Grafik Penempatan Fasilitas Lokasi 1
Retail A
Retail B
Operasional
Grafik Penempatan Fasilitas Lokasi 2
Retail A
Retail B
Operasional
Laundry Alkijo
Mata Kuliah Desain dan Manajemen Supply Chain
Disusun Oleh:
Ian Pangga Sanda Bunga (120607020)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
BAB 1
PROFIL ALKIJO LAUNDRY
Alkijo laundry merupakan bergerak dalam bidang usaha laundry kiloancyang berdiri pada tanggal 05 Oktober Tahun 2007. Alkijo laundry belokasikan di JL. Perumnas Seturan, No. 251, Yogyakarta. Seiring semakin berkembangnya usaha Laundry kiloan ini dengan kinerja handal dan berpengalaman dalam memberikan pelayanan yang bergerak dibidang Laundry atau binatu dengan konsep cuci dan seterika. "Alkijo Laundry" merupakan unit usaha yang dirintis oleh bapak Muhammad Nasir, SE. Ketertarikannya pada dunia bisnis membuatnya terjun ke usaha ini. Banyaknya agen atau franchise laundry yang marak saat ini membuktikan usaha layanan jasa ini dibutuhkan oleh masyarakat modern baik perorangan, perusahaan maupun perhotelan. Namun harga jasa layanan laundry yang ada saat ini, masih dirasa relative mahal, apalagi untuk kebutuhan cuci dan setrika secara Continue. Alkijo Laundry tetap mengedepankan kualitas, dan pelayanan yang prima dengan adanya berbagai inovasi yang diterapkan, pemakaian satu mesin untuk satu pelanggan dan jaminan satu hari jadi karena laundry ini senantiasa hadir dan menemani pelanggan, Dukungan manajemen yang berdedikasi tinggi dan semangat untuk terus berinovasi dan berkreasi menjadikan Alkijo laundry memiliki ciri khas tersendiri dengan harga terjangkau dan kualitas yang prima sehingga menjadi pilihan utama bagi pengguna jasa laundry.
Alkijo Laundry dalam mengoperasikan usaha jasa Laundry secara konsisten berupaya memberikan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sejak berdirinya sampai saat ini alkijo laundry sudah berkembang menjadi 5 outlet di kawasan Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Saat ini memiliki 16 orang karyawan yang siap melayani konsumen dengan menggunakan peralatan dengan teknologi terbaik, serta detergen dan pewangi yang berkualitas dengan rincian sebagai berikut:
Karyawan
1 org Manager
5 org Marketing dan administrasi
10 org bagian operasional laundry
Peralatan yang digunakan meliputi:
Mesin cuci kapasitas 10 kg
Mesin Pengering 12 kg
Vacuum Table
Mesin Boiler Gas 20L
Setrika uap
Vertical Steamer
Jenis detergen, pewangi, dan chemical
Keunggulan detergen yang digunakan:
Tidak memudarkan warna pakaian, sehingga pakaian tetap bersih dan bersinar seperti baru.
Mengandung formula khusus yang berfungsi membersihkan kotoran hingga ke serat-serat pakaian.
Hasil limbah sangat aman bagi lingkungan & mudah diuraikan oleh alam.
Alkijo laundry memiliki pewangi dari berbagai macam pilihan antara lain: Pink, Floral, Lavender, Lily, Apple, Snapy, Lamansi, Bouqet, Bougenvile, Strawberry yang dapat dipilih konsumen sesuka hati oleh Anda.
Alkijo laundry menempatkan kepuasan pelanggan pada top targetnya. Bagi Lkijo laundry kepuasan pelanggan adalah penentu keberhasilan. Alkijo Laundry percaya dengan terciptanya kepuasan pelanggan maka dapat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.
Sumber: http://panpages.co.id/mobile/listings/id1448833-alkijo-laundry
Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi yang diterapkan
Visi
Menjadi laundry dengan konsep kiloan yang memberikan layanan terbaik untuk pelanggan dan dikelola secara professional, sehingga memberikan keuntungan untuk pelanggan, karyawan, dan pemilik.
Misi
Mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan usaha laundry di kawasan Kabupaten Sleman.
Tujuan
Meningkatkan profit dan memberikan pelayanan yang terbaik ke konsumen.
Strategi yang diterpakan
Bagian Marketing dan Administrasi
Menentukan prosedur penerimaan klien
Menentukan prosedur pelaksanaan kerja
Menentukan prosedur penerimaan pembayaran konsumen
Menentukan prosedur komplain klien konsumen
Menentukan prosedur penetapan dan penghitungan bahan baku
Menentukan prosedur pembelian kembali bahan baku
Menentukan prosedur perawatan dan penyimpanan peralatan
Menentukan prosedur jadwal dan siklus kerja karyawan
Menentukan prosedur keuangan dan pengamanannya
Karyawan bagian operasional
Bagian pencucian
Cucian ditempatkan dalam box khusus sesuai dengan nama konsumen
Untuk memudahkan identifikasi, setiap pakaian diberi nomor urut. Dan nomor urut tersebut ditulis pada nota rangkap ke-2.
Cucian yang mudah luntur dicuci tersendiri.
Proses cuci dilakukan dengan menggunakan mesin cuci yang tersedia dengan standar penggunaan bahan cuci yang tidak berbahaya, tidak menimbulkan kerusakan pada pakaian maupun warna pakaian.
Pengeringan cucian juga dilakukan menggunakan mesin cuci tersebut.
Jika proses cuci tersebut telah selesai, maka cucian bersih kemudian diambil dari mesin cuci dan dimasukkan kedalam box sesuai nama konsumen untuk selanjutnya disetrika.
Bagian setrika dan pengemasan
Cucian yang sudah disetrika kemudian dikemas dengan menggunakan plastic kemasan tersendiri. Tujuannya adalah agar cucian tetap rapid an wangi sampai dengan diambil oleh konsumen.
Sebelum dikemas, bagian pengemasan harus memastikan bahwa pakaian yang dikemas telah sesuai baik dari segi nomor urut maupun jumlah pakaian, dicocokkan dengan nota rangkap ke-2.
Pengemasan tidak boleh dipaksakan, artinya pengemasan harus memperhatikan kerapihan pakaian yang telah disetrika. Jika satu kemasan tidak cukup, gunakan dua kemasan atau lebih. Misalnya : baju-baju kerja dikemas tersendiri, celana jins juga dikemas tersendiri.
Kemasan tersebut diselotip supaya rapi.
Setelah dikemas tersebut, cucian bersih kemudian dimasukkan dalam tas plastic berlogo khusus yang bagian luarnya telah ditempeli nota rangkap ke-2.
Setelah selesai, cucian bersih yang telah selesai dikemas tersebut kemudian ditempatkan pada ruang penyimpanan untuk memudahkan pengambilan.
Sumber: langsung dari alkijo laundry, http://bandungpages.blogspot.com/2013/10/profil-usaha-laundry-kiloan.html
BAB 2
IDE DESAIN PENGEMBANGAN JASA
Ide desain pengemabangan jasa berfokus pada pengembangan usaha laundry khusus perabotan rumah tangga seperti: sofa, spring bed, dan karpet. Ide ini berawal dari kebutuhan ibu rumah tangga yang tidak memiliki asisten rumah tangga. Karena dalam membersihkan perabotan rumah tangga seperti sofa, spring bed, dan karpet membutuhkan tenaga yang lebih jika suatu rumah tangga tidak memiliki alat permbersih khusus dan keahlian khusus pula. Para pekerja akan langsung mengunjungi rumah pelanggan yang memutuhkan usaha jasa ini.Langkah-langkah yang yang persiapan yang perlu dilakukan adalah:
Target pasar
Yang menjadi target pemasaran bisnis laundry rumah tangga adalah rumah tangga yang tidak memiliki asisten rumah tangga. Mulai dari kalangan menengah, menengah ke atas dan sebagainya.
Modal usaha yang dibutuhkan
Modal usaha yang Anda butuhkan untuk bisnis ini paling banyak terserap untuk belanja peralatan. Di antaranya sapu, window wiper, sikat, kain pel, kain lap, dan ember. Untuk peralatan elektronik, yang dibutuhkan mesin vacuum cleaner atau penyedot debu. Ada juga untuk alat lain yang harganya cukup mahal seperti polisher untuk memoles permukaan keramik, marmer, teraso atau granit. Namun jika modal laundry alkijo masih cukup terbatas, maka bisa membeli beberapa peralatan yang dianggap pokok. Barulah jika usaha usaha laundry rumah tangga dapat dijalankan. Dan pada saat usaha mengalami perkembangan, segera melengkapi peralatan yang belum sempat terbeli untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan, sehingga dapat menghasilkan profit yang maksimum.
Kendaraan operasional yang diperlukan
Kendaraan yang disiapkan untuk usaha jenis ini adalah kalau bisa motor atau mobil. Hal ini sangat perlu karena memebantu agar dapat menggapai konsumen dengan cepat, sehingga pelayanan yang diberikan terhadap konsumen dapat memuasakan.
Strategi promosi yang ditarapkan
Salah satu jenis media promosi yang cukup bagus digunakan untuk mempromosikan usaha ini adalah melalui media massa. Media ini bisa berupa elektronik maupun media cetak. Laundry alkijo bisa beriklan di iklan baris di koran maupun melalui radio. Selain itu memasang banner di tempat-tempat strategis di kota Anda bisa menjadi salah satu pilihan dalam mempromosikan usaha ini.
Selain itu bisa melakukan promosi menggunakan media internet seperti iklan facebook, twitter, instagram, maupun iklan di google adwords.
Promosi lain yang cukup tradisional namun berpengaruh yaitu menggunakan sistem door to door, dengan mendatangi langsung calon pelanggan untuk sekadar membagikan pamflet atau penjelasan singkat. Walaupun ini banyak penyita waktu dan tenaga, namun cara tersebut merupakan langkah luar biasa dalam strategi promosi.
Analisi biaya untuk pengembangan jasa ini:
Investasi awal
Peralatan pembersih masa manfaat 4 tahun Rp. 10.000.000,-
Kendaraan motor 3 buah @Rp. 13.000.000 Rp. 39.000.000,-
dengan masa manfaat 5 tahun dengan nilai sisa Rp. 4.000.000
Total Rp. 54.000.000,-
Biaya operasional per bulan
Tenaga kerja 6 orang @Rp. 1.500.000 Rp. 9.000.000,-
Perlengkapan kebersihan (parfum, sabun) Rp. 1.000.000,-
Telepon Rp. 200.000,-
Pemasaran (pamflet, brosur, iklan) Rp. 500.000,-
Administrasi Rp. 200.000,-
Transportasi (bahan bakar, pemeliharaan dan sebagainya) Rp. 500.000,-
Penyusutan perlengkapan kebersihan (10.000.000 : 48 bulan) Rp. 208.400,-
Penyusutan kendaraan
((3*13.000.000) – (3*4.000.000)) / 60 bulan Rp. 450.000,-
Total biaya Rp.12.058.400,-
Perkiraan pendapatan per bulan
Pendapatan jasa per jam Rp. 25.000,-
Pendapatan jasa per bulan (6 pegawai *25.000* 5 jam* 30 hari) Rp.22.000.000,-
Proyeksi laba rugi per bulan
Pendapatan perbulan – biaya operasional perbulan Rp. 9.941.600,-
Perhitungan titk impas
Investasi awal – laba usaha bersih perbulan = 5,5 bulan
Jadi pada saat 5,5 bulan modal usaha ini akan kembali, jadi sisanya akan menjdi keuntungan untuk jasa ini.
Sumber: http://laundryintan.blogspot.com/2012/05/profil-intan-laundry-cleaning-service.html,
https://www.sipendik.com/peluang-usaha-jasa-cleaning-service-rumah/
2.1 Keterlibatan supplier dalam pengembangan jasa
Supplier peralatan elektoronik
Menyediakan mesin vacum cleaner sesuai dengan yang dibutuhkan
Supplier perlengkapan jasa
Menyediakan alat perlengkapan seperti: sapu, window wiper, sikat, kain pel, kain lap, dan ember.
Supplier pewangi
Menyediaan pewangi berkualitas perlengkapan rumah tangga seperti pewangi untuk sofa karpet dan kasur agar dapat memuaskan konsumen kita.
Sumber: http://laundryintan.blogspot.com/2012/05/profil-intan-laundry-cleaning-service.html
BAB 3
HUBUNGAN RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN)
Rantai pasok adalah suatu siklus yang dimulai dari pengadaan bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen.
KonsumenKonsumenOperasional LaundryOperasional LaundrySupplierSupplier
Konsumen
Konsumen
Operasional Laundry
Operasional Laundry
Supplier
Supplier
Hunbungan rantai pasok sangatlah penting dalam membantu kegiatan dalam berlangsung kegiatan suatu usaha.
Strategi Rantai Pasokan
Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut:
Banyak Pemasok (Many Supplier)
Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan ramalan, biaya, kualitas dan pengiriman.
Sedikit Pemasok (Few Supplier)
Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakan nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah. Dengan sedikit pemasok maka biaya mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia dagang pemasok yang berbisnis di luar bisnis bersama.
Vertical Integration
Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical dapat berupa:
Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada sumber daya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik Baja.
Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer yang semula sebagai distributornya.
Kairetsu Network.
Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.
Perusahaan Maya (Virtual Company)
Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan bergerak sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau kolaborasi, pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang renadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah efisiensi.
Penggerak Supply Chain
Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain itu sendiri. Penggerak supply chain adalah sebagai berikut:
Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
Cycle inventory
Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan (responsif atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan).
Safety Inventory
Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas permintaan yang tinggi.
Seasonal Inventory
Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasonal inventory akan membangun persediaan mereka pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan.
Transportation
Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut :
Modes of transportation
Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu:
Pesawat Udara. Udara merupakan cara transportasi yang paling cepat, tetapi memiliki biaya yang mahal.
Truk . Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah dengan fleksibilitas tinggi.
Kereta. Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.
Kapal laut. Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.
Pipa saluran. Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas.
Route and network selection
Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network adalah sebuah kumpulan lokasi dan rute kemana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai rute pada tahap desain supply chain.
In house or outsource
Secara tradisional, banyak fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).
Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004, p55-56) adalah sebagai berikut :
Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen.
Capacity
Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula sebaliknya.
Operation methodology
Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat satu macam produk saja (efisien).
Warehouse methodology
Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yang menyimpan segala macam produk dalam suatu tempat.
Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produk-produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.
Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan diangkut menuju fasilitas perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari truk-truk sebelumnya.
Information
Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
Push versus Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.
Cordinating and Information sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju tujuan yang memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu sendiri.
Forecasting and Aggregate Planning
Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Peramalan digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan, maka perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.
Enabling Technologies
Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:
Electronic Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.
Internet. Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka akan menjadi sebuah faktor penting dalam supply chain.
Entreprise Resources Planning (ERP). Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang 'cerdas'.
Supply Chain Management (SCM) Software. Yaitu program yang menyediakan dukungan terhadap analisis keputusan dalam penambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap informasi.
Transportation Problem
Masalah transportasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan selalu hadir dalam pengantaran barang, adapun penyebabnya yang berubah dari waktu ke waktu karena variabel-variabel yang banyak melingkupinya. Perusahaan harus memperhatikan jarak dan penentuan lokasi dari konsumen yang akan dituju.
Pemilihan Moda Transportasi
Suatu pengiriman barang dari daerah satu ke daerah lainnya memang memerlukan perhitungan yang cermat dan tepat guna menghindari berbagai resiko sehingga dapat mengurangi biaya ongkos transportasi. Sebelumnya sudah diuraikan masalah-masalah transportasi, dan menentukan rute armada, sehingga berlanjut pada pemilihan moda transport.
Transportasi yang dimaksud disini adalah kendaraan yang dapat melakukan pengiriman barang sampai ke tempat tujuan yakni konsumen yang memerlukan barang tersebut. Kegunaan utama transport adalah mengantarkan dengan cepat dan tepat waktu. Adapun factor yang lainnya yang mempengaruhi pemilihan transport bila dihubungkan dengan minimasi biaya, yakni mencari transport yang murah tetapi dapat diandalkan atau kecepatannya sudah maksimal dan tepat waktu atau tidak terlambat. Di setiap rutinitas profesionalitas pekerjaan pengiriman barang, maka suatu keterlambatan menjadi suatu hal yang harus dihindari karena menyangkut ketepatan waktu yang disukai konsumen atau pengguna barang.
Penentuan Lokasi Fasilitas dan Lokasi Konsumen
Tahapan-tahapan yang terakhir dalam sistem logistik dan rantai pasok adalah bagaimana menentukan lokasi fasilitas dan lokasi konsumen Jika kita sebagai penyedia barang atau distributor atau produsen maka akan selalu menyediakan keperluan para konsumen walaupun konsumen tidak memerlukan produk tersebut, karena kebutuhan konsumen yang selalu berubah-ubah terhadap waktu. Pengiriman barang yang mudah dan cepat adalah suatu hal yang harus dipenuhi kepada konsumen untuk menjamin kepuasaannya karena kita tidak ingin tentunya apabila konsumen kita berpindah ke produsen atau penyedia produk atau jasa.
Sumber: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
http://talawang.blogspot.com/2009/05/manajemen-logistik-dan-rantai-pasok.html
BAB 4
SIMPLICITY, FLEXIBILITY, MODULARITY, LOCALIZATION, dan REUSABILITY
Simplicity
Penyusunan dan penyimpanan pakaian laundry dengan menggunakan tas laundry lebih simple dan tidak memakan tempat yang banyak. Hal ini akan menghemat ruangan laundry dan membuat ruangan penyimpanan laundry akan bersih dan tidak berbau karena tas laundry ini bisa ditutup agar aroma bau dari pakaian tidak akan menyebar dan menggangu proses laundry. Tas laundry ini juga terbuat dari plastik agar kuman dari pakaian tidak melengket pada tas laundry karena dapat meyebarkan penyakit yang tidak diinginkan oleh konsumen.
Sumber:http://id.aliexpress.com/w/wholesale-plastic-laundry-bags.html, http://www.peralatanrumah.com/keranjang-baju/301-global-laundry-mpw.html
Flexibility
Flexibility adalah mengganti yang sudah ada sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen. Yang dilakukan adalah mengganti plastik dengan menggunakan tas plastik khusus untuk laundry. Hal ini juga berfungsi untuk mencegah menyebarnya kuman yang bisa menyebabkan penyakit yang bisa melekat pada kantong laundry. Fungsi lain dari pengalihan ini adalah pengangkatan hasil laundry dengan menggunakan tas plastik khusus lebih mudah dan tidak cepat robek jika dibandingkan dengan menggunakan kantong plastik. Sehingga konsumen dapat puas sesuai dengan yang konsumen butuhkan.
Sumber:http://batikpekalonganrumah.blogspot.com/2012/02/sablon-plastik-siapmelayani.html,http://www.plastic.web.id/plastic_market/cetak-kantong-plastik-untuk-tokosupermarketrumah-makansouvenir-dll
Modularity
Modularity merupakan suatu komponen sama tapi dapat menghasilkan beberapa variasi produk. Dengan adanya mesin cuci multifungsi maka akan dapat membantu dalam menyelesaikan problem yang seharusnya dapat dilakukan dengan sekaligus tapi dapat memakan waktu yang lama karena pengerjaan yang tepisah-pisah prosesnya. Kegiatan yang dapat dilakukan sekaligus adalah mencuci sepatu, mencuci boneka, dan bantal.
Sumber:http://www.rumahku.com/berita/read/tips-mencuci-bantal-dengan-tangan-dan-mesin-409374#.VSi_zfmUdZE,http://adelays.com/2013/06/09/bukan-sepatu-dahlan/, http://bukausahalaundry.blogspot.com/2010/07/cara-mencuci-boneka.html,
Localization
Usaha yang menguntungkan ialah lokasi yang tepat. Lokasi sangat menentukan seberapa besar keuntungan yang bisa diperoleh. Hal ini dikarenakan konsumen akan berdatang untuk membawa pakaian kotor mereka ke laundry kita. Hal pertama yang perlu diperhatikan untuk menentukan lokasi adalah jumlah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah faktor terpenting yang menentukan apakah usaha anda diperhatikan orang-orang atau tidak. Pilih apakah ini bisa anda jadikan counter + rumah cuci atau hanya counter saja. Padat penduduk bukan berarti anda bisa mendapat fasilitas untuk membuka rumah cuci juga karena dari pengalaman kami, membuka rumah cuci di daerah padat penduduk justru menimbulkan banyak masalah seperti adanya komplen masyarakat akan bau usaha laundry atau limbah kita dijadikan alasan akan rusaknya pipa-pipa pembuangan di daerah tersebut.
Yang kedua adalah menentuka target lokasi. Target lokasi yang tepat adalah berdekatan kampus dan perumahan. Kawasan kampus merupakan kawasan potensial untuk mendirikan usaha laundry. Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang pada dasarnya sibuk dengan aktivitas kuliah mereka sehingga mereka tidak sempat untuk mencuci pakaian kotor mereka. Untuk kawasan perumahan itu berfokus pada rumah tangga yang ibu dan ayah merupakan pekerja kantoran. Hal ini menyebakan mereka tidak sempat untuk mencuci pakaian mereka sendiri. Karena kesibukan yang mereka lakukan di luar rumah.
Berdekatan dengan pasar potensialBerdekatan dengan pasar potensial
Berdekatan dengan pasar potensial
Berdekatan dengan pasar potensial
Sumber: http://housecleaningnew.blogspot.com/2013/08/free-house-cleaning-pictures-clip-art.html,http://dir.coolclips.com/Education/School/School_Buildings/School_Buildings_vc049965.html,http://www.canstockphoto.com/aerial-view-of-modern-house-complex13986850.html
Reusability
Reusability adalah desain yang baru berdasarkan desain sebelumnya. Reusability yang dapat diterapkan dalam usaha laundry kiloan adalah proses penglipatan pakain yang setelah disetrika. Proses ini sangat membantu dalam menglipat pakaian yang sudah disetrika agar tidak kusut lagi dan akan segera dikemas. Proses penglipatan pakaian yang pada dasarnya dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan sekarang dapat dilakukan dengan menggunakan alat khusu menglipat pakaian. Berikut gambar transformasi dari menglipat secara manual sehingga menglipat dengan alat khusus menglipat pakaian.
Sumber: https://www.tokopedia.com/distributorunik1/alat-melipat-bajupakaian-praktis-alat-lipat-flipfold-laundry-anak
BAB 5
NETWORK DISTRIBUSI JASA di KABUPATEN SLEMAN
Network distribusi suatu jasa sangat penting dalam proses berjalannya suatu industri. Dengan network distribusi yang baik maka dapat meminimalisasi ongkos pengeluaran untuk distribusi dan ongkos penyimpanan. Untuk masalah kali ini adalah menentukan berapa banyak jumlah dan tempat fasilitas yang dibutuhkan agar dapat meminimasi cost. Daerah yang menjadi objek usaha adalah kabupaten sleman. Berikut lokasi wilayah kabupaten sleman.
Sumber dari google map kabupaten sleman
Karena uasaha laundry berhubungan dengan wilayah kampus maka untuk pemilihan lokasi altenatif maka saya memilih 2 lokasi yaitu lokasi yang pertama adalah kawasan UGM dan UNY, dan lokasi yang kedua adalah kawasan UAJY, STTNAS, dan UPN. Karena lokasi untuk mendirikan laundry cukup luas untuk masing-masing alternatif, maka saya menyimpulkan untuk mendirikan 2 retail dan 1 proses operasional laundry. Analisis yang saya lakukan adalah menggunakan gravity localization. Caranya adalah sebagai berikut untuk kedua lokasi.
Kawasan UGM dan UNY
Pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan letak koordinat untuk masing-masing retail. Cara yang paling mudah untuk menentukan titik koordinatnya adalah dengan menggunakan google map. Untuk retail pertama berada di kawasan kampus UGM dan retail kedua berada di kawasan kampus UNY. Dan analisis yang perlu dilakukan adalah mentutuka prakiraan jumlah laundry yang dapat dikirim oleh tiap retail ke lokasi operasional laundry setiap harinya. Untuk prakiraan jumlah pengiriman tiap harinya dapat diasumsikan UGM sebesar 50 kg dan UNY sebesar 60kg. Berikut koordinat tiap retail berdasarkan google map.
Tabel koordinat dan permintaan tiap retail
Retail
Koordinat (Xn;Yn)
Jumlah laundry yang dikirim per hari (dalam kg)
A
-7.772143,110.3778
50
B
-7.777255, 110.384564
60
Setelah mentukan koordinat dan permintaan tiap retail kemudian kita dapat mencari titik koordinat lokasi operasional untuk alternatif pertama. Untuk mencari titik koordinat lokasi opersional adalah sebagai berikut.
x=-7,772143*50+-7,777255*6050+60=-7,77493
y=110,3378*50+110,384564*6050+60=110,3815
Karena sudah mendapatkan titk koordinat lokasi operasional maka kita dapat memplotkannya kedalam grafik.
Setelah menentukan titik koordinat lokasi operasional laundry untuk lokasi alternatif 1 maka kita dapat mencari jarak dari tiap retal ke lokasi operasional. Berikut jarak dari tiap retal ke lokasi operasional.
Retail A
dn= (x-Xn)2-(y-Yn)2
dn= (7,77493-7,772143)2-(110,3815-110,3778)2
dn= 280,2meter
Retail B
dn= (x-Xn)2+(y-Yn)2
dn= (7,77493-7,77726)2-(110,3815-110,3846)2
dn=233,3 meter
Dari hasil perhitungan jarak di atas dapat disimpulkan bahwa jarak dari retail B ke lokasi operasional lebih dekat jika dibandingkan dengan bahwa jarak dari retail A ke lokasi operasional. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah laundry yang dikirim tiap harinya, dimana retail B lebih banyak dibandingkan dengan retail A. Berikut ini rangkuman tabel untuk lokasi fasilitas 1.
Retail
Koordinat (Xn;Yn)
Jumlah laundry yang dikirim per hari (dalam kg)
Jarak dari/ke retail ke/dari lokasi operasional (dn)
Biaya pengiriman (Fn)
A
-7.772143,110.3778
50
280,2 m
Rp. 5.000,-/10kg
B
-7.777255,110.384564
60
233,3 m
Rp. 4.000,-/10kg
Kawasan UAJY, BATAN, STTNAS, dan UPN
Pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan letak koordinat untuk masing-masing retail. Cara yang paling mudah untuk menentukan titik koordinatnya adalah dengan menggunakan google map. Untuk retail pertama berada di kawasan kampus UAJY, BATAN ,dan SSTNAS sedangkan retail kedua berada di kawasan kampus UPN. Dan analisis yang perlu dilakukan adalah mentutuka prakiraan jumlah laundry yang dapat dikirim oleh tiap retail ke lokasi operasional laundry setiap harinya. Untuk prakiraan jumlah pengiriman tiap harinya dapat diasumsikan UAJY, BATAN ,dan SSTNAS sebesar 70 kg dan UPN sebesar 40kg. Berikut koordinat tiap retail berdasarkan google map.
Tabel koordinat dan permintaan tiap retail
Retail
Koordinat (Xn;Yn)
Jumlah laundry yang dikirim per hari (dalam kg)
A
-7.778419, 110.415195
70
B
-7.764430, 110.410646
40
Setelah mentukan koordinat dan permintaan tiap retail kemudian kita dapat mencari titik koordinat lokasi operasional untuk alternatif kedua. Untuk mencari titik koordinat lokasi opersional adalah sebagai berikut.
x=-7,778419*70+-7,764430*4070+40=-7,77333
y=110,415195*70+110,410646*4070+40=110,4135
Karena sudah mendapatkan titk koordinat lokasi operasional maka kita dapat memplotkannya kedalam grafik.
Setelah menentukan titik koordinat lokasi operasional laundry untuk lokasi alternatif 2 maka kita dapat mencari jarak dari tiap retal ke lokasi operasional. Berikut jarak dari tiap retal ke lokasi operasional.
Retail A ( X 10 meter)
dn= (x-Xn)2+(y-Yn)2
dn=(-7,77333--7,778419)2+(110,4135-110,415195)2
dn= 509,2 meter
Retail B ( X 10 meter)
dn= (x-Xn)2+(y-Yn)2
dn=(-7,77333--7,76443)2+(110,4135-110,410648)2
dn= 890,9 meter
Dari hasil perhitungan jarak di atas dapat disimpulkan bahwa jarak dari retail A ke lokasi operasional lebih dekat jika dibandingkan dengan bahwa jarak dari retail B ke lokasi operasional. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah laundry yang dikirim tiap harinya, dimana retail A lebih banyak dibandingkan dengan retail B. Berikut ini rangkuman tabel untuk lokasi fasilitas 2.
Retail
Koordinat (Xn;Yn)
Jumlah laundry yang dikirim per hari (dalam kg)
Jarak dari/ke retail ke/dari lokasi operasional (dn)
Biaya pengiriman (Fn)
A
-7.778419,110.415195
70
509,2 m
Rp. 8.000,-/10kg
B
-7.764430, 110.410646
40
890,9 m
Rp. 10.000,-/10kg
Dari hasil analisis diatas kita dapt meminimasi total cost untuk kedua alternatif. Yang memiliki total cost yang terendah maka alternatif tersebut merupakan alternatif terbaik. Minimasi total cost dapat dihitung dengan rumus:
Hasil analisis berdasarkan data diatas:
Alternatif 1
dn
Dn
Fn
Total Cost
Retail A
280,2
50
5000
70050000
Retail B
233,3
60
4000
55992000
Total cost untuk lokasi 1
126042000
Alternatif 2
dn
Dn
Fn
Total Cost
Retail A
509,2
70
8000
285152000
Retail B
890,9
40
10000
356360000
Total cost untuk lokasi 2
641512000
Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa total cost untuk alternatif 1 adalah yang paling keci. Dari hasil tersebut dapat disimpulakan bahwa alternatif 1 lebaih layak didirikan jika dibandingkan dengan alternatif 2.
Sumber: https://scholar.google.co.id/scholar?q=gravity+model+transportation&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart&sa=X&ei=1w4pVdX-NNKXuAThtoHABA&ved=0CBkQgQMwAA
BAB 6
PERTIMBANGAN PRODUK, MARKET, TIME serta STRTEGI 7P
Produk
Produk yang dihasilkan adalah jasa laundry. Jasa laundry harus di tingkatkan kualitasnya agar konsumen dapat puas dengan pelayanan kita. Peningkatkan kualitas dapat berupa pengembangan jasa. Pengembangan jasa dapat berupa pengenbangan ke jasa laundry perabotan rumah tangga.
Market
Penentuan pasar atau pelanggan sangat penting dalam pengembangan jasa laundry kita. Sebelum usaha ini didirikan, telah dilakukan penelitian terlebih dahulu tentang peluang dan market yang ada. Lewat informasi yang telah didapat tersebut, maka dapat dilihat siapakah konsumen potensial dari usaha ini dan bagaimana cara memuaskan konsumen tersebut.
Target Market:
Mahasiswa yang tinggal di kawasan kampus
Pelajar
Keluarga muda
Para pekerja
Masyarakat Yogyakarta
Sumber: http://dwiyadi.blogspot.com/2010/01/marketing-plan-disusun-oleh-okky.html
Waktu
Pertimbangan waktu sangat menentukan usaha jasa laundry. Permintaan laundry akan meningkat pada saat akhir pekan atau hari raya besar (lebaran dan natal). Peningkatan pada akhir pekan biasanya disebabkan karena mahasiswa. Kebiasaan mahasiswa dalam menampung pakaian kotornya dalam seminggu sehingga pada akhir pekan kebanyakan mahasiswa akan membawa pakaian mereka ke laundry. Peningkatan permintaan laundry pada hari-hari besar seperti hari raya lebaran dan hari raya natal biasanya terjadi karena pada saat hari-hari raya besar para asisten rumah tangga pulang kampung sehingga para ibu rumah tangga akan menyerahkan pakaian kotornya pada laundry. Pada waktu seperti itu permintaan laundry pakaian kotor akan meningkat.
Strategi 7P
Produk
Produk yang dihasilkan adalah jasa laundry. Jasa laundry harus di tingkatkan kualitasnya agar konsumen dapat puas dengan pelayanan kita. Peningkatkan kualitas dapat berupa pengembangan jasa. Pengembangan jasa dapat berupa pengenbangan ke jasa laundry perabotan rumah tangga. Dalam elemen produk harus ada produk inti, di mana harus dipilih fitur-fitur produk inti dan juga beberapa elemen jasa pelengkap yang mengelilinginya dengan mengetahui manfaat yang diinginkan oleh pelanggan dan seberapa tinggi daya saing produk tersebut. Dalam industry jasa laundry, produk yang diproses adalah barang milik pelanggan. Fitur utama yang diinginkan oleh pelanggan adalah pakaian yang bersih, wangi, dan rapi.
Price
Harga dan biaya jasa lainnya akan memperlihatkan berbagai biaya yang ditimbulkan bagi pelanggan dalam memperoleh manfaat suatu produk jasa. Suatu perusahaan jasa juga harus bisa mengenali dan mencari cara untuk meminimalkan biaya yang harus ditanggung oleh pelanggan dalam menggunakan atau membeli jasa tersebut, termasuk waktu, usaha dan mental, dan juga pengalaman buruk. Agar menarik konsumen yang perlu diterapkan adalah diskon. Diskon yang diterapkan adalah jika berat laundry dari konsumen 10 kg maka akan mendapatkan potongan harga berupa pengurangan 1 kg dan begitu seterusnya untuk kelipatannya.
Promotion
Dalam promosi, memainkan tiga peran penting yaitu: menyediakan informasi dan sarana yang dibutuhkan, membujuk pelanggan tentang kelebihan suatu produk dan mendorong pelanggan untuk mengambil tindakan pada suatu waktu. Dalam pemasaran jasa, banyak komunikasi yang bersifat mendidik, khususnya untuk pelanggan baru. Komunikasi dapat disampaikan oleh orang-orang seperti: tenaga penjual dan pelatih atau melalui media seperti: televisi, radio, surat kabar, majalah, reklame, brosur dan situs web.
Place
Tempat sangat berhubungan dengan pengiriman ke pelanggan. Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan suatu keputusan tentang tempat dan waktu pengiriman. Waktu pengiriman bergantung pada sifat jasa yang diberikan. Lokasi berdekatan dengan pelanggan agar pendistribusian barang dapat terdistribusi tepat waktu. Pendistribusian berkaitan dengan bagaimana konsumen dapat memperoleh jasa laundry yang diinginkan.
People
Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut dan banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan khususnya bagian administrasi. Karyawan dapat mengambil kontak yang dapat dihubungi dan apabila terjadi promo maka karyawan tersebut dapat memberitahukan kepada konsumen mengenai promo terbaru.
Pysical Evidence
Jika terdapat perusahaan jasa, maka perusahaan jasa tersebut perlu mengelola bukti fisik secara hati-hati karena dapat mempengaruhi kesan pelanggan. Perusahaan jasa laaundry dapat menampilkan daftar harga dan paket laundry di dalam ruang tunggu dengan keterangan yang lengkap serta menata ruang tunggu agar pelanggan dapat senang dan nyaman.
Process
Untuk menciptakan dan menyampaikan elemen produk bagi pelanggan diperlukan desain dan implementasi proses yang efektif. Sebuah proses yang menjelaskan metode dan urusan kerja dari sistem yang beroperasi. Proses yang desainnya buruk akan mengganggu pelanggan karena kelambatan, birokrasi dan penyampaian jasa yang tidak efektif. Penerapan dalam jasa ini dapat berupa menghubungi konsumen jika laundry mereka sudah selesai pengerjaannya, sehingga mereka tidak perlu menunggu.
Sumber: http://www.academia.edu/3509178/PERANCANGAN_INDUSTRI_JASA_LAUNDRY_DI_SURABAYA_SELATAN
BAB 7
KEBIJAKAN METODE PERSEDIAAN
Komponen yang akan disimpan
Komponen yang sangat cocok disimpan adalah detergen.
Karakterisitik komponen yang disimpan
Detergen merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menjalankan usaha jasa laundry. Detergen digunakan untuk membersihkan noda-noda yang melekat pada pakaian kotor. Penggunaan detergen pada usaha jasa luandry tidak konstan tergantung berapa banyak pakaian kotor yang harus dibersihakan tiap harinya, sehingga detergen sangat perlu dilakukan persediaan. Perusahaan manapun baik perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya.
Hal ini bisa saja terjadi karena tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa tersedia pada setiap saat, yang berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan. Jadi persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan baik yang menghasilkan suatu barang maupun jasa.
Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan, hal ini akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan dan mungkin mempunyai opportunity cost. Demikian pula apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan (stockout cost).
Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu, dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi/ pelayanan kepada konsumen perusahaan dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan kosumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik.
Sumber: http://toyayans.blogspot.com/2012/02/makalah-pengaruh-pengendalian.html
Jenis stock yang diterapkan
Penentuan jenis stock dalam persedian merupakan hal yang sangat penting kerena dengan mengetahui jenis stcok yang harus deterapkan maka suatu perusahaan baik itu jasa maupun manufaktur dapat memudahkan dan melancarkan proses produksi suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan para konsumennya. Jenis stock yang perlu diterpakan dalama pengendalian persediaan detergen adalah anticipation stock (anticipating special event).
Anticipation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang meningkat. Pada umumnya permintaan akan jasa laundry akan terjadi peningkatan apabila pada saat hari raya panjang (libur panjang) misalnya liburan lebaran, liburan natal, dan tahun baru. Para pembantu rumah tangga akan meminta cuti untuk pulang kampung sehingga para ibu rumah tangga yang pembantunya pulang kampung akan kesusahan dalam melakukan aktivitas rumah tangga mereka. Salah satunya adalah dalam mencuci pakaian kotor, sehingga mereka akan membawah pakaian kotor mereka ke jasa laundry. Inilah yang menyebabkan jenis stock yang cocok dalam pengendalian persediaan adalah anticipation stock.
Kebijakan yang diterapkan
Metode yang digunakan adalah metode EPQ (Economic Production Quantity). Metode EPQ untuk menentukan jumlah pemesanan dan waktu pemesanan bahan baku. Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Dengan menggunakan EPQ maka jasa laundry akan dapat mengetahui berapa banyak bahan baku yang akan dipesan, sehingga jasa laundry tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk pemesanan yang berlebihan. Karena jika kekurangan bahan baku akan mengakibatkan usaha ini akan kehilangan konsumen dan kehilangan penghasilan tetapi jika usaha ini mengeluarkan biaya lebih untuk membeli bahan baku yang berlebihan sehingga menyebabkan penyimpangan bahan baku.
Sumber: http://muhammadsaputra05.blogspot.com/2013/04/produksi-optimal.html
BAB 8
KRITERIA DALAM MEMILIH SUPPLER dan HUBUNGANNYA
Identifikasi yang akan menjadi objek
Part/material yang menjadi objek adalah mesin cuci. Mesin cuci merupakan suatu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam usaha ini. Alat ini dapat mempercepat dalam proses pencucian dalam usaha jasa laundry karena tidak perlu mencuci secara manual dalam proses pencucian.
Identifikasi potensi supplier
Pentingnya menentukan supplier yang terbaik adalah untuk mendapatkan suatu komponen atau produk yang dipesan sesuai dengan yang dipesan dan pengirimannya waktunya juga tepat waktu serta harganya terjangkau.
Yang akan menjadi supplier mesin cuci adalah toko-toko yang berada dikawasan yogyakarta. Berikut daftar toko yang akan menjadi supplier mesin cuci:
Tabel 2.1 Alternatif Pemasok
ALTERNATIF
KODE
NAMA TOKO
A
PT. Oxyd Prima Andalan
B
CV.DYOTA ANDAKARA
C
IHSAN MANDIRI
PT. Oxyd Prima Andalan
Produsen dan Distributor Tunggal produk-produk pembersih untuk kebutuhan Laundry, Hotel, Rumah Sakit dan Rumah Tangga dengan merek Oxyd Power. Mulai merintis di kota Yogyakarta pada tahun 2007 dengan produk pertamanya Oxyd Power Detergent Matic High Concentrate yaitu deterjen yang dibuat khusus untuk mesin cuci, diformulasikan secara cermat, tepat dan akurat sehingga berada pada posisi tingkat detergent matic high concentrate kualitas tinggi. Butiran serbuknya yang sangat konsentrat membuat Oxyd Power Detergent Matic High Concentrate larut sempurna di dalam air.
CV.Dyota Andakara
CV.DYOTA ANDAKARA adalah perusahaan yang bergerak dibidang barang dan jasa antara lain deterjen, softener, pewangi cucian termasuk penjualan peralatan laundry seperti mesin cuci, pengering, pemeras dan juga jasa cleaning service untuk rumah, rumah sakit, hotel dan kantor.
Ihsan Mandiri
Ihsan Mandiri adalah perusahaan yang bergerak sebagai Suplier Chemical untuk laundry sekaligus Konsultan untuk laundry kiloan.
kami menawarkan produk Deterjent pendukung, Nobla penghilang noda-noda berat ( stainremover) , Solvent ( Dry Cleaning Chemical) , serta Pengharum ( parfum) Laundry dengan dukungan mesin-mesin dan alat-alat non Konvensional Laundry support. semuanya dengan harga bersaing dan terjangkau.
Penentuan Kriteria dan Sub Kriteria Dalam Pemilihan Supplier
Terdapat 5 kriteria, 12 sub kriteria, dan 3 alternatif yang digunakan pada pemilihan pemasok untuk mesin cuci dan dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Berdasarkan identifikasi keterkaitan antar sub kriteria dapat diketahui bahwa dalam memilih pemasok Alkijo Laundry menggunakan sub kriteria yang saling terkait.
Tabel 2.2 Kriteria dan Sub Kriteria
Kriteria
Sub Kriteria
Harga
Cara Pembayaran
Potongan Harga/Diskon
Tingkat Kenaikan Harga
Pengiriman
Pengiriman Tepat Waktu
Realibilitas Barang
Kualitas
Kualitas Barang yang Dipasok
Kualitas Packing
Lokasi
Jarak Antar Lokasi
Kondisi Infrastruktur
Customer Care
Kemudahan Dalam Menghubungi
Respon Pada Konsumen
Informasi Produk
Gambar 2.1 Model jaringan hunbungan antar Kriteria dan Sub Kriteria
Keterangan:
Garis putus-putus menjelaskan hubungan antar sub kriteria
Garis tidak putus-putus menjelaskan hubungan antar kriteria
Sumber: http://www.indonetwork.co.id/companies/Yogyakarta/all/all/0/mesin-laundry.html
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2121/KIN.CD.053.pdf?sequence=1
BAB 9
STRATEGI DISTRIBUSI ke KONSUMEN dan PENENTUAN JUMLAH KENDARAAN serta RUTENYA
Strategi Distribusi
Strategi distribusi sangatlah penting agar suatu usaha tidak susah payah dalam mendistribusikan suatu barang yang akan dikirim. Usaha laundry dalam pendistribusian barang agar dapat sampai ke konsumen dengan tepat waktu sangatlah cocok untuk diterapkan direct shipment. Direct shipment merupakan salah satu cara pendistribusian barang yang dilakukan dengan cara mendistribusikan atau mengantarakan barang jadi yang sudah selesai diproses langsung dari lokasi operasional ke konsumen.
FactoryFactoryKonsumenKonsumen
Factory
Factory
Konsumen
Konsumen
Penentuan Jumlah Kendaraan dan Rutenya
Agar barang yang akan dikirim dapat sampai dengan tepat waktu ke konsumen yang perlu dilakukan adalah menentukan rute dan kendaraan yang digunakan. Kendaraan yang akan digunakan adalah motor. Karena modal usaha yang dibutuhkan tidaklah terlalu besar jika dibandingkan untuk membeli mobil. Motor yang akan digunakan akan dirancang sedemikian rupa agara dapat menampung beban laundry sebesar 80 kg. Di bagian belakang motor akan dibuatkan bak penampung di sebalah kiri dan kanan yang fungsinya untuk menampung hasil cucian laundry yang akan diantar ke konsumen.
Berikut ini analisis dalam menentukan jumlah kendaraan serta rute yang harus dilalui:
Menentukan lokasi dari konsumen
Yang akan dijadikan lokasi dari konsumen adalah konsumen bagian kledokan, konsumen bagian tanbak bayan, konsumen bagian STTNAS, konsumen bagian STIE YKPN, konsumen bagian seturan raya, dan kosumen bagian perumnas setruan. Yang akan dilakukan adalah mencari titik koordinat dari tiap-tiap lokasi dan menetukan berapa banyak order size tiap-tiap lokasi konsumen. Berikut ini tabel tentang lokasi konsumen, koordinat , serta order sizenya.
Tabel 9.1 Menentukan lokasi dari konsumen
Destination
Coordinate X
Coordinate Y
Order Size (kg)
Kledokan
-7,775901
110,411604
20
Tambak Bayan
-7,778048
110,416593
40
STTNAS
-7,77349
110,415967
35
STIE YKPN
-7,769281
110,409895
40
Seturan Raya
-7,765613
110,410442
30
Perumnas Seturan
-7,766485
110,405732
50
Operasional Laundry
-7,769589
110,40526
Distance matriks
Langkah selanjutnya adalah distance matriks. Rumus yang akan digunakan adalah:
(9.1)
Tabel 9.2 Distance Matriks
Warehouse
D1
D2
D3
D4
D5
D6
Destination 1
0,008949172
Destination 2
0,014141838
0,005431365
Destination 3
0,01139551
0,004984846
0,004600787
Destination 4
0,004645222
0,006837037
0,007388157
0,006698
Destination 5
0,006531592
0,010353414
0,01387314
0,009621474
0,003708562
Destination 6
0,003139682
0,011096911
0,00479004
0,012402631
0,005014797
0,00479004
Saving Distance
Langkah berikutnya adalah saving distance. Rumus yang digunakan adalah:
(9.2)
Tabel 9.3 Saving Distance
Warehouse
D1
D2
D3
D4
D5
D6
Destination 1
Route 1
Destination 2
Route 2
0,017659644
Destination 3
Route 3
0,015359836
0,020936561
Destination 4
Route 4
0,006757357
0,009342732
0,005450598
Destination 5
Route 5
0,00512735
0,00680029
0,008305629
0,007468253
Destination 6
Route 6
0,000991942
0,012491479
0,002132561
0,004656477
0,004881234
Order Size
20
40
35
40
30
50
Allocation Destination
Langkah berikutnya adalah allocation destination. Tahap ini adalah tahap dimana menentukan allokasi dari lokasi konsumen selanjutnya dilakukan penetuan jumlah kendaraan yang digunakan.
Tabel 9.4 Allocation Destination
Warehouse
D1
D2
D3
D4
D5
D6
Destination 1
Route 1
Destination 2
Route 2
0,017659644
Destination 3
Route 3
0,015359836
0,020936561
Destination 4
Route 4
0,006757357
0,009342732
0,005450598
Destination 5
Route 5
0,00512735
0,00680029
0,008305629
0,007468253
Destination 6
Route 6
0,000991942
0,012491479
0,002132561
0,004656477
0,004881234
Order Size
20
40
35
40
30
50
Berdasarkan tabel diatas maka dapat ditentukan berapa jumlah alokasinya. Berikut ini jumlah alokasinya:
Allocation 1: D2, D3
Allocation 2: D6, D5
Allocation 3: D1, D4
Jadi berdasarkan alokasinya dapat deketahui rute dari lokasi konsumen. Jadi rute 1 adalah D2 (Tambak Bayan), dan D3 (STTNAS). Rute 2 adalah D6 (Seturan Raya), dan D5 (Perumnas Seturan). Rute 3 adalah D1 (Kledokan), dan D4 (STIE YKPN).
Berdasarkan tiap rute maka ditetapkan akan digunakan tiap rute 1 kendaraan. Jadi kendaraan yang digunakan berjumlah 3 buah.
Sumber: google map
BAB 10
CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM)
Pengertian CRM
CRM merupakan sebuah pendekatan baru dalam mengelola hubungan korporasi dan pelanggan pada level bisnis sehingga dapat memaksimumkan komunikasi, pemasaran melalui pengelolaan berbagai kontak yang berbeda dengan pelanggan. Pendekatan ini memungkinakn untuk mempertahankan pelanggan dan memberikan nilai tambah terus menerus pada pelanggan, selain juga memperoleh keuntungan yang berkelanjutan.
Hal yang perlu dipahami adalah bahwa dari luar, pelanggan yang berinterkasi dengan perusahaan hanya memahami bisnis yang dilakukan oleh perusahaan sebagai satu entitas, tidak lebih; meskipun pelanggan juga berinteraksi dengan sejumlah pekerja yang berbeda peran dan departemennya. Semua itu tetap dianggap sebagai satu kesatuan. Dengan CRM, dukungan pada proses bisnis, informasi tentang pelanggan dan interaksinya dapat dimasukkan, disimpan, diakses oleh semua staf pada berbagai unit kerja dengan tujuan untuk meningkatkan layanan yang diberikan pada pelanggan, dan menggunakan informasi kontak pelanggan untuk target pemasaran.
Implementasi CRM akan memberikan dampak manfaat bagi korporasi seperti akan memungkinkan untuk memperoleh keseimbangan dalam bagaimana menggunakan sumber daya untuk pemasaran agar mendapat nilai lebih pada segmen tertentu, meningkatkan interaksi pelanggan yang akan mendukung pengalaman branding pada pelanggan, mendongkrak produktivitas penualan melalui pemetaan proses menggunakan teknologi baru, menetapkan tujuan penjualan dan menentukan reward untuk pencapaiannya, fokus pada gab antara harapan pelanggan dan pengalaman layanan saat ini, dengan menggunakan alat analisis akan dapat ditingkatkan pemahaman organisasi tentang pelanggan.
Strategi CRM yang diterpakan
Penerapan strategi CRM di semua tingkatan organisasi, unit kerja, dan titik kontak pelanggan dengan organisasi tersebut adalah sangat penting untuk menjalin dan menumbuhkembangkan hubungan perusahan dengan para pelanggannya maupun mitra bisnisnya. Melalui penerapan strategi CRM, suatu perusahan diharapkan akan lebih mengenal pelanggannya dan lebih memusatkan penjualan produk, serta peningkatan pelayanan kepada pelanggan yang menguntungkan. Dengan mengenal palnggan atau segmen pelanggan secara lebih mendalam akan memudahkan perusahaan untuk mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko bisnis.
Marketing
Dalam marketing yang perlu diperhatikan adalah siapa yang akan menjadi konsumen kita, bagaimana mendapatkan konsumen tersebut, dan penentuan harga produk. Yang akan menjadi konsumen utama dari usaha jasa laundry ini adalah mahasiswa. Lingkungan mahasiswa memiliki peluang yang besar karena kebiasaan mahasiswa yang malas untuk mencuci pakaian. Kemudian cara untuk memikat konsumen khususnya mahasiswa adalah menyebarkan brosur langsung ke kampus agar mahasiswa dapat mengetahui usaha kita dan dapat langsung berinterkasi dengan mereka. Dan selanjutnya yang tak kalah penting adalah menentukan harga. Dalam menentukan harga yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk kita, harga para pesaing, dan kemampuan dan daya beli konsumen. Jadi untuk harga yang diterapkan adalah Rp. 4000/kg sudah dengan biaya antar laundry.
Call Center
Call center juga dapat dibutuhkan dalam usaha laundry. Fungsi dari call center ini adalah konsumen dapat memberikan keluhan-keluhan tentang pelayanan kita serta dapat memberikan masukan-masukan. Tujuan akhir dari ini adalah usaha laundry ini dapat berkembang dengan baik dan dapat melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Call center ini bebas pulsa sehingga konsumen tidak perlu mengeluarkan pulsa untuk memberikan keluhan-keluhan serta saran yang akan disampaikan.
Sumber: https://galihadi.wordpress.com/pengertian-crm/
BAB 11
KRITERIA dan PERIODE WAKTU DALAM MENGEVALUASI KINERJA SC
Ide dari pengukuran kinerja ini diawali dari pengukuran operasi manufaktur yang dilakukan oleh F.W. Taylor, (father of scientific methods) pada awal abad ke- 20. Beliau melakukan penelitian mengenai studi gerak dan waktu. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang ada dan kemudian dianalisa untuk membuat standar kerja dari pekerja yang ada serta membuat kriteria yang objektif untuk mengukur dan menetapkan kinerja dan efisiensi pekerja tersebut. Lama-kelamaan pandangan pengukuran kinerja semakin berkembang. Penelitian mengenai pengukuran kinerja tidak lagi difokuskan pada penelitian kinerja individual melainkan mengarah pada pengukuran kinerja bisnis perusahaan. Pada awal tahun 1920 mulailah muncul dan berkembang sistem pengukuran secara tradisional yang masih berfokus pada satu indikator saja yaitu finansial. Pengukuran kinerja sebaiknya memiliki orientasi jangka panjang dibandingkan dengan jangka pendek. Ukuran finansial menunjukkan dampak kebijakkan dan prosedur perusahaan pada posisi keuangan perusahaan jangka pendek, hal ini merupakan salah satu kekurangan sistem pengukuran kinerja secara tradisional.
Seiring dengan perubahaan yang terjadi di lingkungan dunia usaha, mulai berkembang pengukuran kinerja yang berfokus pada pengukuran non finansial. Menurut Maskell (2009), untuk pengukuran non finansial. Beberapa keuntungan sistem pengukuran non finansial antara lain adalah pengukura tersebut lebih sesuai dengan kondisi saat ini dibandingkan dengan pengukuran finansial, lebih mudah diukur dan presisi, lebih bermanfaat bagi pekerja untuk melakukan perbaikan berkesinambungan, konsisten dengan tujuan dan strategi perusahaan dan sangat fleksibel. Faktor-faktor yang bersifat non finansial lebih berorientasi jangka panjang dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kinerja perusahaan, misalnya indikator yang berkaitan dengan kualitas produk yang dapat meningkatkan penjualan dan kepuasan konsumen dalam jangka panjang. Seiring dengan berkembangnya industri di abad ke 21, SCM telah menjadi fokus utama dari setiap organisasi bahkan beberapa penelitian terkini menyatakan bahwa supply chain management merupakan praktis untuk meningkatkan kinerja world class company.
Sesuai dengan perkembangan sistem pengukuran kinerja supply chain, Chibba dan Horte (2001) menyebutkan pada Gambar 2.2 diperlihatkan empat tipe pengukuran kinerja SCM.
Functional Measures
Pengukuran secara terpisah dari masing-masing fungsi yang ada dalam supply chain, seperti pengukuran pengiriman saja (delivery) atau produksi saja.
Internal Integrated Measures
Pengukuran kinerja terhadap semua fungsi yang ada dalam supply chain dalam satu perusahaan.
One side Integrated Measures
Mendefinisikan kinerja dalam batasan antar organisasi atau antar perusahaan dan mengukur kinerja antar perusahaan dalam perspektif supplier atau customer.
Total Chain Measures
Pengukuran kinerja supply chain secara lengkap yang mencakup antar perusahaan, termasuk hubungan dari pemasok sampai ke konsumen.
Specific Customer need ful-filledSpecific Customer need ful-filledDeliverDeliverMakMakSourceSourcePlanPlanSupplierSupplier
Specific Customer need ful-filled
Specific Customer need ful-filled
Deliver
Deliver
Mak
Mak
Source
Source
Plan
Plan
Supplier
Supplier
CustomCustom
Custom
Custom
Type1
Gambar 2.2 Empat Tipe Pengukuran Kinerja Supply Chain Gambar 2.2 Empat Tipe Pengukuran Kinerja Supply Chain
Gambar 2.2 Empat Tipe Pengukuran Kinerja Supply Chain
Gambar 2.2 Empat Tipe Pengukuran Kinerja Supply Chain
Tujuan Pengukuran Kinerja Supply Chain
Menurut Heim dan Compton (1992), sebagaimana dikutip oleh Medori dan Steeple (2000), Perusahaan perlu menggunakan sejumlah pengukuran kinerja untuk menentukan tujuan dan kinerja diharapkan. Perusahaan harus mengembangkan indikator kinerja yang sesuai untuk menginterprestasikan dan mendeskripsikan secara kuantitatif kriteria yang digunakan mengukur efektivitas dari sistem tersebut. (Vanany, 2009: 135).
Dengan melakukan pengukuran kinerja supply chain, perusahaan dapat mengontrol kinerja perusahaan secara langsung maupun tidak langsung dan perusahaan dapat mengetahui tingkat kinerja perusahaan saat ini, apakah tujuan yang ditetapkan tercapai atau tidak. Hasil pengukuran kinerja dijadikan sebagai landasan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan.
Metode Pengukuran Performansi Supply Chain
Berbagai macam cara pengukuran performansi yang pernah dilakukan perusahaan-perusahaan dunia. Salah satunya adalah cara pengukuran yang dilakukan oleh sebuah supermarket. Pertama mereka menentukan obyektif performansi yang dibutuhkan didalam pengukuran tersebut, seperti quality, speed, realibility, flexibility, dan sebagainya. Obyektif tersebut diberi skor dan bobot. Tingkat pemenuhan performansi didefinisikan oleh normalisasi dari indikator performansi tersebut. Untuk strategi supply chain yang pasti, berlaku hubungan sebagai berikut:
……………………………………………………………………………………………….. (11.1)……………………………………………………………………………………………….. (11.1)
P=j=insij wij
……………………………………………………………………………………………….. (11.1)
……………………………………………………………………………………………….. (11.1)
Dimana:
Pi =total performansi Supply Chain varian i
n = jumlah obyektif performansi
Sij= skor Supply Chain ke I di dalam obyektif performansi ke j
Wij = bobot dari obyektif performansi
Proses normalisasi dilakukan dengan rumus normalisasi Snorm dr De boer, yaitu:
snorm = Si-S min(Smax- S min )x 100 ………………………………………………………(1.2)
Keterangan:
Si = Nilai indikator aktual yang berhasil dicapai
Smin = Nilai pencapaian performansi terburuk dari indikator performansi
Smax = Nilai pencapaian performansi terbaik dari indikator performansi
Pada pengukuran ini, setiap bobot indikator dikonversikan ke dalam interval nilai tertentu yaitu 0 sampai 100. Nol (0) diartikan paling jelek dan seratus (100) diartikan paling baik. Dengan demikian parameter dari setiap indikator adalah sama, setelah itu didapatkan suatu hasil yang dapat dianalisa.
Tabel 11.1 Sistem Monitoring Indikator Performansi
Sistem Monitoring
Indikator Performansi
<40
40-50
50-70
0-90
>90
Poor
Marginal
average
Good
Excellent
(Sumber: H.Volby, 2000 dalam Sumiati, 2006: 4)
Penentuan Kriteria
Perencanaan
No
Variabel
Indikator
Skor Penilaian
1
Akurasi perkiraan bahan baku
1 2 3 4 5
2
Persedian barang jadi di perusahan
1 2 3 4 5
3
Tingkat persedian barang pada perusahaan
1 2 3 4 5
4
Hubungan internal dengan karyawan
1 2 3 4 5
5
Kehandalan karyawan perusahaan
1 2 3 4 5
Sumber bahan baku dan karyawan
No
Variabel
Subkriteria
Skor Penilaian
1
Kinerja pemasok bahan baku
1 2 3 4 5
2
Kehandalan kinerja karyawan
1 2 3 4 5
3
Pemasok mengirim bahan baku tepat waktu
1 2 3 4 5
4
Biaya pemasok mengirim bahan baku
1 2 3 4 5
Pengiriman
No
Variabel
Indikator
Skor Penilaian
1
Pengiriman produk tepat waktu
1 2 3 4 5
2
Kualitas pengiriman tepat waktu
1 2 3 4 5
3
Biaya pengiriman tepat waktu
1 2 3 4 5
Pengembalian Produk
No
Variabel
Sub Kriteria
Skor Penilaian
1
Bahan baku pemasok
1 2 3 4 5
2
Waktu pemasok bahan baku pengganti
1 2 3 4 5
3
Kondisi bahan baku
1 2 3 4 5
4
Biaya bahan baku pengganti
1 2 3 4 5
Proses
No
Variabel
Sub Kriteria
Skor Penilaian
1
Proses peningkatan kinerja kryawan
1 2 3 4 5
2
Proses awal produk
1 2 3 4 5
3
Proses produksi pembuatan produk
1 2 3 4 5
4
Proses pencampuran bahan baku
1 2 3 4 5
5
Proses desain produk
1 2 3 4 5
6
Proses Pengemasan produk
1 2 3 4 5
7
Efisiensi bahan baku perusahaan
1 2 3 4 5
8
Efiensi mesin perusahan
1 2 3 4 5
9
Keadaan kinerja karyawan
1 2 3 4 5
10
Fleksibilitas produksi barang
1 2 3 4 5
11
Biaya proses produksi
1 2 3 4 5
Periode waktu evaluasi SC
Periode waktu evaluasi yang dilakukan dalam evalusai supply chain adalah selam 1 tahun sekali. Hal ini memungkinkan untuk dapat melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil yang telah dilakukan berdasarkan SCOR. Evalusi ini sangat berguna bagi perusahaan karena dengan adanya evalusi SC sehingga suatu perusahaan dapat berkembang dan memperbaiki rantai pasok yang sebelumnya.
Sumber: https://JURNAL PERFORMASI KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) /