BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu radiologi merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari dari bida bidang ng kese keseha hata tan. n. Deng Dengan an kema kemaju juan an ilmu ilmu tekn teknol olog ogii dan dan ilmu ilmu pengetahuan yang sangat pesat beberapa tahun ini radiologi memberikan peran yang penting untuk menegakkan diagnosa kelainan patologi pada organ anatomi tubuh tanpa harus dibedah terlebih dahulu. Radiologi adalah ilmu tentang energi dan zat-zat radioaktif, khususnya caban cabang g ilmu ilmu kedo kedokt ktera eran n yang yang meng menggu guna naka kan n ener energy gy radi radioa oakti ktiff dalam dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. penyakit. (Dr. Med.shamed Ramali,!!"#. $eknik radiografi soft tissue dapat diaplikasikan pada seluruh tubuh termasuk jaringan superfisial, kecuali pada tulang. $eknik $eknik ini membutuhkan eksposi eksposi
yang berbeda berbeda dari teknik teknik radiografi radiografi yang biasa dilakukan dilakukan pada
umumnya. $eknik ini dapat menghasilkan densitas dan kontras jaringan yang rendah dengan berbagai perubahan yang terjadi pada organ yang dikehendaki. %adang %adang -kadang -kadang
diguna digunakan kan untuk untuk mengetah mengetahui ui adanya adanya fistel fistel pada suatu
saluran atau memperlihatkan suatu rongga pada jaringan lunak. (&lark,!"!# $umor $umor adalah adalah benjolan benjolan atau pembengka pembengkakan kan abnorma abnormall dalam tubuh, tubuh, tetapi tetapi dalam dalam artian artian khusus khusus tumor tumor adalah adalah benjol benjolan an yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh neoplasma. 'ecara klinis, tumor tumor dibedakan atas golongan neoplasma dan dan non neoplasma misalnya kista, akibat reaksi radang atau hipertrofi. $umor jaringan lunak dapat terjadi di seluruh bagian tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. $umor jaringan lunak ini ada yang jinak dan ada yang ganas. $umor ganas atau kanker pada jaringan lunak dikenal sebagai sarcoma jaringan lunak atau Soft Tissue Sarcoma ('$'#. 1
2
erdasarkan hal tersebut penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai teknik pemeriksaan cer)ical soft tissue dengan dengan indikasi indikasi tumor tumor thyroid thyroid dan dan mengan mengangka gkatny tnyaa sebaga sebagaii lapora laporan n studi studi kasus kasus *%+ I dengan dengan judul “Teknik Pemeriksaan cervical soft tissue dengan indikasi tumor thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Ulin Banjarmasin” Banjarmasin”.. 1.2. Rumusan Masalah erdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah . pakah pakah teknik teknik pemer pemeriks iksaan aan
yang yang digunak digunakan an untuk untuk memper memperlih lihatk atkan an
cer)ical soft tissue dengan indikasi tumor di Instalasi Radiologi R'D lin anjarmasin /. agaimana agaimana kriteria kriteria gambaran gambaran radiograf radiograf yang terlihat terlihat dengan dengan teknik teknik soft soft tissue 0. agai agaim mana ana kual kualit itas as foto foto ron rontgen tgen hasil asil pemer emerik iksa saan an cervi cervica call soft soft * dan +ateral tissue proyeksi * 1.3.
Tujuan Peneltan $ujuan penelitian dalam laporan study kasus *%+ I ini adalah
1.3. 1.3.1. 1. Tujuan juan Umu Umum m
ntu ntuk k meng menget etah ahui ui bagaim bagaiman anaa tata tata cara cara atau atau
pros prosed edur ur
pemeriksaan radiografi dengan metode teknik emeriksaan cervical soft tissue dengan indikasi tumor thyroi thyroid d di Instalasi Radiologi
1.3.2
R'D lin anjarmasin. Tujuan !h !husus
2
erdasarkan hal tersebut penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai teknik pemeriksaan cer)ical soft tissue dengan dengan indikasi indikasi tumor tumor thyroid thyroid dan dan mengan mengangka gkatny tnyaa sebaga sebagaii lapora laporan n studi studi kasus kasus *%+ I dengan dengan judul “Teknik Pemeriksaan cervical soft tissue dengan indikasi tumor thyroid di Instalasi Radiologi RSUD Ulin Banjarmasin” Banjarmasin”.. 1.2. Rumusan Masalah erdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah . pakah pakah teknik teknik pemer pemeriks iksaan aan
yang yang digunak digunakan an untuk untuk memper memperlih lihatk atkan an
cer)ical soft tissue dengan indikasi tumor di Instalasi Radiologi R'D lin anjarmasin /. agaimana agaimana kriteria kriteria gambaran gambaran radiograf radiograf yang terlihat terlihat dengan dengan teknik teknik soft soft tissue 0. agai agaim mana ana kual kualit itas as foto foto ron rontgen tgen hasil asil pemer emerik iksa saan an cervi cervica call soft soft * dan +ateral tissue proyeksi * 1.3.
Tujuan Peneltan $ujuan penelitian dalam laporan study kasus *%+ I ini adalah
1.3. 1.3.1. 1. Tujuan juan Umu Umum m
ntu ntuk k meng menget etah ahui ui bagaim bagaiman anaa tata tata cara cara atau atau
pros prosed edur ur
pemeriksaan radiografi dengan metode teknik emeriksaan cervical soft tissue dengan indikasi tumor thyroi thyroid d di Instalasi Radiologi
1.3.2
R'D lin anjarmasin. Tujuan !h !husus
3
. Mendap Mendapatk atkan an kriteri kriteriaa hasil hasil rontge rontgen n yang yang benar benar pemeri pemeriksaa ksaan n cervical
soft
tissue di Inst Instal alas asii
Radi Radiol olog ogii
R'D R'D lin lin
anjarmasin. /. Meng Mengeta etahu huii krit kriteri eriaa gamb gambara aran n radio radiogr graf af
yang yang terlih terlihat at dari dari
metode emeriksaan metode emeriksaan cervical soft tissue 0. Mengetahui secara langsung proyeksi pemeriksaan cervical soft tissue di tissue di Instalasi Radiologi lin anjarmasin 1..Memenuhi tugas laporan *raktek %erja +apangan I di R'D lin anjarmasin. 1.". Man#aat Peneltan 1.". 1.".1. 1. Unt Untuk Pen Penul uls s
Diha Dihara rapk pkan an
dala dalam m
penul enulis isan an
ini ini
dapat apat
menam enamba bah h
pengetahuan dan keterampilan bagi kita semua serta memperluas 2a2asan bagi bagi penulis terhadap terhadap Teknik Pemeriksaan !ervical soft tissue dengan indikasi tumor thyroid"
1.".2. 1.".2. Untuk Untuk Ins Instal talas as Ra$%l Ra$%l%g %g
gar
mendapatk atkan
proy royeksi eksi
yang
terbaik
dalam
pemeriksaan $eknik eknik *emerik *emeriksaan saan &er)ic &er)ical al soft soft tissue tissue sehing sehingga ga dapat menambah menambah pengetahua pengetahuan n dan 2a2asan teknik teknik pemeriksaan pemeriksaan bagi Instalasi Radiologi. 1.".3 Bag Insttus
4
Diharapkan dengan penulisan studi kasus ini dapat menjadi bahan referensi di perpustakaan $R3 &itra Intan *ersada yang dapat dapat diman dimanfaat faatkan kan bagi bagi mahasis mahasis2a, 2a, dosen dosen membut membutuhk uhkan an referen referensi si tentan tentang g
dan
pemeri pemeriksaa ksaan n
semua semua yang yang emeriksaan
cervical soft tissue" 1."." 1."." Untuk Untuk Pem&a'a Pem&a'a Diha Dihara rapk pkan an dengan dengan penuli penulisan san studi studi kasus kasus
ini ini dapa dapatt
member memberikan ikan inform informasi asi sehing sehingga ga menamb menambah ah penget pengetahu ahuan an dan kete ketera ramp mpil ilan an
sert sertaa
memp memper erlu luas as
2a2a 2a2asa san n
kepa kepada da
khal khalay ayak ak
masy masyara araka katt meng mengena enaii tekni teknik k emeriksaan cervical soft tissue dengan indikasi tumor thyroid" 1.(.
)stematka Penulsan
ntuk lebih memudahkan dalam mempelajari isi, maka laporan kasus ini disusun sebagai berikut 4
BAB I
* PEN PENDAHULUAN
erisi erisi tentan tentang g +atar +atar elakan elakang, g, Rumusa Rumusan n Masalah Masalah,, $ujua $ujuan n *enulisan, Manfaat *enulisan, Metode *enulisan, *enulisan, 'istematika 'istematika *enulisan. BAB BAB II * DA)A DA)AR R TE TE+R +RII
5
erisi tentang natomi 5isiologi, *atologi,$eknik *emeriksaan Radiografi, dan *roteksi Radiasi. BAB III * MET+ MET+D+L D+L+,I +,I PENELI PENELITIA TIAN N
erisi tentang $eknik $eknik *engumpulan Data, 'tudi kepustakaan, 6aktu, lat dan ahan BAB I- * HA)IL HA)IL DAN PEMBAH PEMBAHA)A A)AN N
erisi tentang 7asil *enelitian dan *embahasan BAB - * PE PENUTUP
%esimpulan dan 'aran DATAR PU)TA!A LAMPIRAN
BAB II DA)AR TE+RI
2.1. Anat%m s%l%g Columna Vertebrae Cervical.
&er)ical merupakan bagian dari &olumna 8ertebralis bagian yang atas. &er)ical teridiri dari tiga tulang yaitu tlas, 9is, 8etebrae *rominent. tlas,8 tlas,8eetebrae tebrae &er)ic &er)ical al pertam pertamaa adalah adalah sebuah sebuah struktu strukturr seperti seperti cincin cincin yang tidak memiliki badan dan *rocessus 'pinosus yang sangat pendek dan
6
8estigial 9is, 8etebrae &er)ical kedua memiliki *rocessus berbentuk kerucut yang kokoh muncul dari permukaan atas yang disebut Dens. Dia diterima kedalam bagian anterior dari cincin atlas yang melakukan fungsi sebagai sumbu atau badan untuk atlas. 8etrebalis &er)ical yang ke tujuh yang disebut sebagai 8etrebae *rominent memilki processus spinosus yang panjang dan lancip terproyeksi hampir horizontal kearah posterior. *rocessus 'pinosus 8etebrae *rominent dapat dengan mudah di palpasi pada dasar leher bagian belakang, adalah tempat menggunakan processus ini sebagai petunjuk dalam menentukan letak )etrebae lainnya. #Sum$er Dari Buku %eril &ilid '( Penusun ) *idy +arsanto, &olumna )ertebralis membentuk pusat sumbu kerangka tubuh, tepatnya dimedial sagital plane, columna )ertebralis mempunyai banyak fungsi meliputi dan melindungi corda spinalis, bertindak sebagai penompang tubuh, bagian paling atas untuk menompang tengkorak (skull# dan sanggup memberikan tempat persambungan untuk otot punggung yang tebal dan iga-iga lateral. Menopang ekstrmitas atas secara tidak langsung melalui igaiga yang bersendian dengan sternum. &olumna )ertebral bersendian co9cae dan sakrolliaka joint. *ersendian ini menompang columna )ertebralis melalui hip joint maka berat tubuh tubuh di pindahkan ke e9tremitas ba2ah. Dua belas )ertebrae didaerah punggung disebut )ertebrae thorakalis. +ima )ertebrae didaerah sacrum disebut )ertebrae sakralis. 8ertebrae yang terakhir juga terletak di daerah sacrum yang berjumlah 0 ruas disebut )ertebrae coccyges. Dalam keadaan normal columna )ertebralis berjumlah 00 ruas tulang-tulang
yang bentuknya tidak beraturan yang disebut
7
)ertebrae. &olumna )ertebral terdiri dari beberapa ruas diantara ruas-ruas )ertebral yang bertindak sebagai bantalan. Ruas-ruas )ertebral disatukan dan ditahan oleh ligament, sehingga mempunyai fleksibilitas dan daya lenting. 8ertebrae dibagi menjadi lima kelompok dan dinamai sesuai daerah yang ditempatinya. agian paling atas terdapat tujuh )ertebrae mmenempati daerah leher disebut )ertebrae cer)icalis. /1 )ertebrae terdapat ditiga daerah cer)ical, thora9 dan lumbal yang disebut daerah true atau daerah )ertebrae bergerak. *ada ruas pel)is disebut daerah false atau daerah )ertebrae tak bergerak,
hal ini berlaku untuk orang de2asa. Ruas sacral biasanya
bergabung dalam satu lubang yang disebut sacrum, ruas coccygeal dihubungkan ke coccygeal umumnya bergabung menjadi satu tulang yang disebut &occygis. #Sum$er) %errill-s .tlas of Radiograhic Positioning / Procedures(0levent 0dition 1olume 2ne(+al ) 345"Pengarang ) 0ugene D 6rank(Bruce * 7ong(Bar$ara & Smith", 8ertebrae cer)icalis terdiri dari " ruas yang keseluruhan tulangnya cembung kedepan yang di sebut +ordosis. Ruas tulang )ertebrae cer)ical ke (os tlas# bersendi dengan tulang occipital dari kepala yang dinamakan altanto occipital joint. 'edangkan ruas tulang )ertebrae )ertical yang ke " bersendi dengan )ertebrae thoracal ke , sendinya dinamakan cer)ico thoracal joint. &er)ical ke disebut tulang (os# atlas, dan cer)ical ke / disebut os a9is #Sum$er) Teknik Radiografi !olumna 1erte$ralis(Penulis 8 Dra"9ando Sari %"kes( Dra"Susy Sus:anty(%"Pd( 0ka Putra Syarif +idayat(S"P"d(%";es
8
9am$ar <"' verte$ra cervical (
#
'truktur )ertebre secara umum memiliki corpus, arcus, dan " prosesus yang berada di arcus.'ehingga secara umum )ertebre cer)ical memiliki bagian-bagian tulang seperti4 a. %orpus:body
terletak
di
anterior,
berbentuk
permukaan posterior yang rata b. *edikel:pedicle terletak di kedua bagian
silinder,
dengan
lateral corpus, tebal dan
membulat c. +amina terletak pada ujung posterior pedikel, berbentuk lempengan tipis. %edua pedikel bertemu di midline membentuk prosesus spinosus. d. 5oramen )ertebralis, lubang yang terletak di bag posterior corpus dibatasi oleh arcus dibagian posterior dengan foramen )ertebralis yang lain membentuk canalis )ertebralis sebagai tempat spinal cord. e. Incisura )ertebralis:)ertebral notch (superior dan inferior#, lengkungan yang terletak pada bagian atas dan ba2ah pedikel. Incisura )ertebralis inferior ()ertebre yang atas#
bersatu dengan
9
incisura )ertebralis superior ()ertebre di ba2ahnya# membentuk foramen inter)ertebralis;sebagai tempat keluarnya ner)us spinalis dari spinal cord. f. *rosesus trans)erses ada / kanan dan kiri, terletak pada pertemuan antara corpus dan arcus, mencuat kearah lateral. g. *rosesus articularis (superior dan inferior#, terletak di bagian superior dan inferior
pada dasar (base#
prosesus
trans)ersus. *ersendian
antara prosesus articularis inferior ()ertebre yang atas# dengan prosesus articularis superior ()ertebre di ba2ahnya# membentuk zygapophyseal, 8ertebre cer)ikal mempunyai foramen trans)ersum yang dilalui oleh arteri dan )ena )ertebralis dan ner)us spinalis. 2.1.1 Bagan/&agan $ar tulang 'er0'al*
a. &er)ikal I (tlas# $idak mempunyai corpus, mempunyai / arcus (anterior dan posterior#, arcus anterior bersendi dengan prosesus odontoideus (dens epistrofeus# gerakan mempunyai
facies
rotasi kepala, massa lateral atlas
articularis
(superior
dan
inferior#, facies
articularis superior atlas bersendi dengan condilus occipitalis disebut articulation
occipitoatlantal
(occipitocer)ikal#
gerakan
kepala
fleksio:ekstensio,facies articularis inferior atlas bersendi dengan facies articularis superior a9is
10
>!#
b. &er)ikal II (9is# Mempunyai prosesus odontoideus (dens epistropheus, dens:dental4gigi#, yang bersendi dengan arcus anterior atlas.
>!#
c. &er)ikal III-8I ($ypical &er)ikal 8ertebrae#
11
entuknya kecil, letaknya tran)ersal, dan korpusnya membujur dengan daerah permukaan anterior sedikit ?langsing@
>!#
d. &er)ikal 8II (8ertebra *rominens# Mempunyai prosesus spinosus yang panjang, dapat dijadikan patokan (localizer# untuk menentukan letak tulang )ertebre yang lain.
>!#
2.1.2 s%l%g +s er0'al
5ungsi dari columna )ertebralis cer)ical, kolumna )ertebralis bekerja sebagai pendukung badan yang kokoh dan sekaligus juga
12
bekerja sebagai penyangga dengan perantaraan tulang ra2an cakram inter)ertebralis
yang lengkungannya memberi fleksibilitas
dan
memungkinkan membengkok tanpa pata. &akramnya juga berguna untuk menyerap goncangan yang terjadi bila menggerakkan berat badan seperti 2aktu berlaru dan meloncat, dan dengan demikian otak dan sumsum belakang terlindung terhadap goncangan. %olumna )ertebralis juga memikul berat badan, menyediakan permukaan untuk kaitan otot dan mebentuk tapal batas posterior yang kukuh untuk rongga badan dan memberi kaitan pada iga.
2.2.
Pat%l%g Tum%r Thr%$ 2.2.1. Tum%r thr%$
$umor thyroid:parathyroid adalah setiap benjolan:massa yang teraba pada thyroid:parathyroid saat palpasi ataupun dengan bantuan imaging. %anker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki 1 tipe ; papiler, folikuler, anaplastik atau meduler. %anker jarang
menyebabkan
pembesaran
menyebabkan pertumbuhan kecil
kelenjar, lebih sering
(nodul# di dalam kelenjar.
'ebagian besar nodul tiroid bersifat jinak dan biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan. %anker tiroid kemampuan menyerap yodium dan
seringkali membatasi membatasi kemampuan
menghasilkan hormon tiroid; tetapi kadang kanker menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.
13
Bodul tiroid cenderung bersifat ganas jika4 . 7anya di temukan satu /. 'kening tiroid menunjukkan bah2a nodul tidak berfungsi 0. Bodulnya padat dan isinya bukan cairan (kistik# 1. Bodul keras A. pertumbuhannya cepat. 2.2.2. Te/te keganasan a$a Tum%r Thr%$
. !anker Paler
C>-"> dari kanker tiroid adalah kanker papiler. /-0 kali lebih sering terjadi pada 2anita. %anker papiler lebih sering ditemukan pada orang muda, tetapi pada usia lanjut kanker ini lebih cepat tumbuh dan menyebar. Resiko tinggi terjadinya kanker
papiler ditemukan
pada
orang
yang
pernah menjalani terapi penyinaran dileher. %anker ini diatasi dengan tindakan pembedahan , yang kadang melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening di sekitarnya. Bodul dengan diameter lebih kecil dari ,! cm diangkat bersamaan dengan kelenjar tiroid di sekitarnya, meskipun beberapa ahli menganjurkan untuk mengangkat seluruh kelenjar
tiroid. *embedahan
hampir selalu bisa
menyembuhkan kanker ini. Diberikan hormon tiroid dalam dosis yang cukup untuk menekan pelepasan $'7 dan membantu mencegah kekambuhan. Eika nodulnya lebih besar, maka biasanya dilakukan
pengangkatan sebagian besar
atau
seluruh
14
kelenjar tiroid dan seringkali diberikan yodium radioaktif, dengan harapan bah2a jaringan tiroid yang tersisa atau kanker
yang
telah menyebar
akan
menyerapnya
dan
hancur. Dosis yodium radioaktif lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan bah2a dihancurkan.
keseluruhan
%anker papiler
hampir
kanker
telah
selalu
dapat
disembuhkan.
/. !anker %lkuler
A dari kanker tiroid adalah kanker folikuler. %anker folikuler juga lebih sering ditemukan pada 2anita. %anker folikuler
cenderung
menyebarkan
menyebar
sel-sel kanker
melalui
aliran
darah,
ke berbagai organ tubuh.
*engobatan untuk kanker ini adalah pengangkatan sebanyak mungkin kelenjar tiroid dan pemberian yodium radioaktif untuk menghancurkan
jaringan maupun
sel kanker yang
tersisa.
0. !anker Analastk
%urang dari > kanker tiroid merupakan kanker anaplastik. %anker ini paling sering ditemukan pda 2anita usia lanjut. %anker anaplastik tumbuh sangat cepat dan biasanya menyebabkan benjolan yang besar di leher. 'ekitar
15
F> penderita meninggal dalam 2aktu tahun. *emberian yodium radioaktif
tidak berguna karena kanker tidak
menyerap yodium radioaktif. *emberian obat anti kanker dan terapi penyinaran sebelum dan
setelah pembedahan
memberikan hasil yang cukup memuasakan.
1. !anker Me$uler
*ada kanker meduler, kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar kalsitonin (hormon yang dihasilkan oleh sel-sel tiroid tertentu#. %arena juga bisa menghasilkan hormon lainnya, maka kanker ini menyebabkan gejala-gejala yang tidak biasa. %anker cenderung menyebar melalui sistem getah bening ke kelenjar getah bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan
tulang. *ada sindroma neoplasia endokrin multipel,
kanker meduler bisa terjadi bersamaan dengan kanker endokrin lainnya. *engobatannya meliputi pengangkatan
seluruh
kelenjar tiroid. +ebih dari /:0 penderita kanker meduler yang merupakan bagian dari sindroma neoplasia endokrin multipel, bertahan hidup > tahun; jika kanker meduler berdiri sendiri, maka angka harapan hidup penderitanya tidak sebaik itu. %adang kanker ini diturunkan, karena itu seseorang yang memiliki hubungan darah dengan penderita kanker meduler, sebaiknya menjalani penyaringan untuk kelainan genetik. Eika hasilnya negatif, maka hampir dapat dipastikan orang tersebut
16
tidak akan menderita kanker meduler. Eika hasilnya positif, maka dia akan menderita kanker dipertimbangkan
meduler; sehingga harus
untuk menjalani pengangkatan
tiroid
meskipun gejalanya belum timbul dan kadar kalsitonin darah belum meningkat. %adar peningkatan
kadar
kalsitonin yang
kalsitonin
dilakukan tes perangsangan,
yang
tinggi atau
berlebihan
juga membantu
meramalkan apakah seseorang akan
menderita
setelah dalam kanker
meduler.
2.2.3. PEN4EBAB
%anker tiroid lebih sering ditemukan pada orang-orang yang pernah menjalani terapi penyinaran di kepala, leher maupun dada. 5aktor
resiko lainnya adalah
adanya ri2ayat keluarga yang
menderita kanker tiroid dan gondok menahun. 2.2.". ,E5ALA
$erdapat pembesaran
kelenjar
tiroid atau pembengkakan
leher. 'uara penderita berubah atau menjadi serak. isa terjadi batuk atau batuk berdarah, serta diare atau sembelit. 2.2.(. DIA,N+)A
*ertanda a2al dari kanker tiroid biasanya adalah benjolan yang tidak terasa nyeri di leher. 'kening tiroid bisa menentukan apakah
17
nodulnya berfungsi atau tidak, karena nodul yang tidak berfungsi cenderung bersifat ganas. *emeriksaan '< bisa membantu menentukan apakah nodulnya padat atau berisi cairan. &ontoh nodul biasanya diambil dengan
jarum untuk keperluan biopsi.
iopsi merupakan cara terbaik untuk menentukan apakah nodulnya jinak atau ganas.
2.3. Teknk Ra$%gra#
dapun persiapan-persiapan yang dilakukan pada pemeriksaan ini, adalah4 2.3.1. Persaan Pasen
ntuk persiapan pasien pada pemeriksaan cer)ical soft tissue ini tidak membutuhkan persiapan khusus hanya saja pasien diberikan penjelasan mengenai prosedur apa saja yang akan dilakukan oleh radiographer dan meminta pasien untuk melepaskan benda-benda atau aksesoris disekitar objek yang akan diperiksa serta menggunakan baju pasien dan apabila rambut pasien menutupi lapangan penyinaran maka harus disanggul. gar proses pemeriksaan berjalan baik dan sesuai prosedur. 2.3.2. Persaan alat Ra$%l%g a. b. c. d. e.
*esa2at %on)ensional %aset dan film ukuran /190> cm Marker %anan (R# dan %iri (+# aju pasien lat proteksi radiasi ( apron, gonad shield, o)arium shield, dan lain lain#
2.3.3. Pr%eks Pemerksaan Culomna Vertebra Cervical
18
*emeriksaan
radiografi
)ertebra
cer)ical
sendiri
adalah
pemeriksaan radiografi untuk melihat anatomi ataupun kelainankelainan pada )ertebra cer)ical (tulang leher#. $eknik-teknik dasar yang biasa digunakan untuk pemeriksaan ini meliputi proyeksi nterior *osterior (*# open mouth, nterior *osterior (*# a9ial, 3bliGue, +ateral, dan +ateral '2immerHs. kan tetapi proyeksi proyeksi tersebut digunakan sesuai klinis4 A. Proyeksi AP( Antero Posterior) Axial 1. P%ss Pasen * $empatkan pasien dalam posisi terlentang atau tegak dengan
punggung mela2an dudukan &R dengan lengan disamping tubuh.
2. P%ss +&ek * •
tur M'* pada tubuh MID +IB= $+=
•
tur bahu pasien agar horizontal dengan bidang film
19
•
ngkat dagu pasien agar sejajar dan tidak superposisi dengan ramus mandibular
•
*astikan tidak ada rotasi kepala
3. P%ss )nar * a. entral Ra Diarahkan melalui &1 pada sudut A sampai /> derajat
cephalad. 'inar sentral masuk pada atau sedikit lebih rendah ke titik yang paling menonjol dari tulang ra2an tiroid. b. D 4 !>- >> cm ". !rtera ,am&aran 4 a. $ampak area dari bagian superior dari &0 ke $/ dan sekitarnya jaringan lunak b. $ampak bayangan dari tengkuk mandibula dan super posisi di atas atlas dan sebagian besar a9is c. $erbuka ruang diskus inter)ertebralis d. 'pinosus prosesus berjarak sama pada pedikel e. 'udut mandibula berjarak sama pada )ertebra.
20
(https4::bocahradiography.2ordpress.com#
B. Proyeksi Lateral 1. P%ss Pasen *
$empatkan pasien dalam posisi lateral yang benar, baik duduk atau berdiri dengan shoulder tegak lurus kaset.
2. P%ss +&ek *
tur bidang mid coronal ke &R dan midline ke meja dan kaset *usatkan kaset pada &R dan tempatkan top kaset /,A cm diatas M= $ekan shoulder dan suruh pasien untuk rileks $engadahkan sedikit dagu 3. P%ss )nar 4
21
a. entral ra * tegak lurus kaset b. P * throid atau sama dengan &1(cer)ical 1# c. D 4 !>->> cm ". !rtera ,am&aran* a. $ampak ketujuh cer)ical dan setidaknya sepertiga dari $.
(%alau
radiograf terpisah dari 2ilayah cer)icothoracic
direkomendasikan.# b. +eher diekstensikan sehingga mandibula tidak tumpang tindih atlas atau a9is c. $ampak superposisi
atau
hampir
superimposed
dari
mandibula. d. $idak ada rotasi atau kemiringan cer)ical spine yang ditunjukkan oleh sendi zygapophyeal yang terbuka. e. &1 di tengah radiograf dan tampak detil tulang dan jaringan lunak.
(https4::bocahradiography.2ordpress.com#
C. Pr%eks AP Open Mout 1. P%ss Pasen*
22
$empatkan pasien dalam posisi supine. +etakkan kedua tangan pasien disamping tubuh dan diatur kedua bahu pada bidang trans)ersal yang sama.
proyeksi * 3pen Mouth (https4::bocahradiography.2ordpress.com#
2. P%ss +&jek* +etakkan kaset bucky $ray, kemudian letakkan pertengahan •
•
kaset tepat di )ertebra cer)ical. tur kepala pasien sehingga midsagital plane tegak lurus
•
pada bidang pertengahan meja. $entukan factor eksposi dan atur tube 9-ray pada posisi yang tepat sehingga setelah pengaturan pasien selesai tube 9-ray mudah diposisikan ke arah &*. *osisi ini tidak mudah dipertahankan pasien akan bekerjasama dengan baik jika
•
tidak terlalu lama dalam posisi tersebut. *asien diminta untuk membuka mulut selebar mungkin sesuai dengan kemampuan pasien kemudian aturlah kepala sehingga garis dari tepi ba2ah gigi seri atas hingga ujung
•
procesus mastoideus tegak lurus dengan film.
23
•
Mintalah
pasien
untuk
membuka
mulut
sambil
mengucapkan ?ah..@ selama eksposi berlangsung. 7al ini akan membuat lidah terletak didasar mulut sehingga bayangan tidak terproyeksi : menutupi atlas dan a9is juga mencegah pergerakan mandibula. 3. P%ss )nar* a. entral Ra* $egak lurus &. D* >> cm ". !rtera ,am&aran* Dens, atlas, a9is dan persendian antara cer)ical kedua dan •
•
• • •
kesatu tergambar jelas. Inferior margins gigi seri bagian atas dan tulang dasar kepala akan superposisi. Mulut terbuka lebar. ayangan lidah tidak terproyeksi diatas atlas dan a9is. Ramus mandibularis akan memiliki jarak yang sama dengan dens
24
!. Pr%eks Lateral "#immer$s 1. P%ss Pasen*
$egak sangat dianjurkan (berdiri atau duduk# tetapi bisa juga dengan recumbent bila diperlukan.
P%ss +&jek* a. tur bidang mid coronal ke &R dan garis tengah meja
pada kaset b. $empatkan lengan pasien dan shoulder dekat meja,elbo2 fleksi dan lengan dinaikkan untuk menunjang kepala c. *osisikan thoraks dan kepala dalam keadaan true lateral 3. P%ss )nar a. entral Ra* $egak lurus ke meja menuju $(/,A cm diatas jugular notch anterior dari )ertebra#. &. D* >> cm 1. !rtera ,am&aran* $ampak corpus )ertebra • 'pace discus )ertebra • Righ cla)icula • Righ caput humerus dan humerus terjadi magnifikasi • agian distal $0-$1 •
25
%. Pr%eks Obli&ue 1. P%ss Pasen* *osisi erect dianjurkan dengan pasien berdiri atau duduk.
3bliGue
(https4::bo y.2or 2.
cahradiograph dpress.com# P%ss +&jek*
*usatkann )ertebra pada &R dan garis tengah meja %edua lengan disisi pasien Rotasikan tubuh dan kepala 1A derajat Dagu ditengadahkan untuk menghindari superposisi dengan )ertebra tapi bila terlalu mengadah maka &
3.
superposisi dengan dasar kepala P%ss )nar* a. entral Ra* $egak lurus ke meja pemeriksaan menuju ke &1 b. D* >> cm
26
1. !rtera ,am&aran* $ampak foramen inter)etebralis dan pedicle yang dekat •
•
dengan kaset(* 3bliGue# $ampak foramen inter)etebralis dan pedicle yang jauh dari kaset(* 3bliGue#
/.A hasil gambaran proyeksi 3bliGue (https4::bocahradiography.2ordpress.com#
2.3." Teknk Pemerksaan er0'al )%#t Tssue
I.
Tujuan Pemerksaan
. *erbedaan kontras jaringan lunak yang besar
/. %alsifikasi yang ada pada jaringan lunak yang menuju ke tulang atau sebaliknya
0. In)aginasi penyakit yang berasal jaringan lunak yang menuju ke tulang atau sebaliknya
27
1. ntuk mengetahui jaringan pada cer)ical secara radiografi dengan proyeksi lateral dan menggunakan teknik soft tissue
II.
Dasar Te%r 1. $eknik radiografi soft tissue dapat diaplikasikan pada seluruh
tubuh termasuk jaringan superfisial, kecuali pada tulang. 2. $eknik ini membutuhkan eksposi yang berbeda dari teknik radiografi yang biasa dilakukan pada umumnya. 3. $eknik ini dapat menghasilkan densitas dan kontras jaringan yang rendah dengan berbagai perubahan yang terjadi pada organ yang dikehendaki. ". %adang-kadang digunakan untuk mengetahui adanya fistel pada suatu saluran atau *emilihan k8p dalam teknik radiografi soft tissue sebaiknya ber)ariasi dalam kondisi penyinaran
yang
rendah. 7al ini bertujuan untuk menyesuaikan perbedaan kontras jaringan dari yang rendah sampai yang tinggi seperti tulang, udara, yang memiliki berbagai tingkatan kontras subyek. (. =ksposi yang mencukupi merupakan hal penting untuk memastikan bah2a struktur organ yang diperiksa dapat direkam dengan kontras yang baik (&lark, !!"# 6. *ada teknik ini terdapat kecenderungan terjadi undere9pose. 7al ini ditandai dengan gambaran jaringan lunak yang memiliki densitas yang rendah. 7. *eristi2a ini terjadi karena tingkat penghitaman jaringan lunak menggunakan A k8p lebih rendah dibandingkan faktor yang
III.
digunakan pada tulang (&lark, !"!# PR+)EDUR a. *emilihan k8p dalam teknik radiografi soft tissue sebaiknya ber)ariasi dalam kondisi penyinaran yang rendah. 7al ini
28
bertujuan untuk menyesuaikan perbedaan kontras jaringan dari yang rendah sampai yang tinggi seperti tulang, udara, yang memiliki berbagai tingkatan kontras subyek. b. =ksposi yang mencukupi merupakan hal
penting
untuk
memastikan bah2a struktur organ yang diperiksa dapat direkam dengan kontras yang baik (&lark, !!"#. c. *ada teknik ini terdapat kecenderungan terjadi undere9pose. 7al ini ditandai dengan gambaran jaringan lunak yang memiliki densitas yang rendah. d. *eristi2a ini terjadi karena tingkat penghitaman jaringan lunak menggunakan A k8p lebih rendah dibandingkan faktor yang digunakan pada tulang (&lark, !"!#.
5aktor eksposi yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut 4
Dimana ) mAs1 4 ms pemeriksaan standar mAs2 4 ms teknik soft tissue k- 2 4 k8p t eknik soft tissue k- 1 4 k8p pemeriksaan standar
I-.
Anat%m a. soft tissue cer)ical &. &er)ical -"
29
-.
-I.
'. proc. 'tyloideus $. mandibular e. os. 3ccipital #. zygaphopiseal joint In$kas Pemerksaan a. &orpus alienum &. Rupture '. $umor Teknk Ra$%gra# a. !aset * %aset yang digunakan dalam proyeksi ini yaitu kaset
dengan ukuran F> inchi (F9/1cm# memanjang b. P%ss asen * $empatkan pasien dalam posisi lateral yang benar, baik duduk atau berdiri, di depan perangkat grid )ertikal. c. P%ss %&jek * *osisikan pasien agar dekat dengan perangkat grid )ertikal untuk memungkinkan bahu yang dekat bersandar terhadap perangkat sebagai dukungan. (*royeksi ini dapat dilakukan tanpa menggunakan
grid#.
*utar bahu anterior atau posterior sesuai
dengan kyphosis alami )ertebra. 'esuaikan bahu agar terletak dalam bidang horizontal yang sama, tekan sebisa mungkin, dan imobilize dengan memasang satu karung pasir kecil ke pergelangan tangan masing-masing. %arung pasir harus dari bobot yang sama. 7ati-hati dan pastikan bah2a pasien tidak mengangkat bahu. $inggikan dagu sedikit, atau pasien menjulur mencegah
mandibula untuk
super posisi ramus mandibula dan tulang belakang.
*ada 2aktu yang sama dan dengan bidang midsagittal kepala )ertikal, mintalah pasien untuk melihat terus di satu tempat di dinding. antuan ini mempertahankan posisi kepala. d. entral ra * 7orisontal dan tegak lurus terhadap &1. Dengan pemusatan seperti, garis yang diperbesar dari bahu terjauh dari &* yang akan diproyeksikan di ba2ah tulang leher ba2ah. e. akt%r Eks%s *
30
k8 4 A> k8, m 4 />> m • s 4 >, s • f. !rtera E0aluas •
erikut ini perlu dibuktikan dengan jelas4 a. $ampak soft tissue dari cer)ical b. $idak tampak detil pencitraan dari ketujuh cer)ical c. +eher diekstensikan sehingga mandibula tidak tumpang tindih atlas atau a9is. d. $ampak superposisi atau hampir superimposed dari mandibula. e. $idak ada rotasi atau kemiringan cer)ical spine yang ditunjukkan oleh sendi f. &1 di tengah radiograf.
zygapophyeal yang terbuka.
2.". Pr%teks Ra$as
$ak dapat dipungkiri bah2a untuk tujuan apapun dan sekecil apapun radiasi yang digunakan, pasti mengandung potensi bahaya bagi manusia, tetapi selama kita selalu memperhatikan ketentuan keselamatan 0 radiasi maka kita dapat memanfaatkan radiasi untuk tujuan apapun dengan aman.
31
*roteksi radiasi dimaksudkan agar orang yang berada di dalam maupun di luar ruang pemeriksaan terhindar dari bahaya radiasi. dapun Di Indonesia besarnya Bilai atas Dosis (BD# diatur dalam buku %eselamatan %erja $erhadap Radiasi, dengan 'urat %eputusan Dirjen atan Bo. *B >0:C>:DE:F! diperkuat dengan 'urat %eputusan %epala apeten Bo. >F tahun />0 tentang %eselamatan Radiasi Dalam *enggunaan *esa2at 'inar-9 dan Inter)ensional, BD yang ditetapkan yaitu4 2.".1 Pr%teks ra$as untuk masarakat umum 1. Dosis efektif sebesar m') dalam satu tahun. /. Dalam keadaan khusus, dosis efektif sampai dengan A m') dalam
satu tahun dengan syarat bah2a dosis rata-rata selama lima tahun berturut-turut tidak lebih dari m') dalam satu tahun. 0. Dosis eki)alen untuk lensa mata sebesar A m') dalam tahun. 1. Dosis eki)alen untuk kulit sebesar A> m') dalam tahun. saha-usaha yang harus dilakukan guna mencegah radiasi yang berlebih dan tidak mele2ati nilai batas yang ditentukan adalah 4 a. Didepan ruang pemeriksaan terdapat tanda peringatan adanya radiasi. b. Dinding ruang pemeriksaan harus dilapisi *. c. 3rang yang tidak berkepentingan dilarang berada di dalam ruang pemeriksaan. d. *ada saat melakukan penyinaran, pintu harus selalu di tutup.
2.".2 Pr%teks ra$as untuk asen 1. &ollimation (%olimasi#
32
Membatasi luas lapangan penyinaran untuk mengurangi dosis radiasi yang diterima pasien. +uas lapangan penyinaran dengan sinar-9 harus selalu dibatasi sesuai dengan objek yang akan di periksa, semakin lebar kolimasi semakin besar juga dosis radiasi yang akan di terima pasien. /. 5iltration (*enyaringan# Melakukan pengecekkan filter pada tabung sinar-9 agar tidak terjadi kebocoran radiasi yang berlebih.
33
Melakukan teknik radiografi yang tepat
diantaranya
pengaturan faktor eksposi, 55D dan posisi pasien sehingga dapat mengurangi terjadinya pengulangan pemotretan. 2.".3 Pr%teks ra$as untuk ekerja ra$as
. Dosis efektif sebesar A m') tiap tahunnya, dirata-ratakan selama A tahun berturut-turut. /. Dosis efektif sebesar A> m') untuk satu tahun. 0. Dosis eki)alen pada lensa sebesar A> m') dalam satu tahun. 1. Dosis eki)alen pada ekstremitas (tangan dan kaki# atau kulit sebesar A>> m') dalam satu tahun (nilai batas dosis eki)alen pada kulit dirata-ratakan untuk luas cm/ dari daerah kulit yang memperoleh penyinaran tertinggi#. ntuk sis2a dan magang yang berusia antara C sampai F tahun
yang
mengikuti
latihan
untuk
pekerjaannya
yang
menggunakan penyinaran radiasi, dan untuk sis2a yang berusia antara C sampai F tahun yang menggunakan sumber radiasi dalam studinya, penyinaran radiasi harus dia2asi sehingga nilai batas berikut tidak dilampaui4 . /.
Dosis efektif sebesar C m') dalam satu tahun, Dosis eki)alen pada lensa mata sebesar A> m') dalam satu
tahun, 0. Dosis eki)alen pada ekstremitas atau kulit sebesar A> m') dalam satu tahun. saha-usaha yang harus dilakukan guna mencegah radiasi yang berlebih dan tidak mele2ati nilai batas yang ditentukan adalah 4
34
a. Menggunakan alat pencatat dosis radiasi perorangan. b. Radiografer tidak diperbolehkan untuk memegang pasien pada
saat
dilakukannya
penyinaran,
kecuali
pada
pemeriksaan tertentu itu pun harus memakai proteksi radiasi dengan standar ketentuan. c. Radiografer harus berada di ruangan yang dindingnya dilapisi * atau proteksi radiasi pada saat dilakukannya penyinaran. d. Radiografer harus mengikuti prosedur pemeriksaan atau protap yang sudah ditentukan demi menjaga keamanan dari radiasi.
BAB III MET+DE PENELITIAN
3.1.
IB*$4 .*asien /.5ilm 0.kaset
!erangka !%nse
*R3'='4 Dilakukan pemeriksan teknik radiografi
1.*esa2at 'inar J !ervical Soft A.*rocessing 5ilm Tissue dengan C.
3$*$4 7asil akhir dari pemeriksaan teknik radiografi !ervical Soft Tissue dengan suspect Tumor Thyroid di Instalasi Radiologi R'D lin anjarmasin
Radiologi R'D lin 3.2
anjarmasin
De#ns +eras%nal
35
erdasarkan alur skema di atas maka dapat di uraikan sebagai berikut 4 3.2.1
Inut
.
*asien adalah objek yang kita periksa dengan pemeriksaan !ervical Soft Tissue (dalam laporan *%+ I ini dengan suspect
Tumor Thyroid #. /. 5ilm adalah pencatat bayangan radiograf yang peka terhadap sinar-9 dan cahaya. 0. %aset adalah suatu kotak tahan cahaya yang berisi / buah intensifying screen yang memungkinkan untuk dimasukkan film rontgen diantara keduanya dengan mudah. 1. *esa2at sinar-9 adalah mesin yang memproduksi atau penghasil sinar-9 untuk keperluan diagnosa. A. *rocessing film adalah alat yang digunakan untuk mencuci film. 3.2.2
Pr%ses
*roses dari penelitian ini adalah dilakukannya pemeriksaan radiografi !ervical Soft Tissue dengan suspect Tumor Thyroid di Instalasi Radiologi R'D lin anjarmasin. %emudian hasil radiograf tersebut dikonsultasikan kepada radiolog yang akhirnya dapat ditarik kesimpulan manfaat dari pemeriksaan radiografi Soft Tissue"
3.2.3
+utut
3utput dari penelitian ini adalah hasil akhir dari pemeriksaan radiografi !ervical Soft Tissue dengan suspect Tumor Thyroid di Instalasi Radiologi R'D lin anjarmasin.
36
3.3. 8aktu $an Temat Peneltan 6aktu 4 >F 3ktober />A $empat4 Ruang *emeriksaan *asien Ra2at Ealan (R1#
3.". Alat $an Bahan
Dalam pemeriksaan cer)ical soft tissue memerlukan alat dan bahan yang sangat berkaitan erat dengan pemeriksaan ini diantaranya 4
a. Pesa9at )nar/:
4'himadzu &orporation
Model
4 R-/>E
37
Eenis
4 %on)ensional nit
Bo 'eri
4 &MC50>">>!
&. !aset
'.
Merk
4 3khamoto
I'
4
kuran
4 /1 9 0> cm
lm
38
Merk
4 &enturia
Eenis
4 Double =mulsi,
kuran
4 /1 9 0> cm
$. Bu'k )tan$
e.
Marker
39
#. Pr%'essng lm
Eenis
4 utomatic *rocessing
Merk
4 &enturia
$ype
4 +D->
40
BAB IHA)IL DAN PEMBAHA)AN ".1. Hasl Peneltan
7asil penelitian tentang pemeriksaan hasil radiograf &er)ical soft tissue di Instalasi Radiologi R'D lin anjarmasin, berupa laporan kasus
yang
meliputi
pelaksanaan
pemeriksaan
atau
prosedur
pemeriksaan yang akan diuraikan di ba2ah ini. dapun laporan kasus tersebut adalah 4 ".1.1. I$enttas Pasen
*ada tanggal >F 3ktober />A pasien datang ke Intalasi Radiologi R'D lin dengan identitas sebagai berikut 4 Bama
4 $n. J
mur
4 1A tahun
Eenis %elamin
4 +aki-laki
lamat
4 El.Mahakam Rt.>A
Bo 5oto
4 !AC
Diagnosa
4 $umor $hyroid
*emeriksaan
4 Rontgen !ervical * dan +$=R+
Dokter pengirim
4 dr. +utfi
41
".1.2 R9aat Penakt
*ada tanggal >F 3ktober />A sekitar C.0> 6I$ pasien masuk ke *oliklinik R'D lin anjarmasin dengan keluhan terjadinya em$engkakkan $erkeanjangan ada leher asien" Dokter
menyarankan pasien
untuk
melakukan
pemeriksaan
!ervical di ruang Radiologi untuk mengetatahui penyakit yang di derita oleh pasien. ".1.3 Pr%se$ur Pemerksaan A. Persaan Pasen
Membebaskan objek yang akan di Rontgen dari benda-benda yang mengganggu radiografi, seperti hal nya aksesoris dan pakaian yang terbuat dari timah ataupun besi dan
menggantinya
dengan
baju
pasien
disediakan. B. Persaan Alat . *esa2at sinar-9 /. %aset dan 5ilm ukuran /190> 0. Marker R dan + 1. *lester A. ID *asien
".1."
Teknk Pemerksaan 1 Pr%eks Antero Posterior ;AP< a. In$kas Pemerksaan 4 $umor $hyroid
yang
telah
42
&. P%ss Pasen * *asien erect dengan lengan di kedua sisi
c. P%ss +&ek * $empatkan &R ke M'* tengadahkan dagu pasien sedikit dan yakinkan tidak ada rotasi kepala d. P%ss )nar * / R 4 tegak lurus terhadap kaset / P 4 A-/> derajat chepalad &1 atau cartilago / D 4 >> cm e. a't%r Eks%s 4 k8 4 C1( k) Bormal cer)ical "1# • m 4 />> • m'ec 4 1> •
#. !rtera ,am&aran $ampak soft tissue cer)ical • $ampak area dari bagian superior dari &0 ke $/ dan
sekitarnya jaringan lunak $ampak bayangan dari tengkuk mandibula dan super posisi di atas atlas dan sebagian besar a9is $idak ada rotasi
atau
kemiringan
cer)ical
spine
yang
ditunjukkan oleh sendi zygapophyeal yang terbuka. &1 di tengah radiograf.
43
2
Pr%eks Lateral a. In$kas Pemerksaan 4 Tumor Thyroid &. P%ss Pasen * *asien erect dg shoulder tegak lurus kaset
'. P%ss +&ek *
44
$ubuh diposisikan miring ! 0 segaris Mid +ine $able,katakan pada pasien supaya relaks dan tidak ada rotasi kepala. d. P%ss )nar * R 4 tegak lurus terhadap kaset P 4 pada &1 D 4 >> cm e. a't%r Eks%s 4 k8 4 CC (k) normal "C# • m 4 />> • m' 4 1> • #. !rtera ,am&aran $ampak soft tissue dari cer)ical • $idak ada rotasi atau kemiringan cer)ical spine yang ditunjukkan oleh sendi zygapophyeal yang terbuka. &1 di tengah radiograf. $ampak superposisi atau hampir superimposed dari mandibula.
(%amar
".2 Pr%teks Pa$a Pasen a. Menggunakan 'hielding(*elindung#
45
*enggunaan perisai pelindung berupa apron pelapis pb, glo)e pb,gonad shield, kaca mata pb, dan sebagai nya yang merupakan sarana proteksi radiasi indi)idu. b. %olimasi +apangan sinar-9 harus selalu dibatasi sesuai dengan objek yang akan di periksa.
c. Mempersingkat 6aktu *aparan 'edapat mungkin diupayakan untuk tidak terlalu lama berada di dekat sumber radiasi saat proses radiografi. 7al ini untuk mencegah terjadinya paparan radiasi yang besar.
".3 Pr%teks Ra$as Untuk Pekerja a. Radiografer harus berlindung dibalik tabir proteksi radiasi saat
dilakukan nya penyinaran. b. Radiografer tidak di perkenankan untuk memegang pasien pada saat dilakukan nya penyinaran c. Radiografer harus menggunakan alat pencatat dosis radiasi perorangan
"." Pem&ahasan
*emeriksaan !ervical Soft Tissue dengan proyeksi p dan +ateral di Instalasi Radiologi R'D lin anjarmasin ini dilakukan karena pasien di indikasikan mengalami Tumor Thyroid . $erlihat tejadi
46
pembengkakan yang cukup besar pada leher pasien. 'ehingga dokter pun mencurigai bah2a pasien menderita Tumor Thyroid" Dokter meminta pasien untuk melakukan rontgen dengan proyeksi !ervical Soft Tissue p dan +ateral untuk melihat pertumbuhan dari Tumor Thyroid pada daerah leher pasien. *asien dating ke Instalasi Radiologi R'D lin anjarmasin, dengan memba2a formulir atau surat permintaan rontgen dari dokter dan dilakukan lah pemeriksaan oleh petugas radiologi dengan posisi &er)ical 'oft $issue p dan +ateral. 'etelah melihat hasil gambar radiograf maka di ketahuilah bah2a terdapat pertumbuhan nodul pada leher pasien yang di ketahui sebagai Tumor Thyroid" 'ehingga dari hasil diagnosa dokter ternyata pasien menderita Tumor Thyroid" *emeriksaan !ervical Soft Tissue untuk kasus Tumor Thyroid di Instalasi Radiologi R'D lin anjarmasin cukup dilakukan dengan posisi * dan +ateral saja, karena sudah cukup untuk menegakkan diagnosa gambaran. *ada proyeksi * dan +ateral ini posisi pasien dalam keadaan erect(berdiri# karena lebih efektif baik dari hasil gambaran maupun kenyamanan pasi
47
BAB PENUTUP (.1 !esmulan
Dari penelitian studi kasus diatas maka dapat diambil kesimpulan, yaitu 4 . *emeriksaan cer)ical dengan indikasi tumor thyroid di Instalasi Radiologi R'D lin anjarmasin, yaitu menggunakan proyeksi * dan +ateral /. *emeriksaan dengan metode cervical soft tissue, sudah cukup efisien untuk pemeriksaan cer)ical pada kasus tumor thyroid. %arena dengan metode cervical soft tissue sudah bisa terlihat adanya kelainan karena mampu memperlihat jaringan dengan baik. untuk menegakkan diagnosa sehingga untuk teknik proyeksi lain tidak perlu dilakukan. 0. Memposisikan pasien pada cer)ical ada / cara, yaitu erect dan rone pada meja pemeriksaan. Kang efektif untuk dilakukan adalah posisi erect karena memberi kenyamanan kepada pasien dan juga hasil radiograf lebih akurat lagi. (.2 )aran
. *ada pemeriksaan
cer)ical
untuk melihat soft tissue sebaiknya
menggunakan metode Soft tissue supaya jaringan
terlihat kontras pada
hasil gambaran. <" *osisi pasien sebaiknya erect supaya pasien lebih nyaman. 0. ntuk lebih jelas sebaiknya menggunakan pemeriksaan penunjang lainnya seperti &$ L'can, MRI, '<. 1. Diharapkan kepada Radiografer supaya selalu memperhatikan peletakan marker dg benar.
D5$R *'$%
48
adan $enaga tom Basional *edoman *roteksi Radiasi di Rumah 'akit dan $empat *raktek +ainnya, Eakarta4 *=$=B Bo.F $ahun />0 allinger, *.6. !!A. %erill-s .tlas of Radiograhic Positioning and Radiologic =)elyn &, *earce. (/>>!#. .natomi dan 6isiologi untuk Paramedis. Eakarta4 *$ >A. Radiologi Diagnostik 0disi ;edua" &akarta ) Balai Pener$it 6; UI" Eohannes 'obbota. .tlas 2f +uman .natomy https4::obatkankeralami.2ordpress.com:/>>!:>:":tumor-definisinya: http4::kankertiroid.com: http4::222.kerjanya.net:faG:A0-hipertiroid.html https4::justahitian.2ordpress.com:tag:pengertian-hipotiroid: http4::doktersehat.com:1-jenis-kanker-tiroid: https4::bocahradiography.2ordpress.com:/>/:>!:>1:teknik-pemeriksaanradiografi-)ertebra-cer)ical-bag-: http4::catatanradiograf.blogspot.co.id:/>>:>F:teknik-radiografi-soft-tissue.html
49
LAMPIRAN
50