BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Pembelajaran matematika tidak juga tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu akti....itas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan lat ihan-latihan atau tugas matematika dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24). Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2). Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi
pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta
pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2). Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur, 1996: 2). Pete Tschumi dari Uni....ersitas Arkansas Little Rock memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang pertama siswa bekerja b ekerja secara indi....idu, dan dua kali secara kelompok. Dalam kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik (Felder, 1994:14). Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SDN 237 Muarasipongi melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)
yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2). Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi
pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta
pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2). Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur, 1996: 2). Pete Tschumi dari Uni....ersitas Arkansas Little Rock memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang pertama siswa bekerja b ekerja secara indi....idu, dan dua kali secara kelompok. Dalam kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik (Felder, 1994:14). Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SDN 237 Muarasipongi melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)
Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SDN 237 Muarasipongi Tahun Pelajaran 2015/2016”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model TGT pada siswa kelas IV SDN 237 Muarasipongi Muarasipongi Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model TGT terhadap motivasi belajar siswa kelas IV SDN 237 Muarasipongi Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model TGT pada siswa kelas IV SDN 237 Muarasipongi Muarasipongi Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT pada siswa kelas IV SDN 237 Muarasipongi Muarasipongi Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul
Penerapan
Metode
Kooperatif
Model
TGT (Team
Games
Tournament) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SDN 237 Muarasipongi yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: "Jika
Proses
Belajar
Mengajar
Siswa
Kelas
IV
SDN
237
Muarasipongi menggunakan metode Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)
dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran,
maka
dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 237 Muarasipongi akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: 1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika. 2. Guru,
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
menentukan
metode
pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa. 3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar. 4. Meningkatkan belajar siswa pada pelajaran matematika. 5. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai.
F.Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran kooperatif : Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menentapkan tujuan bersama. (Felder, 1994: 2). 2. Motivasi belajar adalah; Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. 3. Prestasi belajar adalah; Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran matematika.
G. Asumsi
Dalam penelitian ini diasumsikan; 1. Siswa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai akhir pelajaran. 2. Siswa menerima semua pelajaran yang disampaikan guru dengan baik. 3. Dalam mengerjakan soal tes tanpa dipengaruhi oleh si swa lain.
H. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi; 1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas kelas IV SDN 237 Muarasipongi Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Sepetember semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan pengukuran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14). Sependapat
dengan
pernyataan
tersebut
Sutomo
(1993:
68)
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120). Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. (Felder, 1994: 2).
Wahyuni (2001: 8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda. Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih (2001: 8) mengemukakan
bahwa
metode
pembelajaran
kooperatif
memusatkan
akti....itas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama dalam proses pembelajaran. Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah hiterogen. Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran kooperatif merupakan metode alternatif dalam mendekati permasalahan, mampu mengerjakan tugas besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan kepercayaan diri. Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, saling memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996: 4). Dalam pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan cara kerjasama.
Pembelajaran
kooperatif
mempunyai
unsur-unsur
yang
perlu
diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut: 1.
Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.
2. Para
siswa
memiliki
tanggungjawab
terhadap
siswa
lain
dalam
kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. 4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama besarnya diantara para anggota kelompok. 5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. 6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar. 7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara indi....idual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2) menambahkan unsur-unsur dalam pembelajaran koopratif sebagai berikut: 1.
Ketergantungan Positif Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap anggota harus menerima konsekuensinya.
2. Kemampuan Individual
Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab melakukan pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk dipelajari. 3. Promosi tatap muka interaktif Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap indi....idu, beberapa diantarannya harus dilakukan secara interaktif, anggota kelompok saling memberikan timbal balik. 4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan pembangunan
kepercayaan,
kepemimpinan,
pembuatan
keputusan,
komunikasi dan konflik manajemen keahlian. 5. Kelompok Proses Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa yang mereka
lakukan
dengan
baik
sebagai
sebuah
kelompok
dan
mengidentifikasi perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di waktu selanjutnya. Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson, Johnson dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1. Menentukan objek pembelajaran 2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar sebelum pembelajaran dimulai. 3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa. 4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.
5. Mengevaluasi
prestasi
siswa
dan
membantu
siswa
dengan
cara
mendiskusikan cara kerjasama.
C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif
Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa memiliki keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan kooperatif yang perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996: 25) adalah keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir. 1. Keterampilan kooperatif tingkat awal Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai berikut:
-
Menggunakan kesepakatan Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok memiliki kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan bertujuan untuk mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang sama.
-
Menghargai kontribusi Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota kelompok yang dibuat lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat saja tidak menyetujui yang berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan harus terhadap ide dan tidak terhadap pelaku.
-
Menggunakan suara pelan
Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar anggota kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan tidak frustasi oleh suara keras dalam ruangan.
-
Mengambil giliran dan berbagi tugas Setiap anggota kelompok harus bisa menggantikan seseorang yang mengemban tugas tertetentu dan mengambil tanggungjawab tertentu dalam kelompok.
-
Berada dalam kelompok Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap anggota kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat kerja kelompok.
-
Berada dalam tugas Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang menjadi tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktunya.
-
Mendorong partisipasi Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas kelompok. Karena jika satu atu dua orang anggota kelompok tidak berpartisipasi atau hanya memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok tersebut tidak akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau kurang imajinatif.
-
Mengundang orang lain untuk berbicara Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta orang lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimal.
-
Menyelesaikan tugas tepat waktunya Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.
-
Menyebutkan nama dan memandang bicara Memangil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan kontak mata akan memberikan rasa bahwa mereka telah memberikan kontribusi penting kelompok.
-
Mengatasi gangguan Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang diakibatkan karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas yang diberikan. Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan tugas belajar yang diberikan.
-
Menolong tanpa memberi jawaban Agar siswa tidak merasa telah memahami atau menemukan konsep, dalam
memberikan
bantuan
tidak
dengan
menunjukkan
cara
pemecahannya.
-
Menghormati perbedaan individu. Bersikap menghormati perbedaaan terhadap budaya unik, pengalaman hidup serta suku bangsa/ras dari semua siswa dapat menghindari permusuhan dalam kelompok. Ketegangan dapat dikurangi, rasa memiliki dan persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing indi....idu anggota kelompok dapat meningkatkan rasa kebaikan, sensitivitas dan toleransi.
2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah
Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi:
-
Menunjukkan penghargaan dan simpati Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensiti....itas terhadap usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain.
-
Menggunakan pesan “saya” Dalam berbicara perlu menggunaan kata “saya” agar orang lain tidak merasa terancam atau merasa bersalah sehingga permusuhan dapat dihindari.
-
Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan harus dengan cara yang sopan dan sikap yang baik karena jika mengkritik seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat menimbulkan atmosfir yang negatif dalam kelompok.
-
Mendengarkan dengan aktif Mendenganrkan dengan aktif maksudnya menggunakan pesan fisik dan lisan dalam meperhatikan pembicara. Pembicara akan mengetahui bahwa pendengar secara giat sedang menyerap informasi. Pengertian terhadap
konsep
akan
meningkat
dan
hasil
kelompok
akan
menunjukkan tingkat pemikiran dan komunikasi yang tinggi.
-
Bertanya Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan konsep, seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan
anggota kelompok yang malu dapat dimoti....asi untuk ikut berperan serta.
-
Membuat ringkasan Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini dapat digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah dikerjakan dan apa yang perlu dikerjakan.
-
Menafsirkan Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting dapat diberi penekanan.
-
Mengatur dan mengorganisir Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. Dengan mengatur dan mengorganisir, tugastugas yang diberikan akan dapt diselesaikan dengan efesien dan efektif.
-
Memeriksa ketepatan Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar. Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan kekurang tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan berkembang.
-
Menerima tanggungjawab Menerima
tanggungjawab
bersedia
dan
mampu
memikul
tangungjawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok, untuk meyelesaikan tugas yang diberikan.
-
Menggunakan kesabaran
Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan pada kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.
-
Tetap tenang/mengurangi ketegangan Maksud
dari
tatap
tenang/mengurangi
ketegangan
adalah
menimbulkan atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang hening dalam kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran yang lebih tinggi. 3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut:
-
Mengelaborasi Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan pendapat pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu. Mengelaborasi dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan prestasi yang lebih tinggi.
-
Memeriksa secara cermat Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam unuk mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secara cermat dapat menjamin bahwa jawabannya benar.
-
Menanyakan kebenaran Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa jawaban yang dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk jawaban tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk berfikir tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan terhadap ketepatan jawaban tersebut.
-
Menganjurkan suatu posisi Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan posisi kelompok terhadap suatu masalah tertentu.
-
Menetapkan tujuan Menetapkan
tujuan
maksudnya
menentukan
prioritas-prioritas.
Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efeisien jika tujuannya jelas.
-
Berkompromi Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat kepada orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.
-
Mengahadapi masalah khusus Mengahadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan masalah
dengan memakai pesan “saya”, tidak menuduh, tidak menggunakan sindiran, atau memanggil nama. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang dapat berubah bukan ciri atau ketidak mampuan seseorang semuanya itu bertujuan untuk memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan masalah. Dengan hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat kebaikan, sensiti....itas dan toleran akan meningkat.
D. Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode TGT sebagai berikut:
1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal matematika, motivasi belajar, jenis kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda. 2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa. 3. Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari materi sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran tersebut. 4. Siswa memainkan pertandingan-pertandingan akademik dalam tournament mingguan dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama lain. Pertandingan
indi....idual
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
tingkat
penguasaaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.
5. Hasil pertandingan selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok. 6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain. Gagasan utama dibalik model TGT adalah untuk memoti....asi para siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga dan menyenangkan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut
Oja
dan
Sumarjan
(dalam
Titik
Sugiarti,
1997:
8)
mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi ke....ali dan data yang diperlukan.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN 237 Muarasipongi Kecamatan Muarasipongi Kab Mandailing Natal 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV SDN 237 Muarasipongi pokok bahasan pengukuran
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3). Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun
tujuan
utama
dari
PTK
adalah
untuk
memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), obser....ation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah dire....isi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahaptahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Putaran 1 Refleksi
Rencana awal/rancanga Putaran 2
Tindakan/ Observasi Refleksi
Rencana yang direvisi
Tindakan/ Observasi
Refleksi Tindakan/ Observasi
Putaran 3
Rencana yang direvisi
Gambar 3.1 Alur PTK Penjelasan alur di atas adalah: 1. Rancangan/rencana
awal,
sebelum
mengadakan
penelitian
peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model team games tournament. 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4. Rancangan/rencana
yang
direv.isi,
berdasarkan
hasil
refleksi
dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. 2. Rencana Pelajaran (RP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masingmasing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. 3. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen. 4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model TGT,
untuk
mengamati
kemampuan
guru
dalam
mengelola
pembelajaran. b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. 5. Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika pokok bahasan pengukuran Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model TGT, observasi aktivitas siswa dan guru angket motivasi siswa, dan tes formatif.
E. Teknik Analisis Data
Untuk
mengetahui
keefektivan
suatu
metode
dalam
kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan e....aluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu: 1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
X
X N
Dengan
:
X
= Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
P
Siswa. yang .tuntas.belajar x100% Siswa
3. Untuk lembar observasi a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model TGT. Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajar an kooperatif model TGT digunakan rumus sebagai berikut : X=
P 1 P 2
2
Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2 b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut :
%=
X=
x
x
x 100 % dengan
Jumah.hasil . pengama tan Jumlah. pengama tan
Dimana : %
=
P 1 P 2
2
= Presentase pengamatan
X
= Rata-rata
∑x
= Jumlah rata-rata
P1
= Pengamat 1
P2
= Pengamat 2
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model TGT yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan akti....itas siswa dan guru. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model TGT, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. b.
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
I
dilaksanakan pada tanggal 10 September 2015 di kelas IV dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaj aran yang
telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I Penilaia Rata No
n
Aspek yang diamati
-rata P1
P2
1. Memotivasi siswa
2
2
2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2
2
2
3
3
3
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3
3
3
3. Melatih keterampilan kooperatif
3
3
3
Pengamatan KBM A.Pendahuluan
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompokI kelompok belajar B. Kegiatan inti 1. Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif
4. Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran
3
3
3
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
3
3
3
2. Memberikan evaluasi
3
3
3
2
2
2
1. Siswa antusias
2
2
2
2. Guru antisias
3
3
3
32
32
32
5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan C. Penutup
II
Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas
III
Jumlah Keterangan
:
Nilai
: Kriteria
1) : Tidak Baik 2) : Kurang Baik 3) : Cukup Baik 4) : Baik
Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut : Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I No
Akti....itas Guru yang diamati
Presentase
Menyampaikan tujuan 1
Memotivasi siswa
5,0
2
Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya
8,3
3
Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi
8,3
4
Menjelaskan materi yang sulit
6,7
5
Membimbing
6
menemukan konsep
21,7
7
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan
10,0
8
hasil kegiatan
18,3
9
Memberikan umpan balik
8,3
dan
mengamati
siswa
dalam
13,3
Membimbing siswa merangkum pelajaran No
Aktivitas siswa yang diamati
Presentase
1
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru
22,5
2
Membaca buku
11,5
3
Bekerja dengan sesama anggota kelompok
18,7
4
Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru
14,4
5
Menyajikan hasil pembelajaran
2,9
6
Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide
5,2
7
Menulis yang relevan dengan KBM
8,9
8
Merangkum pembelajaran
6,9
9
Mengerjakan tes evaluasi
8,9
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar 13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %. Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif model TGT sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominanuntuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I
Keterangan No.
Nama
Skor T
TT
√
1
Melda
50
2
Ilham
70
√
3
Elsa Depriani
80
√
√
4
Riza Dianita Silalahi
40
5
Nabila Adhlin
90
√
6
Anggi Aulia Ramadhana
70
√
7
Rasmi Rahmadana
70
√
8
Arrobbi Habibi
70
√
9
Muhammad Habibi
50
10
Ahmad Mulia
70
√
11
Hafifah Lestari Batubara
80
√
12
Fadilah Arfah Tahir
50
13
Zulabdi
70
√
14
Abirul Muhaimin
70
√
15
Ahmad Dahrim
80
√
16
Aulia Rahman
60
17
Fadli Muharram
80
18
Robbi Rizki
40
√
19
Fadil Azmi
50
√
20
Fahrul Rozi
70
√
21
Helma Aswari Lbs
70
√
22
Rizqi Maulana
70
√
23
Fadilah Khoirunnisa
80
√
24
Bunga Maharani P
50
25
Reza Pratama
70
√
26
Nurazizah Lubis
80
√
√
√
√ √
√
27
Ahmad Andriani
60
√
28
Aminul Husein
50
√
29
Dina Musyalwa
70
30
Ilham Luthfi Nst
50
31
Finisyah Halim Vizar
70
32
Nurannifah
60
33
Winadiah
80
34
Nadya Maisya Nst
60
35
Rista Marnisa
80
36
Yuhanaindi
50
37
Aini Muniroh
80
38
Abdi Gunawan
40
Jumlah
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2480
Jumlah Skor 2480 Jumlah Skor Maksimal Ideal 3800 Rata-Rata Skor Tercapai 65,26
Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 23
Jumlah siswa yang belum tuntas
: 15
Klasikal
: Belum tuntas
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
i a i a a i n d n l i a b i r d n a m l i a b a b b a e r h a d a u l N M p d a u A H t e Z a m d a D l B i h a a a m i r s b l a E N R i m a t a s m s h e a u L R M h a f i f a H
i s a m m m b s i i r a z L r i h r A r n n a a l i a u D h d r i w s d u a o a M F A h i K a m l h d h m l l a A a F e i H d a F
a i h a h n a r i o w a z a i s a l m i r i n a r a V d r i t d n a y a a u n r n s i m i M M P A u l i M a W a a t z d n H a s i a i e A n h m i R R h a D y A s i n i F
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738
Grafik 4.1. Nilai Tes Formatif Pada Siklus
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus I
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
65,26
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
23
3
Persentase ketuntasan belajar
65
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65,26 dan ketuntasan belajar mencapai 65% atau ada 23 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperol eh
nilai ≥ 70
hanya sebesar 65% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT. c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Guru
kurang
baik
dalam
memotivasi
siswa
dan
dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu 3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.
d. Refisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2) Guru
perlu
mendistribusikan
waktu
secara
baik
dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.
2. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model TGT dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 September 2015. di kelas IV SDN 237 Muarasipongi dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga keslah atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 4.5. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
Penilaia Rata No
n
Aspek yang diamati
-rata P1
P2
Pengamatan KBM D.Pendahuluan D. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 3
3
3
3
4
3,5
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompokkelompok belajar E. Kegiatan inti I 1. Mempresentasikan langkah-langkah
3
4
3,5
metode pembelajaran kooperatif
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 2. Melatih keterampilan kooperatif 3. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan A.Penutup A. Penutup
1.
2.
Membimbing siswa membuat
3
4
3,5
rangkuman
4
4
4
3
3
2
Memberikan evaluasi
II
Pengelolaan Waktu
III
Antusiasme Kelas 1.
Siswa antusias
4
3
3,5
2.
Guru antisias
4
4
4
41
43
42
Jumlah Keterangan
:
Nilai
: Kriteria
1) : Tidak Baik 2) : Kurang Baik 3) : Cukup Baik 4) : Baik
Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru dengan menerapkan metode pembelajarn kooperatif model TGT mendapatkan penilaian yang yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa
aspek
yang
perlu
mendapatkan
perhatian
untuk
penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.
Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan metode pembelajarn kooperatif model TGT diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan. Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa :
Tabel 4.6. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
No
Aktivitas Guru yang diamati
Presentase
Menyampaikan tujuan 1
Memotivasi siswa
6,7
2
Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya
6,7
3
Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi
6,7
4
Menjelaskan materi yang sulit
11,7
5
Membimbing
6
menemukan konsep
25,0
7
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan
8,2
8
hasil kegiatan
16,6
9
Memberikan umpan balik
6,7
dan
mengamati
siswa
dalam
11,7
Membimbing siswa merangkum pelajaran No
Aktivitas siswa yang diamati
Presentase
1
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru
17,9
2
Membaca buku
12,1
3
Bekerja dengan sesama anggota kelompok
21,0
4
Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru
13,8
5
Menyajikan hasil pembelajaran
4,6
6
Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide
5,4
7
Menulis yang relevan dengan KBM
7,7
8
Merangkum pembelajaran
6,7
9
Mengerjakan tes evaluasi
10,8
Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I, akti....itas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/ Tanya jawab (16,6%), mnjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan
dan
menyajikan
hasil
kegiatan
(8,2%),
dan
membimbing siswa merangkum pelajaran (6,7%). Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%). Jika
dibandingkan
dengan
peningkatan. Aktifitas siswa
siklus
I,
aktifitas
ini
mengalami
yang mengalami penurunan adalah
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan dengan KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktifitas siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (12,1%),
menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%). Table 4.7. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
Keterangan No.
Nama
Skor T
1
Melda
70
√
2
Ilham
70
√
3
Elsa Depriani
80
√
4
Riza Dianita Silalahi
60
5
Nabila Adhlin
90
√
6
Anggi Aulia Ramadhana
70
√
7
Rasmi Rahmadana
70
√
8
Arrobbi Habibi
70
√
9
Muhammad Habibi
60
10
Ahmad Mulia
70
√
11
Hafifah Lestari Batubara
80
√
12
Fadilah Arfah Tahir
70
√
13
Zulabdi
70
√
14
Abirul Muhaimin
70
√
15
Ahmad Dahrim
80
√
16
Aulia Rahman
60
17
Fadli Muharram
80
18
Robbi Rizki
60
TT
√
√
√ √ √
19
Fadil Azmi
70
√
20
Fahrul Rozi
70
√
21
Helma Aswari Lbs
70
√
22
Rizqi Maulana
70
√
23
Fadilah Khoirunnisa
80
√
24
Bunga Maharani P
50
25
Reza Pratama
70
√
26
Nurazizah Lubis
80
√
27
Ahmad Andriani
80
√
28
Aminul Husein
75
√
29
Dina Musyalwa
80
√
30
Ilham Luthfi Nst
60
31
Finisyah Halim Vizar
80
32
Nurannifah
60
33
Winadiah
80
√
34
Nadya Maisya Nst
80
√
35
Rista Marnisa
80
√
36
Yuhanaindi
65
37
Aini Muniroh
80
38
Abdi Gunawan
50
Jumlah
2710
√
√ √ √
√ √ √
Jumlah Skor 2710 Jumlah Skor Maksimal Ideal 3800 Rata-Rata Skor Tercapai 71,31
Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 29
Jumlah siswa yang belum tuntas
:9
Klasikal
: Belum tuntas
Grafik 4.2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
Skor 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
i m h a a l h l l I a i S a t i n a i D a z i R
i a b n i a b h a d H a i m b a b R o r a i r A l u A i g g n A
r a i i h l u a M T d h a a f m r A h h A a l i d a F
i n i n a k z i m i m R a h i h a b u R b M a i o R l l u u r A i b A
i z o R l u r h a F
a P s i n i b a n u l L u a a r a h a M h i i a z q M z z r i a a R g u n N u B
n s h i t a e f s N i i n u f n H h t l u a u L r u n i N m m a A h l I
i t s d n N i a a n y s a i h a u M Y a y d a N
n a w a n u G i d b A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738
Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus II
No
Uraian
Hasil Siklus II
1
Nilai rata-rata tes formatif
71,31
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
29
3
Persentase ketuntasan belajar
76
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 71,31 dan ketuntasan belajar mencapai 76% atau ada 29 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT. c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Memotivasi siswa 2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3) Pengelolaan waktu d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain: 1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. 2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. 3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep. 4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pda siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. 3. Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif model TGT dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. b.
Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 24 September 2015 di kelas IV SDN 237 dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut: Tabel 4.9. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III
Penilaia Rata No
n
Aspek yang diamati
-rata P1
P2
Pengamatan KBM A. Pendahuluan
I
1. Memotivasi siswa
3
3
3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4
4
4
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-
kelompok belajar
B. Kegiatan inti 1. Mempresentasikan langkah-langkah
4
4
4
metode pembelajaran kooperatif
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Melatih keterampilan kooperatif 4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan C. Penutup 1.
Membimbing siswa membuat rangkuman
2. II
Memberikan evaluasi
Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas
III
1.
Siswa antusias
4
4
4
2.
Guru antusias
4
4
4
45
44
44,5
Jumlah Keterangan
:
Nilai
: Kriteria
1
: Tidak Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik 4. : Baik
Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu. Penyempurnaan
aspek-aspek
diatas
dalam
menerapkan
metode pembelajaran kooperatif model TGT diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin. Tabel 4.10. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III
No
Aktivitas Guru yang diamati
Presentase
Menyampaikan tujuan 1
6,7 Memotivasi siswa
2
6,7 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya
3
10,7 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi
4
13,3 Menjelaskan materi yang sulit
5
10,0 Membimbing
dan
mengamati
siswa
dalam
6
22,6 menemukan konsep
7
10,0 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan
8
11,7 hasil kegiatan
9
10,0 Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran No
Aktivitas siswa yang diamati
Presentase
1
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru
20,8
2
Membaca buku
13,1
3
Bekerja dengan sesama anggota kelompok
22,1
4
Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru
15,0
5
Menyajikan hasil pembelajaran
2,9
6
Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide
4,2
7
Menulis yang relevan dengan KBM
6,1
8
Merangkum pembelajaran
7,3
9
Mengerjakan tes evaluasi
8,5
Berdasarkan tabel diatas tampak bahaw aktivitas guru yang paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan
materi
yang
balik/evaluasi/tanya jawab
sulit
dan
memberi
umpan
menurun masing-masing sebesar (10%),
dan (11,7%). Aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya (10%), menyampiakan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%), meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas ynag tidak menglami perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa (6,7%).
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), akti....itas yang mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan akti....itas yang lainnya mengalami penurunan.
Table 4.11. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III
Keterangan No.
Nama
Skor T
1
Melda
85
√
2
Ilham
90
√
3
Elsa Depriani
90
√
4
Riza Dianita Silalahi
90
√
5
Nabila Adhlin
90
√
6
Anggi Aulia Ramadhana
90
√
7
Rasmi Rahmadana
90
√
8
Arrobbi Habibi
80
√
9
Muhammad Habibi
90
√
10
Ahmad Mulia
90
√
11
Hafifah Lestari Batubara
80
√
12
Fadilah Arfah Tahir
90
√
13
Zulabdi
90
√
14
Abirul Muhaimin
90
√
TT
15
Ahmad Dahrim
80
√
16
Aulia Rahman
70
√
17
Fadli Muharram
80
√
18
Robbi Rizki
80
√
19
Fadil Azmi
70
√
20
Fahrul Rozi
70
√
21
Helma Aswari Lbs
80
√
22
Rizqi Maulana
80
√
23
Fadilah Khoirunnisa
80
√
24
Bunga Maharani P
60
25
Reza Pratama
80
√
26
Nurazizah Lubis
90
√
27
Ahmad Andriani
80
√
28
Aminul Husein
85
√
29
Dina Musyalwa
80
√
30
Ilham Luthfi Nst
60
31
Finisyah Halim Vizar
80
32
Nurannifah
60
33
Winadiah
80
√
34
Nadya Maisya Nst
80
√
35
Rista Marnisa
80
√
36
Yuhanaindi
65
37
Aini Muniroh
80
√
√ √ √
√ √
38
Abdi Gunawan
80
Jumlah
√
2710
Jumlah Skor 3065 Jumlah Skor Maksimal Ideal 3800 Rata-Rata Skor Tercapai 80,65
Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 34
Jumlah siswa yang belum tuntas
:4
Klasikal
: Tuntas
Grafik 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
a a l m d a e N M
i n a i r p e D a s l E
n i l h d A a l i b a N
i a a b n i r a b a d a b a H u t m d a h a B a m i r R i m a t a s m s h e a u L R M h a f i f a H
i d b a l u Z
i s a m m m b s i i a r z L n i h r r A r n a a l i a u D h d r i w s o d u a F a M A h i a K m l h d m h a l a A F i e l H d a F
a i h n a r a w a z i m a l i i d a r a t d y V a a n r n s m i i P A u l M a W a z d H e a a m n R h i h a A D y s i n i F
a h s i o r n r i a n u M M i a t n s i i R A
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738
Tabel 4.12. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III
No
Uraian
Hasil Siklus III
1
Nilai rata-rata tes formatif
80,65
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
34
3
Persentase ketuntasan belajar
89
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 80,65 dan dari 38 siswa yang telah tuntas sebanyak 34 siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 89% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
c. Refleksi Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar. 2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan. d. Refisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model TGT memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 65%, 76%, dan 89%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pembelajaran kooperatif model TGT dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika pokok bahasan bilangan dengan metode pembelajaran kooperatif model TGT yang paling dominan adalah bekerja dengan
menggunakan
alat/media,
mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa akti....itas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif model TGT dengan baik. Hal ini terlihat dari akti....itas guru yang muncul di antaranya
akti....itas
membimbing
dan
mengamati
siswa
dalam
mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan kooperatif model TGT memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65%), siklus II (76%), siklus III (89%). 2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa, rata-rata jawaban menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran kooperatif model TGT sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model TGT memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu
menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model kooperatif model TGT dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SDN 237 Muarasipongi Tahun Pelajaran 2015/2016 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar . Bandung: Sinar Baru Algesindon. Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar E....aluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston. Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar , Jakarta. Balai Pustaka. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Felder, Richard M. 1994. Cooperati....e Learning in Technical Corse , (online), (Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report. Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Uni....ersitas Gajah Mada. Yoyakarta. Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja Rosdakarya. Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang. KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner . ....ictoria Dearcin Uni....ersity Press. Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta. Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif . Surabaya. Uni....ersitas Negeri Surabaya. Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis E....aluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya. Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: Bina Aksara. Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Moti....asi Belajar Mengajar . Jakarta: Bina Aksara. Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran . Jakarta: PAUPPAI, Uni....ersitas Terbuka. Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar . Surabaya Usaha Nasional. Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional . Bandung: Jemmars. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional . Bandung: Remaja Rosdakarya. Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika. Malang : Program Sarjana Uni....ersitas Negeri Malang. Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar . (terjemahan) Bandung: Jemmars.
Lampiran 1 LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TGT
Nama Sekolah
: …………………
Nama Guru …………………
Mata pelajaran
: …………………
Hari/Tanggal……………......
Sub konsep
: …………………
Pukul : …..............................
Petunjuk
Berikan penialaian anda dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai. Penilaian No
Aspek yang diamati Ya
1
Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa. 2
Membimbing siswa melakukan kegiatan.
2. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
Tidak
1
2
3
4
dalam kelompok. 3. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan. 4. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan /menemukan konsep. C. Pentup 1.
Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. II
Memberikan evaluasi.
Pengelolaan waktu 1.
Antusiasme kelas
2.
Guru Antusias
III
Keterangan : 1. Kurang baik
…………, ……….2015
2. Cukup baik
Pengamat
3. Baik 4. Sangat baik
( ………………………… )
Lampiran 2 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM
Nama Sekolah : …………………
Tanggal : …………………
Kelas/ Semester : …………………
Waktu
Bahan Kajian
: …………………
: …………………
Nama Guru : …………………
Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas gur dan siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar berlangsung, kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut : 1. Pengamat
dalam
melakukan
pengamatan
duduk
di
tempat
yang
memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa yang diamati. 2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian 1 menit pengamat menuliskan kode kategori pemngamatan. 3. pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secaraa bergantian setiap periode waktu tiga menit . 4. kode-kode kategori dituliskan secaraa berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia. 5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secaraa serempak.
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
1. Menyampaikan tujuan 2. Memotivasi siswa/ merumuskan
1. Mendengarkan/
masalah 3. mengaitkan
memperhatikan
penjelasan guru. dengan
pelajaran
2. Membaca buku.
sebelumnya. 4. menyampaikan
3. Bekerja dengan sesamaa anggota langkah-langkah/
kelompok.
strategi.
4. Diskusi antar siswa/ antara siswa
5. Menjelaskan materi yang sulit.
dengan guru.
6. membimbing menemukan konsep.
5.
7. Meminta siswa menyajikan dan
6.
mendiskusikan hasil kegiatan.
Menyediakan hasil pembelajaran. Mengajukan/
menanggapi
pertanyaan/ ide.
8. Memberi umpan balik/ evaluasi/
7.
tanya jawab.
Menulis yang relevan dengan
kbm.
9. Membimbing siswa merangkum pelajaran.
Nama Guru :
66
8.
Merangkum pembelajaran.
9.
Mengerjakan tesevaluasi
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
67
Lampiran 3 Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I
Nama N
Juml
(Guru –
o
RP I (90 menit) ah
P Siswa)
………… …….
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2
2
2
1
6
4
2
6
5
30
2
1
2
1
4
5
4
7
4
30
2
1,5
2
6,5
4,5
30
15
100
P 1 P 2
Rata-rata
X
1
5
4,5
3
16,6 Prosentase
% 6,67
5
6,67
3,3
21,6 15
10
7
…………
7
P
……
1
…………
P
2
2
5
6
2
4
3
2
4
30
2
2
5
5
0
8
2
2
4
30
4
5
6
3
1
3
2
3
3
30
5
5
7
2
2
30
1
2
……
2
…………
P
……
1
…………
P
3
1
2
3
68
……
2
…………
P
……
1
…………
P
6
2
5
5
1
4
3
2
2
30
7
2
6
4
1
3
3
2
2
30
3
5
4
5
1
4
3
3
2
30
4
4
6
4
1
3
4
2
2
30
6
3
6
4
1
1
4
3
2
30
7
4
3
5
2
3
2
2
2
30
6
4
6
4
0
2
2
2
4
30
8
4
3
5
0
2
4
2
2
30
5
4
6
3
2
3
2
2
3
30
5
4
4
5
3
2
3
2
2
30
3
……
2
…………
P
……
1
…………
P
4
……
2
…………
P
……
1
…………
P
5
……
2
…………
P
……
1
…………
P
6
……
2
…………
P
……
1
…………
P
7
……
2
69
…………
P
……
1
…………
P
4
4
5
4
2
4
2
2
3
30
6
4
6
4
2
3
3
1
1
30
36
29
43
34
10
25
21
19
23
240
44
29
40
35
10
26
24
15
17
240
17
20
240
8
……
2 P 1
Jumlah P 2 22, Rata-rata
X
40
29
41,5
34,5
10
25,5 5
Prosentase rata-
16,6
12,0
17,2
14,3
% rata
10,6
9,3
4,16 7
8
9
8
8,3 7,08
3
8
100 3
Keterangan: Rata-rata (x)
Jumlahhasilpengama tan jumlahrata rata
Prosentase rata-rata (%) =
x 100%
rata rata jumlahrata rata
x 100%
70
Lampiran 4 Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II
N o
Nama (Guru
– Siswa)
…………… ….
Jumla RP I (90 menit) h
P 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
3
2
1
6
5
3
7
2
30
3
3
1
2
4
4
3
8
2
30
2
3
1,5
5
4,5
3
7,5
2
2
30
P 1 P 2
Rata-rata
X
6,6 Prosentase
%
16,6 10
5
5
7
……………
6,6 15
10
25
7
100 7
P
…
1
……………
P
4
4
6
4
2
2
2
2
4
30
6
3
5
5
1
3
2
2
3
30
4
4
7
5
1
2
2
2
3
30
7
3
5
4
2
2
2
2
3
30
4
4
6
4
2
2
2
2
3
30
1
…
2
……………
P
…
1
……………
P
2
3
…
2
……………
P
71
…
1
……………
P
…
2
……………
P
…
1
……………
P
5
4
7
4
1
1
3
2
3
30
6
6
6
2
2
2
2
2
2
30
5
4
7
4
1
1
3
2
3
30
5
4
6
4
2
2
2
2
3
30
8
2
6
4
1
2
2
2
3
30
5
2
7
6
0
1
3
2
1
30
6
3
7
6
0
1
2
2
3
30
6
4
6
2
2
2
2
2
1
30
4
3
9
4
1
0
4
2
3
30
4
4
6
4
2
2
2
2
4
30
4
…
2
……………
P
…
1
……………
P
5
…
2
……………
P
…
1
……………
P
6
…
2
……………
P
…
1
……………
P
7
8
…
2
……………
P
…
1
72
…………… …
P 7
4
5
4
2
1
2
2
3
30
38
32
50
31
13
15
17
16
28
240
48
26
51
35
9
11
20
16
24
240
16
26
240
6,
10,
2 P 1
Jumlah P 2 50, Rata-rata
X
43
29
18, 33
11
13
5 Prosentase rata-
17,
12,
% rata
5 13,
21 9
1
5, 4,6
8
7,7 4
100 7
8
Keterangan: Rata-rata (x)
Jumlahhasilpengama tan jumlahrata rata
prosentase rata-rata (%) =
x 100%
rata rata jumlahrata rata
x 100%
73
Lampiran 5 Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III
N o
Nama (Guru
– Siswa)
…………… ….
Jumla RP I (90 menit) h
P 1
2
3
4
5
6
7
8
9
2
2
4
4
2
7
2
4
3
30
2
2
2
4
4
6
4
3
3
30
2
2
3
4
3
6,5
3
3,5
3
30
10
100
P 1 P 2
Rata-rata
X
13, Prosentase
%
6,7
6,7
10
22, 10
3
……………
11, 10
6
7
P
…
1
……………
P
5
2
7
5
2
2
2
2
3
30
6
3
6
5
1
1
3
2
3
30
6
5
6
4
2
1
2
2
2
30
6
5
4
7
1
0
2
3
2
30
5
4
10
2
0
3
1
2
3
30
1
…
2
……………
P
…
1
……………
P
2
3
…
2
……………
P
74
…
1
……………
P
…
2
……………
P
…
1
……………
P
5
3
6
6
1
3
1
3
2
30
6
4
6
5
1
2
1
2
2
30
8
5
4
6
0
2
1
2
2
30
7
4
7
4
1
0
2
2
3
30
9
5
7
4
0
1
0
2
2
30
6
4
8
4
1
1
2
2
2
30
8
3
7
4
0
0
3
2
3
30
4
5
7
3
2
2
2
2
3
30
7
3
6
6
0
0
3
3
2
30
5
5
7
2
1
2
2
2
4
30
4
…
2
……………
P
…
1
……………
P
5
…
2
……………
P
…
1
……………
P
6
…
2
……………
P
…
1
……………
P
7
8
…
2
……………
P
…
1
75