan Pasif Elevasi-Depresi dan Protraksi Retraksi Bahu (Sumber: Irfan, 2010)
(a)Posisi pasien tidur tengkurap. (b)Tangan terapis diletakkan pada area bahu dan lengan bawah pasien. (c)Berikan gerakan ke arah atas (elevasi) dan ke arah bawah (depresi), ke depan (protraksi) dan ke belakang (retraksi) pada sendi bahu. (d)Berikan instruksi untuk tetap rileks. (e) Lakukan pengulangan sebanyak sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.
Latihan dengan gerakan ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terdapat limitasi gerak pada sendi bahu. Limitasi gerak pada sendi bahu akan menurunkan kemampuan stabilitas pada bahu yang berdampak terhadap sulitnya melakukan gerakan fungsional pada lengan dan tangan dengan pola yang benar.
16
Jika stabilitas gerak pada bahu menurun, maka aktivitas gerak pada lengan akan menimbulkan adanya gerak kompensasi.
Komp Kompen ensa sasi si gera gerak k meru merupa paka kan n bent bentuk uk gera geraka kan n yang yang terj terjad adii akib akibat at ketidaksesuaian atau kurangnya stabilitas gerak. Kompensasi gerak adalah bentuk gerak yang tidak efisien dan memerlukan energi lebih besar dibandingkan pada pol polaa gerak gerak norm normal al.. gerak gerakan an flek fleksi si (men (menek ekuk uk)) seri sering ng terja terjadi di pada pada siku siku saat saat melakukan aktivitas berjalan. (9) Latiha Latihan n pada pada Anggot Anggotaa Gerak Gerak Bawah Bawah ( Lower Lower Extremity) Fleksi-Ekstensi Panggul ( hip) dan lutut ( knee)
Gambar 2.9 Gerakan Fleksi Ekstensi Hip dan Knee (Sumber: Irfan, 2010)
(a)Posisi pasien tidur terlentang. (b)Posisi tangan terapis pada tumit serta sisi bawah dan tepi luar lutut pasien. (c)Lakukan gerakan ke atas-depan sehingga membentuk gerakan fleksi hip dan fleksi knee. (d)Berikan instruksi untuk tetap rileks. (e) Lakukan pengulangan sebanyak sebanyak tujuh kali atau sesuai toleransi.
Gerakan-gerakan yang dijelaskan sebelumnya dapat diberikan pada pasien oleh keluarga atau petugas perawatan agar dapat membantu mencegah munculnya komplikasi akibat kurang gerak.
17
Akti Aktivi vitas tas ini ini akan akan sang sangat at memb memban antu tu pros proses es pemu pemuli liha han n pasi pasien en dan dan merupakan bentuk latihan persiapan untuk mendapatkan metode latihan khusus yang bersifat relearning atau re-education .
Latihan Mandiri ( Self Excercise) Excercise)
Pada dasarnya pasien stroke juga dapat melakukan latihan secara mandiri. Hal ini ditujukan untuk membantu proses pembelajaran motorik. Setiap gerakan yang dilakukan hendaknya secara perlahan dan anggota gerak yang mengalami kelu kelump mpuh uhan an
ikut ikut
akti aktiff
mela melaku kuka kan n
gera geraka kan n
seop seopti tima mall
mung mungki kin n
(ses (sesua uaii
kemamp kemampuan uan). ). Sedang Sedangkan kan anggot anggotaa gerak gerak yang yang tidak tidak mengal mengalami ami kelema kelemahan han hendaknya dapat membantu proses terbentuknya gerakan. Bantuan yang diberikan oleh sisi yang tidak mengalami kelemahan bersifat minimal agar sisi yang lemah dapa dapatt teta tetap p akti aktif. f. Seba Sebaik ikny nyaa sebe sebelu lum m lati latiha han n dila dilaku kuka kan, n, dida didahu hulu luii deng dengan an pemer pemeriks iksaan aan keadaa keadaan n umum umum pasien pasien,, sepert sepertii tekana tekanan n darah, darah, denyut denyut nadi nadi dan frekuensi nafas per menit (Irfan, 2010:197). Adapun gerakan-gerakan pada latihan aktif yaitu:
(1) (1) Gerak Gerakan an perta pertama ma
18
Gambar 2.10 Gerakan Fleksi-Ekstensi Bahu (Sumber: Irfan, 2010)
(a)Posisi awal pasien tidur terlentang. (b)Bantu (b)Bantu lengan lengan yang yang mengal mengalami ami kelema kelemahan han dengan dengan menggu menggunak nakan an sisi sisi lengan yang sehat dengan pegangan pada pergelangan tangan. (c)Lak (c) Lakuka ukan n geraka gerakan n ke atas atas secara secara perlah perlahanan-lah lahan an kemudi kemudian an kembal kembalii ke posisi awal. (d)Ulang gerakan sebanyak tujuh kali.
Dala Dalam m melak melakuk ukan an latih latihan an ini, ini, dibe diberi rika kan n bant bantua uan n bagi bagi leng lengan an yang yang mengalami kelemahan. Luas bidang yang dibentuk (sagital) seluas mungkin dan sebatas nyeri jika terdapat gejala nyeri.
(2) (2) Gera Geraka kan n ked kedua ua
Gambar 2.11 Latihan Mandiri Eksternal dan Internal Rotasi Bahu (Sumber: Irfan, 2010)
(a)Posisi lengan yang lemah (bahu 90 0 dan siku 90 0). (b)Bantu dengan tangan tangan yang sehat, letakkan pegangan pada pergelangan pergelangan tangan. (c) Lakukan gerakan ke atas dan ke bawah (eksternal dan internal internal rotasi).
19
(d)Lakukan secara perlahan dengan tujuh kali pengulangan. Latiha Latihan n ini diawal diawalii pada pada posis posisii 900 abduksi bahu dan 90 0 fleksi fleksi siku. Apabila Apabila kondisi kondisi pasien pasien tidak memungkinkan memungkinkan oleh karena adanya keterbatasan keterbatasan gerak bahu, maka posisikan abduksi sebatas lingkup gerak yang bisa dibentuk. Sebaiknya pasien menggunakan tangan yang tidak mengalami kelemahan sebagai komponen yang aktif. Ini disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang mengikuti pola gerak yang dilakukan.
(3) (3) Gera Geraka kan n keti ketiga ga
Gambar 2.12 Latihan Mandiri Pada Tangan (Sumber: Irfan, 2010)
(a)Gerakan jari-jari pada tangan yang lemah. (b)Lakukan gerakan membuka secara perlahan. (c) Berikan tahapan minimal jika memungkinkan dengan tangan yang sehat. (d)Lakukan dengan tujuh kali pengulangan.
Lati Latiha han n ini ini ditu dituju juka kan n pada pada komp kompon onen en ekst eksten enso sorr jari-j jari-jari ari.. Akti Aktifi fita tass ekstensor jari-jari tangan akan sangat menentukan kemampuan fungsional tangan.
20
Dala Dalam m mela melaku kuka kan n lati latiha han n ini, ini, sala salah h satu satu hal hal yang yang pent pentin ing g adal adalah ah posi posisi si pergelanga pergelangan n tangan (wrist joint ) 450 ekstensi ekstensi (dorsal (dorsal fleksi). fleksi). Gerakan jari-jari tangan ke arah ekstensi hanya sebatas pada posisi netral atau dengan kata lain hindari gerakan hiperekstensi.
(4) (4) Gerak Gerakan an keem keempa patt
Gambar 2.13 Latihan Pada Jari Tangan (Sumber: Irfan, 2010)
(a) Genggam jari telunjuk sampai jari kelingking pada tangan tangan yang lemah. (b)Lakukan gerakan membuka pada tangan yang lemah sampai pada sudut 900. (c)Lakukan gerakan perlahan kemudian lanjutkan dengan mobilisasi pasif ke arah ekstensi pergelangan tangan ( wrist joint ) hingga hingga membentuk membentuk sudut 900. (d)Lakukan dengan tujuh kali pengulangan.
21
Latiha Latihan n ini akan akan mening meningkat katkan kan kemamp kemampuan uan stabil stabilisa isasi si dan mobili mobilisas sasii perge pergelan langan gan tangan tangan (wrist punggung ung tangan tangan.. Sifat Sifat stabil stabilisa isasi si dan wrist joint joint ) dan pungg mobilisasi terjadi secara bergantian antara kedua bagian tersebut.
(5) (5) Gera Geraka kan n keli kelima ma
Gambar 2.14 Latihan Aktif Thumb dan Lower Arm (Sumber: Irfan, 2010)
(a)Posisi awal fleksi siku 900. (b)Berikan pegangan pada sisi luar ibu jari. (c)Kemudian berikan gerakan ke dalam dan keluar (fleksi-ekstensi thumb) secara perlahan. (d)Berikan pula gerakan pronasi dan supinasi pada lengan bawah.
Latihan ini juga ditujukan untuk memelihara fleksibilitas dan elastisitas jaringan anggota gerak atas, sehingga komplikasi akibat adanya mobilisasi dapat dihindari.
(6) (6) Gera Geraka kan n keen keenam am
22
Gambar 2.15 Latihan Aktif Lengan (Sumber: Irfan, 2010)
(a)Gunakan tali atau alat bantu lainnya. (b)Posisi lengan tidak lebih dari 90 0. (c) Tekuk Tekuk lutut dan hip 900 untuk mengurangi tekanan abdominal. (d)Lakukan gerakan ke arah bawah dengan perlahan. (e) Saat gerakan dilakukan bersama dengan meniup nafas (ekspirasi).
(7) (7) Gerak Gerakan an ketu ketuju juh h
Gambar 2.16 Latihan Aktif Fleksi Tungkai (Sumber: Irfan, 2010)
(a) Posisikan punggung kaki kaki yang sehat di bawah lutut tungkai yang lemah. (b)Angkat lutut dengan menggunaka menggunakan n punggung punggung kaki hingga hingga membentuk membentuk sudut optimal.
23
(c) Lakukan secara perlahan dengan tujuh kali pengulangan. pengulangan.
(8) (8) Gerak Gerakan an kede kedela lapa pan n
Gambar 2.17 Latihan Aktif Fleksi Lengan (Sumber: Irfan, 2010)
(a)Posisi pasien duduk di tepi bed . (b)Gunakan tongkat sebagai alat bantu. (c)Lakukan gerakan mengangkat lengan ke atas dengan bantuan lengan yang sehat. 2.1 2.1 Peng Pengar aruh uh Te Tera rapi pi Lati Latiha han n terh terhad adap ap Ke Kema mand ndir iria ian n Mela Melaku kuka kan n AKS AKS Pasien Stroke Iskemik
Proses Proses pemuli pemulihan han setela setelah h stroke stroke dibeda dibedakan kan atas atas pemuli pemulihan han neurol neurologi ogiss (fungsi saraf otak) dan pemulihan fungsional (kemampuan melakukan aktivitas fungsi fungsiona onal). l). Pemuli Pemulihan han neurol neurologi ogiss terjadi terjadi di awal awal setelah setelah terjadi terjadinya nya stroke stroke.. Mekanisme Mekanisme yang mendasari mendasari adalah pulihnya pulihnya fungsi sel otak pada area penumbra yang yang berada berada di sekitar sekitar area infark infark yang yang sesung sesungguh guhnya nya dan atau terbuka terbukanya nya kembali sirkuit saraf yang sebelumnya tertutup. Kemampuan fungsional pulih sejalan dengan pemulihan neurologis yang terjadi (Wirawan, 2009).
24
Wirawan (2009) juga menjelaskan setelah lesi otak menetap pemulihan fungsional fungsional masih dapat terus terjadi sampai sampai batas-batas batas-batas tertentu, terutama dalam tiga sampai enam bulan pertama setelah stroke. Hal itulah yang menjadi fokus utam utamaa reha rehabi bili litas tasii medi medis, s, yait yaitu u untu untuk k meng mengem embal balik ikan an kema kemand ndir iria ian n pasi pasien en mencapai mencapai kemampuan kemampuan fungsional fungsional yang optimal. Proses Proses pemulihan pemulihan fungsional fungsional terjadi berdasarkan pada proses reorganisasi atau plastisitas otak melalui: (1) (1) Pros Proses es sub subst stit itus usii Proses ini sangat tergantung pada stimuli eksternal yang diberikan melalui terapi terapi latiha latihan n menggu menggunak nakan an berbag berbagai ai metode metode terapi. terapi. Pencap Pencapaian aian hasiln hasilnya ya sangat tergantung pada intaknya jaringan kognitif, visual dan proprioseptif, yang membantu terbentuknya proses belajar dan plastisitas otak. (2) (2) Pros Proses es kom kompe pens nsas asii Proses ini membantu menyeimbangkan keinginan aktivitas fungsional pasien dan kemampuan fungsi pasien yang masih ada. Hasil dicapai melalui latihan berulang-ulang untuk suatu fungsi tertentu, pemberian alat bantu, perubahan perilaku atau perubahan lingkungan. Proses pemulihan fungsional tersebut terjadi berdasarkan proses plastisitas otak otak yang yang merupa merupakan kan kemamp kemampuan uan unik unik yang yang membed membedaka akan n sistem sistem saraf saraf dari dari jarin jaringan gan lain, lain, karena karena neuron neuron tidak tidak memilik memilikii kemamp kemampuan uan seperti seperti jaring jaringan an lain untuk untuk melaku melakukan kan regene regeneras rasii (Price, (Price, 2005:1 2005:1127 127). ). Di sisi sisi lain, lain, Irfan Irfan (2010) (2010) meng mengun ungk gkap apka kan n plas plasti tisi sitas tas otak otak (neuroplasticity ) adal adalah ah kema kemamp mpua uan n otak otak melaku melakukan kan reorga reorganis nisasi asi dalam dalam bentuk bentuk adanya adanya interk interkone oneksi ksi baru baru pada pada saraf. saraf. Plastisitas Plastisitas merupakan sifat yang menunjukkan menunjukkan kapasitas kapasitas otak untuk untuk berubah berubah dan
25
beradaptasi terhadap kebutuhan fungsional. Mekanisme ini termasuk perubahan kimia saraf (neurochemical ), penerimaan saraf (neuroceptive ), perubahan struktur neuron neuron saraf dan organisasi otak. Plastisitas Plastisitas dapat terjadi pada level sinaps, sinaps, level kortikal dan level system.
Sifa Sifatt plas plasti tisi sita tass otak otak ini ini memi memili liki ki keun keuntu tung ngan an dan dan keru kerugi gian an dala dalam m pemulihan kemampuan gerak dan fungsi pada pasien stroke. Keuntungan yang dapat diperoleh diperoleh adalah dimungkin dimungkinkanny kannyaa untuk untuk terus dikembangkan, dikembangkan, sehingga sehingga dengan metode yang tepat akan menghasilkan pembentukan plastisitas yang tepat berupa gerakan normal, akan tetapi dapat merugikan jika metode yang diterapkan tidak tepat karena dengan sifat plastisitasnya akan terbentuk pola gerak yang tidak normal (Irfan, 2010:40).