Diktat Kuliah TL-3104 (Versi 2010)
Kata Pengantar Diktat ini pertama kali disusun sebagai bahan kuliah bagi Mahasiswa Program Sarjana, Program Studi Teknik Lingkungan ITB yang mengambil mata kuliah Pengelolaan Sampah pada Semester G anjil urikulum ITB !""#$ %disi pertama diktat ini dikeluarkan dikeluarkan pada Semester I & !""'(!"")$ Sedangkan diktat ini merupakan edisi ke&empat yang merupakan re*isi +perbaikan dari edisi pertama dan diterbitkan pada Semester I & !"-"(!"--$ Bahan kuliah ini merupakan ringkasan dari Buku .jar yang sedang dalam persiapan dengan judul yang sama, yang merupakan materi wajib bagi mahasiswa peserta Program Sarjana Teknik Lingkungan$ Bahan yang terdapat dalam diktat ini merupakan kumpulan pengalaman dan in/ormasi dalam pengelolaan sampah di Indonesia, dilengkapi dengan bahan&bahan yang berasal dari literatur&literatur literatur&literatur terkait, serta dari makalah&makalah makalah&makalah Penyusun dalam masalah Persampahan di Indonesi Indonesia$ a$
Da/tar Da/tar re/erensi re/erensi
yang digunakan digunakan
disusun disusun berdasarka berdasarkan n
urutan urutan nomor
pengutipannya$ pengutipannya$
Dalam beberapa hal diupayakan agar materi kuliah ini menga0u pada kondisi
nyata yang ada di Indonesia, Indonesia, dan mahasiswa dapat membandingkan dengan kondisi yang ada di negara maju melalui re/erensi yang umumnya berbahasa Inggris$ Bahan yang terdapat dalam diktat ini mungkin dapat pula digunakan oleh praktisi dalam pengelolaan persampahan di Indonesia$ Penyusun mengu0apkan penghargaan dan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak yang memungkinkan terbitnya diktat ini, khususnya kepada Saudara Ir$ I Made 1ahyu 1idyarsana, MT$ yang telah berkontribusi dalam penyiapan diktat ini$ Semoga diktat ini berman/aat bagi yang menggunakan$
Bandung, #" .gustus !"-"
Penyusun %nri Damanhuri dan Tri Padmi
2
Diktat Kuliah TL-3104 (Versi 2010)
DAFTA& ISI #!l!m!n
KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 BAGIAN 1
PENDAHULUAN 5 1.1 Terminologi Umum 5 1.2 Terbentukn! "imb!# Se$!r! Umum % 1.3 Penggolong!n &eni' S!m(!# ) 1.* Perm!'!l!#!n Per'!m(!#!n +i In+one'i! ,
BAGIAN 2
SUMBER, KARAKTERISTIK, DAN TIMBULAN SAMPAH 13 2.1 Sumber +!n Timbul!n S!m(!# 13 2.2 Kom(o'i'i S!m(!# 15 2.3 K!r!kteri'tik S!m(!# 1) 2.* -eto+e Pengukur!n 1, 2.5 S!m(!# erb!#!! +!ri Rum!# T!ngg! 2/
BAGIAN 3
PENGELOLAAN SAMPAH SAMPAH MELALUI MELALU I PENGURAN GAN 22 3.1 Kon'e( -inim!'i "imb!# 22 3.2 Kon'e( Pengur!ng!n 23 3.3 Pemb!t!'!n Timbul!n '!m(!# 25 3.* Gun!0Ul!ng +!n D!ur0ul!ng S!m(!# 2,
BAGIAN 4
DAUR ULANG SAMPAH 31 *.1 Al!'!n D!ur0Ul!ng 31 *.2 D!ur0Ul!ng "imb!# Se$!r! Umum 31 *.3 Poten'i D!ur Ul!ng S!m(!# 32 *.* D!ur Ul!ng S!m(!# +i In+one'i! 3* *.5 Per!n Sektor Inorm!l 3)
BAGIAN 5
PENANGANAN PENANGANA N SAMPAH 41 5.1 Pen+!#ulu!n *1 5.2 Stakeholders Pengelol! S!m(!# Kot! *1 5.3 Tingk!t Pengelol!!n *1 5.* D!er!# Pel!!n!n *2 5.5 Teknik (er!'ion!l Pengelol!!n S!m(!# *5 5.% Pengelol!!n S!m(!# Ter(!+u *% 5.) Pengelol!!n S!m(!# Region!l *
BAGIAN 6
PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN TRANSFER 51 %.1 Pe4!+!#!n S!m(!# 51 %.2 Pengum(ul!n S!m(!# 52 %.3 eber!(! Kriteri! !ng erl!ku +i In+one'i! 5% %.* Pemin+!#!n S!m(!# 5) %.5 Pengum(ul!n S!m(!# +i Neg!r! -!u 5,
BAGIAN VII PENGANGKUTAN SAMPAH 59 ).1 Peng!ngkut!n S!m(!# 'e$!r! Umum 5 ).2 -eto+e Peng!ngkut!n S!m(!# %1 ).3 (er!'ion!l Peng!ngkut!n S!m(!# %3 ).* Pol! Peng!ngkut!n S!m(!# %3 BAGIAN VIII PENGOLAHAN SAMPAH 66 ,.1 Pengol!#!n S!m(!# Se$!r! Umum %% ,.2 Pengom(o'!n (Composting) %%
3
,.3 ,.* ,.5 ,.%
In'iner!tor %) In't!l!'i Waste-to-energy +i Neg!r! In+u'tri )2 Piroli'i' +!n G!'iik!'i )2 Pro'e' Term!l +eng!n G!'iik!'i Pl!'m! )
BAGIAN IX PENGURUGAN (LANDFILLING) SAMPAH 8 .1 Pemro'e'!n Ak#ir S!m(!# 6TPA7 Se$!r! Umum ,/ .2 Perkemb!ng!n Landfilling ,/ .3 &eni' Landfil ,2 .* A(lik!'i landfill ,) .5 "!ngk!# Kerek!!'!!n +!l!m A(lik!'i Pengurug!n ,, .% Peni!(!n S!r!n! +!n Pr!'!r!n! / .) Pengo(er!'i!n landfill +i TPA 2 ., Tem(!t Pembu!ng!n Ak#ir 6TPA7 S!m(!# Kot! +i In+one'i! 3
DAFTAR REFERENSI 95
BAGIAN 1 PENDAHULUAN Bagian ini menjelaskan terminologi yang terkait dengan limbah, bagaimana limbah terbentuk dari sebuah proses produksi, penggolongan sampah serta permasalahan sampah dan kondisi pengelolaanya di Indonesia secara umum 1.1
Terminologi Umum
Limba 2-3 ! Semua buangan yang dihasilkan oleh akti*itas manusia dan hewan yang berbentuk padat, lumpur (sludge), 0air maupun gas yang dibuang karena tidak dibutuhk an atau tidak diinginkan lagi $ 1alaupun dianggap sudah tidak berguna dan tidak dikehendaki, namun bahan tersebut kadang4kadang masih dapat diman/aatkan kembali dan dijadikan bahan baku $ Pembagian limba5 antara lain dibagi berdasarkan sumbernya, seperti 5 Limbah kegiatan kota +masyarakat Limbah industri Limbah pertambangan Limbah pertanian$ Berdasarkan /asanya(bentuknya5 Limbah padat Limbah berlumpur (sludge) Limbah 0air Limbah padat$ Berdasarkan si/at bahayanya5 Limbah bahan berbahaya dan bera0un +B# Limbah domestik 5 dihasilkan dari akti*itas primer manusia$ Limba "ome#ti$! Limbah yang dihasilkan dari kegiatan rutin +sehari&hari manusia, umumnya dalam bentuk5 6air5 dari kegiatan men0u 0i pakaian dan makanan, mandi, kakus +tinja dan air seni, menyiram, dan kegiatan lain yang menggunakan air di rumah Padat5 dikenal sebagai sampah +domestik$ Pengelolaan limba! Penanganan limbah se0ara keseluruhan agar limbah tersebut tidak mengganggu kesehatan, estetika, dan lingkungan$ Penan ganan terseb ut men0akup 0ara memindahkan dari sumbernya, mengol ah, dan mendaur&ulang kembali$ Sam%a &UU'1()*++(,! De/inisi sampah menurut 77&-8(!""8 tentang Pengelolaan Sampah 2983 adalah sisa kegiatan sehari&hari manusia dan(atau proses alam yang berbentuk padat$ Pengelolaan #am%a &UU'1()*++(,! .dalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah$ 6atatan5 pengertian pengelolaan bukan hanya menyangkut aspek teknis, tetapi men0akup juga aspek non teknis, seperti bagaimana mengorganisir, bagaimana membiayai dan bagaimana melibatkan masyarakat penghasil limba h agar ikut berpartisipasi se0ara akti/ atau pasi/ dalam akti*itas penanganan tersebut$ Penga#il #am%a &UU'1()*++(,! Setiap orang atau kelompok o rang atau badan hukum yang menghasilkan timbulan sampah$ Sam%a -ang "iatur "alam UU'1()*++( Sampah rumah tangga • Sampah sejenis sampah rumah tangga • Sampah spesi/ik • Sam%a ruma tangga &UU'1()*++(,! Sampah yang berasal dari kegiatan sehari&hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesi/ik$ Sam%a #eeni# #am%a ruma tangga &UU'1()*++(,!
Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, /asilitas sosial, /asilitas umum, dan(atau /asilitas lainnya Sam%a #%e#i/i$ &UU'1()*++(,! Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan bera0un: • Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan bera0un: • Sampah yang timbul akibat ben0ana: • Puing bongkaran bangunan • Sampah yang se0ara teknologi belum dapat diolah: dan(atau • Sampah yang timbul se0ara tidak periodik • Timbulan #am%a 2-3! Banyaknya sampah dalam 5 Satuan berat5 kilogram per orang perhari +g(o(h atau kilogram per meter&persegi bangunan perhari ! +g(m (h atau kilogram per tempat tidur perhari +g(bed(h, dsb ! Satuan *olume5 liter(orang (hari +L(o(h, liter per meter&persegi b angunan per hari +L(m (h, liter per tempat tidur perhari +L(bed(h, dsb$ ota&kota di Indonesia umumnya menggunaka n satuan *olume$ Sumber #am%a 2-3! Berasal dari kegiatan penghasil sampah seperti pasar, rumah tangga, pertokoan +kegiatan komersial(perdaganan, penyapuan jalan, taman, atau tempat umum lainnya, dan kegiatan lain seperti dari industri dengan limbah yang sejenis sampah Sampah yang dihasilkan manusia sehari&hari kemungkinan mengandung limbah berbahaya, seperti sisa batere, sisa oli(minyak rem mobil, sisa bekas pemusnah nyamuk, sisa biosida tanaman, dsb$ 1.*
Terbentu$n-a Limba Se0ara Umum
Terdapat keterkaitan antara bahan baku, enersi, produk yang dihasilkan dan limbah dari sebuah proses industri, maupun akti*itas manusia sehari&hari$ Bahan terbuang +limbah dapat berasal dari proses produksi atau dari pemakaian barang&barang yang dikonsumsi, yang dapat digambarkan sebagai berikut +Gambar -$-$ Dengan mengenal keterkaitan tersebut, maka akan lebih mudah mengenal bagaimana limbah terbentuk dan bagaimana usaha penanggulangannya$ Banyak 0ara untuk mengidenti/ikasi limbah dengan tujuan utama untuk menge*aluas i resik o yang mungkin ditimbulkan dan untuk menge*aluasi 0ara penanganannya$ Setidaknya ada ) +lima kelompok bagaimana limbah terbentuk 2#35
Bahan baku sek under
Produk .!#!n b!ku (rimer
Proses
Produksi
Pemakaia n
produk Bahan terbuang
Gambar -$- 5 Proses pembentukan buangan 2#3 -$
!$
#$
'$
Limbah yang berasal dari bahan baku yang tidak mengalami perubahan kompos isi baik se0ara kimia maupun biologis$ Mekanisme trans/ormasi yang terjadi hanya bersi/at /isis semata seperti pemotongan, penggergajian, dan sebagainya$ Limbah kategori ini sangat 0o0ok untuk diman/aatkan kembali sebagai bahan baku$ Sampah kota banyak termasuk dalam kategori ini Limbah yang terbentuk akibat hasil samping dari sebuah proses kimia, /isika, dan biologis, atau karena kesalahan ataupun ketidak&optimuman proses yang berlangsung$ Limbah yang dihasilkan mempunyai si/at yang berbeda dari bahan baku semula$ Limbah ini ada yang dapat menjadi bahan baku bagi industri lain atau sama sekali tidak dapat diman/aatkan$ 7saha modi/ikasi proses akan mengurangi terbentuknya limbah jenis ini Limbah yang terbentuk akibat penggunaan baha n baku sekunder, misalnya pelarut atau pelumas$ Bahan baku sekunder ini tidak ikut dalam reaksi proses pembentukkan produk$ Limbah ini kadangkala sangat berarti dari sudut kuantitas dan merupakan sumber utama dari industrial waste water Teknik daur ulang ataupun penghematan penggunaan bahan baku sekunder banyak diterapkan dalam menanggulanginya Limbah yang berasal dari hasil samping proses pengolahan limbah$ Pada dasarnya semua pengolah limbah tidak dapat mentrans/er limbah menjadi -""; non limbah$ .da produk samping yang harus
)$
1.
ditangani lebih lanjut, baik berupa partikulat, gas, dan abu +dari insinerator, lumpur +misalnya dari unit pengolah limbah 0air atau bahkan limbah 0air +misalnya dari lindi sebuah lahan urug Limbah yang berasal dari bahan samping pemasaran produk industri, misalnya kertas, plastik, kayu, logam, drum, kontainer, tabung kosong, dan sebagainya$ Limbah jenis ini dapat diman/aatkan kembali sesuai /ungsinya semula atau diolah terlebih dahulu agar menjadi produk baru$ Sampah kota banyak terdapat dalam kategori ini$ Penggolongan 2eni# Sam%a
Di negara industri, jenis sampah atau yang dianggap sejenis sampah, dikelompokkan berdasarkan sumbernya seperti 2'35 Pemukiman5 biasanya berupa rumah atau apartemen$
Pada suatu kegiatan dapat dihasilkan jenis sampah yang sama, sehingga komponen penyusunnya juga akan sama$ Misalnya sampah yang hanya terdiri atas kertas, logam, atau daun&daunan saja$ .pabila tidak ter0ampur dengan bahan&bahan lain, maka sebagian besar komponennya adalah seragam$ arena itu berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua ma0am 5 Sampah yang seragam$ Sampah dari kegiatan industri pada umumnya termasuk dalam golongan ini$ Sampah dari kantor sering hanya terdiri atas kertas, karton dan masih dapat digolongkan dalam golongan sampah yang seragam Sampah yang tidak seragam +0ampuran, misalnya sampah yang berasal dari pasar atau sampah dari tempat&tempat umum$ Bila dilihat dari status permukiman, sampah biasanya dapat dibedakan menjadi5 Sampah kota +muni"ipal solid waste, yaitu sampah yang terkumpul di perkotaan Sampah perdesaan +rural waste, yaitu sampah yang dihasilkan di perdesaan$ Di Indonesia, penggolongan sampah yang sering digunakan adalah sebagai +a sampah organik, atau sampah basah, yang terdiri atas daun&daunan, kayu, kertas, karton, tulang, sisa&sisa makanan ternak, sayur, buah, dan lain&lain, dan sebagai +b sampah anorganik, atau sampah kering yang terdiri atas kaleng, plastik, besi dan logam&logam lainnya, gelas dan mika$ adang kertas dimasukkan dalam kelompok ini$ Sedangkan bila dilihat dari sumbernya, sampah perkotaan yang dikelola oleh Pemerintah ota di Indonesia sering dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu 2>35 Sam%a "ari ruma tinggal! merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan istilah sampah domestik$ Dari kelompok sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa sisa makanan, plastik, kertas, karton ( dos, kain, kayu, ka0a, daun, logam, dan kadang&kadan g sampah berukuran bes ar seperti dahan pohon$ Praktis tidak terdapat sampah yang biasa dijumpai di negara industri, seperti mebel, T? bekas, kasur dll$ elompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang ditempati oleh sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam suatu kawasan permukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah susun$ Dari rumah tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan B# +bahan berbahaya dan bera0un, seperti misalnya baterei, lampu TL, sisa obat&obatan, oli bekas, dll$ Sam%a "ari "aera $omer#ial! sumber sampah dari kelompok ini berasal dari pertokoan, pusat perdagangan, pasar, hotel, perkantoran, dll$ Dari sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, ka0a, logam, dan juga sisa makanan$ husus dari pasar tradisional, banyak dihasilkan sisa sayur, buah, makanan yang mudah membusuk$ Se0ara umum sampah dari sumber ini adalah mirip dengan sampah domestik tetapi dengan komposisi yang berbeda$ Sam%a "ari %er$antoran ) in#titu#i! sumber sampah dari kelompok ini meliputi perkantoran, sekolah, rumah sakit, lembaga pemasyarak atan, dll$ Dari sumber ini potensia l dihasilkan sam pah seperti halnya dari daerah komersial non pasar$ Sam%a "ari alan ) taman "an tem%at umum! sumber sampah dari kelompok ini dapat berupa jalan kota, taman, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran darinase kota, dll$ Dari daerah ini umumnya dihasilkan sampah berupa daun ( dahan pohon, pasir ( lumpur, sampah umum seperti plastik, kertas, dll$ Sam%a "ari in"u#tri "an ruma #a$it -ang #eeni# #am%a $ota 5 kegiatan umum dalam lingkungan industri dan rumah sakit tetap menghasilk an sampah sejenis sampah domestik, seperti sisa makanan, kertas, plastik, dll$ @ang perlu mendapat perhatian adalah, bagaimana agar sampah yang tidak sejenis sampah kota tersebut tidak masuk dalam sistem pengelolaa n sampah kota$ 1.3
Perma#alaan Per#am%aan "i In"one#ia
Besarnya penduduk dan keragaman akti*itas di kota&kota metropolitan di Indonesia seperti
menjadi bom waktu bagi pengelola kota 2--3$ Gambar -$! berikut merupakan skema pengelolaan sampah se0ara umum di Indonesia$ Tabel -$- Proporsi pelayanan sampah di Indonesia 283 Penduduk +juta&jiwa
Penduduk dilayani +juta&jiwa
; penduduk dilayani
'A,# -#>,!
!#,)
'8
8",8
)A
Bali dan usa Tenggara
-!,9
9,"
'>
alimantan
-!,A
9,"
'9
Sulawesi, Maluku dan Papua
!",8
-',!
98
!#!,>
-#",#
)9
Pulau Sumatera
Total
Penyingkiran dan pemusnahan sampah atau limbah padat lainnya ke dalam tanah merupakan 0ara yang selalu digunakan, karena alternati/ pengolahan lain belum dapat menuntaskan permasalahan yang ada$ 6ara ini mempunyai banyak resiko, terutama akibat kemungkinan pen0emaran air tanah$ Di negara majupun 0ara ini masih tetap digunakan walaupun porsinya tambah lama tambah menurun$ 6ara penyingkiran limbah ke dalam tanah yang dikenal sebagai land%illing merupakan 0ara yang sampai saat ini paling banyak digunakan, k arena biayanya relati/ murah, pengoperasianny a mudah dan luwes dalam menerima limbah$ amun /asilitas ini berpotensi mendatangkan masalah pada lingkungan, terutama dari lindi +lea"hate yang dapat men0emari air tanah serta timbulnya bau dan lalat yang mengganggu, karena biasanya sarana ini tidak disiapkan dan tidak dioperasikan dengan baik 2-"3$ Dilihat dari komposisi sampah, maka sebagian besar sampah kota di Indonesia adalah tergolong sampah hayati, atau se0ara umum dikenal sebagai sampah organik$ Sampah yang tergolong hayati ini untuk kota&kota be sar bisa men0apai >" ; dari total sampah, dan sekitar !8 ; adalah sampah non& hayati yang menjadi obyek akti*itas pemulung yang 0ukup potensial, mulai dari sumber sampah +dari rumah&rumah sampai ke TP.$ Sisanya +sekitar !; tergolong B# yang perlu dikelola tersendiri 2-!3$
Gambar -$! 5 Pengelolaan sampah k umpul 4 angkut 4 buang 2A3 Berdasarkan hal itulah di sekitar tahun -A8"&an Pusat Penelitian Lingkungan Cidup +PPLC ITB memperkenalkan konsep &awasan Industri Sampah +IS pada tingkat kawasan dengan sasaran meminimalkan sampah yang akan diangkut ke TP. sebanyak mungkin dengan melibatk an swadaya masyarakat dalam daur&ulang sampah 2-#3$ onsep ini sempat diuji 0oba di beberapa kota termasuk di
sampah yang terdiri dari beberapa kom partemen serta truk sampah yan g akan mengangkut sampah sejenis menuju pemrosesan 2--3$ Berdasarkan data tahun !""8, jenis penanganan sampah yang berlangsung di Indonesia adalah sebagai berikut 2835 Pengurugan5 98,89; Pengomposan5 >,-A; pen burning5 ',>A; Dibuang ke sungai5 !,AA; Insinerator skala ke0il5 9,)A; on&pengurugan5 A,)8; Sampah yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan masalah bagi kehidupan dan kesehatan lingkungan, terutama kehidupan manusia$ Masalah tersebut dewasa ini menjadi isu yang hangat dan banyak disoroti karena memerlukan penanganan yang serius$ Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan sampah, di antaranya 2', --35 Masalah estetita +keindahan dan kenyamanan yang merupakan gangguan bagi pandangan mata$ .danya sampah yang berserakan dan kotor, atau adanya tumpukan sampah yang terbengkelai adalah pemandangan yang tidak disukai oleh sebagaian besar masyarakat$ Sampah yang terdiri atas berbagai bahan organik dan anorganik apabila telah terakumulasi dalam jumlah yang 0ukup besar, merupakan sarang atau tempat berkumpuln ya berbagai binatang yang dapat menjadi *ektor penyakit, seperti lalat, tikus, ke0oa, ku0ing, anjing liar, dan sebagainya$
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan akti*itas penduduk yang berarti juga peningkatan jumlah timbulan sampah$ Masalah pengelolaan sampah perkotaan antara lain adalah keterbatasan peralatan, lahan, dan sumber daya manusia$ Masalah ini timbul di kota 0kota besar ataupun kota0kota ke0il, seperti telah dijelaskan sebelumnya$ Pengelolaan persarnpahan mempunyai beberapa tujuan yang sangat mendasar yang meliputi 2935 Meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat Melindungi sumber daya alam +air Melindungi /asilitas sosial ekonomi Menunjang pembangunan sektor strategis$ Pengelolaan persampahan di negara industri sering dide/inisikan sebagai kontrol terhadap timbulan sampah, mulai dari pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, proses, dan pembuangan akhir sampah, dengan prinsip&prinsip terbaik untuk kesehatan, ekono mi, keteknikan(engineering , konser*asi, estetika, lingkungan, dan juga terhadap sikap masyarakat 2'3$ eberhasilan pengelolaan, bukan hanya tergantung aspek teknis semata, tetapi men0akup juga aspek non teknis, seperti bagaimana mengatur sistem agar dapat ber/ungsi, bagaimana lembaga atau organisasi yang sebaiknya mengelola, bagaimana membiayai sistem tersebut dan yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana melibatkan masyarakat penghasil sampah dalam akti*itas penanganan sampah$ 7ntuk menjalankan sistem tersebut, harus melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti peren0anaan kota, geogra/i, ekonomi, kesehatan masyarakat, sosiologi, demogra/i, komunikasi, konser*asi, dan ilmu bahan$ Sebelum 77& -8(!""8 dikeluarkan, kebijakan pengelolaan sampah perkotaan +yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan 7mum di Indonesia memposisikan bahwa pengelolaan sampah perkotaan merupakan sebuah sistem yang terdiri dari ) komponen sub sistem, yaitu 2-'35 Peraturan ( hukum • elembagaan dan organisasi • Teknik operasional • Pembiayaan • Peran serta masyarakat$ • amun bila diperhatikan, konsep ini sebetulnya berlaku tidak hanya untuk pendekatan peme0ahan masalah persampahan, tetapi untuk sektor lain yang umumnya terkait dengan pelayanan masyarakat$ leh karenanya kelima komponen tsb lebih tepat disebut sebagai aspek&aspek penting yang mempengaruhi manajemen persampahan$
Peraturan)u$um! .spek pengaturan didasarkan atas kenyataan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, dimana sendi&sendi kehidupan bertumpu pada hukum yang berlaku$ Manajemen persampahan kota di Indonesia membutuhkan kekuatan dan dasar hukum, seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan retribusi, ketertiban masyarakat, dan sebagainya$ Peraturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah di perkotaan antara lain adalah yang mengatur tentang5 etertiban umum yang terkait dengan penanganan sampah Een0ana induk pengelolaan sampah kota Bentuk lembaga dan organisasi pengelola Tata&0ara penyelenggaraan pengelolaan Besaran tari/ jasa pelayanan atau retribusi erjasama dengan berbagai /ihak terkait, diantaranya kerjasama antar daerah, atau kerjasama dengan /ihak swasta$ Kelembagaan "an organi#a#i! .spek organisasi dan manajemen merupakan suatu kegiatan yang multi disiplin yang bertumpu pada prinsip teknik dan manajemen yang menyangkut aspek&aspek ekonomi, sosial, budaya, dan kondisi /isik wilayah kota, dan memperhatik an pihak yang dilayani yaitu masyarakat k ota$ Peran0angan dan pemilihan bentuk organisasi disesuaikan dengan5 & Peraturan pemerintah yang membinanya & Pola sistem operasional yang diterapkan & apasitas kerja sistem & Lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani$ ebijakan yang diterapkan di Indonesia dalam mengelola sampah kota se0ara /ormal adalah seperti yang diarahkan oleh Departemen Pekerjaan 7mum sebagai departemen teknis yang membina pengelola persampahan perkotaan di Indonesia$ Bentuk institusi pengelolaan persampahan kota yang dianut di Indonesia5 Seksi ebersihan di bawah satu dinas, misalnya Dinas Pekerjaan 7mum +P7 terutama apabila masalah kebersihan kota masih bisa ditanggulangi oleh suatu seksi di bawah dinas tersebut 7nit Pelaksana Teknis Dinas +7PTD di bawah suatu dinas, misalnya Dinas P7 terutama apabila dalam struktur organisasi belum ada seksi khusus di bawah dinas yang mengelola kebersihan,
-
sehingga lebih memberikan tekanan pada masalah operasional, dan lebih mempunyai otonomi daripada seksi Dinas ebersihan akan memberikan per0epatan dan pelayanan pada masyarakat dan bersi/at nir& laba$ Dinas ini perlu dibentuk karena akti*itas dan *olume pekerjaan yang sudah meningkat Perusahaan Daerah +PD ebersihan, merupakan organisasi pengelola yang dibentuk bila permasalahan di kota tersebut sudah 0ukup luas dan kompleks$ Pada prinsipnya perusahaan daerah ini tidak lagi disubsidi oleh pemerintah daerah +pemda, sehingga e/ekti*itas penarikan retribusi akan lebih menentukan$ Bentuk ini sesuai untuk kota metropolitan$
Te$ni$ o%era#ional! Teknik operasional pengelolaan sampah kota meliputi dasar&dasar peren0anaan untuk kegiatan5 Pewadahan sampah Pengumpulan sampah Pemindahan sampah Pengangkutan sampah Pengolahan sampah Pembuangan +sekarang5 pemrosesan akhir sampah$ egiatan pemilahan dan daur ulang semaksimal mungkin dilakukan sejak dari pewadahan sampah sampai dengan pembuangan akhir sampah$ Teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri atas kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah harus bersi/at terpadu dengan melakukan pemilahan sej ak dari sumbernya$ Pengelol aan sampah B# rumah tangga dikelola se0ara khusus sesuai aturan yang berlaku$ egiatan pemilahan dapat pula dilakukan pada kegiatan pengumpulan pemindahan$ egiatan pemilahan dan daur ulang diutamakan di sumber$ Pembia-aan ) retribu#i! Sebagaimana kegiatan yang lain, maka komponen pembiayaan sistem pengelolaan sampah kota se0ara ideal dihitung berdasarkan5 Biaya in*estasi Biaya operasi dan pemeliharaan Biaya manajemen Biaya untuk pengembangan Biaya penyuluhan dan pembinaan masyarakat$ .spek pembiayaan merupakan sumber daya penggerak agar rod a sistem pengelolaa n persampahan di kota tersebut dapat bergerak dengan lan0ar$ Diharapkan bahwa sistem pengelolaan persampahan di Indonesia akan menuju pada Fpembiayaan sendiriF, termasuk disini dengan pembentukan perusahaan daerah$ Sektor pembiayaan ini menyangkut beberapa aspek, seperti5 Proporsi .PB(.PBD pengelolaan sampah, antara retribusi dan biaya pengelolaan sampah Proporsi komponen biaya tersebut untuk gaji, transportasi, pemeliharaan, pendidikan dan pengembangan serta administrasi Proporsi antara retribusi dengan pendapatan masyarakat Struktur dan penarikan retribusi yang berlaku$ Eetribusi persampahan merupakan bentuk konkrit partisipasi masyarakat dalam membiayai program pengelolaan persampahan$ Bentuk penarikan retribusi dibenarkan bila pelaksananya adalah badan /ormal yang diberi kewenangan oleh pemerintah$ Peran #erta ma#-ara$at! Tanpa adanya partisipasi masyarakat penghasil sampah, semua program pengelolaan sampah yang diren0anakan akan sia&sia$ Salah satu pendekatan kepada masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam kebersihan adalah bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku yang sesuai dengan tujuan program itu$ Cal ini antara lain menyangkut5 Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib dan teratur =aktor&/aktor sosial, struktur, dan budaya setempat ebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini$ Permasalahan yang terjadi berkaitan dengan peran serta masyarak at dalam pengelolaan persampahan, yaitu di antaranya5 Tingkat penyebaran penduduk yang tidak merata Belum melembaganya keinginan dalam masyarakat untuk menjaga lingkungan Belum ada pola baku bagi pembinaan masyarakat yang dapat dijadikan pedoman pelaksanaan Masih banyak pengelola kebersihan yang belum men0antumkan penyuluhan dalam programnya - ehawatiran pengelola bahwa inisiati/ masyarakat tidak akan sesuai dengan konsep pengelolaan yang ada$
BAGIAN * SUMBE45 KA4AKTE4ISTIK5 DAN TIMBULAN SAMPAH Bagian ini menjelaskan sumber, timbulan, komposisi dan karakteristik sampah. Dijelaskan bagaimana metode sampling dan pengukuran timbulan sampah. Dijelaskan pula secara umum jenis sampah yang berkatagori berbahaya yang dihasilkan oleh rumah tangga. Guna lebih memahami, mahasisa diminta mengamati selama seminggu jumlah timbulan sampah di tempat tinggal masing!masing, beserta komposisinya. *.1 Sumber "an Timbulan Sam%a Se0ara praktis sumber sampah dibagi menjadi ! kelompok besar, yaitu5 a$ Sampah dari permukiman , atau sampah rumah tangga b$ Sampah dari non&permukima n yan g sejenis sampah rumah tangga, seperti dari pasar, daerah komersial dsb$ Sampah dari kedua jenis sumber ini +a dan b dikenal sebagai #am%a "ome#ti$$ Sedang #am%a non'"ome#ti$ adalah sampah atau limbah yang bukan sejenis sampah rumah tangga, misalnya limbah dari proses industri$ Bila sampah domestik ini berasal dari lingkungan perkotaan, dalam bahasa Inggeris dikenal sebagai muni"ipal solid waste (S)$ Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam pengelolaan sampah kota di Indonesia, sumber sampah kota dibagi berdasarkan 2-'35 a$ Permukiman atau rumah tangga dan sejenisnya b$ Pasar 0$ egiatan komersial seperti pertokoan d$ egiatan perkantoran e$ Cotel dan restoran /$ egiatan dari institusi seperti industri, rumah sakit, untuk sampah yang sejenis sampah permukiman g$ Penyapuan jalan h$ Taman&taman$ adang dimasukkan pula sampah dari sungai atau drainase air hujan, yang 0ukup banyak dijumpai$ Sampah dari masing&masing sumber tersebut dapat dikatakan mempunyai karakteristik yang khas sesuai dengan besaran dan *ariasi akti*itasnya$ Demikian juga timbulan +generation sampah masing& masing sumber tersebut ber*ariasi satu dengan yang lain, seperti terlihat dalam standar pada Tabel !$-$
No.
Tabel !$-5 Besarnya timbulan sampah berdasarkan sumbernya 2-), -93 Kom(onen 'umber '!m(!# 8olume 6"iter7 er!t 6kg7 S!tu!n
1.
Rum!# (erm!nen
9or!ng9#!ri
2:25 0 2:5/
/:35/ 0 /:*//
2.
Rum!# 'emi (erm!nen
9or!ng9#!ri
2:// 0 2:25
/:3// 0 /:35/
3.
Rum!# non0(erm!nen
9or!ng9#!ri
1:)5 0 2://
/:25/ 0 /:3//
*.
K!ntor
9(eg!4!i9#!ri
/:5/ 0 /:)5
/:/25 0 /:1//
5.
Toko9ruko
9(etug!'9#!ri
2:5/ 0 3://
/:15/ 0 /:35/
%.
Sekol!#
9muri+9#!ri
/:1/ 0 /:15
/:/1/ 0 /:/2/
).
&!l!n !rteri 'ekun+er
9m9#!ri
/:1/ 0 /:15
/:/2/ 0 /:1//
,.
&!l!n kolektor 'ekun+er
9m9#!ri
/:1/ 0 /:15
/:/1/ 0 /:/5/
.
&!l!n lok!l
9m9#!ri
/:/5 0 /:1/
/://5 0 /:/25
/:2/ 0 /:%/
/:1// 0 /:3//
1/.
P!'!r
2
9m 9#!ri
Data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah merupakan hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah$ Data tersebut harus tersedia agar dapat disusun suatu alternati/ sistem pengelolaan sampa h yang baik$
dalam satu tahun$ Timbulan sampah dapat diperoleh dengan sampling +estimasi berdasarkan standar yang sudah tersedia$ Timbulan sampah ini dinyatakan sebagai 2-)35 ! Satuan berat5 kg(o(hari, kg(m (hari, kg(bed(hari dan sebagainya − ! − Satuan *olume5 L(o(hari, L(m (hari, L(bed(hari dan sebagainya$ Di Indonesia umumnya menerapkan satuan *olume$ Penggunaan satuan *olume dapat menimbulkan kesalahan dalam interpretasi karena terdapat /aktor kompaksi yang harus diperhitungkan$ Sebagai ilustrasi, -" unit wadah yang berisi air masing&masing -"" liter, bila air tersebut disatukan dalam wadah yang besar, maka akan tetap berisi -""" liter air$ amun -" unit wadah yang berisi sampah -"" liter, bila sampah tersebut disatukan dalam sebuah wadah, maka *olume sampah akan berkurang karena mengalami kompaksi$ Berat sampah akan tetap$ Terdapat /aktor kompaksi yaitu "en#ita#. Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun di masa mendatang merupakan dasar dari peren0anaan, peran0angan , dan pengkajian sistem pengelol aan persampahan$ Prakiraan rerata timbulan sampah akan merupakan langkah awal yang biasa dilakukan dalam pengelolaan persampahan$ Satuan timbulan sampah ini biasanya dinyatakan sebagai satuan skala kuantitas per orang atau per unit bangunan dan sebagainya$ Bagi kota&kota di negara berkembang, dalam hal mengkaji besaran timbulan sampah, agaknya perlu diperhitungkan adan ya /aktor pendaurulanga n sampah mulai dari sumbernya sampai di TP.$ Eata&rata timbulan sampah biasanya akan ber*ariasi dari hari ke hari, antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan negara lainnya$ ?ariasi ini terutama disebabkan oleh perbedaan, antara lain 2->35 − "&8";$ 7ntuk memberikan gambaran tentang timbulan sampah ini, beberapa angka tentang timbulan sampah diberikan dalam Tabel !$# +
o$
Pemukiman5 -$ Eumah5 Permanen Semi permanen on permanen Eerata on pemukiman5
!,"' -,>> !,-' -,A8
l(o(h l(o(h l(o(h l(o(h
L(o(h L(o(h L(o(h L(o(h
!$
Pasar
),#)
L(m!(h
#$
)-9,A'
L(km(h
'$
Toko
!',"
L(unit(h
)$
antor
8),)
L(unit(hari
9$
Eumah makan
#)9,#
L(unit(h
>$
Cotel
!,)
L(bed(h
8$
Industri
",)'
L(pegawai(h
A$
Eumah sakit
>,89
L(bed(h
Sour0es Eumah tangga Pasar Sekolah omersial Industri(institusi
Tabel !$#5
A9# 9'9'" 9'-#
+; 9)
-) -" -" -""
!"") +Ton(hari #"9> !8" #"8 -)8# )-9 !'9 9"""
+; )) ) !9 A ' -""
Tabel !$'5 Timbulan Sampah di Beberapa egara 2!"3 ota Timbulan +kg(orang(hari Paris -,-"" Damaskus ",9#) =es ",9!) Eabat ",))" onakry ",''" ara0hi ",))" Singapura ",8>" Manila ",))" 9A ton(hari$ Bila dikon*ersi terhadap total penduduk, maka # kota tersebut dapat dinyatakan menghasilkan timbulan sampah sebesar #8'9 m (har(- juta orang(hari, atau #,8) L(orang(hari, yang merupakan satuan timbulan eki*alensi penduduk$ *.* Kom%o#i#i Sam%a Pengelompok an berik utnya yang juga sering dilakukan adalah berdasarkan k omposisinya , misalnya dinyatakan sebagai ; berat +biasanya berat basah atau ; *olume +basah dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, ka0a, kain, makanan, dan lain&lain$ Tabel !$9 menggambarkan tipikal komposisi sampah pemukiman di kota di negara maju$ Sedang Tabel !$> menggambarkan 0ontoh komposis i sampah k ota di beberapa tempat di dunia$ omposisi dan si/at&si/at sampa h menggambarkan keanekaraga man akti*itas manusia$
Tabel !$95 omposisi sampah domestik 2!!3 ategori sampah
; Berat
; ?olume
ertas dan bahan&bahan kertas
#!,A8
9!,9-
ayu(produk dari kayu
",#8
",-)
Plastik, kulit, dan produk karet
9,8'
A,"9
ain dan produk tekstil
9,#9
),-
Gelas
-9,"9
),#-
Logam
-",>'
A,-!
Bahan batu, pasir
",!9
",">
Sampah organi0
!9,#8
8,)8
Tabel !$>5 omposisi sampah di beberapa kota +; berat basah 2->3 omponen
London
Singapura
Congkong
Bandung
rganik
!8
',9
A,'
>'
>#,'
ertas
#>
'#,-
#!,)
8
A,>
Logam
A
#
!,!
!
",)
a0a
A
-,#
A,>
!
",'
Tekstil
#
A,#
A,9
&
-,#
Plastik(aret
#
9,-
9,!
9
8,9
Lain&lain
--
#!,9
!A,'
8
9,-
Pengertian sampah organik seperti ter0antum dalam Tabel di atas lebih bersi/at untuk mempermudah pengertian umum, untuk menggambarkan komponen sam pah yang 0epat terdegradasi +0epat membusuk, terutama yang berasal dari sisa makanan$ Sampah yang membusuk +gar!age adalah sampah yang dengan mudah terdekomposisi karena akti*itas mikroorganisme$ Dengan demikian pengelolaannya menghendaki ke0epatan, baik dalam pengumpulan, pembuangan, maupun pengangkutannya $ Pembusukan sampah ini dapat menghasilk an bau tidak enak, seperti ammoniak dan asam&asam *olatil lainnya$ Selain itu, dihasilkan pula gas&gas hasil dekomposisi, seperti gas metan dan sejenisnya, yang dapat membahaykan keselamatan bila tidak ditangani se0ara baik$ Penumpukan sampah yang 0epat membusuk perlu dihindari$ Sampah kelompok ini kadang dikenal sebagai sampah basah, atau juga dikenal sebagai sampah organik$ elompok inilah yang berpotensi untuk diproses dengan bantuan mikroorganisme, misalnya dalam pengomposan atau gasi/ikasi$ Sampah yang tidak membusuk atau re%use pada umumnya terdiri atas bahan&bahan kertas, logam, plastik, gelas, ka0a, dan lain&lain$ Sampah kering +re/use sebaiknya didaur ulang, apabila tidak maka diperlukan proses lain untuk memusnahkannya, seperti pembakaran$ amun pembakaran re%use ini juga memerlukan penanganan lebih lanjut, dan berpotensi sebagai sumber pen0emaran udara yang bermasalah, khususnya bila mengandung plastik P?6$ elompok sampah ini dikenal pula sebagai sampah kering, atau sering pula disebut sebagai sampah anorganik$ Di negara beriklim dingin, sampah berupa debu dan abu banyak dihasilkan sebagai produk hasil pembakaran, baik pembakaran bahan bakar untuk pemanas ruangan, maupun abu hasil pembakaran sampah dari insinerator$ .bu debu di negara tropis seperti Indonesia, banyak berasal dari penyapuan jalan&jalan umum$ Selama tidak mengandung at be ra0un, abu tidak terlalu berbahay a terhadap lingkungan dan masyarakat$ amun, abu yang berukuran J-" Km dapat memasuki saluran perna/asan dan menyebabkan penyakit pneumo"o niosis$ Sampah berbahaya adalah semua sampah yang mengandung bahan bera0un bagi manusia, /lora, dan /auna$ Sampah ini pada umumnya terdiri atas at kimia organik maupun anorganik serta logam&logam berat, yang kebanyakan merupakan buangan industri$ Sampah jenis ini sebaiknya dikelola oleh suatu badan yang berwenang dan dikeluarkan ke lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku$ Sampah jenis ini tidak dapat di0ampu rkan dengan sampah kota biasa$ Lihat uraian butir !$)$ omposisi sampah juga dipengaruhi oleh beberapa /aktor5 − 6ua0a5 di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga akan 0ukup tinggi − =rekuensi pengumpulan5 semakin sering sampah dikumpulkan maka semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk$ Tetapi sampah organik akan berkurang karena membusuk, dan yang akan terus bertambah adalah kertas dan dan sampah kering lainnya yang sulit terdegradasi − Musim5 jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah&buahan yang sedang berlangsung − Tingkat sosial ekonomi5 Daerah ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkan sampah yang terdiri atas bahan kaleng, kertas, dan sebagainya − Pendapatan per kapita5 masyarakat dari tingkat ekonomi rendah akan menghasilkan total sampah yang lebih sedikit dan homogen dibanding tingkat ekonomi lebih tinggi$ − emasan produk5 kemasan produk bahan kebutuhan sehari&hari juga akan mempengaruhi$ egara maju 0enderung tambah banyak yang menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas$ Dengan mengetahui komposisi sampah dapat ditentukan 0ara pengolahan yang tepat dan yang paling e/isien sehingga dapat diterapkan proses pengolahannya$ Tipikal komposisi sampah didasarkan atas tingkat pendapatan digambarkan pada Tabel !$8 di bawah ini$ Tambah sederhana pola hidup masyarakatnya , tambah banyak komponen sampah organik +sisa makanan, dsb$ Suatu penelitian +-A8A yang dilakukan di beberapa kota di
didominasi sampa h organik$ Tabel !$-" menggambarka n 0ontoh komposisi sampah berdasarkan sumbernya$ Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa pemukima n merupakan sumber sampah terbesar dengan komposisi sampah basah atau sampah organik sebesar >#&>8;$ Dengan kondisi seperti itu disertai kelembaban sampah yang tinggi, maka sampah akan sangat 0epat membusuk$ Tabel !$85 Tipikal komposisi sampah pemukiman +; berat basah 2!"3 Pemukiman Pemukiman Pemukiman omposisi low in"ome middle in"ome high in"ome ertas -&-" -)&'" -)&'" a0a, keramik -&-" -&-" '&-" Logam -&) -&) #&-# Plastik -&) !&9 !&-" ulit, karet -&) & & ayu -&) & & Tekstil -&) !&-" !&-" Sisa makanan '"&8) !"&9) !"&)" Lain&lain -&'" -" -&!" Tabel !$A5 Tendensi kompos isi sampah di #,' >>," Eumah tangga Pasar -9,' -9,A !,8 -',) omersial ->,' ->,' ',) -," Industri -),8 & & & ,9 ",8 -,! Sekolah & & -,A -,! antor & & #,9 & Lain&lain & )," )," )," Tabel !$-"5 omposisi sampah kota Bandung berdasarkan s umber +; berat basah -A88 2!#3 Permukiman dengan pendapatan omposisi Pasar Pertokoan Sapuan TPS TP. Eendah Sedang Tinggi Sampah >8,>! >),A) >#,'89,#9 9>,"# '!,!# 8!,>9 8>,>8 basah Daun&daun -,>" !,-' #,)-,!) ",") !A,#" #,>9 & ertas 9,-" >,98 A,#! ),>> ",") -8,-9 ',A' ',9" Tekstil -,A' ",)# -,9A ",') ->,#8 ",-A -,"# ",>9 aret -,8" ",-> ",-A ",-' !,8A & ","> ",#) Plastik 9,#>,AA,-) ),9> & 8,-9 ',8) ',>ulit ",8) !,-# ",)! & --,A9 & ","9 ",-" ayu ",>> ",)A ",)) & ",!A & ",'# -,-# a0a ",)",'8 ",8" ",-A ",!A & ",!8 ",-" Logam ",>A ",>! -,-8 ","A ",-" & ",-A ",-! Lain&lain ",)-,8",9A ","8 ","-,A9 -,-9 -,#) *. Kara$teri#ti$ Sam%a Selain komposisi, maka karakteristik lain yang biasa ditampilkan dalam penanganan sampah adalah karakteritik /isika dan kimia$ arakteristik tersebut sangat ber*ariasi, tergantung pada komponen& komponen sampah$ ekhasan sampah dari berbagai tempat(daerah serta jenisnya yang berbeda&beda memungkinka n si/at&si/at yang berbeda pula$ Sampah kota di negara&negara yang sedang berkembang akan berbeda susunannya dengan sampah kota di negara&negara maju$ arakteristik sampah dapat dikelompokkan menurut si/at&si/atnya, seperti5 arakteristik /isika5 yang paling penting adalah densitas, kadar air, kadar *olatil, kadar abu, nilai kalor, distribusi ukuran +Gambar !$- merupakan skematis berat bahan
-
arakteristik kimi a5 khususnya yang menggambarkan susunan kimia sampah tersebut yang terdiri dari unsur 6, , , P, C, S, dsb$
Menurut pengamatan di lapangan, maka densitas sampah akan tergantung pada sarana pengumpul dan pengangkut yang digunakan , biasanya untuk kebutuhan desain digunakan angka 2!'3 5 # − Sampah di wadah sampah rumah5 ","- 4 ",!" ton(m # − Sampah di gerobak sampah5 ",!" 4 ",!) ton(m
#
Sampah di truk terbuka5 ",#" 4 ",'" ton(m − # Sampah di TP. dengan pemadaran kon*ensional ",)" 4 ",9" ton(m $ − Tabel !$-- merupakan 0ontoh karakteristik sampah yang sering dimun0ulkan di Indonesia$ Tabel !$-! merupakan 0ontoh karakteristik di kota sebuah TPS di kota Bandung pada tahun !"">$
#erat !asah Kadar air hilang pada 105oC
Volatil hilang pada 550oC
#erat $ering
Fixed ar!on hilang pada "50oC %!& pada 550oC Kar!onat
Gambar !$-5 Posisi bahan pada temperatur pembakaran Tabel
!$--5 arakteristik sampah kota Bandung -A88 2!)3 Parameter Persentase 9',!> adar air +; berat basah pC 9,!> Materi organik +; berat basah '',>" arbon +; berat kering '',>" itrogen +; berat kering -,)9 Pos/or +; berat kering ",!'!#,"A adar abu +; berat kering ilai kalor + kkal(kg --A>
omponen Sisa makanan ertas&tissu Daun Botol ka0a Botol(0up plastik arton ertas putih Tekstil Plastik ma0am&ma0am
Tabel !$-! 6ontoh karakteristik sampah adar air adar *olatil +; berat basah +; berat kering 88,## 88,"A ),"# AA,9A #',9! A9,A! -,#" ",)! !,)> 88,'8 9,)> A',') )",9) 8","" #,'89,#! 98,') A8,!-
adar abu +; berat kering --,A",##,"8 AA,'8 --,)! ),)) !","" -#,98 -,>A
In/ormasi mengenai komposisi dan karakteristik sampah diperlukan untuk memilih dan menentukan 0ara pengoperasia n setiap peralatan dan /asilitas&/as ilitas lainnya dan untuk memperkirakan kelayakan peman/aatan k embali sumberdaya da n energi dalam sampah , serta untuk peren0anaan /asilitas pembuangan akhir$ *.3 Meto"e Pengu$uran 2-), !-3 Timbulan sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh dengan sur*ey pengukuran atau analisa langsung di lapangan, yaitu5 a$ Mengukur langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel +rumah tangga dan non&rumah tanga yang ditentukan se0ara random&proporsional di sumber selama 8 hari berturut&turut +SI -A& #A9'&-AA) dan SI M #9&-AA-&"# b$ Load$"ount anal#sis5 Mengukur jumlah +berat dan(atau *olume sampah yang masuk ke TPS, misalnya diangkut dengan gerobak, selama 8 hari berturut&tu rut$ Dengan mela0ak jumlah dan jenis penghasil sampa h yang dilayani oleh gerobak yang mengumpulkan sampah tersebut, sehingga akan diperoleh satuan timbulan sampah per&eki*alensi penduduk 0$ eigh$*olume anal#sis5 bila tersedia jembatan timbang, maka jumlah sampah yang masuk ke /asilitas penerima sampah akan dapat diketahui dengan mudah dari waktu ke waktu$
d$
penduduk dan sarana umum terlayani dapat di0ari, maka akan diperoleh satuan timbulan sampah per&ekui*alensi penduduk aterial !alan"e anal#sis5 merupakan analisa yang lebih mendasar, dengan menganalisa se0ara 0ermat aliran bahan masuk, aliran bahan yang hilang dalam system, dan aliran bahan yang menjadi sampah dari sebuah sistem yang ditentukan batas&batasnya +s#stem !oundar#
Dalam sur*ey, /rekuensi pengambilan sampel sebaiknya dilakukan selama 8 +delapan hari berturut&turut guna menggambarkan /luktuasi harian yang ada$ Dilanjutka n dengan kegiatan bulana n guna menggambarkan /luktuasi dalam satu tahun$ Penerapan yan g dilaksanak an di Indonesia biasa nya telah disederhanakan, seperti5 − Canya dilakukan - hari saja − Dilakukan dalam seminggu, tetapi pengambilan sampel setiap ! atau # hari − Dilakukan dalam 8 hari berturut&turut$ Metode yang umum digunakan untuk menentukan kuantitas total sampah yang akan dikumpulkan dan diangkut ke TP. adalah sebagai berikut5 − Eata&rata angkutan per hari dikalikan *olume rata&rata pengangkutan dan dikon*ersikan ke satuan berat dengan menggunakan densitas rata&rata yang diperoleh melalui sampling − Mengukur berat sampel di dalam kendaraan angkut dengan menggunakan jembatan timbang, kemudian rata&ratanya dikalikan dengan total angkutan per hari − Mengukur berat setiap angkutan di jembatan timbang di TP.$
a$
Bila jumlah penduduk -" jiwa
b$
P 6d ' Ps $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$+!$- eterangan5 9 Ps jumlah penduduk bila -" jiwa 6d koe/isien 6d - bila kepadatan penduduk normal$ 6d J - bila kepadatan penduduk jarang$ 6d - bila kepadatan penduduk padat$ 9 Bila jumlah penduduk -" jiwa P 6d$6j$ 6j
(
Ps
$$$$$ NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
penduduk ) 10
6ontoh 5 0
+!$!
Penyelesaian 5 ! P - H *00'000 A,)$-" jiwa A)" jiwa$ Setiap - rumah diasumsikan terdiri atas 9 jiwa
*50 )
O -9" rumah
X + X ,Y , Z Y
edium in"ome @Q Low in"ome R
Q
H-9" H-9"
+ X ,Y , Z Z
+ X ,Y , Z
H-9"
7ntuk memprediksi timbulan sampah dapat digunakan persamaan sebagai berikut5 7n 8 t +1,! sn $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ dengan 6#8
.1, +!i , !p , !"n /
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
.1, p
+!$# +!$'
dimana 5 n5 timbulan sampah pada n tahun mendatang$ t5 timbulan sampah pada tahun awal perhitungan$ 6s5 peningkatan(pertumbuhan kota$ 6i5 laju pertumbuhan sektor industri$ 6p5 laju pertumbuhan sektor pertanian$ 6n5 laju peningkatan pendapatan per kapita$ P5 laju pertumbuhan penduduk$
6onto! Timbulan sampah suatu kota saat ini +tahun !""' !,#! l(o(hari$ 6i A,#>;: 6n #,'A;: 6p ",8!;$ P -,88; Berapa besar timbulan sampah pada tahun !""), !"-", !"!"U Penyelesaian 5
6s
.1, +*/3 , 0"23 , / 4*3 / .1,1""3
-,"#;
+!"") !,#!$+-V","-"# !,#' l(o(hari$ 9 +!"-" !,#!$+-V","-"# !,'> l(o(hari$ -9 +!"!" !,#!$+-V","-"# !,># l(o(hari$
*.9 Sam%a Berbaa-a "ari 4uma Tangga 2!>3 Bahan sehari&hari yang digunakan di rumah tangga dewasa ini, khususnya di kota, tidak terlepas dari penggunaan bahan berbahaya$ Bila bahan tersebut tidak lagi digunakan, maka bahan tersebut akan menjadi limbah, yang kemungkinan besar tetap berkategori berbahaya, termasuk pula bekas pewadahannya seperti bekas 0at, tabung bekas pewangi ruangan$ Bahan&bahan tersebut digunakan dalam hampir seluruh kegiatan di rumah tangga, yaitu5 − di dapur, seperti pembersih saluran air, soda kaustik, semir, gas elpiji, minyak tanah, asam 0uka, kaporit atau desin/ektan, spiritus ( alkohol − di kamar mandi dan 0u0i, seperti 0airan setelah men0ukur, obat&obatan, shampo anti ketombe, pembersih toilet, pembunuh ke0oa − di kamar tidur, seperti par/um, kosmetik, kam/er, obat&obatan, hairspra# , air %reshener , pembunuh nyamuk − di ruang keluarga, seperti korek api, alkohol, batere, 0airan pmbersih, di garasi(taman, seperti pestisida dan insektisida, pupuk, 0at dan sol*en pengen0er, perekat, oli − mobil, aki bekas Di lingkungan pedesaan serta di lingkungan yang terlihat asri, penggunaan bahan berbahaya agaknya juga sulit dihindari , seperti penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian, yang dampaknya disamping akan menghasilkan residu yang terbuang pada badan penerima alamiah, namun dapat pula masih tersisa pada makanan yang dikonsumsi sehari&hari seperti dalam sayur mayur dan buah&buahan$ egiatan agrowisata, seperti adanya lapangan gol/ dan sebagainya menambah intesi/nya penggunaan bahan biosida yang umumnya resistan dan bersi/at biokumulasi serta mendatangkan dampak negati/ dalam jangka panjang bagi manusia yang terpaparnya$
Pada dasarnya bahan berbahaya tidak akan menimbulkan bahaya jika pemakaian, penyimpanan dan pengelolaanny a sesuai dengan ketentuan yang berlaku$ Pen0ampuran dua atau lebih dapat pula menimbulkan masalah$ %/ek pada kesehatan manusia yang paling ringan umumnya akan terasa langsung karena bersi/at akut, seperti kesulitan berna/as, kepala pusing, lamban, iritasi mata atau kulit$ leh karenanya, pada kemasan bahan&bahan tersebut biasanya tertera aturan penyimpanan, misalnya tidak terpapar pada temperatur atau diletakkan agar tidak terjangkau oleh anak&anak$ Sur*ai yang dilakukan d i .merika Serika t menggambarkan porsi limbah berbahaya pada sampah kota yang berasal dari bahan yang biasa digunakan di rumah di .merika Serikat, seperti tertera dalam Tabel !$-# di bawah ini$ Tabel !$-#5 Limbah berbahaya dari rumah tangga 2'3 omponen Persen Penggunaan untuk pembersih '"," Penggunaan untuk perawatan badan -9,' Produk untuk otomoti/ #",6at dan sejenisnya >,) Penggunaan rumah tangga lain 9," 6ontoh di bawah ini lebih lanjut menggambarkan karakteristik bahaya dari bahan yang biasa digunakan di rumah tangga tersebut di atas5 a$ Produk pembersih5 − bubuk penggosok abrasi/5 korosi/ − pembersih mengandung senyawa amunium dan turunannya 5 korosi/ − pengelantang5 toksik, korosi/ − pembersih saluran air5 korosi/ − pengkilap mebel5 mudah terbakar − pembersih ka0a5 orosi/ +iritasi − pembersih o*en5 korosi/ − semir sepatu5 mudah terbakar − pengkilap logam +perak5 mudah terbakar − penghilang bintik noda5 mudah terbakar − pembersih toilet dan lantai5 korosi/ − pembersih karpet(kain5 korosi/, mudah terbakar b$ Perawatan badan5 − shampo +anti ketombe5 toksik − penghilang 0at kuku5 toksik, mudah terbakar − minyak wangi5 mudah terbakar − kosmetika5 toksik − obat&obatan5 toksik 0$ Produk otomoti/5 − 0airan anti beku5 toksik − oli5 mudah terbakar − aki mobil5 korosi/ − bensin, minyak tanah5 mudah terbakar, toksik d$ Produk rumah tangga lain5 − 0at5 mudah terbakar, toksik − pelarut ( tiner5 mudah terbakar − baterei5 korosi/ dan toksik − khlorin kolam renang5 korosi/ dan toksik − biosida anti insek5 toksik, mudah terbakar − herbisida, pupuk5 toksik − aerosol5 mudah terbakar, mudah meledak Bahan tersebut dapat pula menimbulkan bahaya lain bila ber0ampur satu dengan yang lain, seperti timbulnya gas toksik bila pembersih mengandung senyawa amonia ber0ampur dengan pengelantang yang mengandung khlor, atau menimbulkan ledakan bila tabung sisa aerosol terbakar di bak sampah$
BAGIAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PENGU4ANGAN Bagian ini menjelaskan konsep utama pengelolaan sampah yang bertumpu pada pengurangan "minimasi# sejak sebelum sampah itu terbentuk. Dijelaskan baha $% "reduce, reuse dan recycle# merupakan dasar penanganan sampah menurut &&!'()*++(. Pengelolaan sampah hendaknya bersifat terpadu sesuai dengan karakteristik sampah itu sendiri. .1 Kon#e% Minima#i Limba Dilihat dari keterkaitan terbentuknya limbah, khususnya limbah padat, ada ! +dua pendekatan yang dapat dilakukan untu k mengendalik an akibat adanya limbah, yaitu5 a$ Pendekatan proakti/5 yaitu upaya agar dalam proses penggunaan baha n akan dihasilkan limbah yang seminimal mungkin, dengan tingkat bahaya yang serendah mungkin$ b$ Pendekatan reakti/5 yaitu penanganan limbah yang dilakukan setelah limbah tersebut terbentuk Pendekatan %roa$ati/ merupakan strategi yang diperkenalkan pada akhir tahun -A>"&an dalam dunia industri, dikenal sebagai %ro#e# ber#i atau te$nologi ber#i yang bersasaran pada pengendalian atau reduksi terjadinya limbah melalui penggunaan teknologi yang lebih bersih dan yang akrab lingkungan$ onsep ini se0ara sederhana meliputi5 Pengaturan yang lebih baik dalam manajemen penggunaan bahan dan enersi serta limbahnya − melalui good house keeping − Penghematan bahan baku, /luida dan enersi yang digunakan − Pemakaian kembali bahan baku ter0e0er yang masih bisa diman/aatkan − Penggantian bahan baku, /luida dan enesi Pemodi*ikas ian proses bahkan kalau perlu penggantian proses dan teknologi yang digunakan agar − emisi atau limbah yang dihasilkan seminimal mungkin dan dengan tingkat bahaya yang serendah mungkin − Pemisahan limbah yang terbentuk berdasarkan jenisnya agar lebih mudah penanganannya Pendekatan rea$ti/ , yaitu konsep yang dianggap perlu diperbaiki, adalah konsep dengan upaya pengendalian yang dilakukan setelah limbah terbentuk, dikenal sebagai pendekatan en"'o/'%i%e $ onsep ini mengandalk an pada teknologi pengolaha n dan pengurugan lim bah, agar emisi dan residu yang dihasilkan aman dilepas kembali ke lingkungan$ onsep pengendalian limbah se0ara reakti/ tersebut kemudian diperbaiki melalui kegiatan peman/aatan kembali residu atau limbah se0ara langsung +reuse, dan(atau melalui sebuah proses terlebih dahulu sebelum dilakukan peman/aatan +recycle terhadap limbah tersebut$ Se0ara ideal kemudian pendekatan proses bersih tersebut dikembangkan menjadi konsep hierarhi urutan prioritas penanganan limbah se0ara umum, yaitu 2!835 a$ Langkah - Reduce +pembatasan5 mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin b$ Langkah ! Reuse +guna&ulang5 bila limbah akhirnya terbentuk, maka upayakan meman/aatkan limbah tersebut se0ara langsung 0$ Langkah # Recycle +daur&ulang5 residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat diman/aatkan se0ara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat diman/aatkan, baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber enersi d$ Langkah ' Treatment +olah5 residu yang dihasilkan atau yang tidak dapat diman/aatkan kemudian diolah, agar memudahkan penanganan berikutnya, atau agar dapat se0ara aman dilepas ke lingkungan e$ Langkah ) Dispose +singkir5 residu(limbah yang tidak dapat diolah perlu dilepas ke lingkungan se0ara aman, yaitu melalui rekayas a yang baik dan aman seperti menyingkirk an pada sebuah lahan&urug +land/ill yang diran0ang dan disiapkan se0ara baik /$ Langkah 9 Remediasi 5 media lingkungan +khusunya media air dan tanah yang sudah ter0emar akibat limbah yang tidak terkelola se0ara baik, perlu direhabilitasi atau diperbaiki melalui upaya rekayasa yang sesuai, seperti !ioremediasi dan se!again#a onsep proses bersih di atas kemudian diterapkan lebih spesi/ik dalam pengelolaan sampah, dengan penekanan pada redu"e, reuse dan re"#"le, yang dikenal sebagai pendekatan #E$ 7paya 41, 4* dan 4 adalah upaya minima#i atau pengurangan sampah yang perlu ditanganii$ Selanjutnya, usaha pengolahan atau pemusnahan sampah bertujuan untuk mengurangi dampak negati/ terhadap lingkungan bila residu tersebut dilepas ke lingkungan$ Sebagian besar pengolahan dan(atau pemusnahan sampah bersi/at trans/ormasi materi yang dianggap berbahaya sehingga dihasilkan materi lain yang tidak mengganggu lingkungan$ Sedangkan penyingkiran limbah bertujuan mengurangi *olume dan bahayanya
+seperti insinerasi ataupun pengurugan dalam tanah seperti land%illing +lahan&urug$ Gambar #$- adalah skema umum yang sejenis seperti dibahas di atas melalui pendekatan #E, yang diperkenalkan di
Input SD. bahan baku Proses Produksi Manu/aktur, Distribusi
Langkah 'a5
onsumsi
Daur&ulang bahan y g tidak dapat di&reuse sebagai bahan baku
Langkah #5 Gunakan bahan berulang&kali
Eesidu Langkah 'b5 Perman/aatan enersi dari bahan yang tidak terdaur& ulang, dan tidak ada alternati/ lain
Pengolahan +Ee0y0ling, Pengomposan Insinerasi
Pemrosesan .khir
Langkah )5 embalikan residu yg tidak dapat diman/aatkan lagi, se0ara sehat dan aman
Gambar #$-5 onsep sound material&0y0le so0iety 2modi/ikasi dari !A3 .* Kon#e% Pengurangan "alam Pengelolaan Sam%a menurut UU'1()*++( Menurut 77&-8(!""8 tentang Pengelolaan Sampah, terdapat ! kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu5 a$ Pengurangan sampah +waste minimi'ation, yang terdiri dari pembatasan terjadinya sampah E-, guna&ulang +E! dan daur&ulang +E# b$ Penanganan sampah +waste handling , yang terdiri dari5 − Pemilahan5 dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan(atau si/at sampah − Pengumpulan5 dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu − Pengangkutan5 dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan(atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir − Pengolahan5 dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah
−
Pemrosesan akhir sampah5 dalam bentuk pengembalian sampah dan(atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan se0ara aman$
77&-8(!""8 ini menekankan bahwa prioritas utama yang harus dilakukan oleh semua /ihak adalah bagaimana agar mengurangi sampah semaksimal mungkin$ Bagian sampah atau residu dari kegiatan pengurangan sampah yang masih tersisa selanjutnya dilakukan pengolahan +treatment maupun pengurugan +land%illing $ Pengurangan sampah melalui #E menurut 77&-8(!""8 meliputi5 a$ Pembatasan +redu"e5 mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin b$ Guna&ulang +reuse5 bila limbah akhirnya terbentuk, maka upayakan meman/aatkan limbah tersebut se0ara langsung 0$ Daur&ulang +re"#"le5 residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat diman/aatkan se0ara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat diman/aatkan, baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber enersi etiga pendekatan tersebut merupakan dasar utama dalam pengelolaan sampah, yang mempunyai sasaran utama minima#i limbah yang harus dikelola dengan berbagai upaya agar limbah yang akan dilepas ke lingkungan, baik melaui tahapan pengolahan maupun melalui tahan pengurugan terlebih dahulu, akan menjadi sesedikit mungkin dan dengan tingkat bahaya sesedikit mungkin$ Gagasan yang lebih radikal adalah melalui konsep kegiatan tanpa limbah +zero waste$ Se0ara teoritis, gagasan ini dapat dilakukan, tetapi se0ara praktis sampai saat ini belum pernah dapat direalisir$ leh karenanya, gagasan ini lebih ditonjolkan sebagi semangat dalam pengendalian pen0emaran limbah, yaitu agar semua kegiatan manusia handaknya berupaya untuk meminimalkan terbentuknya limbah atau meminimalkan tingkat bahaya dari limbah, bahkan kalau muingkin meniadakan$ onsep pembatasan +redu"e jumlah sampah yang akan terbentuk dapat dilakukan antara lain melalui5 − %/isiensi penggunaan sumber daya alam − Ean0angan produk yang mengarah pada penggunaan bahan atau proses yang lebih sedikit menghasilkan sampah, dan sampahnya mudah untuk diguna&ulang dan didaur&ulnag − Menggunakan bahan yang berasal dari hasil daur&ulang limbah Mengurangi penggunaan bahan berbahaya − − Menggunakan e0o&labeling onsep guna&ulang +reuse mengandung pengertian bukan saja mengupayakan penggunaan residu atau sampah terbentuk se0ara langsung, tetapi juga upaya yang sebetulnya biasa diterapkan sehari&hari di Indonesia, yaitu memperbaiki barang ynag rusak agar dapat diman/aatkan kembali$ Bagi prosdusen, memproduksi produk yang mempunyai masa&layan panjang sangat diharapkan$ onsep daur&ulang +re0y0le mengandung pengertian peman/aatan semaksimal mungkin residu melalui proses, baik sebagai bahan baku untuk produk sejenis seperti asalnya, atau sebagai bahan baku untuk produk yang berbeda, atau meman/aatkan enersi yang dihasilkan da ri proses re0y0ling tersebut$ Beberapa hal yang diatur dalam 77&-8(!""8 terkait dengan upaya minimasi +pembatasan timbulan sampah adalah 2!35 a$ Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakuk an kegiatan5 − menetapkan target pengurangan sampah se0ara bertahap dalam jangka waktu tertentu − mem/asilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan − mem/asilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan − mem/asilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang − mem/asilitasi pemasaran produk&produk daur ulang$ b$ Pelaku usaha dalam melaksanak an kegiatan menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat didaur ulang, dan(atau mudah diurai oleh proses alam$ 0$ Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan(atau mudah diurai oleh proses alam d$ Pemerintah memberikan5 − insenti/ kepada setiap orang yang melakukan pengurangan sampah − disinsenti/ kepada setiap orang yang tidak melakukan pengurangan sampah etentuan tersebut di atas masih perlu diatur lebih lanjut dalam bentuk Peraturan Pemerintah agar dapat dilaksanakan se0ara baik dan tepat sasaran$ Sebagai pembanding,
b$
0$
d$
e$
− Memilih barang dan pelayanan yang berwawasan lingkungan − Berpartisipasi akti/ dalam pengelolaan sampah, misalnya pemilahan sampah − Berpartsipasi dalam pengembangan pengelolaan sampah berbasis #E LSM5 − Mempromosikan kegiatan&kegia tan positi/ #E dalam le*el masyarakat − Mempromosikan peningkatan kesadaran − Menyiapkan&melakukan training dan sosialisasi − Memantau upaya&upaya yang dilakukan oleh kegiatan bisnis dan pemerintah − Memberikan masukan kebijakan yang sesuai =ihak Swasta5 − Menyiapkan barang dan jasa yang berwawasan lingkungan − Melaksanakan kegiatan Wtake$!a" kW, guna&ulang dan daur&ulang terhadap produk bekas&nya − Mengelola limbah se0ara berwawasan lingkungan − Mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan − Memberi in/ormasi yang jujur kepada konsumen melalui label dan laporan Pemerintah Daerah5 − Memastikan diterapkannya peraturan dan panduan − Menyiapkan ren0ana tindak − Mendorong Wgreen pur"hasing W, dan peningkatan pemahaman masyarakat − Menjamin masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan − Bertindak sebagai /asilita tor dalam kegiatan #E dan /ihak bisnis − Bertindak sebagai koordinator lokal dalam pengembangan masyarakat berwawasan daur&bahan − Menyedian ruan g dan kesempatan untuk saling bertukar barang&bekas dan in/ormasi antar stakeholders − Promosi kerjasama internasional Pemerintah Pusat5 − Mengembangka n sistem, termasuk aspek legal yang dibutuhkan − Memberikan subsidi dan pengaturan pajak untuk /asilitas, penelitian dan pengembangan untuk membangun masyarakat yang berwawasan daur&bahan − Memberikan dorongan dan in/oirmasi bagi warga dan LSM yang akan melaksanakan kegiatan se0ara sukarela − Menyiapakan dasar yang dibutuhkan bagi kegiatan seluruh stakeholders − Mempromosikan kerjasama dan dialog internasional terk ait dengan kegiatan #E
. Pembata#an &4e"u0e, Timbulan Sam%a Di %ropa dan 7S., sekitar #" ; sampah kota merupakan bahan pengemas + pa"kaging $ Diestimasi pula bahwa sepertiga dari seluruh produk plastik adalah untuk penggunaan jangka pendek, yaitu sebagai pengemas produk 2!3$ Pengemas untu k makanan merupakan residu yang paling banyak dijumpai di tingkat konsumen$ Beberapa negara industri telah menerapkan program kemasan yang ramah lingkungan, yang mensyaratkan penggunaan kemasan yang kandungan terdaur&ulangnya maksimum, tidak mengandung bahan berbahaya, serta *olume(mass anya yang sesedikit mungkin$ Terdapat berbagai tingkat /ungsi pengemasan, yaitu 2#35 − Produk yang tanpa pengemas sama sekali − Pengemas le*el$. + primar# pa"kagin g 5 pengemas yang kontak langsung dengan produk − Pengemas le*el$/ +se"ondar# pa"kaging 5 pengemas suplementar dari primar# pa"kaging Pengemas le*el$0 +tertiar# pa"kaging 5 pengemas yang dibutuhkan untuk pengiriman$ − Beberapa jenis produk kadang membutuhkan kemasan yang komplek, terdiri dari beragam komponen dengan pengemasan yang berbeda karena mempunyai /ungsi yang berbeda$ Dengan mengurangi pengemas ini, maka akan mengurangi sampah yang harus ditangani serta akan mengurangi biaya pengangkutan$ amun dermikian, tidak semua pengemas otomatis akan menghasilkan limbah yang harus ditangani, karena beberapa di antaranya berupa kemasan yang dapat dipakai berulang&ulang, seperti botol minuman$ Pengemas yang diinginkan adalah yang mudah dipisahkan satu dengan lain$ Pengemas yang sulit dipisah misalnya bahan pol#eth#len e yang dilapis karton, disatukan dengan lem se0ara kuat dan sebagainya, yang sulit untuk dipisahkan satu dengan lainnya$ Dengan demikian dalam konsep reduksi sampah, tingkatan pengemas yang diinginkan adalah 2#35 − Tanpa pa"kagin g − inimal pa"kagin g − -onsuma!le, returna!le, reusa!le pa"kaging 1e"#"la!le pa"kagin g − Bahan buangan berbentuk padat, seperti kertas, logam, plastik adalah bahan yang biasa didaur&ulang$ Bahan ini bisa saja didaur&pakai se0ara langsung atau harus mengalami p roses terlebih dahulu untuk
menjadi bahan baku baru$ Bahan buangan ini banyak dijumpai, biasanya merupaka n bahan pengemas produk$ Bahan inilah yang pada tingkat konsumen kadang menimbulkan permasalahan, khususnya dalam pengelolaan sampah kota$ Di negara industri, pengemas yang mudah didaur&ulang akan menjadi salah satu /aktor dalam meningkatkan nilai saing produk tersebut di pasar$ 77&-8(!""8 menggaris bawahi bahwa pengurangan sampah dilakukan sebelum sampah tersebut terbentuk, misalnya melalui penghematan penggunaan bahan$ ewajiban pengurangan sampah ditujukan bukan saja bagi konsumen, tetapi juga ditujukan pada produsen produk$ Di Indonesia, upaya mereduksi sampah masih belum mendapat perhatian yang baik karena dianggap rumit dan tidak menunjukkan hasil yang nyata dalam waktu singkat$ 7paya mereduksi sampah sebetulnya akan menimbulkan man/aat jangka panjang seperti5 − Mengurangi biaya pengelolaan dan in*estasi$ − Mengurangi potensi pen0emaran air dan tanah$ − Memperpanjang usia TP.$ − Mengurangi kebutuhan sarana sistem kebersihan$ − Menghemat pemakaian sumber daya alam$ Salah satu upaya sederhana, namun sangat sulit dibiasakan di Indonesia khususnya pada masyarakat urban, adalah pembatasan adanya sampah sebelum barang yang kita gunakan menjadi sampah, melalui penggunaan bahan berulang&ulang, seperti penggunaan kantong plastik yang se0ara WmanjaW disediakan se0ara berlimpah bila kita berbelanja di toko$ Membawa kantong sendiri adalah salah satu upaya yang sangat dianjurkan agar timbulan sampah dapat dikurangi$ Di
Gambar #$!5 Seni Furoshiki dalam pembatasan sampah melalui #E di
internalisasi biaya lingkungan dalam biaya produk$ Dengan demikian, biaya penanganan limbah dan dampaknya sudah termasuk di dalamnya$
1' ang$ah 16 7ed&$si di s&m!er
2' ang$ah 26 7eparasi prod&$ dengan &m&r la8an pan9ang ser:is !ergaransi &"US" '&()
HULU
;rod&$si
Kons&msi
;engolahan
HILI&
&"*+*LI!$ '& 3)
ang$ah 4 7e&se = re8ling prod&$ !e$as pem!&atan prod&$ dan !ahan !a$& dari !ahan !e$as pengem!angan te$nologi re8ling
ang$ah 6 ;engem!alian prod&$
Gambar #$!5 aitan #E dengan e2tended produ"er responsi!ilit# +%PE 2!A3 Bila di Indonesia baru tersedia sebuah 77 yang mengatur pengelolaan sampah, maka di ) @en, kulkas +'$8#" @en dan mesin 0u0i +!$)!" @$ urs - @en Ep$ 8)
− −
Pengusaha retailer yang menjual barang tersebut sebelumnya bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengangkut menuju titik pengumpulan yang telah ditentukan Pabrik dan importir bertanggun g ja wab mendaur&ulang barang yang mereka buat atau import yang telah dikumpulkan oleh retailer$
Cal lain yang diatur dalam tanggung jawab %PE antara lain 2#"35 − P6 yang mempunyai label, maka bila P6 tersebut sudah tidak ber/ungsi akan bebas biaya re0y0ling, sedang yang tidak mempunyai label harus membayar − Pemilik kendaraan bermotor membayar antara -"$"""@& 9)$"""@ untuk setiap kendaraan yang FdibuangF atau yang menurut inspeksi dianggap tidak layak jalan$ Salah satu upaya %PE yang biasa diterapkan terhadap produk yang dipasarkan adalah pen0antuman e"o$la!eling , yang menandakan bahwa produk tersebut dibuat dengan memperhatikan aspek lingkungan, seperti ter0antum dalam Gambar #$# berikut$ Sampai saat ini Indonesia belum mempunyai simbol tentang e0o&labeling$
Gambar #$!5 Simbol e0o&labeling dari beberapa negara 2#"3 +- Blue .ngel +
+anada, +) 6hina %n*ironme ntal Labeling +9 ordi0 1hite Swan +8 .ustria +A Taiwan +-" India +-- Israel +-! Milijeukeur +Belanda +-# %n*iron ment !""" +Rimbabwe +-' orea Selatan +-) .enor +Spanyol, +-9 Green Label +Muangthai +-> Green Label +Congkong,
.3 Guna'ulang &4eu#e, "an Daur'ulang &4e0-0le, Sam%a Daur&ulang limbah pada dasarnya telah dimulai sejak lama$ Di Indonesiapun, khususnya di daerah pertanian, masyarakat sudah mengenal daur ulang limbah, khususnya limbah yang bersi/at hayati, seperti sisa makanan, daun&daunan dsb$ Dalam pengelolaan persampahan di Indonesia, upaya daur& ulang memang 0ukup menonjol, walaupun umumnya baru melibatkan sektor in/ormal, seperti pedagang sampah +tukang loak, tukang ser*is alat&alat elektronika, petugas sampah, pemulung, bandar(lapak dsb$ Dalam usaha mengelola limbah atau sampah se0ara baik, ada beberapa pendekatan teknologi, di antaranya penanganan pendahuluan$ Penanganan pendahuluan umumnya dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur&ulang yang lebih baik dan memudahkan penanganan yang akan dilakukan$ Penanganan pendahuluan yang umum dilakukan saat ini adalah pengelompokan limbah sesuai jenisnya, pengurangan *olume dan pengurangan ukuran$ 7saha penanganan pendahuluan ini dilakukan dengan tujuan memudahkan dan menge/ekti/kan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur&ulang$ Dalam pengelolaan sampah, upaya daur&ulang akan berhasil baik bila dilakukan pemilahan dan pemisahan komponen sampah mulai dari sumber sampai ke proses akhirnya$
7paya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya diprioritaskan sehingga termasuk yang paling penting didahulukan$ Persoalannya adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan masyarakat$ Pemilahan yang dianjurkan adalah pola pemilahan yang dilakukan mulai dari le*el sumber atau asal sampah itu mun0ul, karena sampah tersebut masih murni dalam pengertian masih memiliki si/at awal yaitu belum ter0ampur atau terkontaminasi dengan sampah lainnya$ Terminologi daur&ulang di Indonesia sudah 0ukup lama digunakan, namun selama ini pengertiannya bukan hanya identik dengan re"#"le, tapi digunakan juga untuk menjelaskan akti*itas lain, seperti reuse dsb$
1esour"es
RECL!TI"N RECYCLING
=luida 1aw ( ater ial
RE#$E RED#CE
Pr oses Pr oduksi
%ner gi aste
Energ# )aste
Produk k e onsum en
REC"%ERY & REC#PERTI"N
1esidual !# produ"t aste
Gambar #$' 5 onsep daur&ulang sampah 2dimodi/ikasi dari Ee/$ #-3 Semua /ihak di Indonesia sepakat bahwa program #E dinilai sangat berman/aat, tetapi sampai saat ini upaya&upaya nyata belum terlihat$ Perlu kemauan semua /ihak, bukan hanya penghasil sampah, tetapi juga stakeholde rs lainnya, termasuk pemerintah untuk se0ara nyata menerapkan konsep ini$ Man/aat dari upaya tersebut dalam jangka panjang antara lain adalah 2-#35 − Berkurangnya se0ara drastis ketergantungan terhadap tempat pemrosesan akhir$ − Lebih meningkatkan e/isiensi dan e/ekti/itas penggunaan sarana dan prasarana persampahan$ Ter0iptanya peluang usaha bagi masyarakat dari pengelolaan sampah +usaha daur ulang dan − pengomposan$ − Ter0iptanya jalinan kerjasama antara pemerintah kabupaten(kota dan antara pemerintah dan masyarakat(swasta dalam rangka menuju terlaksananya pelayanan sampah yang lebih berkualitas$ − .danya pemisahan dan pemilahan sampah baik di sumber timbula n maupun di tempa t pembuangan akhir dan adanya pemusatan kegiatan pengelolaan akan lebih menjamin terkendalinya dampak lingkungan yang tidak dikehendaki$ Daur&ulang limbah tidak selalu harus diartikan bahwa upaya ini adalah yang paling baik, sehingga harus selalu dilaksanakan$ Pilihan daur&ulang hendaknya disertai alasan yang rasional seperti bagaimana aspek biaya, enersi, dan kualitas produk yang dihasilkan$ Dari sudut permasalahan sampah di suatu