BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Petrografi merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi. Petrografi ini juga merupakan tingkat lanjutan dari mata kuliah sebelumnya yaitu mineral optik. Dalam prakteknya, petrografi mengamati sayatan tipis batuan menggunakan mikroskop polarisasi. Pengamatan yang dilakukan berupa pengamatan keseluruhan komponen yang terdapat pada sayatan tipis tersebut. Keseluruhan komponen yang telah di amati nantinya akan menjadi acuan untuk penamaan batuan. Pada Pada prakt praktik ikum um petro petrogr graf afii kali kali ini, ini, saya sayata tan n tipi tipiss batu batuan an yang yang di amat amatii merupakan merupakan sayatan sayatan tipis batuan piroklastik. piroklastik. Pada pengamatan pengamatan mikroskopis mikroskopisnya, nya, di amati beberapa komponen komponen dasar pada batuan piroklastik, piroklastik, misalnya kandungan ash, ash, crystal , rock fragmen, fragmen, dan lain – lain. Dari komponen – komponen tersebut nantinya dapat menjadi acuan untuk penamaan batuan.
1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud
Maksud dilakukan praktikum ini yaitu sebagai salah satu metode atau cara untuk membantu praktikan dalam menentukan batuan piroklastik.
1.2.2 Tu Tujuan juan
Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu : . Prak Prakti tika kan n dapa dapatt meng menget etah ahui ui cara cara mene menent ntuk ukan an nama nama batu batuan an piro pirokl klas asti tik k berdasarkan analisis petrografi.
!. Prakti Praktikan kan dapat dapat menent menentukan ukan perse persenta ntase se miner mineral, al, ash, ash, dan rock fragmen pada fragmen pada suatu sayatan tipis batuan. 1.3 Alat dan Bahan 1.3.1 Alat
"lat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu . Mikr Mikros oskop kop polar polaris isas asii !. #ap ka kasar $. #ap ha halus %. Penggaris &. Penghapus '. Pulpen (. Pensil ). Kertas "% *. +uku +uku penunt penuntun un prak prakti tikum kum . +uku -ocks -ocks and Mineral Mineral . Pensil arna, dan !. #KP /#embar /#embar Kerja Kerja Praktikum0 Praktikum0 1.3.2 Bahan
"lat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu . 1ampel sayatan sayatan tipis tipis 2"131T 2"131T ), 1T ' Tufa, Tufa, 1T ! Tufs Tufs
1.4 Prsedur !erja
Tahapan – tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan praktikum ini yaitu sebagai berikut : . Tahap hap Per Persi siap apan an Melengk Melengkapi api alat alat dan bahan bahan yang yang akan digunak digunakan an pada praktikum praktikum kemudian menyiapkan alat – alatnya yang akan digunakan dalam praktikum. !. Tahap hap Prak Prakti tiku kum m Meletakkan sayatan tipis pada meja preparat kemudian menggunakan nikol nikol sejaja sejajarr dan nikol nikol silang. silang. Kemudi Kemudian an menent menentukan ukan materi material al – materi material al yang yang terkand terkandung ung di dalam dalam sayatan sayatan tipis tipis batuan. batuan. Kemudi Kemudian an menentu menentukan kan
presentase material – material yang terkandung pada sayatan tipis batuan tersebut. $. Tahap Pengerjaan #aporan Membuat laporan setelah kegiatan praktikum selesai. #aporan pertama diasistensikan di laboratorium petrografi kemudian asistensi selanjutnya kepada asisten masing – masing kelompok.
BAB II TIN"AUAN PU#TA!A 2.1 Batuan P$rklast$k
+atuan piroklastik adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi, sehingga merupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau pecahan magma yang dilontarkan dari dalam bumi ke permukaan. 4tulah sebabnya dinamakan sebagai piroklastika, yang berasal dari kata pyro berarti api /magma yang dihamburkan ke permukaan hampir selalu membara, berpendar atau berapi0, dan clast artinya fragmen, pecahan atau klastika. Dengan demikian, pada prinsipnya batuan piroklastika adalah batuan beku luar yang bertekstur klastika. 2anya saja pada proses pengendapan, batuan piroklastika ini mengikuti hukum5hukum di dalam proses pembentukan batuan sedimen. Misalnya diangkut oleh angin atau air dan membentuk struktur 5 struktur sedimen, sehingga kenampakan fisik secara keseluruhan batuannya seperti batuan sedimen. Pada kenyataannya, setelah menjadi batuan, tidak selalu
mudah untuk menyatakan apakah batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari suatu letusan gunungapi /sebagai endapan primer piroklastika0, atau sudah mengalami pengerjaan kembali /reworking 0 sehingga secara genetik dimasukkan sebagai endapan sekunder piroklastika atau endapan epiklastika. +erdasarkan ukuran butir klastikanya, sebagai bahan lepas /endapan0 dan setelah menjadi batuan piroklastika. +om gunungapi adalah klastika batuan gunungapi yang mempunyai struktur5 struktur pendinginan yang terjadi pada saat magma dilontarkan dan membeku secara cepat di udara atau air dan di permukaan bumi. 1alah satu struktur yang sangat khas adalah struktur kerak roti /bread crust structure0. +om ini pada umumnya mempunyai bentuk membulat, tetapi hal ini sangat tergantung dari keenceran magma pada saat dilontarkan. 1emakin encer magma yang dilontarkan, maka material itu juga terpengaruh efek puntiran pada saat dilontarkan, sehingga bentuknya dapat ber6ariasi. 1elain itu, karena adanya pengeluaran gas dari dalam material magmatik panas tersebut serta pendinginan yang sangat cepat maka pada bom gunungapi juga terbentuk struktur 6esikuler serta tekstur gelasan dan kasar pada permukaannya. +om gunungapi berstruktur 6esikuler di dalamnya berserat kaca dan sifatnya ringan disebut batuapung / pumice0. +atuapung ini umumnya berarna putih terang atau kekuningan, tetapi ada juga yang merah daging dan bahkan coklat sampai hitam. +atuapung umumnya dihasilkan oleh letusan besar atau kuat suatu gunungapi dengan magma berkomposisi asam hingga menengah, serta relatif kental. +om gunungapi yang juga berstruktur 6esikuler tetapi di dalamnya tidak terdapat serat kaca, bentuk lubang melingkar, elip atau seperti rumah lebah disebut scoria /scoria0. +om
gunungapi jenis ini arnanya merah, coklat sampai hitam, sifatnya lebih berat daripada batuapung dan dihasilkan oleh letusan gunungapi lemah berkomposisi basa serta relatif encer. +om gunungapi berarna hitam, struktur masif, sangat khas bertekstur gelasan, kilap kaca, permukaan halus, pecahan konkoidal /seperti botol pecah0 dinamakan obsidian. +lok atau bongkah gunungapi dapat merupakan bom gunungapi yang bentuknya meruncing, permukaan halus gelasan sampai hipokristalin dan tidak terlihat adanya struktur – struktur pendinginan. Dengan demikian blok dapat merupakan pecahan daripada bom gunungapi, yang hancur pada saat jatuh di permukaan tanah3batu. +om dan blok gunungapi yang berasal dari pendinginan magma secara langsung tersebut disebut bahan magmatik primer, material esensial atau / juvenile0. +lok juga dapat berasal dari pecahan batuan dinding /batuan gunungapi yang telah terbentuk lebih dulu, sering disebut bahan aksesori0, atau fragmen non5gunungapi yang ikut terlontar pada saat letusan /bahan aksidental0. %+atuan – batuan piroklastik adalah batuan yang dihasilkan oleh proses litifikasi
bahan – bahan lepas yang dilemparkan dari pusat 6ulkanik selama erupsi yang bersifat e7plosif. +ahan tersebut jatuh kemudian mengalami litifikasi baik sebelum di transport maupun 8reorking9 oleh media air atau es9. +atuan piroklastik adalah batuan yang tersusun atas fragmen – fragmen hasil erupsi 6ulkanik secara e7plosi6e, illiams, Turner and ;uilbert /*&%0. Menurut 2einrich /*&'0, batuan piroklastik terdiri atas bahan rombakan yang diletuskan dari lubang 6ulkanik, diangkut melalui udara sebagai bahan maupun aan pijar, kemudian diendapkan di atas tanah yang dalam kondisi kering ata dalam tubuh air.
i /*(&0, mengartikan batuan piroklastik sebagai bagian dari batuan 6ulkanoklastik. •
Pembagian bahan5bahan piroklastik Pembagian bahan5bahan piroklastik yang berikut didasarkan atas macam
proses5proses yang dialaminya sejak pelemparan dari pusat erupsi. +ahan5bahan piroklastik dapat terjadi dalam ' cara sebagai berikut : Tipe 4 : +ahan5bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat 6ulkanik jatuh langsung ke darat yang kering melalui udara saja. ?ikalau bahan tersebut jatuh pada lereng kerucut gunung api yang curam, maka dapat terjad pergerakan
yang
disebabkan
oleh
gra6itasi
/misalnya
longsor
8avalanche90. @nggokan dari jatuhan piroklastik tersebut kalau mengalami litifikasi akan menghasilkan batuan beku 6ulkanik 8fragmental9. Tipe 44 : +ahan5bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat 6ulkanik, diangkut ketempat pengendapan di dalam medium gas yang dihasilkan dari magma sendiri : maksudnya bahan5bahan piroklastik tersebut di baa oleh mekanisme5mekanisme 8 glowing avalanche9 atau aliran abu. Tipe 444 : +ahan5bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat 6ulkanik yang dapat terletak di baah muka laut3danau atau didarat, jatuh langsung ke dalam air tenang. +ahan5bahan tersebut tidak bercampur dengan bahan5 bahan
yang bukan bahan piroklastik dan juga tidak mengalami
8reworking 9. Tipe 4A : +ahan5bahan piroklastik setelah dikeluarkan dari pusat 6ulkanik /baik di darat maupun di baah muka laut3danau0 jatuh langsung melalui air yang
aktif. 1ebelum mengalami litifikasi, bahan5bahan tersebut mengalami 8reworking 9 dan dapat bercampur dengan bahan yang bukan bahan piroklastik. Tipe A : +ahan5bahan piroklastik yang telah jatuh, kemudian sebelum litifikasi dia diangkut dan kemudian diendapkan kembali di tempat lain oleh air /misal aliran lumpur3lahar, sungai dll0. Tipe A4 : +ahan5bahan piroklasik yang jatuh ke baah mengalami litifikasi, kemudian mengalami pelapukan dan tererosi, selanjutnya di angkut dan diendapkan kembali ditempat lain. Dari proses ini akan membentuk ! endapan piroklastik yaitu : . Piroklastik flo deposit. a0 +reksi aliran piroklastik Menurut fisher /*'0 breksi dengan penyusun utama terdiri atas fragmen runcing – runcing hasil endapan piroklastik. b0 elded tuff elded tuff yang istilah biasa digunakan di "merika dan "ustralia diartikan sebagai
bagian dari ignimbrit yang terelaskan.
c0 4gnimbrit.
4gnimbrit menurut MacDonald /*(!0, adalah suatu batuan yang terbentuk dari aliran abu panas, yang dalam sayatan tipis terlihat kristal5kristal yang rusak /broken crystal0 terelaskan oleh gelas satu dengan lainnya.
!. Pyroklastik fall dimana pada endapan ini akan membentuk batuan : a0 "glomerat : menurut
5 -ock
berupa batuan kristalin dan rock
fragmen yang bersumber dari berbagai jenis batuan.
RF
RF
RF
5 Matri7 Merupakan bahan detrital halus yang terendap bersama5sama dengan fragmen, dan selalunya terletak di ruang yang terdapat di antara fragmen. 5 Aitric 1emen pada batuan piroklastik bisa berupa gelas 6ulkanik.
2.1.2 TE!#TU' BATUAN PI'&!LA#TI! 1. )l*an$* +re**$a
This breccia is composed of fragments of a 6ariety of 6olcanic materials. 2. #,herul$tes $n rh-l$te
1pherulites are radiating masses of fibrous crystals in a glassy matri7. These spherulites are probably composed of alkali feldspars and some polymorph of 1i@!, and in this cross5polari>ed shot, appear as round objects ith dark crosses. Cote the large phenocryst hich forms the nucleus of one of the spherulites at center5left. 3. )$tr,h-re
" 6itrophyre is another name for a phenocryst5bearing obsidian. The phenocrysts in the abo6e photomicrograph are mostly plagioclase. The groundmass is obsidian glass. =an you think of some possible e7planations to account for the e7tremely large difference in grain si>e in this rock 4. Prl-/elded tu00
4n this sample, the glass shards are starting to get deformed. Cote the phenocrysts of Euart> /clear0 and biotite /dark red0 in this rock. . L$ghtl-*,a*ted tu00
4n this tuff, the irregularly5shaped glass shards are still relati6ely undeformed. "lso note the phenocryst of Euart> /clear0 and biotite /dark red0 in this slide.
2.1.3 !LA#II!A#I BATUAN PI'&!LA#TI!
a. Klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan ukuran dari fragmen. Klasifikasi batuan piroklastik dari entorth dan illiams /*$!0 lihat pettijohn /*(&0 banyak dipakai oleh para ahli geologi. 1kala ukuran yang dipakai, skala ukuran batuan sedimen yang dibuat oleh entorth, hanya saja batas kisaran yang dipakai tidak sama antara batuan sedimen dan piroklastik. +reksi Aulkanik
: tersusun dari fragmen5fragmen diameter lebih besar $! mm. bentuk fragmen meruncing.
"glomerat
: fragmen berupa bom5bom dengan ukuran lebih besar $! mm.
#apili3tufa lapilli
: fragmen tersusun atas lapili yang berukuran antara % mm sampai $! mm.
Tufa kasar
: fragmen5fragmen tersusun atas abu kasar dengan ukuran butir terletak antara .!& mm sampai %mm.
Tufa halus
: f ragmen5fragmen berupa a bu h alus, d engan u kuran b utir lebih kecil dari .!& mm.
b. Klasifikais berdasarkan komposisi material. Klasifikasi yang mendasarkan pada komposisi dari fragmen, telah dibuat untuk tufa. Tufa dapat diklasfikasi pada klasifikasi /Pettijohn,*(&0 menjadi sebagai berikut lihat gambar di baah: . Aitric tuff : tufa dengan penyusun utama terdiri dari gelas. Tufa 6itric umumnya bertekstur 96itroclastic9, yaitu kepingan5kepingan gelas terletak dalam matriks yang berupa abu gelas yang sangat halus. Macam5macam tufa 6itric : 5 Tufa palagonit, tersusun terutama gelas basa, dengan arna kuning kehijauan sampai coklat tua. Tufa palagonit umumnya mengandung kristal5kristal plagioklas, oli6in, piroksin dan biji besi, lubang5lubang
5 5
banyak terisi kalsit dan >eolit. Tufa Porselanit atau batu cina, tersusun atas abu gelas yang sangat halus, sering juga disebut tufa lempungan.
5
9elded tuff atau ignimbrit, tersusun atas kepingan5kepingan gelas
yang terelaskan. 5 Tufa pisolit, tersusun atas pisolit5pisolit abu gelas yang sangat halus. !. #ithic tuff : tufa dengan penyusun utama fragmen batuan.;elas dijumpai dalam jumlah yang relatif sedikit.
Glass
Vitric tuf
50 Rock Fragmen
Pettijohn
/*(&0
Lithic tuf
50
membuat
50 Cristal tuf
klasifikasi
Crystal
tufa,
persentase gelas dan kristal, lihat gambar di baah ini :
dengan
membandingkan
BAB III HA#IL DAN PEMBAHA#AN 3.1
#a,el 1
Comor Peraga : 2"1 3 1T. ) Cama : Dian Di P "cara : +atuan Piroklastik C4M : D' $ $ T$,e Batuan Rock Type5 6 +atuan Piroklastik T$,e #tuktur Type of Structure5 6 Massif !las$0$kas$ Classification5 6 Pettijohn, *(& M$krsk,$s Microscopic5 6 arna absorbsi colorless- coklat, arna interferensi coklat kehitaman, tekstur poorly welded tuff , ukuran ,! mm – ,% mm, komponen terdiri dari kristal yang berupa kuarsa *B dan ash B Deskr$,s$ Mater$al !,s$s$ Mater$al "ulah !eterangan &,t$k $neral Amount Description of Optical Mineralogy 75 arna absorbs tidak berarna , nikol silang abu kecoklatan, pleokroisme 5, belahan arah, relief !uarsa 89 rendah, indeks bias CminFCcb, sudut gelapan !o, jenis gelapan miring arna absorbsi colorless, arna interferensi berarna Ash 19 hitam
+erdasarkan pen gamatan mineral pada sampel 4 diketahui baha komposisi material yang terdapat pada sampel batuan ini antara lain kristal yang berupa kuarsa dan Ash dengan persentase mineral sebagai berikut: Material
4 /B0
44 /B0
444 /B0
Kuarsa "sh
*
*& &
)& &
-ata5-ata /B0 *
Pada kenampakan mikroskopik dari batuan ini, hampir sebagian besar komponen penyusun batuan terdiri dari kristal yaitu sekitar * B, selebihnya disusun oleh gelas 6ulkanik, dengan bentuk umum euhedral 5 anhedral dan sebagian broken. Proses pembentukan batuan ini dimulai dengan terjadinya
pembekuan
magma pada suhu sekitar $(&o= membentuk mineral kuarsa. Pada saat terjadi letusan gunung berapi yang berupa letusan eksplosif material5material ini terlempar keluar dan terakumulasi pada sutau cekungan terendapkan dan terlitifikasi membentuk Crystal Tuff . +erdasarkan proses yang dialaminya
maka material5
material 6ulkanik ini terbentuk berdasarkan cara yang ketiga dimana material 6ulkanik setelah dilemparkan dari pusat 6ulkanik jatuh langsung diatas darat atau di dalam air yang tenang dan tidak mengalami percampuran dengan material5material non 6ulkanik yang terdapat dalam cekungan tersebut. 2al ini dapat diamati pada kenampakan mikroskopis nampak jelas baha material5material 6ulkanik penyusun batuan ini tidak memperlihatkan 3 menunjukkan adanya gejala reworking oleh air. ;elas 6ulkanik yang merupakan salah satu komponen penyusun batuan ini terbentuk dari ash3debu 6ulkanik. Material5material 6ulkanik yang telah terakumulasi tadi kemudian disemen oleh debu 6ulkanik
3.2
#a,el 2
Comor Peraga : 1T 3 T< Cama : Dian Di P "cara : +atuan Piroklastik C4M : D' $ $ T$,e Batuan Rock Type5 6 +atuan Piroklastik T$,e #tuktur Type of Structure5 6 Massif !las$0$kas$ Classification5 6 Pettijohn, *(& M$krsk,$s Microscopic5 6 arna absorbsi colorless-orange, arna interferensi kehitaman, tekstur lightly compacted tuff , ukuran , mm – ,% mm, komponen terdiri dari kristal yang berupa piroksen !B, ortoklas &B dan ash '&B Deskr$,s$ M$neral !,s$s$ M$neral "ulah !eterangan &,t$k $neral Amount Description of Optical Mineralogy 75 arna absorbs tidak berarna, nikol silang orange – hijau, pleokroisme monokroik, belahan arah, P$rksen 29 pecahan une6en, indeks bias CminFCcb, sudut gelapan $&o, jenis gelapan miring arna absorbs tidak berarna, nikol silang kecoklatan, pleokroisme 5, belahan arah, relief &rtklas 1 rendah, pecahan une6en, indeks bias CminFCcb, sudut gelapan !o, jenis gelapan miring arna absorbsi colorless, arna interferensi berarna Ash : hitam
+erdasarkan pengamatan mineral pada sampel 44 diketahui baha komposisi material yang terdapat pada sampel batuan ini antara lain kristal yang berupa piroksen, ortoklas dan Ash dengan persentase mineral sebagai berikut:
Mineral
4 /B0
44 /B0
444 /B0
-ata5-ata
Piroksen @rtoklas "sh
!& & '
& ! '&
! (
/B0 ! & '&
Pada kenampakan mikroskopik dari batuan ini, hampir sebagian besar komponen penyusun batuan terdiri dari gelas 6ulkanik yaitu sekitar '& B, selebihnya disusun oleh kristal5kristal mineral yang ukurannya relatif kecil, dengan bentuk umum euhedral 5 anhedral dan sebagian broken. Proses pembentukan batuan ini dimulai dengan terjadinya pembekuan magma pada suhu sekitar o= 5 !o= membentuk mineral "ugite, disusul pembentukan @rtoklas pada suhu sekitar &o= – 'o=.. Pada saat terjadi letusan gunung berapi yang berupa letusan eksplosif material5material ini terlempar keluar dan terakumulasi pada sutau cekungan terendapkan dan terlitifikasi membentuk Vitric Crystal Tuff .. +erdasarkan proses yang dialaminya maka material5material 6ulkanik ini terbentuk berdasarkan cara yang ketiga dimana material 6ulkanik setelah dilemparkan dari pusat 6ulkanik jatuh langsung diatas darat atau di dalam air yang tenang dan tidak mengalami percampuran dengan material5material non 6ulkanik yang terdapat dalam cekungan tersebut. 2al ini dapat diamati pada kenampakan mikroskopis nampak jelas baha material5material 6ulkanik penyusun batuan ini tidak memperlihatkan 3 menunjukkan
adanya gejala reorking oleh air. ;elas 6ulkanik yang merupakan salah satu komponen penyusun batuan ini terbentuk dari ash3debu 6ulkanik. Material5material 6ulkanik yang telah terakumulasi tadi kemudian disemen oleh debu 6ulkanik
3.3
#a,el 3
Comor Peraga : 1T '3Tufa Cama : Dian Di P "cara : +atuan Piroklastik C4M : D' $ $ T$,e Batuan Rock Type5 6 +atuan Piroklastik T$,e #tuktur Type of Structure5 6 Massif !las$0$kas$ Classification5 6 Pettijohn, *(& M$krsk,$s Microscopic5 6 arna absorbsi colorless-orange, arna interferensi kehitaman, tekstur welded tuff , ukuran , mm – ,% mm, komponen terdiri dari kristal yang berupa piroksen &B, dan ash )&B Deskr$,s$ Mater$al !,s$s$ Mater$al "ulah !eterangan &,t$k $neral Amount Description of Optical Mineralogy 75 arna absorbs tidak berarna, nikol silang orange – hijau, pleokroisme monokroik, belahan arah, P$rksen 1 pecahan une6en, indeks bias CminFCcb, sudut gelapan $&o, jenis gelapan miring arna absorbsi colorless, arna interferensi berarna Ash ; hitam
+erdasarkan pengamatan mineral pada sampel 44 diketahui baha komposisi material yang terdapat pada sampel batuan ini antara lain kristal yang berupa piroksen, dan Ash dengan persentase mineral sebagai berikut: : -ata5-ata Material Piroksen "sh
4 /B0 & )&
44 /B0 & )&
444 /B0 & )&
/B0 & )&
Pada kenampakan mikroskopik dari batuan ini, hampir sebagian besar komponen penyusun batuan terdiri dari gelas 6ulkanik yaitu sekitar )& B, selebihnya disusun oleh kristal5kristal mineral yang ukurannya relatif kecil yaitu sekitar &B, dengan bentuk umum euhedral 5 anhedral dan sebagian broken. Proses pembentukan batuan ini dimulai dengan terjadinya pembekuan magma pada suhu sekitar o= 5 !o=
membentuk mineral "ugit. Pada saat terjadi letusan
gunung berapi yang berupa letusan eksplosif material tersebut terlempar keluar dan terakumulasi pada sutau cekungan terendapkan dan terlitifikasi membentuk Vitric Tuff . +erdasarkan proses yang dialaminya
maka material5material 6ulkanik ini
terbentuk berdasarkan cara yang ketiga dimana material 6ulkanik setelah dilemparkan dari pusat 6ulkanik jatuh langsung diatas darat atau di dalam air yang tenang dan tidak mengalami percampuran dengan material5material non 6ulkanik yang terdapat dalam cekungan tersebut. 2al ini dapat diamati pada kenampakan mikroskopis nampak jelas baha material5material 6ulkanik penyusun batuan ini tidak memperlihatkan 3 menunjukkan adanya gejala reorking oleh air. ;elas 6ulkanik yang merupakan salah satu komponen penyusun batuan ini terbentuk dari
ash3debu 6ulkanik. Material5material 6ulkanik yang telah terakumulasi tadi kemudian disemen oleh debu 6ulkanik
BAB I) PENUTUP 4.1 !es$,ulan
+erdasarkan prakktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan baha : 1. Penentuan nama batuan piroklastik pada pengamatan sayatan tipis batuan didasarkan kepada material yang dikandung oleh batuan tersebut, material tersebut berupa kristal, gelas 6ulkanik, dan rock fragmen. !. Pada sampel pertama, kedua, dan ketiga tidak ditemukan adanya rock fragmen tetapi pada sampel pertama komposisi kristal yang dikandung sekitar *B dan sisanya gelas 6ulkanik. Pad a sampel kedua komposisi gelas 6ulkanik, yaitu sekita '& B dan sisanya merupakan kristal. Pada sampel ketiga, komposisi gelas 6ulkanik sekitar )&B.
4.2 #aran 4.2.1 #aran Untuk La+ratr$u
Peralatan yang kurang memadai sebaiknya diganti dan yang masih bisa digunakan sebaiknya dijaga dan dipelihara dengan baik
4.2.1 #aran Untuk As$sten
1emoga asisten dapat lebih sabar dalam menghadapi praktikan
DATA' PU#TA!A
"sisten. !&. enuntun praktikum petrografi ;raha, Doddy 1. *)(. !atuan dan "ineral . +andung: Penerbit Co6a. Pra>ad, -.!$. !atuan !eku iroklastik. http:33pra>adr.blogspot.co.id3!$ 3 *3batuan5beku5piroklastik.html