LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR BULI-BULI
1. PENDAHULUAN Tumor buli-buli paling sering menyerang 3 kali lebih sering dari tumor urogenital lain. Sebagian besar (atau ±90%) tumor buli-buli adalah k arsinoma sel transisional. Tumor buli-buli terjadi 3 kali lebih besar pada lak-laki daripada perempuan. Faktor presdiposisi
yang
diketahui
dari
tumor
buli-buli
adalah
karena
bahan
kimia
betanaphytilamine dan xenylamine , infeksi schitosoma haematobium dan merokok.
Di Indonesia berdasarkan pendataan hasil pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun diketahui bahwa tumor buli-buli menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria. 2. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM Yang termasuk saluran kemih dimulai dari permukaan kalik minor ginjal sampai muara terakhir dari uretra (orifisium uretrae eksternum). Saluran saluran kemih berdinding tiga lapis, yaitu lapisan paling luar berupa jaringan ikat, lapisan tengah jaringan otot, dan lapisan paling dalam mukosa. Secara anatomi saluran kemih dipisahkan menjadi tiga bagian: saluran kemih bagian atas, saluran kemih bangian tengah, saluran kemih bagian bawah. Saluran kemih bagian atas berawal dari kalik minor ginjal dan berakhir sampai muara ureter pada kandung kemih, saluran kemih bagian tengah terdiri dari kandung kemih dan saluran bagian bawah mulai dari orifisium eksternum.
Buli-buli adalah organ berongga yang dindingnya terdiri dari otot-otot halus yang disebut muskulus destrusol. Otot ini terdiri dari yang arah seratnya sedemikian rupa sehingga bila berkontraksi menyebabkan buli-buli mengkerut dan volumenya mengecil. Di bagian distal yaitu dekat dasar panggul (Diafgrama Urogenital) otot detrusor membentuk tabung dan melapisi uretra posterior. Lapisan sebelah dalam dari buli-buli adalah mukosa yang terdiri dari epitel sel transisi. Disebelah luar dilapisi oleh serosa dan bagian fundus (kubah) ditutup oleh peritonium. Bila buli-buli penuh peritonium terdesak kekranial. Buli terletak dirongga perut bagian bawah, tepatnya didalam rongga pelvis dan extra
peritonial. Berada tepat dibelakang simfis pubis. Pada pria dibagian belakang berdekatan dengan rektum dan pada wanita berdekatan dengan uterus dan vagina. Berbeda dengan traktus urinarius bagian atas (ginjal dan ureter), maka untuk traktus urinarius bagian bawah, buli ke distal, persyaratan amat penting peranannya untuk menjalankan fungsi organ tersebut. Persyarafan buli dan uretra dilaksanakan oleh system syaraf otonom yang yang terdiri dari parasimpatis dan simpatis. Persyarafan ini berpusat di medula spinalis segmen torakolumbal. (Th XII – LIII) LIII) dan segmen sakral II-IV ( parasimpatis) .
Terdapat tiga fungsi penting dari buli yaitu reservoir, ekspulsi urin, dan anti reflek. Sebagai reservoir, buli-buli manusia mempunyai kapasitas antara 200 sampai dengan 400 ML. Setelah miksi buli-buli diisi lagi dengan urin yang datang dari ginjal. Selama pengisian ini sampai kapasitasnya terpenuhi, tekanan dalam buli-buli tetap rendah, kurang dari 20 cm H20. bila buli-buli penuh dindingnya teregang dan menyebabkan rangsangan pada reseptor di dinding buli- buli, akibatnya tekanan dalam buli-buli meningkat dan dirasakan sebagai perasaan ingin kencing. Pada keadaan demikian uretra posterior otomatis membuka. Urin belum keluar karena masih ditahan oleh sfingter eksterna yang terdiri dari otot bergaris dengan persyasarafan sema omotoris yang bekerja secara disadari ( volunter ). Sfingter ini akan membuka bila di perintahkan oleh yang bersangkutan. Pada waktu ekspulasi tekanan dalam buli- buli meningkat antara an tara 70 – 100 100 cm H20. Urin yang ada dalam buli-buli tidak akan mengalir ke arah ginjal. Arah ureter bagian distal yang serong. Panjangnya ureter intravesikal serta lokasinya. 3. PENGERTIAN Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli atau kandung kemih. Tumor buli-buli adalah tumor buli-buli yang dapat berbentuk papiler , tumor non invasif , noduler atau campuran antara papiler dan infiltratif. Tumor buli-buli merupakan tumor superficial. Tumor ini lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina phopria , otot dan lemak perivesika yang kemudian menyebar ke jaringan sekitar. Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa adanya rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.
4. KLASIFIKASI a. Staging dan klasifikasi Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi T = pembesaran local tumor primer, ditentukan melalui : Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau tansurethral reseksi. NO.
KODE
1.
Tis
Carcinoma insitu (pre invasive
2.
Tx
Cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat dilakukan
3.
To
Tanda-tanda tumor primer tidak ada
4.
T1
Pada
pemeriksaan
bimanual
didapatkan
massa
yang
bergerak 5.
T2
Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding buli-buli.
6.
T3
Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau massa nodular yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-buli
7.
T3a
Invasi otot yang lebih dalam
8.
T3b
Perluasan lewat dinding buli-buli
9.
T4
Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
10.
T4a
Tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus vagina
11.
T4b
Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam abdomen
N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe, pemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operative NO.
KODE
1.
Nx
Minimal yang ditetapkan kel.Lymfe regional tidak dapat ditemukan
2.
No
Tanpa tanda-tanda pembesaran kelenjar lymfe regional
3.
N1
Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional yang homolateral
4.
N2
Pembesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar lymfe Regional yang multiple
5.
N3
Masa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga yang bebas antaranya dan tumor
6.
N4
Pembesaran kelenjar lymfe juxta regional
M = Metastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limfe yang jauh, Pemeriksaan klinis , thorax foto, dan test biokimia NO. KODE 1. Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat dilaksanakan 2. 3. 4. 5. 6.
M1 M1a M1b M1c M1d
Adanya metastase jauh Adanya metastase yang tersembunyi pada test-test biokimia Metastase tunggal dalam satu organ yang tunggal Metastase multiple dalam satu terdapat organ yang multiple Metastase dalam organ yang multiple
b. Tipe dan lokasi Type tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi 1. Efidermoid Ca kira-kira 5% neoplasma buli-buli – squamosa cell., anaplastik, invasi yang dalam dan cepat metastasenya
2.
Adeno Ca
3.
Rhabdomyo sarcoma
sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus sering terjadi pada anak-anak laki-laki (adolescent), infiltasi, metastase cepat dan biasanya fatal
4.
Primary Malignant lymphoma
neurofibroma dan pheochromacytoma, dapat menimbulkan serangan hipertensi selama kencing
5.
Ca dari pada kulit, melanoma, lambung, paru dan mamma
mungkin mengadakan metastase ke buli buli, invasi ke buli-buli oleh endometriosis dapat terjadi
5. ETIOLOGI 1) Pekerjaan : pekerja dipabrik kimia, laboratorium (senyawa amin aromatic 2) Perokok : rokok mengandung amin aromatik dan nitrosamine 3) Infeksi saluran kemih : Escherichia Coli dan proteus yang menghasilkan karsinogen 4) Kopi : pemanis buatan dan obat-obatan, untuk pemakaian jangka panjang dapat meningkatkan resiko karsinoma buli-buli 6. PATOFISIOLOGI Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina propia dan merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain lainnya. Penyebaran secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan metastasis tumor pada kelenjar limfe regional, paru, tulang dan hati. Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan program pengobatan. Klasifikasiny adalah sebagai berikut : Ta : tumor terbatas pada epithelium. Tis : karsinoma in situ T1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium. T2 : tumor sampai dengan lapisan otot superficial. T3a : tumor sampai dengan otot dalam
T3b : tumor sampai dengan lemak perivesika. T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate, uterus, vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.
7. TANDA DAN GEJALA 1) Kencing campur darah yang intermitten 2) Merasa panas waktu kencing 3) Merasa ingin kencing 4) Sering kencing terutama malam hari dan fase selanjutnya sukar kencing 5) Nyeri suprapubik yang konstan 6) Panas badan dan merasa lemah 7) Nyeri pinggang karena tertekan saraf 8) Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1) Pemeriksaan laboratorium rutin Ditemukan kelainan hematuria. Anemia dapat dijumpai sebagai tanda adanya perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasis kesumsum tulang. Uremia dapat dijumpai bila tumor menyumbat kedua muara ureter baik karena obstruksi tumornya sendiri atau limfadenopati. a) Sitologi urine, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama urine. b) Cell Survey antigen study, yaitu pemeriksaan lab. Untuk mencari sel antigen terhadap kanker, bahan yang digunakan adalah darah vena. c) Flow Cytometri, yaitu mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel urtelium. 2) Pemeriksaan radiologi Dilakukan foto polos abdomen. Pielografi intravena dan foto toraks. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai keadaan traktur urinarius yaitu berupa adanya gangguan fungsi ekresi ginjal,hidronefrosis,hidroureter dan filling defect pada buli-buli dan melihat adanya regional adalah jauh. 3) Sitoskopi dan biopsy Pada persangkaan adanya tumor buli-buli maka pemeriksaan sistoskopi adalah mutlak dilakukan,bila perlu dapat dilaukan CT-Scan.Pada pemeriksaan sistoskopi dapat dilihat adanya tumor dan sekaligus dapat dilakukan biopsi atau reaksi tumor yang juga merupakan tindakan pengobatan pada tumor tumor superfisial.
9. PENATALAKSANAAN a. MEDIK a) Reseksi transuretra atau fulgurasi ( kauterisasi) dapat dilakukan pada papiloma yang tuinggal ( tumor epitel benigna). Melenyapkan tumor lewat insisi bedah dengan menggunkan instrument yang dimasukkan melalui uretra. b) Kemoterapi topical. Pemberian medikasi dengan konsentrasi yang tinggi ( thiotepa , doxorubisin , mitromisin , ethouglusid dan bacillus calmette Guerin ( BCG) untuk meningkatkan penghancuran jaringa tumor . c) Radiasi dilakukan sebelum pembedahan untuk mengurangi mikroektensi neoplasma dan viabilitas sel-sel tumor. d) Sistektomi dilakukan pada kanker kandung kemih yang invasive atau multifocal. b. KEPERAWATAN Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan salah satunya adalah mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi untuk pengalihan nyeri yang dialami oleh klien dan penatalaksaan pemberian obat untuk nyerinya. 10. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1) Aktivitas / istirahat Gejala : keterbatasan aktivitas / imobilisasi sehubungan dengan kondisi seb elumnya 2) Sirkulasi Tanda : peningkatan tekanan darah / nadi ( nyeri dan ansietas ) 3) Eliminasi Gejala : riwayat adanya tumor kandung kemih Tanda : hematuria , disuria , perubahan pola berkemih 4) Makanan / cairan Gejala : penurunan berat badan 5) Nyeri / kenyamanan Gejala : nyeri saat berkemih 6) Penyuluhan Gejala : riwayat penyakit keluarga 11. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan eliminasi urin b/d hematuria 2) Nyeri b/d adanya iritasi pada vesica urinaria 3) Cemas b/d diagnosis tumor 4) Resiko infeksi b/d pembedahan 5) Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit dan pengelolaannya 12. PERENCANAAN KEPERAWATAN No. Diagnosa Tujuan ( NOC) NOC: 1. Gangguan rinary Eleimination eliminasi urin rinary Contiunence b/d hematuria Kriteria Hasil
Intervensi ( NIC) NIC: Urinary Retention Care 1) Monitor
intake
dan output
Kandung kemih kosong secara penuh
Tidak ada residu urine >100-200 cc
Intake cairan dalam rentang normal
penggunaan obat
Bebas dari ISK
antikolinergik
Tidak ada spasme bladder
Balance cairan seimbang
2) Monitor
3) Monitor derajat distensi bladder 4) Instruksikan kepada
pasien
dan
keluarga
untuk
mencatat
output urine 5) Sediakan privasi untuk eliminasi 6) Stimulasi reflek bladder
dengan
kompres dingin pada abdomen 7) Kateterisasi jika perlu
8) Monitor
tanda
dan gejala ISK (panas,hematuri a, perubahan bau dan
konsistensi
urien) 2. Nyeri
b/d NOC:
adanya iritasi
ain Level
pada
ain Control
urinaria
vesica
omfort Level Kriteria Hasil
Mampu
mengontrol
nyeri
(tahu
penyebab nyeri
mampu
menggunakan
teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu
mengenali
nyeri
(skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyerI
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC : Pain Management 1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensip termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasI 2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyaman 3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri 5) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6) Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang ketidakefektiva n kontrol nyeri masa lampau 7) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan 8) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 9) Kurangi faktor presipitasi nyeri 10) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakoligi, non farmakologi dan interpersonal) 11) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi 12) Ajarkan tentang teknik non farmakologi 13) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri 14) Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri 15) Tingkatkan istirahat 16) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil 17) Monitor penerimaan pasien tentang managemen nyeri Analgesic Administration 1) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat 2) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi 3) Cek riwayat alergi 4) Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dsari analgesik ketika pemberian lebih dari satu 5) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri 6) Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
3. Cemas
b/d NOC: nxiety Control diagnosis oping mpulse Control tumor Kriteria hasil Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasikan,mengungkapkan,da n menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas TTV dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukan kekurangan kecemasan
pengobatan nyeri secara teratur 7) Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kalI 8) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebaT 9) Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping) NIC: Anxiety Reduction (Penurunan Kecemasan) 1) Gunakan pendekatan yang menenangkan 2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien 3) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur 4) Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress 5) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
4. Resiko infeksi NOC: b/d pembedahan
mmune Status nowledge : Infection Control isk Control
6) Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis 7) Dorong keluarga untuk menemani anak 8) Lakukan back/neck rub 9) Dengarkan dengan penuh perhatian 10) Identifiksi tingkat kecemasan 11) Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan 12) Dorong pasien untuk mengungkapan perasaan, ketakutan, persepsi 13) Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasI 14) Berikan obat untuk mengurangi kecemasan NIC: Infection
Control
(Kontrol Infeksi) 1)Bersihkan lingkungan setelah
Kriteria Hasil :
dipakai pasien lain
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2)Pertahankan
Mendeskripsikan
teknik isolasi
penyakit,
faktor
proses yang
penularan
mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaannyA
3)Batasi pengunjung
bila
Meunjukan kemampuan untuk mencegah perlu timbulnya infeksi
4)Instruksikan
Jumlah leokosit dalam batas normal
pada
Menunjukan perilaku hidup sehat
untuk
pengujung mencuci
tangan
saat
berkunjung
dan
setelah berkunjung meninggalkan pasien 5)Gunakan
sabun
antimikroba untuk cuci tangan 6)Cuci
tangan
setiap sebelum dan sesudah
tindakan
keperawatan 7) Gunakan baju, sarung
tangan
sebagai
alat
pelindung 8)Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasanan alat 9) Ganti letak IV perifer
san
line
cental dan dressing
sesuai
dengan
petunjuk umum 10)Gunakan katete
intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung
kencing 11)Tingkatkan intake nutrisi 12)Berikan
terapi
antibiotik
bila
perlu
Infection Protection (Proteksi Terhadap Infeksi) 1) tanda
Monitor dan
gejala
infeksi sistemikdan local 2)
Monitor
hitung
granulosit,
WBC 3)
Monitor
kerentanan terhadap infeksi 4)
Batasi
pengunjung 5)
Saring
pengunjung terhadap
penyakit
menular 6)
Pertahankan
teknik aspirasi pada pasien
yang
berisiko 7)
Pertahankan
teknik isolasi k/p 8)
Berikan
perawatan
kulit
pada area epidema 9)
Inspeksi
kulit dan membran mukossa
terhadap
kemerahan, panas, drainase 10) Inspeksi kondisi
luka/insisi
bedah 11) Dorong masukan
nutrisi
yang cukup 12) Dorong masukan cairan 13) Dorong istirahat 14) Instruksikan pasien minum
untuk antibiotik
sesuai reseP 15) Ajarkan pasien dan keluarga
tanda
dan
gejala
infeksi 16) Ajarkan cara
menghindari
infeksi 17) Laporkan kecurigaan infekI Laporkan
kultur
positif 5.
Kurangnya
NOC:
NIC:
pengetahuan
nowledge : Disease Process
Teaching : disease
berhubungan
nowledge : Health Behavior
process
dengan
1)Berikan penilaian
kurangnya
Kriteria Hasil :
informasi
menegenai penyakit
Pasien
dan
tentang keluarga
menyatakan pengetahuan pasien
pemahaman tentang penyakit, kondisi, tentang dan
pengobatanya
prognosis, dan program pengobatan
Pasien
dan
keluarga
tingkat
proses
penyakit
yang
mampu spesifik
melaksanakan prosedur yang dijelaskan 2)Jelaskan secara benaR
patofisiologi
dari
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan penyakit perawat/tim kesehatan lainya
dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
dengan
cara yang tepat 3)Gambarkan tanda dan
gejala
yang
biasa muncul pada penyakit
dengan
cara yang tepat
4)Gambarkan proses
penyakit,
dengan cara yang tepat 5)Identifikasi kemungkinan penyebab,
dengan
cara yang tepaT 6)Sediakan informasi
pada
pasien
tentang
kondisi,
dengan
cara yang tepat 7)Hindari
harapan
yang kosong 8)
Sediakan
keluarga informasi
bagi
atau
SO
tentang
kemajuan
pasien
dengan cara yang tepat 9)Diskusikan perubahan gaya sumber dukungan,
atau dengan
cara yang tepat
LAPORAN PEDAHULUAN TUMOR BULI-BULI DI RUANGAN LONTARA 2 BAWAH DEPAN ( UROLOGI ) DI RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Disusun Oleh ENANG EFRIANA , S.KEP 16.04.021
CI LAHAN
(
CI INSTITUSI
)
(
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PANAKUKKANG YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN PRODI PROFESI NERS MAKASSAR 2016
)