“Perilaku Remaja Kompulsif-Perfeksionistik” Oleh: Nurdila Triast
CONTOH RANCANGAN INTERVENSI UNTUK PERILAKU REMAJA KOMPULSIFPERFEKSIONISTIK Pendahuluan Perilak Perilaku u perfek perfeksio sionis nis tidak tidak hanya hanya dimilik dimilikii oleh oleh orang orang dewasa dewasa.. Anak Anak atau remaja yang perfeksionis selalu berperilaku tanpa cacat atau kesalahan. Hal ini berarti, anak dengan sikap perfeksionis selalu memaksa dirinya untuk bertindak dengan caracara yang sempurna. Pada remaja, umumnya sikap perfeksionis muncul berkaitan dengan pengalaman-pengalaman belajar atau segala sesuatu yang berkaitan dengan prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Anak ataupun remaja yang perfeksionis memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu harus dilakukan, dan apabil apabilaa tidak tidak mereka mereka akan akan merasa merasa kesal kesal dan cemas. cemas. Pekerja Pekerjaan an seharisehari-har harii sepert sepertii memb member eres eska kan n kama kamarr tidu tidur, r, paka pakaia ian, n, meny menyele elesa saik ikan an PR, PR, dan dan seba sebaga gain inya ya haru haruss dike dikerja rjaka kan n deng dengan an caracara-car caraa tert terten entu tu deng dengan an tera teratu tur. r. Peril Perilak aku u impu impuls lsif if dan dan perfeksionis yang seringkali dimiliki oleh anak dan remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor yang bersifat internal maupun eksternal. Hal ini tanpa disadari dapat mengganggu pikiran anak dan remaja tersebut sehingga mempengaruhi perkembangan psikologisnya.
Pengertian Kompulsif-Perfeksionistik Peng Pengert ertia ian n komp kompul ulsi siff yait yaitu, u, suat suatu u kead keadaa aan n psik psikol olog ogis is dima dimana na indi indivi vidu du berti bertingk ngkah ah laku laku berlawa berlawanan nan dengan dengan kemaua kemauan n sendir sendiri, i, atau berten bertentan tangan gan dengan dengan kecend kecenderu erunga ngan n kehend kehendak ak hati hati yang yang disada disadari; ri; dorong dorongan an paksaa paksaan n indivi individua duall untuk untuk bertingkah laku yang bertentangan dengan keinginan sendiri (J. P. Chaplin, 1968). Pada umumnya, kompulsif dimiliki oleh anak berusia 8 hingga 10 tahun. Anak Anak dengan dengan sikap sikap perfek perfeksio sionis nis selalu selalu memaks memaksaa diriny dirinyaa untuk untuk bertin bertindak dak dengan cara-cara yang sempurna. Pada remaja, umumnya sikap perfeksionis muncul berkaitan dengan pengalaman-pengalaman belajar atau segala sesuatu yang berkaitan dengan prestos, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Berdasa Berdasarka rkan n pengal pengalama aman n yang yang dipero diperoleh leh anak anak melalu melaluii pembel pembelajar ajaran an dan kecerdasannya, beberapa anak ataupun remaja pada umumnya menjadi lebih fleksibel dan memahami bahwa suatu peraturan tidak berlaku secara absolut namun disepakati secara umum melalui standar tertentu. Namun di sisi lain beberapa anak, termasuk remaja perfeksionis, memandang bahwa sikap yang tidak sesuai dengan peraturan
“Perilaku Remaja Kompulsif-Perfeksionistik” Oleh: Nurdila Triast
yang berlaku merupakan kesalahan dan orang yang melakukan hal demikian adalah orang yang kurang berpendidikan. Seoran Seorang g anak anak yang yang mengem mengemban bangka gkan n sikap sikap kompul kompulsif sifnya nya akan akan memilik memilikii kepribadian yang menyukai keteraturan, tepat waktu, cerewet, sangat memperhatikan deta detail il,, memb memben enci ci sesu sesuatu atu yang yang koto kotor, r, dan dan seba sebaga gain inya ya (Sch (Schaef aefer er & Millm Millman an,, 1981:144). Beberapa penyebab seseorang menjadi kompulsif-perfeksionistik adalah: 1. Merasa Merasa baik dan aman; beberap beberapaa ritual ritual dan sikap sikap perfek perfeksio sionis nis dilakuk dilakukan an oleh anak anak agar agar diriny dirinyaa merasa merasa nyaman nyaman dengan dengan mencar mencarii kesena kesenanga ngan n tertent tertentu. u. Mereka Mereka mencob mencobaa untuk untuk mengen mengendal dalika ikan n keadaa keadaan n lingku lingkunga nganny nnyaa dengan dengan berperilaku tertentu. Kegagalan dalam pembelajaran dapat menjadikan tidak memahami bagaimana respon yang tepat dan seharunya dilakukan terhadap suatu situasi. Kebanyakan orang melihat anak dengan kompulsif-perfeksionis selalu selalu memper memperhat hatika ikan n hal-ha hal-hall kecil kecil yang yang tidak tidak sesuai sesuai dengan dengan situas situasii yang yang terjadi. 2. Meng Menghi hila lang ngka kan n teka tekana nan n dan dan meng mengur uran angi gi keta ketaku kuta tan; n; peri perila laku ku perf perfek eksi sion onis is ditunjukkan untuk menghindari kecemasan ataupun ketakutan tertentu. Dalam hal ini rasa tidak aman dan ketidakyakinan dapat ditangani dengan melakukan hal yang dianggap benar. Rasa takut dapat dikurangi dengan menarik perilaku yang yang sempat sempat tertund tertundaa karena karena beberap beberapaa situas situasii yang yang tidak tidak menyen menyenang angkan kan.. Dengan Dengan mengen mengendal dalika ikan n lingku lingkunga ngan n sekitar sekitarnya nya,, anak anak menund menundaa beberap beberapaa tekanan yang berasal dari situasi, baik secara nyata maupun yang berasal dari imajin imajinasi asi anak anak tersebu tersebut. t. Sedang Sedangkan kan perila perilaku ku kompul kompulsif sif merupa merupakan kan sikap sikap ‘menjaga diri’ yang dilakukan anak untuk mengatasi ketegangan yang terjadi pada dirinya. 3.
Penanggula Penanggulangan ngan rasa bersalah; bersalah; kompulsiv kompulsivitas itas kemungkin kemungkinan an ditujukan ditujukan untuk untuk meniad meniadaka akan n keingi keinginan nan untuk untuk berper berperila ilaku ku berant berantaka akan, n, ceroboh ceroboh,, dan tidak tidak teratu teratur. r. Anak-a Anak-anak nak kemung kemungkin kinan an akan akan merasa merasa kesal kesal apabil apabilaa mereka mereka tidak tidak sepenuhnya menjadi raph dan bersih. Karena reaksi orang dewasa yang selalu tidak menyukai anak yang berperilaku berantakan, ceroboh, tidak teratur, dan sebaga sebagainy inya, a, serta serta menyuk menyukai ai anak anak yang yang rapih rapih dan bersih bersih,, maka maka anak anak akan akan merasa bersalah jika tidak menuruti keinginan orang dewasa. Rasa bersalah yang dimiliki anak tersebut membuat mereka merasa harus berusaha lebih
“Perilaku Remaja Kompulsif-Perfeksionistik” Oleh: Nurdila Triast
keras untuk menunjukkan kemampuannya berperilaku sesuai dengan harapan orang dewasa. 4. Harapa Harapan n dari dari pengas pengasuha uhan n yang keras; keras; orangt orangtua ua yang mendidi mendidik k dengan dengan keras keras merupakan orangtua yang kaku dan perfeksionis, dengan sedikit toleransi yang diberi diberikan kan kepada kepada anak. anak. Orangt Orangtua ua dengan dengan tipe tipe ini sering seringkal kalii mengat mengataka akan n kepada anaknya bahwa sang anak dapat dan harus melakukan yang terbaik. Orangtua tipe ini biasanya kurang berempati kepada anak, serta tidak dapat melihat suatu hal dari perspektif sang anak. Hubungan orangtua-anak dengan tipe tipe ini biasan biasanya ya kurang kurang hangat hangat,, tidak tidak banyak banyak bicara, bicara, dan sering sering terlih terlihat at bermusuhan. Sebagai reaksi dari sikap orangtua yang demikian, anak menjadi berperilaku perfeksionis. 5. Menghi Menghinda ndari ri untuk untuk berhadapa berhadapan n dengan dengan permasal permasalaha ahan n yang yang nyata; nyata; perilaku perilaku perfeksionis dan impulsif dapat dijadikan taktik untuk mengalihkan anak dari situ situas asii yang yang terj terjad adi. i. Perm Permas asal alah ahan an deng dengan an tema teman n seba sebaya ya atau atau seko sekola lah h seringkali dihindari dengan cara dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat detail pada situasi tersebut.
Contoh Rancangan Intervensi: No. 1
Tujuan Intervensi
Metode yang Digunakan
Berhenti/Berlanjut Apabila
Menumbuhkan
Memberikan konseling
Intervensi dihentikan
keyakinan pada
pada subyek, memberikan
apabila subyek telah
diri subyek
pengertian bahwa
benar-benar memahami
mengenai
kesuksesan seseorang
makna dari pernyataan di
kemampuannya
tidak dilihat dari hasil,
samping, dan dapat
dalam bidang
melainkan dari proses
mengaplikasikannya.
akademis
orang tersebut mencapai keberhasilan. Kegagalan merupakan pembelajaran yang berharga agar seseorang dapat melakukan yang lebih baik untuk mencapai keberhasilan.
Intervensi berlanjut ke tahap berikutnya apabila dirasa subyek masih membutuhkan intervensi dengan metode lain.
“Perilaku Remaja Kompulsif-Perfeksionistik” Oleh: Nurdila Triast
2
Mengurangi rasa
Mengajarkan berbagai
Berhenti apabila subyek
cemas
teknik relaksasi untuk
telah dapat
mereduksi ketegangan
mengendalikan rasa
ketika rasa cemas muncul,
cemasnya dengan
seperti teknik peregangan
relaksasi seperi yang
otot maupun relaksasi
telah diajarkan,
dengan menghirup
kemudian perlahan-lahan
aromaterapi. Dua pilihan
dapat menghilangkan
relaksasi tersebut dapat
kecemasannya dalam
dipilih sesuka subyek.
permasalahan akademis. Lalu melanjutkan ke tahap berikutnya.
3
Membiasakan
Menyusun jadwal dan
Berhenti apabila subyek
kepada subyek
waktu belajar subyek
dapat mengatur jadwal
untuk belajar
setiap harinya, minimal 1
belajarnya sendiri
setiap hari.
jam dalam sehari.
sehingga tidak perlu
Terkecuali hari sabtu-
diingatkan oleh orang
minggu, dan hari libur
lain. Apabila subyek
lainnya.
sudah tidak merasa bermasalah dengan akademisnya, maka intervensi ini dapat dihentikan. Namun bila tidak, maka berlanjut ke tahap berikutnya.
4
Memperbaiki
Dengan memberikan
Berhenti apabila subyek
Pengendalian diri
konseling pada subyek dan
telah dapat
dan emosi subyek
pujian serta dukungan
mengendalikan
moral ketika subyek
emosinya, kemudian
menunjukkan perilaku
berlanjut ke tahap
bahwa ia dapat
berikutnya.
mengendalikan emosinya dengan baik Hal ini terlihat jika subyek telah
“Perilaku Remaja Kompulsif-Perfeksionistik” Oleh: Nurdila Triast
mampu menghadapi masalahnya dengan baik, tidak mudah cemas, mampu menghibur diri ketika bersedih, dan sebagainya. 5
Mengurangi
Memberikan masukan
Intervensi dapat
tingkat protektif
kepada significant kepada significant others
dihentikan apabila
terhadap subyek
(dalam hal ini kepada
paman dan bibi subyek
orang yang tinggal
telah dapat memahami
serumah dengan subyek,
kondisi subyek dan
yaitu paman dan bibi
mendukung subyek serta
subyek), agar tidak terlalu
memberika kesempaa
mengatur hal-hal apa saja
pada subyek untuk
yang harus dilakukan
mandiri. Kemudian
subyek, dan membiarkan
dilanjutkan ke tahap
subyek memutuskan
berikutnya.
sendiri apa yang dirasa terbaik untuk dirinya. 6
Mengurangi
Memberikan masukan
Intervensi dapat
tingkat protekif
kepada orangtua subyek
dihentikan apabila
terhadap subyek
(dalam hal ini ibu subyek),
orangtua subyek dapat
agar lebih mempercayai
memahami kondisi
subyek untuk mengambi
subyek.
keputusan sendiri, apa yang terbaik untuk dirinya. Hal ini bertujuan untuk membuat subyek menjadi lebih percaya pada kemampuan diri sendiri untuk mengambil keputusan dalam hidup, sehingga subyek menjadi remaja yang mandiri.
“Perilaku Remaja Kompulsif-Perfeksionistik” Oleh: Nurdila Triast