ADAGIUM DALAM ILMU HUKUM dan KEADILAN
1.
UBI SOCIETAS, IBI JUS (di mana ada masyarakat, di situ ada hukumnya). IUS CURIA NOVIT (seorang NOVIT (seorang hakim dianggap tahu akan hukumnya).
2.
LEX SEMPER DABIT REMEDIUM – The law always give a remedy (hukum selalu memberi obat). EQUUM ET BONUM EST LEX LEGUM (apa yang adil dan baik adalah hukumnya hukum).
3.
LEX NEMINI OPERATUR INIQUUM, NEMININI FACIT INJURIAM – The law works an injustice to no one and does wrong to no one (hukum tidak memberikan ketidakadilan kepada siapapun dan tidak melakukan kesalahan kepada siapapun). si apapun). DROIL NE DONE, PLUIS QUE SOIT DEMAUNDE – The law give no more than is demanded (hukum memberi tidak lebih dari yang y ang dibutuhkan).
4.
LEX REJICIT REJICIT SUPERFLUA SUPERFLUA,, PUGNANTIA PUGNANTIA,, INCONGRUA INCONGRUA – The law rejects superfluous, superfluous, contradictory, and incongruous things (hukum menolak hal yang bertentangan dan tidak tidak layak). layak). DORMIU DORMIUNT NT ALIQUA ALIQUANDO NDO LEGES, LEGES, NUNQUA NUNQUAM M MORIUN MORIUNTUR TUR – Laws sometimes sleep but never die (hukum terkadang tidur, tetapi hukum tidak pernah mati).
5.
INDE DATAE LEGES BE FORTIOR OMNIA POSSET – Law were made lest the stronger should have unlimited power (hukum dibuat, jika tidak maka orang yang kuat akan mempunyai kekuasaan tidak terbatas).
6.
FIAT JUSTITIA RUAT COELUM atau FIAT JUSTITIA PEREAT MUNDUS – Let justice be done though the heaven should fall (sekalipun esok langit akan runtuh, meski dunia akan musnah, atau walaupun walaupun harus mengorbank mengorbankan an kebaikan, keadilan harus tetap ditegakkan). JUSTITIAE JUSTITIAE NON EST NEGANDA, NEGANDA, NON DIFFERENDA DIFFERENDA – Justice Justice is not to be denied or delayed (keadilan tidak dapat disangkal atau ditunda).
7.
LEX DURA, SED TAMEN SCRIPTA (sekalipun isi undang-undang itu terasa kejam, tetapi memang demikianlah bunyinya, dan harus dilaksanakan). LEX DURA SED ITA SCRIPTA atau LEX DURA SED TAMENTE SCRIPTA (undang-undang adalah keras tetapi ia telah ditulis demikian – pasal 11 KUHP).
8. LA BOUCHE DE LA LOI / LA BOUCHE DE DROIT – DROIT – Spreekhuis van de wet (apa wet (apa kata UU itulah hukumnya). Hakim adalah corong atau mulut undang-undang Menurut paham ini, hakim bukan saja dilara dilarang ng menera menerapka pkan n hukum hukum di luar luar undang undang-u -unda ndang. ng. Penafs Penafsiran iran terhada terhadap p undang-undang adalah wewenang pembentuk undang-undang dan bukan wewenang hakim. Yang benar: Hakim bukan mulut atau corong undang-undan undang-undang g , melainkan mulut atau corong keadilan (Bagir Manan, 2005 : 10). 9. INTERPRETATIO CESSAT IN CLARIS (jika teks atau redaksi UU telah terang benderang dan dan jelas, jelas, maka maka tidak tidak dipe diperke rkena nank nkan an lagi lagi mena menafs fsir irkan kanny nya, a, karen karena a pena penafs fsir iran an terhada terhadap p kata-ka kata-kata ta yang yang jelas jelas sekali sekali berarti berarti pengha penghancu ncuran ran – interpretatio interpretation n est perversio perversio). ). ABSOLUTE ABSOLUTE SENTIENFIA SENTIENFIA EXPOSITOR EXPOSITORE E NON INDIGET INDIGET – Simple Simple Proposition Proposition
Needs No Expositor (sebuah dalil yang sederhana tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut). 10. EQUALITY BEFORE THE LAW (setiap LAW (setiap orang bersamaan kedudukannya dalam hukum). AUDI ET ALTERAM ALTERAM PARTEM PARTEM atau AUDIAT AUDIATUR UR ET ALTERA ALTERA PARS PARS (para (para pihak pihak harus harus didengar. Apabila persidangan dimulai, hakim harus mendengar dari kedua belah pihak yang bersengketa, bukan hanya dari satu sa tu pihak saja). 11. UNUS TESTIS NULLUS TESTIS (satu orang saksi bukanlah saksi – pasal 185 ayat 2 KUHP). TESTIMONIUM DE AUDITU (kesaksian dapat didengar dari orang lain). 12. SIMILIA SIMILIBUS (dalam perkara yang sama harus diputus dengan hal yang sama pula, tidak pilih kasih). BIS DE EDEM RE NE SIT ACTIO atau NE BIS IN IDEM (untuk perkara sama dan sejenis tidak boleh disidangkan untuk yang kedua kalinya – pasal 76 KUHP). 13. SUMMUM JUS SUMMA INJURIA; SUMMA LEX SUMMA CRUX (keadilan yang setinggitingginya dapat berarti ketidakadilan tertinggi). 14. ACCIPE 14. ACCIPERE RE QUID QUID UT JUSTITIAM JUSTITIAM FOCIAS NON EST EST TEAM TEAM ACCIPERE ACCIPERE QUAM EXIORQUER EXIORQUERE E – To accept anything as a reward for doing justice is rather estorting than accepting (menerima sesuatu sebagai imbalan untuk menegakkan keadilan lebih condong ke tindakan pemerasan, bukan hadiah).
KEPASTIAN HUKUM
15. VAN RECHTSWEGE NIETING; NULL AND VOID (suatu proses peradilan yang dilakukan tidak menurut hukum adalah batal demi hukum). UBI JUS IBI REMEDIUM (dimana ada hak, hak, disana disana ada kemun kemungkin gkinan an menun menuntut tut,, memper memperole olehn hnya ya atau memper memperbai baikin kinya ya bilamana hak tersebut dilanggar). 16. LEX NEMINEM CIGIT AD IMPOSSIBILIA (undang-undang tidak memaksakan seseorang untuk untuk melaku melakukan kan sesuatu sesuatu yang yang tidak tidak mungkin mungkin – pasal pasal 44 KUHP). KUHP). MONEAT MONEAT LEX, PRIUSQUAM PRIUSQUAM FERIAT FERIAT (UU harus harus memberi memberikan kan peringa peringatan tan terlebi terlebih h dahulu dahulu sebelum sebelum merealisasikan ancaman yang terkandung di dalamnya). 17. GEEN STRAF ZONDER SCHULD (tiada hukum tanpa kesalahan). CULPUE POENA PAR ESTO – Let the punishment be equal the crime (jatuhkanlah hukuman yang setimpal dengan perbuatan). 18. NULLUM DELICTUM NOELA POENA SINE PRAEVIA LEGE POENALI o
o
suatu suatu aturan aturan hukum hukum tidak tidak bisa diterap diterapkan kan terhada terhadap p suatu suatu peristi peristiwa wa yang yang timbul sebelum aturan hukum yang mengatur tentang peristiwa itu dibuat dan diberlakukan. tiada suatu perbuatan dapat dihukum, kecuali atas kekuatan ketentuan pidana dalam undang-undang yang telah ada lebih dahulu daripada perbuatan itu.
19. PRESUMPTION OF INNOCENCE (asas praduga tidak bersalah: seseorang dianggap tidak tidak bersa bersala lah h sebel sebelum um ada ada putu putusan san haki hakim m yang yang menya menyata taka kan n ia bersa bersala lah h dan dan putusan hakim tersebut telah mempunyai kekuatan tetap). IN DUBIO PRO REO (dalam kerag keraguu-rag ragua uan n dibe diberla rlaku kuka kan n keten ketentu tuan an yang yang pali paling ng meng mengun untu tung ngka kan n bagi bagi si terdakwa). 20. INDEX ANIMI SERMO – Speech is the index of the mind (cara seorang berbicara menunj menunjukk ukkan an jalan jalan pikiran pikirannya nya). ). COGITA COGITATIO TIONIS NIS POENA POENAM M NEMO NEMO PATITU PATITUR R (tiada seorang pun dapat dihukum oleh sebab apa yang dipikirkannya). DE GUSTIBUS NON EST DISPUTANDUM (mengenai selera tidak dapat disengketakan). 21. VOLENTI NON FIT INIURA; NULLA INIURA EST, QUAE IN VOLENTEM FIAT (terhadap tindakan yang didasari persetujuan maka sifat melawan hukum yang terdapat dalam perbuatan tersebut dihilangkan).
PERBUATAN PEMERINTAH
22. HET VERMOEDEN VAN RECHMATIGHEID (kebijakan pemerintah harus dianggap benar dan dan memi memili liki ki keku kekuat atan an huku hukum m meng mengik ikat at samp sampa ai dibu dibukt ktik ikan an seb sebalik alikn nya). a). PRESUMPTION JUSTAE CAUSA (gugatan tidak menunda pelaksanaan keputusan TUN). 23. INTERSET REIPUBLICAE RES JUDICATOAS NON RESCINDI – It is in the interest of the state that judgments already given not be rescinded (adalah kepentingan negara bahwa suatu keputusan tidak dapat diganggu gugat). 24. GOUVERNEUR C'EST PREVOIR (menjalank (menjalankan an pemerintahan pemerintahan itu, berarti melihat ke depan dan merencanakan apa saja yang akan atau harus dilakukan). LEX PROSPICIT, NON RESPICIT – The law looks forward, not backward (hukum melihat kedepan bukan ke belakang). 25. ERRARE HUMANUM EST, TRUPE IN ERRORE PERSEVERARE (membuat kekeliruan itu manusiawi, namun tidaklah baik untuk mempertahankan terus kekeliruan). 26. HODI MIHI CRAS TIBI (ketimpangan atau ketidakadilan yang menyentuh perasaan tetap tersimpan dalam hati nurani rakyat). VERBA VOLANT SCRIPTA MANENT (katakata biasanya tidak berbekas, sedangkan apa yang ditulis tetap ada). 27. POWER TENDS TO CORRUPT; ABSOLUTE POWER TENDS TO CORRUPT ABSOLUTELY (kekuas (kekuasaan aan cenderu cenderung ng disalah disalahgun gunakan akan,, dan kekuasaa kekuasaan n yang yang mutlak mutlak,, pasti pasti akan disalahgunakan). Hati-hati! THE KING CAN DO NO WRONG (Raja tidak dapat berlaku salah). Hati-hati! (Semestinya: Semestinya: Raja alim raja disembah, raja lalim raja disanggah). 28. PRIENCEPS LEGIBUS SOLUTUS EST (kaisar tidak terikat oleh undang-undang atau para pemimpin sering berbuat sekehendak hatinya terhadap anak buahnya). Hatihati!
29. VEILIGDHEID VEILIGDHEID CLAUSULE CLAUSULE (apabi (apabila la di kemudia kemudian n hari ditemu ditemukan kan kesalah kesalahan an dalam dalam sebuah keputusan, akan diperbaiki sebagaimana mestinya). Hati-hati!
ILMU HUKUM
30. POLITIAE LEGIUS NON LEGES POLITII ADOPTANDAE (politik harus tunduk pada hukum, bukan sebaliknya). 31. VOX POPULI VOX DEI (suara rakyat adalah suara Tuhan). SALUS POPULI SUPREMA LEX (kemakmuran LEX (kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah hukum yang tertinggi pada suatu negara). 32. UT SEMENTEM FACERIS ITA METES (siapa yang menanam sesuatu dialah yang akan memetik hasilnya. Siapa yang menabur angin dialah yang akan menuai badai). 33. OPINIO NECESSITATIS (keyakinan atas sesuatu menurut hukum adalah perlu sebagai syarat syarat untuk untuk timbuln timbulnya ya hukum hukum kebiasa kebiasaan) an).. ADAEQUAT ADAEQUATIO IO INTELLECTU INTELLECTUS S ET REI (adany (adanya a kesesua kesesuaian ian pikiran pikiran dengan dengan obyek. obyek. prinsip prinsip ini pada pada dasarn dasarnya ya merupak merupakan an rambu rambu-r -ram ambu bu dalam dalam merum merumus uska kan n mate materi ri huku hukum m yang yang telah telah diter diterim ima a secara secara universal). 34. LEX POSTER POSTERIOR IORii DEROGA DEROGAT T LEGI LEGI PRIORI PRIORI atau LEX POSTER POSTERIOR IORii DEROGA DEROGAT T LEGI LEGI ANTERIORI ANTERIORI – – A later statute repeals repeals an earlier one (undang-undang yang lebih baru mengenyampingkan undang-undang undang-undang yang lama). JUDICI lama). JUDICIA A POXTERIORA POXTERIORA SUNT IN LEGE LEGE FORTIORA – The later decisions is stronger in law (keputusan terakhir ialah yang terkuat di mata hukum). 35. LEX SPECIALIS DEROGAT LEX GENERALI (undang-undang yang khusus didahulukan berlaku berlakunya nya daripad daripada a undang undang-u -unda ndang ng yang yang umum. umum. Contoh Contoh:: pember pemberlak lakua uan n KUHD KUHD terhada terhadap p KUHPerd KUHPerdata ata dalam dalam hal perdaga perdagang ngan) an).. LEX SUPERI SUPERIOR OR DEROGA DEROGAT T LEGI LEGI INFERIORI (undang-undang (undang-undang yang lebih tinggi mengenyampingkan undang-undang yang lebih rendah tingkatnnya). 36. JURU 36. JURU SUO UTI NEMO COGITUR COGITUR (tak ada seorang pun yang diwajibkan menggunakan haknya. Contoh: orang yang berpiutang tidak mempunyai kewajiban untuk menagih terus). NEMO PLUS JURIS TRANSFERRE POTEST QUAM IPSE HABET (tak seorangpun dapat mengalihkan lebih banyak haknya daripada yang ia miliki). 37. DIE RECHTS RECHTS WISSEN WISSENSSC SSCHAF HAFT T IST BIS HEUTE HEUTE EINE REINE REINE RECHTS RECHTS PRECHU PRECHUNGS NGS WISSENSSC WISSENSSCHAFT HAFT GEBLIEBEN GEBLIEBEN / Die Die Recht echts s Wete Wetens nss schap chap heft heft zich zich te ster sterk k geconcentreerd op de wetgevingsproducten en de rechtspraak (Ilmu Hukum dewasa ini, hanya tinggal Ilmu Peradilan). 38. PACTA SUNT SERVANDA (setiap perjanjian itu mengikat para pihak dan harus ditaati dengan itikad baik).
39. KOOP BREEKT GEEN HUUR (jual beli tidak memutuskan sewa-menyewa. Perjanjian sewa-m sewa-meny enyewa ewa tidak tidak berubah berubah,, walaup walaupun un barang barang yang yang disewa disewanya nya beralih beralih beralih beralih tangan – pasal 1576 KUHPerdata). 40. RES NULLIUS CREDIT OCCUPANTI (benda yang ditelantarkan oleh pemiliknya bisa diambil untuk dimiliki). DA TUA SUNT, POST MORTEM TUNE TUA SUNT – Give the thin things gs whic which h are are your yours s whil while e they they are are your yours; s; afte afterr deat death h they they are are not not your yours s (beri (berika kanl nlah ah bend bendaa-be bend nda a kepun kepunya yaan anmu mu saat saat kau kau masih masih memi memili liki kiny nya; a; setel setelah ah meninggal benda-benda tersebut bukan kepunyaanmu lagi). 41. MATRIMONIUM RATUM ET NON CONSUMMATUM (perkawinan yang dilakukan yang secara secara normal normal,, namun namun belum belum diangg dianggap ap jadi jadi mengin mengingat gat belum belum terjadi terjadi hubun hubungan gan kelamin). Hati-hati! 42. DIVORTIUM DICITUR A DIVERTENDO, QUIA VIR DIVERTITUR AB UXORE – Divorce is so called from divertendo, because a man is diverted from his wife (perceraian berasal dari kata Divertendo, Divertendo, artinya seseorang pria dialihkan dari isrinya). 43. HOMO VOCABULUM EST NATURAE; PERSONA JURIS CIVILIS. – “Man” (homo) is a term of nature; “Person“ is a term of civil law (pria ialah istilah alami, person ialah istilah hukum perdata). FILIUS EST NOMEN NATURAE, SED HAERES NOMEN – “Son” is a name of nature, but “heir” a name of law (anak adalah nama yang diberikan oleh alam, tetapi ahli waris adalah nama yang diberikan hukum). 44. FILIUS IN UTERO MATRIS EST PARS VISCERUM MATRIX – A child in the mother’s womb is part of the mother’s vitals (seorang anak di dalam kandungan adalah bagian dari kehidupan kehidupan ibunya). ibunya). CUM CUM LETI LETITI TIMA MAE E NUPT NUPTIA IAE E FACT FACTAE AE SUNT SUNT,, PA PATR TREM EM LIBE LIBERI RI SEQUUNTUR – Children born under a legitimate marriage follow the condition of the father (anak (anak yang yang terlahi terlahirr dari sebuah sebuah perkawi perkawinan nan yang sah mengik mengikuti uti kondisi kondisi ayahnya). 45. HEARES EST CADEM PERSONA CUM ANTECESSORE – The heir is the sinter person as the ancestor (ahli ancestor (ahli waris sama s ama kedudukannya dengan pendahulunya). 46. CUJUS EST DOMINIUM, EJUS EST PERICULUM – The risk lies upon the owner (risiko atas suatu kepemilikkan ditanggung oleh pemilik). 47. CUM ALIQUIS RENUNCIAVERIT SOCIATATI, SOLVITUR SOCIETAS – When any partner has renoun renounced ced the partne partnersh rship, ip, the partne partnersh rship ip is dis dissol solved ved (saat (saat rekan rekan telah telah meninggalkan persekutuannya, maka persekutuan tersebut dinyatakan bubar). 48. POTIOR EST GUI PRIOR EST (siapa EST (siapa yang datang pertama, dialah yang beruntung). QUI TACT CONSENTIRE VIDETUR (siapa yang berdiam diri dianggap menyetujui). 49. CLAUSA CLAUSAL L REBUS REBUS SIC STANTI STANTIBUS BUS (perjan (perjanjia jian n antarantar-neg negara ara masih masih tetap tetap berlaku berlaku,, apabila situasi dan kondisinya tetap sama).
50. QUIQUID QUIQUID EST IN TERRIT TERRITORI ORIO, O, ETIAM ETIAM EST DE TERRIT TERRITORI ORIO O (asas (asas dalam dalam hukum hukum internasional yang menyatakan bahwa apa yang berada dalam batas-batas wilayah negara tunduk kepada hukum negara itu). 51. IGNORANTIA EXCUSATUR EXCUSATUR NON JURIS SED FACTI – Ignorance of fact is excused but not igno ignora ranc nce e of law law. Ketid Ketidak akta tahu huan an akan akan faktafakta-fa fakta kta dapa dapatt dima dimaaf afka kan n tapi tapi tidak tidak demikian demikian halnya halnya ketidaktahu ketidaktahuan an akan hukum. hukum. IGNORANTIA JURIS NON EXCUSAT – Ignorance of the law does not excuse (ketidaktahuan akan hukum tidak dimaafkan). 52. JURIS 52. JURIS QUIDEM QUIDEM IGNORANTIU IGNORANTIUM M CUIQUE NOCERE, NOCERE, FACTI VERUM VERUM IGNORANTIA IGNORANTIAM M NON NOCERE – Ignorance of law is prejudicial to everyone, but ignorance of fact is not (penga (pengabai baian an terhada terhadap p hukum hukum akan merugik merugikan an semua semua orang; orang; tetapi tetapi pengab pengabaia aian n terhadap fakta tidak). 53. IGNORANTIA JUDICIS EST CALANAITAX INNOCENTIS – The ignorance of the judge is the misfortune of the innocent (ketidaktahuan hakim ialah suatu kerugian bagi pihak yang tidak bersalah). 54. JUDEX 54. JUDEX SET LEX LAGUENS LAGUENS – The judge is the speaking law (sang hakim ialah hukum yang berbicara). JUDEX DEBET JUDICARE JUDICARE SECUNDUM SECUNDUM ALLEGATA ALLEGATA ET PROBATA PROBATA – The judge ought to give judgment judgment according according to the allegations allegations and the proofs (seorang hakim harus memberikan penilaian berdasarkan fakta-fakta dan pernyataan). per nyataan). 55. IUDEX NON ULTRA PETITA atau ULTRA PETITA NON COGNOSCITUR (hakim hanya menimbang hal-hal yang diajukan para pihak dan tuntutan hukum yang didasarkan kepadanya). IUDE IUDEX X NE PROC PROCED EDAT AT EX OFFI OFFICI CIO O (hakim (hakim bersifa bersifatt pasif pasif menun menunggu ggu datangnya tuntutan hak yang diajukan kepadanya). 56. JUDEX HERBERE HERBERE DEBET DUOS SALES, SALES, SALEM SAPIENTIAE SAPIENTIAE,, NE SIT INSIPIDUS, INSIPIDUS, ET SALEM CONSCIENTIAE, NE SIT DIABOLUS – A judge should have two silts; the salt of wisdom, lest he be foolish; and the salt of conscience, lest he be devilish (seorang hakim harus mempunyai dua hal: suatu kebijakan, kecuali dia adalah orang yang bodoh; dan hati nurani, kecuali dia mempunyai sifat yang kejam). 57. JUDEX 57. JUDEX NON REDDIT PLUS WUAM QUOD PETENS IPSSE REQUIRIT – A judge does not give give more more than than the plaint plaintiff iff himsel himselff demand demands s (seorang (seorang hakim tidak memberikan memberikan permintaan lebih banyak dari si penuntut). 58. JUDEX 58. JUDEX NON PUTEST PUTEST ESSE TESTIS TESTIS IN PROPRIA CAUSE. CAUSE. A judge cannot cannot be a witness witness in his own cause (eorang hakim tidak dapat menjadi seorang saksi dalam perkaranya sendiri). INIQUUM EST ALIQUEM REI SUI ESSE JUDICEM – It is unjust for anyone to be judge in his own (adalah tidak adil bagi seseorang untuk diadili pada perkaranya sendiri). NEMO JUDEX IN CAUSA SUA – No man can be a judge in his own cause (hakim tidak boleh mengatur/mengadili dirinya sendiri). 59. JUDICA 59. JUDICANDUM NDUM EST LEGIBU LEGIBUS S NON EXEMPLIS EXEMPLIS – Judgmen Judgmentt must must be given given by by the laws, laws, not not by examples (putusan hakim harus berdasarkan hukum, bukan berdasarkan contoh. seorang hakim tidak dibatasi untuk menjelaskan penilaian/putusannya sendiri).
60. JURAM 60. JURAMENTU ENTUM M EST INDIVISINLE, INDIVISINLE, ET NON EST ADMITTEND ADMITTENDUM UM IN PARTLY PARTLY TRUE AND PARTLY FALSUM – An oath is indivisible; it is not to be accepted as partly true and partly false (sebuah (sebuah sumpah sumpah tidak tidak dapat dapat dibagi dibagi;; sumpah sumpah tersebu tersebutt tidak tidak dapat dapat diterima jika sebagiannya benar dan sebagian lagi salah). 61. JURAR 61. JURARE E EAT DEUM DEUM IN TESTEM TESTEM VOCARE VOCARE ET EST ACTUS ACTUS DIVINI DIVINI CULTUS CULTUS – To swear swear is to call God to witness, and is an act of religion (memberikan sumpah ialah sama halnya dengan memanggil Tuhan sebagai saksi hal itu adalah hal keagamaan). 62. CUM ADSUNT TESTIMONIA RERUM, QUID OPUS EST VERBIST – When the proofs of facts are present, what need is there of words? (saat bukti dari fakta-fakta ada, apa gunanya kata-kata?). FACTA SUNT POTENTIORA VERBIS – Deeds or facts are more powerful powerful than than words words (perbuatan atau fakta lebih kuat dari kata-kata). 63. EI INCUMBIT PROBATIO QUIDICIT, NONQUI NEGAT – NEGAT – The burden of the proof rest upon the person who affirms, not the one who denies (beban dari bukti disandarkan pada orang yang menugaskan tuduhan bukan yang menyangkal). me nyangkal). 64. DEBET QUIS JURI SUBJACERE RRBI DELINQUIT – Any offender offender should should be subject subject to the the law of the place where he offends (seseorang Penggugat harus mengacu pada hukum yang berlaku di tempat dia mengajukan gugatan).
LAIN-LAIN
65. HOMO HOMINI LUPUS; HOMO HOMINI SOCIUS (manusia adalah serigala bagi manusia lainnya; manusia adalah kawan bagi sesamanya). 66. TRADIT TRADITION ION ARE ARE ADOPTE ADOPTED D BY THE LAWS; LAWS; AL-A AL-ADAT DAT MUHAK MUHAKKA KAMAH MAH (adat (adat dapat dapat dijadikan hukum). 67. PRIMUS INTER PARES (yang pertama / utama di antara sesama). 68. COGITO ERGO SUM – I think, therefore I am - Ich denke, also bin ich - Je pense pense donc donc je suis (saya berpikir, dan oleh karenanya saya ada). DUBITO ERGO COGITO ERGO SUM – I doubt, therefore I think, and therefore I am. am . 69. ID PE PERF RFEC ECTU TUM M EST EST QUAD QUAD EX OMNIB OMNIBUS US SUIS SUIS PA PART RTIB IBUS US CONS CONSTA TANT NT (sesuatu dinyatakan sempurna bila setiap bagiannnya komplit). 70. FRUSTRA LEGIS AUXILIUM QUAREIT QUI IN LEGEM COMMITTIT – Vainly does a person who offends against the law seek the help of the law (adalah sia-sia bagi seseorang yang menentang hukum tapi dia sendiri meminta bantuan hukum). 71. CUM DUO INTER SE PUGNANTIA REPERIUNTUR IN TESTAMENTO, ILTIMUM RATUM EST – When two clauses a will are found to be contradictory, the last in order prevails (jika terdapat perbedaan dalam suatu hakikat, maka terlihat jelas adanya 2 persepsi yang berbeda).
72. COMMUNI OBSERVANTIA NON EST RECEDENDUM – There should be no departure from common observance (tidak dapat ditarik kesimpulan dari pengamatan biasa; tinda tindaka kann-tin tinda daka kan n yang yang dila dilaku kuka kan n oleh oleh seseo seseora rang ng mena menand ndak akan an maksu maksud d yang yang terdapat dalam pikirannya). 73. CUJUS EST COMMODUM, EJUS DEBET ESSE INC OMMODUM – The person who has the advantage should also have the disadvantage (seseorang yang mendapatkan suatu keuntungan juga akan mendapatkan suatu kerugian).