PROPOSAL KUALITATIF JUDUL :
Analisis Framing Pada berita tentang” Ibu Tega Bunuh Anak Kandung “ dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi Juni 2009
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Be Belakang Belakangan, media masssa ibu kota dihiasi berbagai kasus pembunuhan yang
terkadang disertai disertai perampokan, perampokan, dan tak jarang diselingkan dengan dengan pemerkosaan. pemerkosaan. Dalam bulan bulan Maret Maret ini saja saja setid setidak aknya nya sudah sudah ada 8 kasus kasus pembu pembunu nuhan han terjad terjadii di Jakar Jakarta. ta. Berbagai factor jadi pemicunya, ada yang dibunuh oleh pembunuh bayaran, ada yang dirampok oleh mantan pembantunya, ada pula karena cinta ditolak pisau bertindak. Tapi muaranya satu, bahwa pembunuhan sangat gampang dilakukan dan banyak orang merasa pembunuhan adalah jalan paling aman menuntaskan sakit hati. Ada berbagai macam kejahatan yang terjadi di bumi ini, mulai dari yang berskala besar seperti pembunuhan massal (genocide) hingga yang berskala kecil seperti pencur pencurian ian,, penipu penipuan, an, penggel penggelapan apan,, peramp perampoka okan, n, pemerk pemerkosa osaan an dan lain lain sebagai sebagainya nya.. Sejuml Sejumlah ah kejaha kejahatan tan dapat dapat terjad terjadii seketi seketika ka sepert sepertii pembunu pembunuhan han tidak tidak berenc berencana ana dan semacamnya. Sementara itu, terdapat banyak bentuk kejahatan yang sudah direncanakan sebelumnya, bahkan disiapkan secara cukup matang. Dalam Pembunuhan anak terdapat unsur-unsur unsur-unsur didalamnya didalamnya , yaitu yaitu Unsur khusus khusus dimana dimana seoran seorang g anak yang baru baru dilahi dilahirka rkan n atau atau tidak tidak berapa berapa lama lama setela setelah h dilahirkan dan Unsur umum merupakan perbuatan itu itu merupakan perbuatan pembunuhan yang harus dilakukan dilakukan dengan sengaja. sengaja. Selain Selain itu , Perbuatan Perbuatan itu harus dilakukan dilakukan oleh seorang ibu. Dan Perbuatan itu harus harus dilakukan oleh seorang ibu terhadap anaknya yang yang sedang atau tidak berapa lama setelah dilahirkan sendiri. Lalu Perbuatan pembunuhan itu harus dilakukan berdasarkan suatu motif yaitu si ibu didorong oleh perasaan takut akan diketahui bahwa ia melahirkan anak. Sepertinya Sepertinya kalimat kalimat diatas tidak berlaku berlaku bagi beberapa keluarga keluarga di Indonesia. Indonesia. Maraknya pemberitaan media yang mengangkat kasus anak dibunuh oleh orangtua (ibu) kandung kandung menyim menyimpul pulkan kan bahwa bahwa hadirn hadirnya ya anak anak diteng ditengah ah keluar keluarga ga tidak tidak selama selamanya nya menjadi kebahagian bagi orangtua.
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Be Belakang Belakangan, media masssa ibu kota dihiasi berbagai kasus pembunuhan yang
terkadang disertai disertai perampokan, perampokan, dan tak jarang diselingkan dengan dengan pemerkosaan. pemerkosaan. Dalam bulan bulan Maret Maret ini saja saja setid setidak aknya nya sudah sudah ada 8 kasus kasus pembu pembunu nuhan han terjad terjadii di Jakar Jakarta. ta. Berbagai factor jadi pemicunya, ada yang dibunuh oleh pembunuh bayaran, ada yang dirampok oleh mantan pembantunya, ada pula karena cinta ditolak pisau bertindak. Tapi muaranya satu, bahwa pembunuhan sangat gampang dilakukan dan banyak orang merasa pembunuhan adalah jalan paling aman menuntaskan sakit hati. Ada berbagai macam kejahatan yang terjadi di bumi ini, mulai dari yang berskala besar seperti pembunuhan massal (genocide) hingga yang berskala kecil seperti pencur pencurian ian,, penipu penipuan, an, penggel penggelapan apan,, peramp perampoka okan, n, pemerk pemerkosa osaan an dan lain lain sebagai sebagainya nya.. Sejuml Sejumlah ah kejaha kejahatan tan dapat dapat terjad terjadii seketi seketika ka sepert sepertii pembunu pembunuhan han tidak tidak berenc berencana ana dan semacamnya. Sementara itu, terdapat banyak bentuk kejahatan yang sudah direncanakan sebelumnya, bahkan disiapkan secara cukup matang. Dalam Pembunuhan anak terdapat unsur-unsur unsur-unsur didalamnya didalamnya , yaitu yaitu Unsur khusus khusus dimana dimana seoran seorang g anak yang baru baru dilahi dilahirka rkan n atau atau tidak tidak berapa berapa lama lama setela setelah h dilahirkan dan Unsur umum merupakan perbuatan itu itu merupakan perbuatan pembunuhan yang harus dilakukan dilakukan dengan sengaja. sengaja. Selain Selain itu , Perbuatan Perbuatan itu harus dilakukan dilakukan oleh seorang ibu. Dan Perbuatan itu harus harus dilakukan oleh seorang ibu terhadap anaknya yang yang sedang atau tidak berapa lama setelah dilahirkan sendiri. Lalu Perbuatan pembunuhan itu harus dilakukan berdasarkan suatu motif yaitu si ibu didorong oleh perasaan takut akan diketahui bahwa ia melahirkan anak. Sepertinya Sepertinya kalimat kalimat diatas tidak berlaku berlaku bagi beberapa keluarga keluarga di Indonesia. Indonesia. Maraknya pemberitaan media yang mengangkat kasus anak dibunuh oleh orangtua (ibu) kandung kandung menyim menyimpul pulkan kan bahwa bahwa hadirn hadirnya ya anak anak diteng ditengah ah keluar keluarga ga tidak tidak selama selamanya nya menjadi kebahagian bagi orangtua.
2
Kesekian kalinya media memberitakan pembunuhan anak yang dilakukan oleh seorang ibu. Masih lekat dalam ingatan kita kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Anik Komariah Komariah (31 thn) di Bandung Bandung Jawa Barat. Barat. Anik membunuh membunuh ketiga buah buah hatinya hatinya yang masih belia, Nazhif (6 tahun), Faras (3 tahun) dan si bungsu Umar (9 bulan). Disusul oleh Junania Mercy di Malang, Jawa Timur. Ia memberi racun potasi potasium um yang yang dicamp dicampurk urkan an ke dalam dalam susu susu anakny anaknya. a. Kontan saja nyawa nyawa ke empat empat anaknya anaknya melayan melayang. g. Berita Berita
terakhi terakhirr
yang yang terany teranyar ar dari dari kasus pembunuh pembunuhan an yang
dilakukan dilakukan oleh ibu terhadap anak kandung terjadi terjadi di Bekasi, Bekasi, Jawa Barat. Ismayati, Ismayati, Ibu 2 (dua) (dua) anak anak yang yang tega tega membunu membunuh h anak-ana anak-anakny knyaa dengan dengan menengg menenggela elamka mkan n dalam dalam bak mandi. Gangguan kejiwaan yang dialami dialami si ibu diduga menjadi faktor faktor pemicu pemicu felicide. Felicide adalah pembunuhan anak oleh orang tua sendiri. sendiri. dr. Teddy Hidayat, Sp.K.J Kepala Bagian Kedokteran Jiwa RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, menyatakan bahwa feli felici cide de seba sebaga gaii peny penyeb ebab ab
kema kemati tian an anak anak tert tertin ingg ggii di duni dunia.P a.Par araa pela pelaku ku feli felici cide de
umumnya umumnya menderita menderita skizofrenia skizofrenia tipe paranoid. paranoid. Mereka mengaku mendengar mendengar bisikan bisikan berupa komando yang memerintahkan untuk membunuh anak kandungnya sendiri. Keadaan ekonomi yang dijadikan alasan untuk membunuh buah hati, menjadi pencet pencetus us terjad terjadiny inyaa gangguan gangguan jiwa jiwa skizof skizofren renia ia tipe tipe parano paranoid. id. Ketaku Ketakutan tan berleb berlebiha ihan n karena tidak dapat menghidupi si buah hati, dan hanya dengan mengakhiri nyawa si buah hati si ibu merasa dapat mengakhiri mengakhiri penderitaan penderitaan si anak. Hal ini dapat kita telusuri dari cerita cerita para ibu yang melakukan melakukan felicide felicide seperti yang dilakukan dilakukan oleh Anik Komariah, Komariah, Junania Mercy dan yang lainnya. Tetapi lain halnya , dengan made wijayanti , seorang pembantu rumah tangga tega membunuh bayi laki – lakinya yang baru ia lahirkan. Dia malu dengan bayi yang dia lahirkan dari hasil hubungan gelap , karena motif itulah dia tega membunuh anak laki – lakinya tersebut. Atas dasar alasan alasan itulah maka peneliti ingin meneliti tentang kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu terhadap anaknya , dengan menggunakan media massa sebagai bahan acuan analisis.sehingga dapat dilakukan pembingkaian pada suatu berita tersebut. Dan akhirnya peneliti menggunakan Surat kabar harian Media Indonesia edisi Juni 2009 sebagai bahan acuan penelitian.
3
1.2.Rumusan Masalah Bagaimana analisis Framing Pada berita tentang” Ibu Tega Bunuh Anak Kandung “ dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi Juni 2009 ?
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana media cetak melakukan melakukan pemberitaan pemberitaan maupun membingkai membingkai suatu peristiwa peristiwa dalam berita berita ibu Tega Bunuh Anak Kandung . Sehingga pada akhirnya dapat memunculkan cara pandang dan perspektif perspektif pada suatu peristiwa peristiwa dan akhirnya akhirnya bisa menemukan menemukan fakta apa yang di ambil dari berita ini.
1.4. Manfaat Penelitian
•
Peneli Penelitia tian n ini dihara diharapka pkan n dapat dapat member memberii masuka masukan n kepada kepada mahasi mahasiswa swa dalam dalam membingkai suatu peristiwa dimedia cetak. Sehingga cara pandang dan perspektif berita itu pada akhirnya dapat menentukan fakta yang akan di ambil , sehingga kita bisa mengetahui dan mengerti bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana berita tersebut.
•
Dapat sebagai bahan pertimbangan dalam mengkonstruksi dan mengembangkan suatu peristiwa sebelum menjadi berita dan dikonsumsi khalayak.
•
Penelitian Penelitian ini diharapkan diharapkan dapat memberi memberi masukan bagi para pembuat pembuat berita berita agar dalam merancang pesan yang hendak di evaluasi pakah sudah sesuai dengan tujuan dan etika yang ditetapkan dalam melakukan pemberitaan kepada khalayak.
4
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Analisis Framing menurut Pan Zhong Dan Pan Kosicki Analisis framing atau disebut analisis bingkai adalah pembingkaian yang dilakukan oleh surat kabar terhadap suatu peristiwa yang nantinya akan disajikan kepada khalyak. Framing merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media. Gagasan mengenai framing pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1995 ( Sobur, 2002 : 161 ). Dengan teori ini, bisa dilihat bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh media atau wartawan ketika menyeleksi isu-isu dan menulis berita, kemudian menyajikannya dengan penonjolan pada titik-titik tertentu. Framing merupakan perpanjangan dari teori agenda setting yang dikemukakan oleh Mc Comb dan Shaw ”mass media have the ability to transfer the saliance of items on their new agendas to public agendas” ( Griffin, 1997 :376 ). Framing mempunyai dua aspek (Eriyanto, 2002 : 69) pertama, memilih fakta atau realitas. Proses memillih fakta ini didasarkan pada asumsi, wartawan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif. Dalam memilih fakta, selalu terkandung dua kemungkinan : apa yang dipilih (included) dan apa yang dibuang (excluded). Peristiwa dilihat dari isu tertentu. Akibatnya, pemahaman dan konstruksi atas suatu peristiwa, bisa jadi berbeda antara satu media dengan media lain. Kedua, menuliskan fakta. Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi framing yang saling berkaitan, yaitu konsepsi psikologis dan konsepsi sosiologis. Dalam konsepsi psikologis, framing dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks khusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi itu menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan seseorang saat membuat keputusan tentang realitas. Jadi, konsepsi psikologis lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya.
5
Sedangkan dalam konsepsi sosiologis framing dipahami sebagai prosesbagaimana seseorang
mengklasifikasikan,
mengorganisasikan,
dan
menafsirkan
pengalaman
sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya. Dalam model anaalisis Framing Pan dan Kosicki, kedua konsepsi tersebut diintegrasikan. Konsepsi psikologis melihat frame sebagai persoalan internal pikiran seseorang, dan konsepsi sosiologis melihat frame dari sisi lingkungan sosial yang dikonstruksi seseorang. Kedua konsepsi tersebut diaplikasikan pada proses mencari tahu bagaimana sebuah peristiwa dikonstruksi oleh wartawan dan bagaimana berita atas peristiwa tersebut diproduksi. Ada tiga hal dalam proses produksi berita yang dapat dikaitkan dengan konsepsi psikologis dan sosiologis.yang pertama adalah proses konstruksi atas peristiwa atau realita melibatkan nilai-nilai sosial yang melekat dalam diri seorang wartawan. Yang kedua, ketika menulis dan mengkonstruksi yang , wartawan pasti mempertimbangkan kondisi khalayak yang akan membaca beritanya. Yang ketiga, proses konstruksi sebuah peristiwa juga ditentukan oleh standar kerja, profesi jurnalistik, dan standar profesional dari wartawan. Dalam model ini, perangkat framing yang digunakan dibagi dalam empat struktur besar, yaitu struktur sintaksis (penyusunan peristiwa dalam bentuk susunan umum berita ), struktur skrip (bagaimana wartawan menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita ), struktur tematik (bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam preposisi, kalimat, atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan), dan struktur retoris (bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita ). Adapun penjabaran dari keempat struktur tersebut adalah sebagai berikut: •
Sintaksis Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Pada berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dari bagian berita dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Bentuk sintaksis yang paling banyak digunakan adalah piramida terbalik Yang dimulai dengan judul, lead , episode, latar, dan penutup. Judul digunakan untuk menunjukkan bagaimana
wartawan mengkonstruksi suatu isu, seringkali dengan menekankan makna tertentu lewat pemakaian tanda baca khusus. Selain judul, lead adalah perangkat
6
sintaksis lain yang sering digunakan. Lead yang baik biasanya memberikan sudut pandang dari berita dan menunjuk perspektif tertentu dari realita yang diberitakan.
Bagian berita lain yang penting diperhatikan adalah pengutipan sumber Berita . Bagian ini sering dimaksudkan untuk menampakkan objektivitas. Pengutipan sumber ini menjadi perangkat framing atas tiga hal.yang pertama, untuk mengklaim validitas atau kebenaran dari pernyataan yang dibuat dengan mendasarkan diri pada klaim otoritas akademik. Kedua, menghubungkan poin tertentu dari pandangannya kepada pejabat yang berwenang. Ketiga, mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang dihubungkan dengan kutipan atau pandangan mayoritas sehingga pandangan tersebut terlihat menyimpang. •
Skrip
Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Yang pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan peristiwa yang ditulis dengan peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang
ditulis dengan
lingkungan komunal pembaca. Karenanya, peristiwa biasanya sengaja diramu sedemikian rupa dengan melibatkan unsur emosi dan menampilkan peristiwa tampak sebagai sebuah kisah dari awal adegan, klimaks, hingga akhir. Cara menceritakan suatu peristiwa dapat menjadi penanda framing yang ingin ditampilkan. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W+1H, who, what , when, where, why, dan how. Unsur kelengkapan berita ini dapat menjadi penanda framing yang penting. Skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam mengkonstruksi berita , bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skrip memberikan tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang dipakai untuk menyembunyikan informasi penting.
7
•
Tematik
Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis, kalimat yang dipakai, penempatan dan penelitian sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan. Dalam menulis berita , seorang wartawan mempunyai tema tertentu atas suatu peristiwa. Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari strukturini. Dia antaranya adalah koherensi pertalian antar kata, proposisi, atau kalimat. •
Retoris
Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Ada beberapa elemen struktur retoris yang dipakai oleh wartawan.Yang paling penting adalah leksikon dan pemilihan kata untuk menandai atau menggambarkan peristiwa. Dengan demikian, pilihan kata yang dipakai tidak semata-mata hanya karena kebetulan, tetapi juga menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta atau realitas. Peristiwa yang sama dapat digambarkan dengan pilihan yang berbeda-beda. Selain lewat kata, penekanan pesan dalam berita juga dapat dilakukan dengan menggunakan unsur grafis. Elemen grafis muncul dalam bentuk foto, gambar, dan tabel untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan. Elemen grafik memberikan efek kognitif, mengontrol perhatian secara intensif, dan menunjukkan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus menjadi fokus
8
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian Pada penelitian ini , adalah Kualitatif deskriptif . Dimana penelitian ini berusaha memaparkan berita tentang “ Ibu Tega Bunuh Anak Kandung “ pada harian media Indonesia edisi juni 2009.
3.2. Obyek Penelitian objek penelitian dilakukan pada surat kabar harian Media Indonesia . Objek yang dimaksud adalah semua pemberitaan mengenai pemberitaan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh ibu terhadap anak kandungnya sendiri dalam berita Ibu Tega Bunuh Anak Kandung pada harian media Indonesia edisi juni 2009.
3.3 Metode Analisis Metode analisis pada penelitian ini adalah metode analisis framing dengan mengunakan analisa data model Zhongdang Pan dan Gerald .M. Kosicki.
3.4. Sumber Data Data yang diambil untuk dijadikan suatu sumber dalam penelitian ini adalah •
Primer Data primer bersumber dari pemberitaan pada surat kabar harian Media Indonesia
9
•
Sekunder Data sekunder adalah data-data pendukung lainnya yang diperoleh tidak secara langsung. Data sekunder bisa berupa dokumen, arsip, maupun laporan-laporan tertentu yang didapat oleh peneliti dari berbagai sumber.
3.5. Tekhnik Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara mengamati berita tentang kasus ini .dan membuat dokumentasi berita ini pada pemotongan berita di Koran Media Indonesia edisi juni 2009.
3.6.Tekhnik Analisa Data Penelitian ini menggunakan tekhnik analisa data Framing dengan model analisis dari Zhongdang Pan dan Gerald .M. Kosicki, berikut analisa datanya :
SINTAKSIS •
Headline
: Ibu Tega Bunuh Anak Kandung
•
Lead
: Menceritakan tentang seorang pembantu Rumah tangga bernama made wijayanti ( 29 ) tega membunuh bayi laki – laki yang baru dilahirkannya , disuga aksi nekat wanita aal denpasar bali ini dilakukan di tempat kerja majikannya , dan bayi laki – lakinya dibunuh dengan cara yang sangat sadis , dengan menggorok leher bayi itu.
•
Sumber
: Harian Media Indonesia Edisi Juni 2009
•
Penutup
: berita ini ditutup dengan pernytaan psikiater Ukrida yang bernama Andri , dimana dia mengajukan bahwa banyak cara yang dilakukanb untuk menimalisasi kasus ini.
10
SKRIP
•
Who
: Made Wijayanti ( 29 ) , seorang pembantu Rumah Tangga
•
What
: Pembunuhan Terhadap anak kandungnya ( ibu tega Bunuh Anak
Kandung )
•
When
: Peristiwa ini Terjadi Rabu ( 17 /6) pukul 23.30 WIB
•
Where
: Peristiwa ini terjadi di tempat kerja Majikannya bernama Daniel dilantai 3 ruko permata kota Blok J , Jalan Tubagus Angke RW 01 , Penjaringan , Jakarta Utara.
•
Why
:Wijayanti nekat membunuh bayi laki –lakinya itu karena malu hasil hubungan gelap.
•
How
: saat ini wijayanti masih dalam tahap pemeriksaan petugas polsek penjaringan dan meminta keterangan sejumlah saksi termasuk majikan tersangka untuk mengetahui dugaan adanya motif lain dibalik pembunuhan sadis itu dan petugas polsek penjaringan juga meminta seluruh barang bukti terkait kasus ini.
TEMATIK •
Kata ganti
:
Kata ganti yang dipakai wartawan / penulis berita adalah kata ganti orang ketiga sebagai orang yang menulis berita , karena berita ini memaparkan kejadian atas peristiwa pembunuhan seorang ibu
•
Bentuk Kalimat :
terhadap anaknya. Cara wartawan menulis berita dengan menggunakan kalimat tidak baku. Hal ini jelas terlihat dari kata – kata kutipan sumber.dan berita
ini terdiri dari 9
paragraf , yang terdiri dari paragraf pembuka dan penutup.
11
•
Maksud
:
Cara
wartawan menulis berita tentang kasus ini
secara jelas , dimana pemberitaan tentang berita ibu tega bunuh anak kandung mendapat perhatian besar dari khalayak dan wartawan / penulis
ingin
memaparkan kejadiaan yang sebenar – benarnya.
RETORIS
•
Penekanan pesan : dalam kata “ Faktor malu dan dikucilkan masyarakat dan keluarga menjadi faktor salah satu penyebab seorang ibu nekat membunuh bayinya “
•
Grafis
: tidak ada unsur grafis didalam berita ini karena penulis berita tidak mencantumkan foto maupun unsur grafis lainnya.
12
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah surat kabar harian Media Indonesia dalam berita ini menonjolkan fakta bahwa kasus pembunuhan anak yang dilakukan oleh seorang ibu memang banyak terjadi . Dan hasil penelitian menjelaskan bahwa headline didalam berita ini tentang “ ibu Tega Bunuh Anak kandungnya “ memiliki sebagian besar perangkat framing diantaranya Sintaksis yang salah satunya penulis berita berusaja memaparkan Lead kedalam bentuk reka kejadian persitiwa , lalu Skrip dimana penulis berita memaparkan fakta kejadian peristiwa ini ,selain itu tematik dimana penulis berita tidak menggunakan kalimat baku dalam penulisan pemberitaan ini. Dan retoris walaupun berita ini tidak secara grafis tidak menonjolkan peristiwa sehingga tidak memberikan efek kognitif, dan mengontrol perhatian secara intensif.
13
PROPOSAL KUALITATIF JUDUL :
“ ANALISIS SEMIOTIKA LIRIK LAGU KUPU – KUPU LIARKU KARYA SLANK “
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini , manusia tidak bisa hidup tanpa mendengarkan lagu. Lagu merupakan irama kuat yang dapat membawa situasi hati seseorang dalam kehidupan sehari – harinya. Lagu juga dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan kegiatan dalam bekerja , belajar maupun dalam saat santai.hal tersebutlah yang mendasari banyak musisi muda berdatangan ke kancah musik indonesia untuk bersaing dalam membuat karya sebuah lagu yang mereka ciptakan.karena dengan lagu mereka bisa memotivasi hobi sekaligus cita – cita mereka untuk menjadi musisi yang sukses.
14
Sekarang banyak musik atau lagu yang menjadi fenomena. Karena kemunculan judul maupun musisinya sendiri yang bisa menarik hati para penikmat musik, dimana mereka tidak hanya menyuguhkan lirik atau syair lagu – lagu yang memikat hati tetapi kini para musisi lebih sering mengobral gaya khas mereka di atas panggung. Fenomena musik atau lagu sendiri banyak bermunculan dari mulai jenis musik melayu sampai rock sesuai kesukaan para penikmat musik itu sendiri. Banyak lagu maupun jenis musik dulu yang didaur ulang menjadi lagu yang syairnya sama tetapi memakai jenis musik yang berbeda , misalnya lagu pop yang bisa didaur ulang menjadi musik melayu atau musik melayu yang kini banyak didaur ulang menjadi musik Pop maupun banyak musisi – musisi junior yang mengambil lagu yang akan mereka nyanyikan dari para musisi – musisi senior. Walaupun banyak fenomena lagu seperti di atas , tetapi tidak menutup kemungkinan bagi para musisi senior yang telah jatuh bangun berkarya untuk musik indonesia masih dapat membuat lagu yang briliant , contohnya Slank , slank merupakan Grup band yang bisa dibilang senior di dunia musik indonesia.karya – karyanya sudah banyak dikenal diluar negeri contohnya di malaysia bahkan sudah terkenal di america serikat. Slank juga selalu mampu memberikan karya – karya musik yang bisa dinikmati oleh siapa saja , atas dasar ituah sampai kini. Slank bisa mampu masuk dalam jajaran musisi papan atas. Selama ini slank selalu menyuguhkan lagu - lagu yang mempunyai makna dibalik setiap syairnya , salah satu contohnya adalah Lagu yang Berjudul “ Kupu – Kupu Liarku “ lagu ini mempunyai makna dibalik judulnya karena judul lagu ini memakai
kata kiasan yang khas , yaitu kata “ kupu – kupu liarku “. Dimana kata ini mengandung makna negatif untuk masyarakat. Lagu ini menjelaskan bahwa ada seorang pria yang mencintai seorang wanita yang mempunyai peke rjaan sebagai pekerja seks komersil. Atas dasar inilah , penelitian ini dilakukan semata – mata untuk mengetahui makna apa yang terkandung pada lagu “ kupu – kupu liarku “ karya slank dan bagaimana semiotika yang muncul pada lagu ini mengapa mengandung makna negatif didalam masyarakat.
15
1.2. RUMUSAN MASALAH
“ Bagaimana analisis Semiotik pada Lirik Lagu “ kupu – kupu liarku “ karya Slank ?
1.3. TUJUAN PENELITIAN •
untuk mengkaji makna social dibalik kumpulan makna – makna pada Lagu kupu – kupu liarku karya slank
•
untuk mengkaji bagaimana analisa semiotika secara terperinci pada lagu kupu – kupu liarku karya Slank
1.4.MANFAAT PENELITIAN •
Memberi sumbangsih ilmiah dalam studi semiotika mengenai lagu Kupu – kupu liarku karya slank
•
Memberikan kemudahan serta bantuan berupa suatu acuan penelitian bagi peneliti yang nantinya bisa untuk dijadikan pedoman dalam melakukan sebuah penelitian.
•
Mahasiswa dapat mempraktekkan ilmu yang sudah ia dapat dalam kehidupan nyata untuk melakukan penelitian.
•
Dapat sebagai bahan pertimbangan dalam mengkonstruksi dan mengembangkan suatu musik atau lagu yang akan disajikan untuk masyarakat
1.5. TINJAUAN PUSTAKA Kajian tentang semiotika banyak berhutang pada karya perintis yang menjadi contoh di bidang ini yaitu Mythologies (terj: Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa: Semiotika atau Sosiologi Tanda, Simbol, dan Representasi (2007)) karya Roland Barthes. Karya tersebut membahas pernak-pernik budaya massa yang ada pada masa kontemporer ini mulai dari sabun cuci hingga gulat bebas beserta makna yang dapat terbaca darinya. Analisis semiotika diterapkankannya terhadap hal-hal tersebut menjadi satu rujukan awal yang penting bagi kajian semiotika selanjutnya
16
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Musik Dan Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dalam jumlah yang besar melalui media massa. Pesan dapat memiliki berbagai macam bentuk, baik lisan maupun tulisan. Demikian halnya media massa yang mempunyai beberapa bentuk seperti cetak dan elektronik. Dengan demikian komunikan dapat leluasa memilih bentuk pesan dan melalui media apa pesan tersebut akan dasampaikan. Demikian pula dengan penyanyi sebagai komunikator untuk menyampaikan pesannya yang berbentuk Lagu dengan media
17
seperti kaset, CD (compact disk ) maupun VCD (video compact disk). Musik dapat dimasukkan dalam suatu bentuk komunikasi massa karena memiliki beberapa unsur, karakteristik dan fungsi yang sama dengan komunikasi massa. Dilihat dari definisinya yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Karlinah, Soemirat & Komala, 1999, p. 1.3). Musik, dalam hal ini lirik Lagu pada dasarnya adalah pesan yang nantinya akan disampaikan pada khalayak melalui media tertentu. Sedangkan dari karakteristiknya, seperti yang dijelaskan oleh Wright (1985) ada 8 karakter komunikasi massa, yaitu : komunikatornya terlembaga, pesan bersifat umum, komunikan anonym dan heterogen, menimbulkan keserempakan, mengutamakan isi, linier dan berifat sekilas (Karlinah, Soemirat &Komala, 1999, p. 1.3). Musik merupakan salah satu bentuk komunikasi massa, karakter keduanya ada kesamaan yaitu pesannya bersifat linier dimana hubungan komunikasinya searah dari komunikator
pada
komunikannya;
disini
penyanyi
sebagai
komunikator
yang
memberikan pesan secara searah pada pendengrarnya. Kemudian komunikan anonim dan haterogen, maksudnya adalah dimana komunikator atau penyanyi tidak mengenal komunikannya yang terdiri dari lapisan masyarakat yang berbeda. Lalu komunikatornya terlembaga yaitu adalah pesan yang sampai ke komunikan melalui proses yang memerlukan banyak pihak.
2.2 Lirik Lagu
Lirik Lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, penyair atau pencipta Lagu melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Permainan bahasa ini dapat berupa permainan vokal, gaya bahasa maupun penyimpangan makna kata dan diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi musik yang disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga pendengar semakin terbawa dengan apa yang dipikirkan pengarangnya (Awe, 2003, p.51).
18
Definisi lirik atau syair Lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh Jan van Luxemburg (1989) yaitu definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa. Jika definisi lirik lagu dianggap sama dengan puisi, maka harus diketahui apa yang dimaksud dengan puisi. Puisi menurut Rachmat Djoko Pradopo (1990) merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting dan digubah dalam wujud yang berkesan. Sedangkan menurut Herman J. Waluyo (1987) mengatakan puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa pada struktur fisik dan struktur batinnya. Dari definisi diatas, sebuah karya sastra merupakan karya imajinatif yang menggunakan bahasa sastra. Maksudnya bahasa yang digunakan harus dibedakan dengan bahasa sehari-hari atau bahkan bahasa ilmiah. Bahasa sastra merupakan bahasa yang penuh ambiguitas dan memiliki segi ekspresif yang justru dihindari oleh ragam bahasa ilmiah dan bahasa sehari-hari (Awe, 2003, p. 49). Karena sifat yang ambigu dan penuh ekspresi ini menyebabkan bahasa sastra cenderung untuk mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya mengubah sikap pembaca (Wellek & Warren, 1989, p. 14-15). Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur musik dengan unsur syair atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pada kondisi ini, lagu sekaligus merupakan media penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dalam jumlah yang besar melalui media massa. Pesan dapat memiliki berbagai macam bentuk, baik lisan maupun tulisan. Lirik lagu memiliki bentuk pesan berupa tulisan kata-kata dan kalimat yang dapat digunakan untukmenciptakan suasana dan gambaran imajinasi tertentu kepada pendengarnya sehingga dapat pula menciptakan makna-makna yang beragam. Dalam fungsinya sebagai media komunikasi, lagu juga sering digunakan sebagai sarana untuk mengajak bersimpati tentang realitas yang sedang terjadi maupun atas cerita-cerita imajinatif. Dengan demikian lagu juga dapat digunakan untuk bebagai
19
tujuan, misalnya menyatukan perbedaan, pengobar semangat seperti pada masa perjuangan, bahkan lagu dapat digunakan untuk memprovokasi atau sarana propaganda untuk mendapatkan dukungan serta mempermainkan emosi dan perasaan seseorang dengan tujuan menanamkan sikap atau nilai yang kemudian dapat dirasakan orang sebagai hal yang wajar, benar dan tepat. Propaganda melalui maupun tidak melalui lirik lagu tetap memiliki efek yang kompleks. Contohnya Jika pesan dalam lirik lagu oleh propagandis diketengahkan tentang ketidakadilan dan ketimpangan-ketimpangan sosial dan secara tidak langsung menempatkan pemerintah sebagai pihak yang harusnya bertanggung jawab pada keadaan itu, bukan tidak mungkin hanya melalui lagu , khalayak menjadi marah, menuntut bahkan melawan pemerintah sebagai pihak yang bertanggungjawab dengan berbagai bentuk. Oleh karena bahasa dalam hal ini kata-kata, khususnya yang digunakan dalam lirik lagu tidak seperti bahasa sehari-hari dan memiliki sifat yang ambigu dan penuh ekspresi ini menyebabkan bahasa cenderung untuk mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya mengubah sikap pembaca (Wellek & Warren, 1989, 14-15). Maka untuk menemukan makna dari pesan yang ada pada lirik lagu , digunakanlah metode semiotika yang notabene merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang sistim tanda. Mulai dari bagaimana tanda itu diartikan, dipengaruhi oleh persepsi dan budaya, serta bagaimana tanda membantu manusia memaknai keadaan sekitarnya.
Tanda atau sign menurut Littlejohn adalah basis
dari seluruh komunikasi (1996, p. 64). Sedangkan yang disebut tanda dapatberupa gambar atau tulisan (Kurniawan, 2001,p.53).
2.3. Semiotika, Tanda, dan Kode Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan konsumsi tanda pada masyarakat atau konsumen maka terlebih dahulu perlu dipahami pengertian tentang tanda dan pertandaan. Pemikiran terkait dengan tanda dikaji dalam disiplin yang disebut semiotika. Semiotika dalam definisi Ferdinand de Saussure adalah ilmu yang mempelajari peranan tanda dalam kedudukannya sebagai bagian dari suatu kehidupan
20
sosial (Piliang, 2003: 256). Umberto Eco, sebagaimana dikutip dalam Piliang (2003: 44) menambahkan definisi yang menarik bahwa semiotika pada dasarnya adalah teoridusta. Suatu tanda adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk membuat dusta meskipun juga dapat dijadikan pembuat kebenaran. Suatu hal yang tidak dapat dijadikan alat dusta tidak akan dapat pula dijadikan alat kebenaran. Dengan demikian semiotika dapat dipahami juga sebagai teori kebenaran. Dua rintisan gagasan utama terkait dengan tanda berasal dari C S Peirce dan Ferdinand de Saussure. Peranan keduanya dianggap sama pentingnya dalam rintisan kajian tentang tanda. Yang pertama salah satu tokoh filsafat aliran pragmatisme Amerika sedangkan yang kedua ialah ahli bahasa berkebangsaan Swiss. Yang pertama lebih senang menyebut kajiannya tentang tanda dengan sebutan semiotika sedangkan yang kedua menyebutnya dengan semiologi. Istilah pertama inilah yang saat sekarang digunakan secara lebih luas guna menyebut kajian tentang tanda. Gagasan Pierce tentang tanda dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut, Tanda adalah sesuatu yang dikaitkan pada seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas. Tanda menunjuk pada seseorang, yakni, menciptakan di benak orang tersebut suatu tanda yang setara, atau barangkali suatu tanda yang lebih berkembang. Tanda yang diciptakannya saya namakan interpretant dari tanda pertama. Tanda itu menunjukkan sesuatu, yakni objeknya. (Peirce dalam Zeman sebagaimana dikutip oleh Fiske (2004: 63)) Apabila disusun dalam model sebagai berikut (Fiske, 2004: 63), Gambar 1. Skema gagasan Peirce tentang tanda Skema tersebut menunjukkan satu relasi segi tiga antara tanda, interpretant, dan objek. Suatu tanda akan dapat dipahami dalam relasinya dengan interpretant, suatu tanda yang setara bahkan lebih berkembang dalam benak seseorang yang merujuk pada objek tertentu. Tampak dalam pemikiran Peirce adanya relasi tak terpisahkan antara tanda dan interpretant dengan objek yang dirujuknya. Disinilah perbedaan utama gagasan Peirce apabila dibandingkan dengan teori tanda yang digagas oleh Saussure. Gagasan lain dari Peirce
yang
penting
dalam
perkembangan
pengertian
tentang
tanda
adalah
kategorisasinya terhadap tanda. Tanda dapat dimasukkan dalam tiga kategori yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah sebuah tanda yang menyerupai objeknya seperti sebuah foto misalnya. Indeks adalah sebuah tanda yang memiliki hubungan langsung dengan
21
objek seperti asap adalah indeks dari api. Simbol adalah tanda yang tidak memiliki keterkaitan atau kemiripan dengan objeknya, jadi sebuah simbol dapat dipahami berdasarkan kesepakatan belaka (Fiske, 2004: 68-69). Tanda Interpretant Objek
Tanda dalam gagasan Saussure, sebagimana dijelaskan oleh Adian (2006: 41), dapat dipahami sebagai paduan tak terpisahkan antara penanda misalkan dalam bahasa adalah suatu citraan bunyi (misalkan huruf k/u/r/s/i) dengan petanda yaitu konsep mental tentang objek yang dirujuk (misalkan suatu tempat duduk). Penanda dalam pemikiran Saussure dekat dengan konsep tanda dalam pemikiran Peirce sedangkan petanda dekat dengan konsep interpretant Peirce (Fiske, 2004: 65). Berbeda dengan Peirce, tanda dalam gagasan Saussure dapat dikatakan terlepas dari rujukan objeknya sehingga bahasa adalah suatu yang otonom dari realitas (Adian, 2006: 41). Aturan utama dalam bahasa menurut Saussure, sebagaimana dikutip oleh Piliang (2003: 259), adalah semata-mata perbedaan. Tidak ada satu hubungan Langsung antara (k/u/r/s/i) dengan tempat untuk duduk, yang menghasilkan satu hubungan adalah perbedaan antara kata kursi dengan kata kusir, kasir, usir, dan sebagainya. Karenanya dalam pandangan strukturalisme bahasanya Saussure pada relasi antar tanda lebih utama dibandingkan dengan hakikat tanda. Makna suatu tanda berasal dari perbedaan antar berbagai penanda, perbedaan ini meliputi dua dimensi yaitu sintagmatik terkait posisi suatu tanda dan paradigmatikTanda , Penanda , Petanda , Pertandaan Realitas eksternal atau makna yaitu terkait dengan penggantian satu tanda dengan tanda lainnya yang absen. Dimensi paradigma yaitu perbendaharaan tanda yang melaluinya dipilih salah satutanda. Dimensi ini dapat dipahami dengan permisalan adalah perbendaharaan sekian ribu kata dalam sebuah kamus. Dimensi kedua adalah dimensi sintagma yaitu kombinasi tanda dengan tanda lain dari perbendaharaan yang ada dalam sebuah aturan sehingga menghasilkan satu makna tertentu (Piliang, 2003: 259-260). Saussure menyebut istilah paradigmatik sebagai asosiatif namun saat ini istilah paradigmatik yang digagas oleh Roman Jacobson lebih sering digunakan (Chandler, 2003, diakses 8 Juni 2008 jam 8.48 WIB).
22
Tanda dalam kehidupan sosial akan tunduk kepada apa yang disebut sebagai kode, suatu kesepakatan berisi aturan-aturan bagaimana tanda akan diorganisasikan oleh masyarakat pengguna kode tersebut. Kode menunjukkan aspek sosial dari tanda karena sifat konvensional atau berdasar kesepakatan dari pengguna tanda (Fiske, 2004: 91-92). Kode, menurut Chandler (2003, diakses 8 Juni 2008 jam 8.48 WIB), tidak semata-mata dipahami sebagai sebuah konvensi atau kesepakatan dalam komunikasi namun lebih merupakan satu sistem prosedural yang mengorganisasi tanda menjadi sistem yang bermakna dengan mengaitkan penanda dengan petanda. Kode akan mentransendensikan teks, mengaitkan mereka semua dalam kerangka nterpretatif.
2.4. ANALISA SEMIOTIK ROLAND BARTHES Roland barthes adalah penerus pemikiran soussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk – bentuk kalimat menentukan makna , tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan cultural pengunanya , interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang di alami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan barthes ini dikenal dengan “ order of significations “ Tataran pertandaannya , terdiri dari : •
Denotasi
Makna kamus dari sebuah kata atau terminology atau objek. Ini adalah deskripsi dasar.
•
Konotasi
Makna – makna cultural yang melekat pada sebuah terminology
•
Metafora
23
Mengkomunikasikan dengan analogi. Contoh mtafora yang didasarkan pada identitas . “ cintaku adalah mawar merah “ , artinya mawar merah digunakan untuk menganologikan cinta.
•
Simile
Subkategori metaphor dengan menggunakan kata – kata seperti metafora berdasarkan identitas. Sedangkan simile berdasakan kesamaan
•
Synecdoche
Dubkategori metomini yang memberikan makna “ keseluruhan “ atau “ sebaliknya “ , artinya sebuah bagian digunakan untuk mengasosiakan keseluruhan bagian tersebut
•
Intertextual
Hubungan antartext ( tanda ) dan dipakai untuk memperlihatkan bagaimana teks saling bertukar satu dengan yang lain , sadar ataupun tidak sadar
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
24
Jenis Penelitian Pada penelitian ini , adalah Kualitatif deskriptif . Dimana penelitian ini berusaha menganalisis makna – makna yang terkandung didalam lirik lagu “ kupu – kupu liarku “ karya Slank.
3.2. Obyek Penelitian Obyek Penelitian Pada penelitian ini adalah Lirik lagu dengan judul lagu kupu – kupu liarku karya Slank.
3.3. Metode Analisis Metode analisis pada penelitian ini adalah metode analisis semiotika dengan memakai model semiotika roland barthes.
3.4. Sumber Data
•
Data Primer
Sumber Data ini diperoleh dengan menganalisis lirik lagu slank yang berjudul kupu – kupu malam di internet dan mendengarkan cuplikan lagu ini di media elektronik. Setelah itu di observasi sehingga menemukan hasil data primer.
•
Data Sekunder
Data sekunder dari penelitian ini adalah artikel – artikel lagu slank yang berada di sampul Album slank sendiri.
3.5 Teknik Pengumpulan Data •
Observasi
25
Dimana penelitian ini menggunakan tekhnik pengumpulan data observasi melalui cuplikan lagu slank di media elektronik. •
Dokumentasi
Dimana penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi , dengan cara mendapatkan dokumentasi lirik lagu di situs internet maupun sampul lirik album slank.
3.6. Teknik Analisa Data
MODEL ANALISIS SEMIOTIK LIRIK LAGU KUPU – KUPU LIARKU KARYA SLANK DENGAN ANALISIS SEMIOTIK ROLAND BARTHES
•
Denotasi
Denotasi pada lirik lagu ini adalah kata “ kupu – kupu liar “ yang mengandung arti sebuah serangga yang hidup liar di alam bebas. Kata “ Buah Bibir “ yang mengandung denotasi arti , organ bibir atau mulut manusia yang berbuah. Kata “ bunga Ranjang “ yang mempunyai arti Bunga yang berada di Ranjang ( Tempat Tidur ) .
•
Konotasi
Didalam lirik lagu “ kupu – kupu liarku “ juga mengandung makna konotasi , diantaranya kata “ kupu – kupu liar “ yang berarti wanita yang mempunyai pekerjaan sebagai pekerja seks komersil. Kata “ Buah Bibir “ yang mempunyai makna konotasi sebagai bibir yg selalu menjadi bahan sebutan (pembicaraan) orang; -- cakap buah tutur katanya , kata “ Bunga Ranjang “ yang mempunyai makna konotasi sebagai wanita yang paling disegani sebagai wanita pekerja seks
26
komersial diantara wanita pekerja seks lainnya yang melakukan pekerjaannya di atas ranjang ( tempat tidur ). Kata “ Hisap Sari Cinta “ mengandung arti konotasi sebagai mengambil makna dari sebuah cinta.
•
Metafora
Kata “ hisap sari Cintaku “ mengandung metafor yang berarti mengambil / mendapatkan rasa dan makna cinta dan kata ini digunakan untuk menganologikan cinta dimana maksud dari kata ini bagaimana seseorang bisa merasakan cinta untuk orang yang disayangi. Kata “ andai memang kamu cukup liar “ mengandung metafor yang berarti memandang wanita dalam lagu ini mempunyai sifat yang liar dan kata ini digunakan untuk menganologikan sifat yang bebas dan tidak mengenal aturan.
•
Simile
Kata “ Buah Bibirkan kamu Sebagai Bunga Ranjang “ yang mempunyai makna kesamaan bahwa buah bibir seperti bunga ranjang.
•
Metonimi
Kata kupu – kupu di asosiasikan dengan “ keindahan “ karena kita ketahui kupu – kupu sangat indah dari bentunya yang beragam . dan bisa diasosiakan sebagai “ wanita yang memiliki keindahan fisik “ didalam lagu ini.
•
Intertektual Intertektual dari lirik lagu ini adalah Kupu – kupu liarku Terbanglah kau padaku Hinggaplah dihatiku Hisap sari cintaku
27
Kata – kata di atas merupakan itertektual dimana penyair memperlihatkan bagaimana teks saling bertukar satu dengan lainnya.dimana kata – kata tersebut mengambarkan perilaku kupu – kupu yang meniru tindakan seorang wanita.
Lirik Lagu Slank “ Kupu – Kupu Liarku “
Walau ku tahu tentang kisahmu Waktu yang lewat atau engkau kini Jangan hindari aku dan jangan kau malu Karena cintaku ini dari hati yang suci
Aku tak peduli apa kata mereka Ceritakan segala caci maki Buah bibirkan kamu sebagai bunga ranjang Andai memang kamu cukup liar
Koepoe-koepoe liarkoe Terbanglah kau padaku Hisap sari cintaku hinggaplah dihatiku Biar indah tubuhmu Dijamah orang-orang Tapi cinta tulusmu Harus jadi milikku
“ ANALISIS SEMIOTIKA IKLAN ROKOK GUDANG GARAM VERSI INDONESIA BARU “
ABSTRAK
28
Penelitian ini berjudul analisis semiotika iklan Gudang Garam Versi Indonesia Baru .dimana latar belakang pada penelitian ini menjelaskan bagaimana fenomena iklan di televisi sekaligus fenomena iklan Gudang Garam yang mengangkat makna Nasionalime.adapun tujuan dari penelitian ini , yaitu Untuk mengetahui makna nasionalisme Indonesia terhadap pencerminan makna – makna yang terkandung dalam iklan Rokok gudang garam Versi Indonesia Baru. dan untuk menginterpretasikan teks ( tanda ) berdasarkan urutan kejadian peristiwa yang memberikan makna untuk iklan Rokok Gudang Garam Versi Indonesia Baru . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil model analisis semiotik Ferdinand de Saussure Dan sumber data di peroleh dengan menganalisis dan mengamati cuplikan iklan di media televisi setelah itu dokumentasi iklan yang dilihat dari You Tube. Adapun hasil dari penelitian ini , bahwa terdapat makna – makna yang terkandung dari iklan Gudang Garam versi Indonesia Baru , dimana makna tersebut mengandung makna nasionalisme yaitu bagaimana kita harus menjaga persatuan dan kesatuan. iklan ini pun menceritakan tentang Ilustrasi kondisi Indonesia yang penuh ujian dan cobaan; bencana alam, gejolak sosial, bom, tragedi kemanusiaan, dll. Dengan kondisi tersebut kita tidak hanya tinggal diam. Saatnya kita kembali bangkit dan bersatu untuk wujudkan Indonesia Baru
BAB I
29
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Iklan begitu akrab dengan kehidupan kita. Mulai dari bangun tidur, beraktifitas di rumah,keluar rumah, ditempat kerja, sampai kita pulang lagi ke rumah dan tidur, berapa banyak iklan yang kita saksikan , Lalu berapa banyak iklan yang dapat mempengaruhi kita sehingga kita tertarik untuk membeli produk/ jasa yang ditawarkan. Iklan adalah senjata paling ampuh untuk mempengaruhi konsumen. Yang sebelumnya tidak tertarik dengan sebuah produk, namun karena iklan yang ditayangkan begitu gencarnya sehingga lama-kelamaan tertarik dan ingin mencobanya. Televisi sebagai media hiburan yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia dan bahkan dunia, merupakan salah satu media yang efektif untuk beriklan. Hal
ini
dikarenakan
iklan
televisi
mempunyai
karakteristik
khusus
yaitu
kombinasigambar, suara dan gerak. Oleh karena itu pesan yang disampaikan sangat menarik perhatian penonton.model iklan yang disajikan oleh televisi juga sangat bervariasi. Ketika baru muncul televisi swasta, iklan hanya dalam bentuk klip—baik live action, stop action maupun animasi dan still. Namun dalam perkembangannya iklan televise mengalami banyak sekali perkembangan. Model iklan yang sekarang ada antara lain adalah superimposed, program sponsor, running text, backdrop, caption, credit title, ad lib, property endorsment, promo ad.
30
Perkembangan iklan yang makin kreatif tersebut menjadikan makin bervariasinya tayangan iklan dan bisa menjadi hiburan tersendiri. Bagaimana tidak, ada iklan yang bisa membuat kita melebarkan senyum seperti iklan rokok Gudang Garam dan masih banyak lagi iklan-ilan lain yang menghibur. Namun tidak dipungkiri banyak juga iklan- iklan yang menyebalkan. Selain itu , Pengiklan memberikan jasa dan manfaat tambahan pada produk, sehingga menjadi produk yang disempurnakan.Penambahan atas produk inilah awal munculnya persaingan. Kiranya sejalan dengan apa yang ditulis oleh Levit dalam Philip Kotler sebagai berikut: “Jenis persaingan baru berlangsung buannya antar produk yang diproduksioleh perusahaan-perusahaan di pabrik, melainkan antar segala macam yang mereka tambahkan pada hasil pabrik tersebut, seperti bentuk kemasan, jasa pelayanan, periklanan, persyaratan kredit, jasa pengantaran, pergudangan dan apa saja yang dihargai oleh konsumen” (Levit, dalam Kotler, 1996:91). Misalnya rokok Gudang Garam yang memiliki berbagai varian yaitu Gudang Garam Merah, Gudang Garam Filter, Gudang Garap Surya Pro, dan beberapa varian lain. Nama dasar yang digunakan sama dengan penambahan frase untuk membuat citra akan rokok tersebut. Dimana ketika orang merokok tidak hanya sekedar menghisap asapnya dan mengeluarkannya lagi, namun rokok menjadi gaya hidup yang bisa meningkatkan gengsi melalui pencitraan yang dibuat oleh iklan. PT.Gudang Garam Tbk merupakan Produsen rokok yang dikenal berani mengeluarkan dana yang besar untuk beriklan. Perusahaan ini mengatakan bahwa iklan ini adalah bentuk tanggung jawab sosial perusahaannya bagi masyarakat Indonesia
31
Dalam merealisasikan iklan televisi tersebut. Untuk itu , perusahaan ini banyak menghadirkan iklan – iklan yang memiliki nilai jual tinggi salah satunya iklan gudang garam versi Indonesia baru. Iklan gudang garam versi Indonesia baru merupakan iklan yang dibuat oleh PT.Gudang Garam Tbk , untuk memperingati hari Kebangkitan Nasional Indonesia.iklan ini Iklan Layanan Masyarakat (ILM) bertema "KEBANGKITAN NASIONAL" dalam rangka menumbuhkan kembali nilai-nilai Kebangsaan & Nasionalisme Indonesia dan berjudul “ INDONESIA BARU “.iklan ini pun menceritakan tentang Ilustrasi kondisi Indonesia yang penuh ujian dan cobaan; bencana alam, gejolak sosial, bom, tragedi kemanusiaan, dll. Dengan kondisi tersebut kita tidak hanya tinggal diam. Saatnya kita kembali bangkit dan bersatu untuk wujudkan Indonesia Baru. Sehingga ada beberapa hal yang peneliti ingin meneliti iklan gudang garam versi “ Indonesia Baru “Yang pertama, peneliti sangat jarang menemukan iklan bertema nasionalisme dalam televisi Indonesia. Yang kedua, iklan ini merupakan sebuah kampanye terintegrasi yang berkelanjutan , yang ketiga Bila kebanyakan iklan menyampaikan pesannya secara eksplisit, dalam iklan ini terkandung makna yang implisit di balik simbol-simbol yang ditampilkan.dimana dalam iklan ini, makna sesungguhnya tersembunyi di balik tampilan fisik yang dapat dilihat penonton. Demikian Untuk melakukan analisis representasi, dapat diketahui signifikansi medium dan makna apa yang sesungguhnya ingin dibangun PT.Gudang Garam Tbk. Dalam iklan korporatnya. Terkait dengan pemaknaan, studi yang biasa digunakan adalah studi semiotika yang memusatkan perhatian pada tanda, sistem penandaan (kode) dan kebudayaan tempat kode itu bekerja. Maka, penelitian ini akan menggunakan kajian
32
semiotika untuk menganalisis makna – makna dalam iklan korporat PT.Gudang Garam Tbk versi Indonesia Baru.
1.2. Rumusan Masalah Bagaimana Analisa semiotika Iklan Rokok Gudang Garam Versi “ Indonesia Baru “ ?
1.3. Tujuan Penelitian •
Untuk mengkaji makna social dibalik kumpulan makna – makna pada iklan Rokok Gudang Garam Versi “ Indonesia Baru “.
•
Untuk mengetahui makna nasionalisme Indonesia terhadap pencerminan makna – makna yang terkandung dalam iklan Rokok gudang garam Versi Indonesia Baru.
•
untuk menginterpretasikan teks ( tanda ) berdasarkan urutan kejadian peristiwa yang memberikan makna untuk iklan Rokok Gudang Garam Versi Indonesia Baru .
1.4. Manfaat Penelitian •
Memberikan kemudahan berupa suatu acuan penelitian bagi peneliti yang
nantinya bisa dijadikan pedoman dalam melakukan sebuah penelitian semiotik pada iklan layanan suatu produk. •
Penelitian ini juga dapat menjadi bahan referensi mengenai iklan korporat
sebagai salah satu jenis iklan di samping iklan produk dan iklan layanan masyarakat, serta sebagai bahan kepustakaan jurusan Ilmu Komunikasi di bidang semiotika.
33
•
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian studi ilmu sosial /
komunikasi yaitu penggunan media massa sebagai media periklanan.
BAB II KERANGKA TEORI
2.1. Analisis Semiotika ( kriyantono , 2008 : 263 - 264 ) 2.1.1. Pengertian Semiotika
Semiotik adalah ilmu tentang tanda – tanda . studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya , cara berfungsinya , hubungan dengan tanda – tanda lain , pengirimannya , penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. Menurut Preminger ( 2001)
, ilmu ini mengangap bahwa fnomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan
itu merupakan tanda – tanda. Semiotik mempelajari sistem – sistem , aturan – aturan , konvensi – konvensi yang memungkinkan tanda – tanda tersebut mempunyai arti. 2.1.2. Tujuan Analisis Semiotik
Analisis semiotik berupaya menemukan makna tanda termasuk hal – hal yang tersembunyi dibalik sebuah tanda ( teks , iklan , berita ). Pemikiran penggunaan tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi sosial dimana pengguna tanda tersebut berada. 2.1.3. Model Semiotika Ferdinand De Sousure ( kriyantono , 2008 : 267 )
Menurut saussure , tanda terbuat atau terdiri dari : 1. Bunyi – Bunyi dan Gambar yang disebut “ Signifier “ 2. Konsep – Konsep dari Bunyi dan Gambar disebut “ Signified “
34
Saussure menyebut signifier sebagai bunyi atau coretan bermakna, sedangkan signified adalah gambaran mental atau konsep sesuatu dari signifier. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan signification. Dengan kata lain, signification adalah upaya dalam memberi makna
terhadap dunia (Fiske, 1990, p.44). Pada dasarnya apa yang disebut signifier dan signified tersebut adalah produk kultural. Hubungan diantara keduanya bersifat abriter (manasuka) dan hanya berdasarkan konvensi, kesepakatan atau peraturan dari kultur pemakai bahasa tersebut. Hubungan antara signifier dan signified tidak bisa dijelaskan dengan nalar apapun, baik pilihan bunyi-bunyinya maupun pilihan untuk mengaitkan rangkaian bunyi tersebut dengan benda atau konsep yang dimaksud. Karena hubungan yang terjadi antara signifier dan signified bersifat arbitrer, maka makna signifier harus dipelajari, yang berarti ada struktur
yang pasti atau kode yang membantu menafsirkan makna. Hubungan antara signifier dan signified ini dibagi tiga yaitu (van Zoest,1996, p.23) : •
Ikon adalah tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas yang ditandainya, misalnya foto atau peta.
•
Indeks adalah tanda yang kehadirannya menunjukkan adanya hubungan dengan yang ditandai, misalnya asap adalah indeks dari api.
•
Simbol adalah sebuah tanda di mana hubungan antara signifier dan signified semata-mata adalah masalah konvensi, kesepakatan atau peraturan (van Zoest, 1996, p.23)
35
Dalam pandangan Saussure, makna sebuah tanda sangat dipengaruhi oleh tanda lain. Sementara itu Umar Junus menyatakan bahwa makna dianggap sebagai kombinasi beberapa unsur dengan setiap unsur itu. Secara sendiri-sendiri, unsur tersebut tidak mempunyai makna sepenuhnya. Semiotik berusaha menggali hakikat sistem tanda yang beranjak ke luar kaidah tata bahasa dan sintaksis dan yang mengatur arti teks rumit, tersembunyi, dan bergantung pada kebudayaan. Hal ini kemudian menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connoative) dan arti penunjukan (denotative)- kaitan dan kesan yang ditimbulkan dan diungkapkan melalui penggunaan dan kombinasi tanda. Pelaksaan hal itu dilakukan dengan mengakui adanya mitos, yang telah ada dan sekumpulan gagasan yang bernilai yang berasal dari kebudayaan dan disampaikan melalui komunikasi. Pada daasarnya, penjelajahan semiotik sebagai metode kajian ke dalam berbagai cabang keilmuan ini, seperti dikatakan Piliang (1999, p.262), dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan semiotik , bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda-tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.
BAB III
36
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian Pada penelitian ini , adalah Kualitatif deskriptif . Dimana penelitian ini berusaha menganalisis makna – makna yang terkandung didalam iklan Rokok Gudang Garam Versi “ Indonesia Baru “.
3.2. Obyek Penelitian Obyek Penelitian Pada penelitian ini adalah cuplikan iklan rokok Gudang Garam Versi Indonesia Baru yang merupakan iklan yang berdurasi sekitar ± 120 detik dengan memanfaatkan media Televisi sebagai media periklanan / Promosi .
3.3. Metode Analisis Metode analisis pada penelitian ini adalah metode analisis semiotika dengan memakai model semiotika Ferdinand De Soussure yang mengangap bahwa tanda terbuat dari Signifier dan Signified ( kriyantono , 2008 : 267 ).
3.4. Sumber Data •
Data Primer
Sumber Data ini diperoleh dengan menganalisis dan mengamati cuplikan iklan di media televisi
37
•
Data Sekunder
Data sekunder dari penelitian ini adalah dokumentasi iklan yang dilihat dari You Tube.
3.5 Teknik Pengumpulan Data •
Observasi
Dimana penelitian ini menggunakan tekhnik pengumpulan data observasi melalui pengamatan dimedia televisi. •
Dokumentasi
Dimana penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi , dengan cara mendapatkan dokumentasi cuplikan iklan via Internet.
3.6. Teknik Analisa Data Penelitian ini menggunakan Teknik analisa data model Ferdinand de Saussure , berikut analisanya : SIGNIFIER Gambar , Peta Indonesia Gambar , Pulau Jawa Retak Gambar , Gunung Retak Gambar , Rumah dan Air Laut Gambar , gedung Dan awan
Menghampiri Gambar ,Pengeboran Tambang Gambar , Tanda Orang demo Gambar , Letusan Bom Gambar , Pesawat Jatuh
SIGNIFIED Negara Kesatuan Republik Indonesia Mewakili keadaan Indonesia yang retak Bencana Gunung Meletus Bencana Tsunami Hitam Bencana Banjir melanda perkotaan
Ekploitasi Sumber daya Alam Besar – besaran Terjadinya unjuk rasa dimana – mana Terjadinya peristiwa pengemboman Seringkali Terjadi Kecelakaan pesawat
38
Gambar , Perahu Tenggelam
Seringkali Terjadi Kecelakaan kapal
Tenggelam Gambar , Tanda Api Kebakaran Gambar , wayang Masyarakat Gambar , patung Semar Pemerintah / Presiden Gambar , Tangan Marilah Bersatu Gambar , Tiang Bendera disertai rumah , Menjadikan Indonesia Baru gedung , laut dan Matahari
Penelitian Secara Paradigmatik , yaitu :
Paradigmatiknya yaitu kumpulan Gambar rumah , laut , gunung , gedung , pesawat , kapal , tambang , wayang dan semar merupakan paradigmatik dari penelitian ini karena gambar – gambar ini merupakan gambar yang dapat bekerja dan memberikan makna dari iklan ini. Penelitian secara Sintagmatik , yaitu : •
Slide 1 Gambar peta Indonesia , yang mempunyai makna negara kesatuan republik Indonesia.
•
Slide 2 Cuplikan gambar pulau jawa yang retak mempunyai makna bahwa pada masa sekarang ini indonesia sudah tidak menjaga persatuan dan kesatuan , semenjak timbulnya berbagai peristiwa buruk yang terjadi di indonesia
•
Slide 3 Gambar Gunung disertai retakan yang mempunyai makna di indonesia selalu terjadi peristiwa bencana alam salah satunya gunung meletus.
•
Slide 4
39
Cuplikan gambar iklan rumah – rumah yang terserang air laut yang mempunyai makan indonesia telah mengalami peristiwa tsunami. •
Slide 5 Gedung bertingkat dan dihampiri awn hitam lalu hujan menandakan bahwa peristiwa banjir menerpa kota – kota besar di indonesia
•
Slide 6 Gambar pengeboran tambang mempunyai makna bahwa di indonesia terjadi eksploitasi sumber daya alam secara besar – besaran yang mengakibatkan adanya bencana lumpur lapindo di indonesia.
•
Slide 7 Gambar , Ada orang – orang berdemo maknanya di indonesia seringkali terjadi unjuk rasa atas penolakan sistem di indonesia.
•
Slide 8 Gambar , orang – orang dan letusan Bom mempunyai makna di indonesia seringkali terjadi peristiwa letusan Bom sehingga banyak korban yang berjatuhan.
•
Slide 9 Terdapat gambar pesawat jatuh dalam iklan yang mempunyai makna bahwa d indonesia banyak terjadi kecelakan pesawat terbang
•
Slide 10 Tanda Api pada iklan , yang berarti bahwa kebakaran selalu terjadi di indonesia
•
Slide 11
40
Cuplikan gambr perahu tenggelam di laut maknanya
bahwa
diindonesia
seringkali terjadi peristiwa kapal tenggelam. •
Slide 12 Gambar wayang yang deisertai gambar semar maknanya bahwa pemerintah / presiden dan masyarakat harus bersama – sama membantu dalam masalah yang terjadi diindonesia.
•
Slide 13 Gambar wayang dan semar lalu disusul gambar tangan berpegangan mempunyai makna bahwa masyarakat dan pemerintah harus bersatu untuk membuat indonesia baru .
•
Slide 14 Gambar pemandangan disertai , rumah , gedung , lalu tiang bendera mempunyai makna kalau kita semua bersatu kita akan hidup di indonesia yang baru.
•
Slide 15 Cuplikan kata “ satukan hati , bersatu padu wujudkan Indonesia baru “ Makna yang terkandung bahwa kita harus sehati dalam mewujudkan impian untuk menciptakan indonesia yang damai dan maju.
Jadi paradigmatik dari penelitian ini adalah kumpulan Gambar rumah , laut , gunung , gedung , pesawat , kapal , tambang , wayang dan semar
merupakan
paradigmatik dari penelitian ini . Sehingga syntagmatik dari penelitian ini adalah gambar
41
peta Indonesia , yang merupakan perwakilan gambar dari iklan ini berupa paduan bentuk pilihan dan gambar pilihan.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dicapai dalam penelitian ini bahwa terdapat makna – makna yang terkandung dari iklan Gudang Garam versi Indonesia Baru , dimana makna tersebut mengandung makna nasionalisme yaitu bagaimana kita harus menjaga persatuan dan kesatuan. iklan ini pun menceritakan tentang Ilustrasi kondisi Indonesia yang penuh ujian dan cobaan , bencana alam, gejolak sosial, Letusan bom, tragedi kemanusiaan, dll. Dengan kondisi tersebut kita tidak hanya tinggal diam. Saatnya kita kembali bangkit dan bersatu untuk wujudkan Indonesia Baru. Dan hal ini pula yang harus di contoh oleh perusahaan lain , dalam menampilkan iklan produknya tidak harus bersifat komersil dan hanya mengandalkan keuntungan semata , tetapi juga harus memiliki nilai moral dan ideologi yang tinggi untuk masyarakat tentang bagaimana menjaga keutuhan bangsa dan negara seperti iklan Gudang Garam Versi Indonesia Baru demi terciptanya kebangkitan nasional. \\
DAFTAR PUSTAKA
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi , Jakarta: kencana prenada media group, 2008.
42
Eriyanto, Analisa Wacana dengan Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS. 2001 Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001. Internet : www.Google.com www.wikipedia.com www.kompas.com
43