15. ............................................................................................................ Fo to Perlakuan Herbisida ..............................................................................42
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia, karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting, karena sebagai salah satu sumber devisa non migas dan pemasok bahan baku karet. Dalam peta produksi, karet Indonesia menduduki posisi produksi dan ekspor kedua terbesar dunia. Indonesia merupakan negara dengan areal tanaman karet terluas di dunia. Pada tahun 2004, luas perkebunan karet mencapai 3,262 juta ha (Ditjenbun,
2004
dalam http://www.litbang.deptan.go.id, 2009).
Perkebunan karet yang ada di Indonesia terdiri atas perkebunan karet berskala besar yang banyak diusahakan oleh pemerintah dan swasta, perkebunan karet
Universitas Sumatera Utara
berskala kecil dimiliki oleh rakyat. Permasalahan yang ditemui di lapangan yaitu produksi yang relatif rendah, rata-rata 0,6 ton/ha/tahun, standar umum dapat mencapai 1,1 ton/ha/tahun. Pengelolaan secara sederhana, berskala kecil dan manajemen sederhana menjadi penyebab rendahnya produktifitas perkebunan karet rakyat tersebut Selain itu, perkebunan karet rakyat masih didominasi dengan tanaman non klonal dan berumur tua (http://www.litbang.deptan.go.id, 2009). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil produksi karet adalah pemeliharaan perkebunan karet yang harus dilakukan dengan baik. Salah satu aspek pemeliharaan yang harus menjadi perhatian adalah pengendalian gulma. Gulma menjadi masalah di perkebunan karet, baik di pembibitan maupun di pertanaman. Gulma yang hadir pada tanaman karet remaja maupun telah menghasilkan dapat menyebabkan penurunan luas daun, jumlah daun perpohon, bobot
kering,
produksi
bunga
betina
dan
hasil
bunga
segar
(Ojuederie et al, 1983 dalam Anwar, 2009). Di perkebunan karet, pakis kawat (Gleichenia linearis) merupakan gulma penting yang umum terdapat di seluruh daerah ekologi karet Sumatera Utara. Batang pakis kawat sulit melapuk dan tajam bila patah sehingga berbahaya. Pada musim kemarau batang kering dan mulsa pakis kawat sangat mudah terbakar. Masalah yang ditimbulkannya adalah efek persaingan baik dengan tanaman karet maupun dengan penutup tanah kacangan, sangat toleran terhadap tanah kurus dan dapat tumbuh di dinding tanah bekas longsoran (Nasution, 1986). Menurut Moenandir (1993) penurunan hasil oleh gulma dapat mencapai 20% sampai 80% bila gulma tidak dikendalikan.
Beberapa metode dapat
diterapkan untuk mengendalikan gulma di perkebunan. Salah satu metode
Universitas Sumatera Utara
pengendalian gulma yang umum dan utama pada perkebunan karet dan kelapa sawit adalah pengendalian secara kimia dengan menggunakan herbisida, karena cara ini lebih efektif, efisien, hemat tenaga kerja, biaya, dan waktu (Tjitrosoedirjo, dkk., 1984). Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki. Menurut Fryer dan Matsunaka (1977) bahwa tidak ada zat kimia tunggal yang memberi pemberantasan yang lama terhadap semua gulma, khususnya selama tahun-tahun permulaan tanaman. Sehingga menurut Moenandir (1988) dalam penggunaannya herbisida sering dicampur dengan herbisida lain dengan tujuan memperluas daya bunuh herbisida pada berbagai jenis gulma. Pencampuran dua jenis herbisida membuat makin bertambahnya efektifitas dan ekonomis dalam metode pengendalian gulma. Pencampuran kedua jenis herbisida ini akan memperlihatkan hubungan satu bahan dengan bahan yang lain yang dinamakan dengan interaksi. Ketika dua atau lebih bahan kimia terakumulasi di dalam tanaman, mereka melakukan interaksi dan respon ditunjukkan keluar menghasilkan reaksi yang berbeda ketika bahan kimia tersebut diberikan sendiri-sendiri. Interaksi ini bisa bersifat additiv, sinergis, atau antagonis (Umiyati, 2005). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini guna menguji efektivitas herbisida parakuat, glifosat, dan glufosinat baik secara tunggal dan campuran terhadap pakis kawat (G. Linearis) di perkebunan karet.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menguji efektivitas paraquat, glifosat, dan glufosinat secara tunggal dan campuran terhadap G . linearis di perkebunan karet.
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan respons G. linearis yang nyata akibat pengaplikasian herbisida paraquat, glifosat, dan glufosinat secara tunggal dan campuran di perkebunan karet.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan herbisida yang efektif mengendalikan G. linearis pada perkebunan karet dan sebagai bahan penyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Universitas Sumatera Utara