Padang, 26 Maret 2015 Permukiman Kumuh dan Upaya Penanganannya
leh3 Sepris Yonaldi City Changer Proinsi (umatera 4arat
Permukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua kota-kota besar di Indonesia, bahkan kota-kota besar di negara berkembang lainnya. Telaah tentang permukiman kumuh slum!, pada umumnya men"akup tiga segi, yaitu, pertama, kondisi #siknya. $ondisi #sik tersebut antara lain tampak dari kondisi bangunannya yang sangat rapat dengan kualitas konstruksi rendah, %aringan %alan tidak berpola dan tidak diperkeras, sanitasi umum dan drainase tidak ber&ungsi serta sampah belum dikelola dengan baik. Kedua, kondisi sosial ekonomi budaya komunitas yang bermukim di permukiman tersebut. $ondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada di ka'asan permukiman kumuh antara lain men"akup tingkat pendapatan rendah, norma sosial yang longgar, budaya kemiskinan yang me'arnai kehidupannya yang antara lain tampak dari sikap dan perilaku yang apatis. Ketiga, dampak oleh kedua kondisi tersebut. $ondisi tersebut sering %uga mengakibatkan kondisi kesehatan yang buruk, sumber pen"emaran, sumber penyebaran penyakit dan perilaku menyimpang, yang berdampak pada kehidupan keseluruhannya. $a'asan permukiman kumuh dianggap sebagai penyakit kota yang har us diatasi. Pertumbuhan penduduk merupakan &aktor utama ya ng mendorong pertumbuhan permukiman. (edangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan pengelola kota akan menentukan kualitas permukiman yang ter'u%ud. Permukiman kumuh adalah produk pertumbuhan penduduk kemiskinan dan kurangnya pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan dan menyediakan pelayanan kota yang memadai. )umlah penduduk global di perkotaan diperkirakan akan men"apai 60* pada tahun 20+0, dan 0* pada tahun 2050. )umlah kota berpenduduk lebih dari 1 %uta %i'a akan men"apai 50 kota, dengan lebih dari 20 kota sebagai megacity , dengan penduduk melampaui 10 %uta %i'a. $ondisi kota-kota di Indonesia yang berkembang dan ber&ungsi sebagai pusat-pusat kegiatan mengundang penduduk daerah sekitarnya untuk datang men"ari lapangan ker%a dan kehidupan yang lebih baik. Mereka yang bermigrasi ke perkotaan relati& meningkat dari tahun ke tahun. Mereka ini berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda dan sebagian dari mereka datang tanpa tu%uan yang %elas. i lain pihak kota belum siap dengan ren"ana sistem perkotaan guna mengakomodasi perkembangan kegiatan perkotaan dalam sistem ren"ana tata ruang kota dengan berbagai aspek dan implikasinya termasuk di dalamnya menerima, mengatur dan mendayagunakan pendatang. /kibatnya ter%adi aktiitas yang sangat heterogen dan tidak dalam kesatuan sistem kegiatan perkotaan yang teren"ana, yang mengakibatkan ter%adinya kantong-kantong kegiatan yang tidak saling menun%ang, termasuk dengan mun"ulnya permukiman yang berkembang di luar ren"ana sehingga terbentuklah permukimanpermukiman kumuh. Terbatasnya dana yang dimiliki pemerintah untuk penataan dan pengelolaan kota dalam menghadapi Terbatasnya masalah kependudukan tersebut di atas %uga telah menyebabkan &asilitas perumahan dan permukiman men%adi terbatas dan mahal pembiayaannya. i daerah perkotaan, 'arga yang paling tidak terpenuhi kebutuhan &asilitas perumahan dan permukimannya se"ara memadai adalah mereka yang tergolong berpenghasilan rendah dan atau dengan kata lain orang miskin. /brams 16! misalnya mengatakan bah'a pada 'aktu seseorang dihadapkan pada sebuah masalah mengenai pengeluaran yang harus dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan kebutuhan-kebutuhan hidupnya, makan, berpakaian, dan pengobatan untuk kesehatan, maka yang pertama dikorbankan adalah pengeluaran untuk rumah dan tempat tinggalnya. Masalahnya, bagi mereka masyarakat miskin yang berpenghasilan rendah, tidak dapat mengabaikan begitu sa%a kebutuhan akan rumah dan tempat tinggal karena masalah ini penting dalam dan bagi kehidupan mereka, tetapi di satu sisi mereka %uga tidak mampu untuk mengeluarkan biaya prioritas bagi pengembangan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan permukimannya agar layak untuk dihuni. (emakin ke"il bagian dari penghasilan yang dapat disisihkan guna pembiayaan pemeliharaan rumah dan &asilitas permukiman, semakin kumuh pula kondisi permukimannya. )ika pertumbuhan lingkunan permukiman kumuh kumuh ini dibiarkan, dera%at kualitas hidup masyarakat miskin akan tetap rendah. /kan mudah menyebabkan kebakaran, memberi peluang tindakan kriminalitas, terganggunya norma tata susila, tidak teraturnya tata guna tanah dan sering menimbulkan ban%ir yang akhirnya menimbulkan degradasi lingkungan yang semakin parah. Penggusuran pada permukiman
kampung kota yang kumuh oleh pihak-pihak terkait tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah, selain "ara ini tidak manusia'i, para pemukim kembali menyerobot tanah terbuka lainnya sehingga hilang satu akan tumbuh dua atau lebih permukiman kumuh yang baru lagi. irektorat )enderal ipta $arya $ementerian Peker%aan mum berperan dalam menangani ka'asan kumuh dengan melakukan penataan lingkungan maupun penyediaan rumah layak huni dan berkelan%utan. it%en ipta $arya $ementerian Peker%aan mum menyebutnya dengan Key Performance Indicators 100-0-100. 74ahasa8 sederhana tersebut merupakan aktualisasi isi ipta $arya untuk me'u%udkan permukiman yang layak huni dan berkelan%utan pada lima tahun ke depan. Men%a'ab tantangan tersebut, pemerintah memberikan &asilitas pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman seperti air minum, sanita si, %alan lingkungan, reitalisasi ka'asan, dan peningkatan kualitas permukiman serta penyediaan 9umah (usun (ederhana (e'a 9usuna'a!. Pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman tersebut %uga dilaksanakan dengan model pemberdayaan yang melibatkan masyarakat se%ak peren"anaan sampai dengan operasi dan pemeliharaan ins&rastruktur, salah satu program yang diinisiasi oleh pemerintah untuk me'u%udkan isi tersebut adalah Penataan :ingkungan Permukiman 4erbasis $omunitas P:P4$!. P:P4$ pada dasarnya ada lah kelan%utan dari trans&ormasi sosial Program ;asional Pemberdayaan Masyarakat P;PM! Mandiri Perkotaan sehingga beberapa prinsip dasar yang digunakan di P;PM Mandiri Perkotaan seperti demokrasi, partisipasi, transparansi, akuntabel dan desentraliasi, dan sebagainya %uga men%adi prinsip dasar pada pelaksanaa n P:P4$. Meskipun pembangunan manusia melalui pembangunan bidang sosial, ekonomi dan lingkungan masih tetap men%adi andalan utama dalam penanggulangan kemiskinan. ;amun, se"ara khusus dalam program P:P4$ pembangunan lingkungan diberikan penekanan khusus untuk me'u%udkan perubahan perilaku masyarakat yang se%alan dengan men"iptakan lingkungan hunian yang kondusi& terhadap berbagai aspek pembangunan manusia sehingga penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan manusia seutuhnya spiritual dan material! dengan segera ter'u%ud. ntuk me'u%udkan perilaku masyarakat yang se%alan dengan men"iptakan lingkungan hunian yang kondusi&, dibutuhkan komunikasi yang e&ekti& terhadap semua pelaku program.
=ayan (upriatna mengatakan bah'a >lemen (osial Masyarakat sebagai asar Pembangunan Permukiman, sbb3 Pertama, Struktur. /dalah elemen dasar yang membentuk suatu keteraturan dari kehidupan sosial (social life). (truktur adalah setiap tindakan atau alat yang digunakan pihak yang berkuasa untuk mengatur, memerintah sampai mengeksploitasi. (truktur sosial adalah pola hubungan antara kelompok sosial, memiliki si&at mengatur, menghambat da n memberi kendala tetapi sekaligus memberi &asilitas pada tindakan manusia (aktor). Kedua, Kultur. (istem nilai, norma, sistem keper"ayaan dan semua kebiasaan serta adat istiadat, yang telah mendarah daging (internalized) pada sistem kepribadian indiidu?masyarakat sehingga memiliki 7kekuatan8 membentuk dan men%adi pedoman pola perilaku dan sikap anggota masyarakat dari dalam!. Ketiga, Proses Sosial. /dalah arena yang dapat men%adi sumber perubahan struktur maupun kultur. ”Social order is a negotiated order”. ;egosiasi yang dinamis dan kreati& antaranggota
masyarakat, mengembangkan kualitas dan kuantitas ruang dan kesempatan untuk berlangsungnya proses sosial yang dinamis. ontohnya, interaksi antara masyarakat@City Changer . $esepakatan untuk melakukan perubahan, interaksi antarkomponen masyarakat dengan apa rat pemerintah. $esempatan berdiskusi dan ber'a"ana di 'arung kopi, di lokasi kegiatan sampai di seminar dan kesempatan bernegosiasi, untuk melakukan perubahan terhadap struktur aturan! dan kultur kebiasaan! masyarakat. APL-CC SumbarB ditor! "ina #azad
4anda /"eh, ktober 2016 Banda Aceh dengan arget Pencapaian !asalah Kumuh Pengelolaan Air Limbah
leh3 Cut Sil"ia Suciatina (ub (a&eguard (P 10 Proinsi /"eh $ota Tanpa $umuh $T/$!
9en"ana Pembangunan )angka Menengah ;asional 9P)M;! tahun 2015-201 menetapkan, untuk pen"apaian Target 100-0-100, yaitu 100* akses air minum, 0* ka'asan kumuh, dan 100* akses sanitasi, membutuhkan kolaborasi, serta dukungan penuh dari semua elemen--pemerintah pusat, pemerintah daerah kabupaten?kota, masyarakat, s'asta, dunia usaha dan lain-lain. engan kolaborasi ini diharapkan akan mendapatkan pen"apaian maksimal sesuai dengan target di akhir 201. Melalui inas P ipta $arya Pemerintah $ota Pemko! 4anda /"eh siap menindaklan%uti program dari pemerintah pusat terkait permukiman kumuh. Peren"anaan dan penanganan masalah kumuh yang terlaksana harus saling terintegrasi. 4anda /"eh sebagai ibu kota Proinsi /"eh %uga tidak sepenuhnya terlepas dari permasalahan kekumuhan ini. i 'ilayah $ota 4anda /"eh masih banyak terdapat lingkungan dan permukiman yang berkualitas rendah. Memang tidak sampai terdapat permukiman kumuh dengan kondisi sangat parah seperti di kotabkota 4esar lainnya di Indonesia, tapi Pemko 4anda /"eh harus menanggapi dengan serius persoalan permukiman kumuh. )ika terus dibiarkan maka kumuh akan %adi lebih parah dan lebih sulit ditangani. $riteria kekumuhan dilihat pada indikator kumuh@keteraturan bangunan, drainase, %alan lingkungan, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, kebakaran, dan penyediaan air minum@dan sekarang plus 1 dengan ruang terbuka publik. (e"ara umum, ada tiga kondisi yang sering digunakan untuk menilai suatu permukiman dikategorikan kumuh atau tidak, yaitu kondisi #sik, kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, serta dampak dari kedua kondisi tersebut. Pertama, kondisi #sik bangunan. ari segi #sik bangunan, terlihat yang sangat rapat?berdekatan, serta kualitas konstruksi bangunan yang rendah. (elain itu, %aringan %alan tidak berpola, dan tidak diperkeras, sanitasi dan drainase tidak ber&ungsi serta sampah yang masih belum dikelola dengan baik. Kedua, kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyara kat. ari segi kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada di ka'asan permukiman kumuh, tingkat pendapatan penduduk yang rendah M49!, norma sosial dan budaya yang longgar, perilaku yang apatis. Ketiga, dampak dari kedua kondisi tersebut. ampak dari kondisi tersebut akan mengakibatkan banyak permasalahan lainnya, seperti kondisi kesehatan yang buruk, sumber pen"emaran, sumber penyebaran penyakit dan perilaku menyimpang, dimana seluruh kondisi tersebut akan berdampak pada kehidupan masyarakat keseluruhannya.
4erdasarkan ($ 9eisi keputusan Cali $ota 4anda /"eh ;omor 6D Tahun 2015 tentang Penetapan :okasi Perumahan $umuh dan Permukiman $umuh di $ota 4anda /"eh, ada se%umlah 22 ka'asan di + gampong yang tersebar di ke"amatan dengan total luasan kumuh sebesar 62,+ Ea. $eseluruhan lokasi ini dibagi kedalam dua tingkatan berdasarkan kondisi kualitas lingkungan di masing-masing lokasi yaitu kumuh tinggi dan kumuh rendah.
ari 0 lokasi ka'asan! prioritas tahun 2016, untuk 4anda /"eh memiliki gampong prioritas, yaitu
air limbah, 2! mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan M$ dan IP/:?septic tank melalui pengorganisasian masyarakat dalam kelompok, +! meningkatkan pemeliharan sarana dan prasarana air limbah, ! membentuk lembaga khusus untuk menangani pengelolaan air limbah, 5! meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola sarana dan prasana air limbah. /gar kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pengolahan air limbah dapat lebih ter&okus, 'ilayah ker%a kegiatan ini dibagi dalam 5 ona ker%a di mana setiap ona diatur berdasarkan skala priotas penanganan, sehingga 'ilayah dengan pen"emaran air terparah dapat segera ditangani dengan tersedianya IP/: ka'asan di ona prioritas ini. IP/: yang dimaksudkan di sini adalah instalasi pengolahan air limbah yang merupakan sebuah struktur yang diran"ang untuk memproses dan mengolah serta membuang limbah biologis dan kimia dari air sehingga men%adi air leel + yang dapat digunakan pada aktiitas yang lain atau langsung dialirkan kesaluran umum tanpa adanya pen"emaran pada lingkungan. i 4anda /"eh telah dibangun beberapa IP/: yang hasil pengolahannya dapat langsung dialirkan ke saluran umum dengan tu%uan tidak adanya lagi pen"emaran lingkungan. IP/: yang sudah dibangun
adalah IP/: Pasar Ikan Peunayong, Pasar 4atoh, Pasar (etui, dan Pasar Peuniti, (elain itu dibangun pula IP/: domestik yang berlokasi di
Medan, 2 (eptember 2016 Alternati# !odel Penanganan Permukiman Kumuh
leh3 $ur%ino &a'ib T/. Pelatihan 1 Proinsi (umatera tara $ota Tanpa $umuh $T/$!
Pada dasarnya permukiman kumuh terdiri dari beberapa aspek penting, yaitu lahan, rumah, perumahan, komunitas, sarana dan prasarana dasar, yang ter%alin dalam suatu sistem sosial, ekonomi dan budaya baik dalam suatu ekosistem lingkungan permukiman kumuh itu sendiri atau ekosistem kota. Permukiman kumuh harus dipandang se"ara utuh dan i ntKgral dalam dimensi yang lebih luas. Menurut (uparno 2006!, beberapa dimensi permukiman kumuh yang senantiasa harus mendapat perhatian serius adalah permasalahan lahan di perkotaan, permasalahan prasarana dan sarana dasar, permasalahan sosial ekonomi, permasalahan sosial budaya, permasalahan tata ruang kota, permasalahan aksesibilitas. (ampai saat ini, pengertian tentang permukiman kumuh masih beragam, tergantung dari aspek mana para ahli memandang penyebab permasalahan kekumuhan suatu ka'asan. Menurut =udohusodo 11!, permukiman kumuh adalah suatu ka'asan dengan bentuk hunian yang tidak berstruktur, tidak berpola@ misalnya letak rumah dan %alannya tidak beraturan, tidak tersedianya &asilitas umum, prasarana dan sarana air bersih, M$@bentuk #siknya yang tidak layak misalnya se"ara reguler tiap tahun keban%iran. Menurut 4udihar%o 1!, permukiman kumuh adalah lingkungan hunian yang kualitasnya sangat tidak layak huni, "iri-"irinya antara lain berada pada lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan?tata ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi dalam luasan yang sangat terbatas, ra'an penyakit sosial dan penyakit lingkungan, serta kualitas bangunan yang sangat rendah, tidak terlayani prasarana lingkungan yang memadai dan membahayakan keberlangsungan kehidupan dan penghidupan penghuninya 4udihar%o3 1!. Menurut ;o.1 Tahun 2011, permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidak teraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Menurut (uparlan 2002!, dalam (yai&ul. / 2002! bah'a permukiman dapat digolongkan sebagai permukiman kumuh karena, pertama, kondisi dari permukiman tersebut ditandai oleh ba ngunan rumahrumah hunian yang dibangun se"ara semra'ut dan memadati hampir setiap sudut permukiman, dimana setiap rumah dibangun diatas tanah tanpa halaman. Kedua, %alan-%alan yang ada diantara rumah-rumah
seperti labirin, sempit dan berkelok-kelok, serta be"ek karena tergenang air limbah yang ada disaluran yang tidak ber&ungsi sebagaimana mestinya. Ketiga, sampah berserakan dimana-mana, dengan udara yang pengap dan berbau busuk. Keempat , &asilitas umum kurang atau tidak memadai. Kelima, kondisi #sik hunian atau rumah pada umumnya mengungkapkan kemiskinan dan kekumuhan, karena tidak tera'at dengan baik. Poin penting yang dapat dipahami dari beberapa de#nisi dan pengertian tentang permukiman kumuh menurut beberapa ahli dan adalah bah'a 7kekumuhan8 harus ditangani dengan serius dengan strategi dan model penanganan yang baik dan tepat. $eberadaan ka'asan permukiman kumuh diperkotaan dapat men%adi masalah serius bagi masyarakat maupun pemerintah, baik ditin%au dari aspek keruangan, estetika, lingkungan dan sosial. =udohusodo, 15!. 4eberapa &aktor pendorong timbulnya permukiman kumuh di perkotaan adalah arus urbanisasi penduduk, kondisi sosial ekonomi masyarakat, kondisi sosial budaya masyarakat, karateristik #sik alami. alam ndang-ndang ;omor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan $a'asan Permukiman P$P!, se"ara eksplisit di"antumkan bah'a salah satu ruang lingkup penyelenggaraan P$P adalah pen"egahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Eal ini ya ng kemudian diter%emahkan dalam bentuk kebi%akan, strategi dan program o leh berbagai institusi pemerintah yang bertanggung%a'ab. Memba"a artikel dari enpasar yang ditulis oleh T: (P Proinsi 4ali Indro 4udiono, dengan %udul 7:, Model /lternati& Tangani dan egah Permukiman $umuh Perkotaan8 memberikan masukan bagi kita bah'a pengambil kebi%akan 'a%ib memiliki strategi dalam penanganan kumuh berdasarkan ka%ian dan analisis ta%am dan baik dengan mempertimbangkan berbagai &aktor seperti kondisi 'ilayah, karakteristik penduduk, status lahan, kepadatan bangunan, tingkat kekumuhan, kesesuaian dengan tata ruang dan &aktor lain yang mendukung agar strategi dan kebi%akan yang diambil melahirkan 7pembangunan yang membahagiakan8. /da beberapa model yang dapat dipergunakan sebagai alternati& dalam menangani masalah permukiman kumuh di perkotaan antara lain, pertama, Model :and (haring I. Model land sharing adalah penataan ulang di atas lahan dengan tingkat kepemilikan masyarakat "ukup tinggi. alam penataan tersebut, masyarakat akan mendapatkan kembali lahannya dengan luasan yang sama sebagaimana yang selama ini dimiliki?dihuni se"ara sah, dengan memperhitungkan kebutuhan untuk prasarana umum %alan, saluran!. 4eberapa syarat untuk penanganan yang akan dilakukan, antara lain, 1! tingkat pemilikan?penghunian se"ara sah mempunyai bukti pemilikan?penguasaan atas lahan yang ditempatinya! "ukup tinggi dengan luasan yang terba tas, 2! tingkat kekumuhan tinggi, dengan ketersediaan lahan yang memadai untuk menempatkan prasarana dan sarana dasar, +! tata letak bangunan tidak berpola. Kedua, Model :and (haring II. Menurut /ngel dan 4oonyaban"ha 1DD!, land sharing merupakan proses sharing lahan, ter%adi dengan kondisi 1! lahan dimiliki oleh satu orang?instansi, 2! :ahan yang dulunya dalam keadaan kosong diokupasi?dihuni se"ara liar oleh sekelompok orang, +! lahan mau digunakan kembali oleh pemilik dengan konsekuensi membagi lahan men%adi dua@sebagian besar untuk pemilik lahan dan sisanya untuk pemukim liar, ! keputusan bersama?atas persetu%uan dua belah pihak, dan 5! masyarakat mau berperan akti& dalam proses tersebut@ikut serta dalam memberikan ide?pemikiran.
Eal ini bisa diterapkan di Indonesia, dimana banyak lahan milik pemerintah kebanyakan di tepian sungai, areal PTP; atau rel kereta api! biasanya dihuni se"ara liar oleh masyarakat berpenghasilan rendah M49! dengan membangun 9usuna'a, tentunya dengan penga'asan yang ketat dan kontinyu agar tidak ter%adi penyele'engan pengguna. Ketiga, Model :and 9ead%usment. Menurut oebele 1D2!, land$read%ustment adalah proses penataan lahan kembali, dilaksanakan dengan kondisi 1! lahan dimiliki oleh beberapa orang pada satu lokasi, biasanya merupakan lahan pertanian yang diper%ual belikan se"ara a"ak, 2! lahan kemudian dibangun?dihuni oleh pemilik, biasanya bentuk lahan tidak beraturan atau kurang sarana prasarana seperti %alan lingkungan, taman dan pedestrian, +! pemilik ingin menata lahan untuk meningkatkan kualitas permukiman dan harga lahan, ! pengaturan lahan se"ara keseluruhan disesuaikan dengan proporsi 0*-+0*, yaitu 0 untuk pemilik dan +0 untuk &asilitas %alan dan taman!, 5! dilakukan bersama-sama dengan persetu%uan semua pihak.
Proses ini dapat dilakukan pada hunian-hunian kampung di Indonesia agar bentuk lahan tertata serta memudahkan akses kendaraan. (elain itu proses ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki hidup yang sehat, aman dan bebas kumuh. Proses land read%usment banyak dilakukan di 4ali, menurut beberpa penelitian menun%ukkan bah'a hal ini dapat dilaksanakan lebih dikarenakan 'arganya bisa berkompromi agar mengiklaskan sebagian lahan untuk di bangun %alan bersama.
Keempat , Model $onsolidasi :ahan &and Consolidation!. $onsolidasi lahan adalah bentuk kegiatan mengenai pengelolaan tata guna lahan dengan "ara pengaturan kembali penggunaan lahan dan penguasaan bidang-bidang tanah. (asaran dari konsolidasi lahan itu sendiri adalah penataan kembali penggunaan dan penguasaan tanah pada suatu ka'asan yang kondisinya dinilai kurang memenuhi syarat untuk men%adi ka'asan yang lebih baik Indra,2012!.
$onsolidasi lahan merupakan suatu kegiatan terpadu menata kembali! suatu 'ilayah yang tidak teratur men%adi teratur, lengkap dengan prasarana dan kemudahan yang diperlukan, agar ter"apai penggunaan tanah ? lahan se"ara optimal yang pada prinsipnya dilaksanakan atas s'adaya masyarakat sendiri. $onsolidasi lahan %uga merupakan suatu sistem pengembangan lahan inkonensional yang saat ini telah diterapkan di Indonesia, antara lain, enpasar, 4andung, Palu, $endari dan beberapa kota lain. Pada prinsipnya se"ara konseptual konsolidasi lahan kota mengandung tu%uan3 1! menggabungkan se"ara sistematis lahan yang berpen"ar-pen"ar dan tidak teratur disesuaikan dengan tata ruang, 2! mendistribusikan lahan yang telah ada dikonsolidasikan kepada pemilik lahan se"ara proporsional, +! mengatur bentuk dan letak persil kepemilikan, ! meningkatkan nilai ekonomis melalui pengadaan prasarana dan sarana lingkungan yang memadai di atas lahan yang disumbangkan oleh pemilik. Prinsip dasar konsolidasi lahan adalah 1! kegiatan konsolidasi lahan membiayai dirinya sendiri, 2! adanya land polling yang %uga merupakan "iri khas konsolidasi lahan, +! hak atas tanah sebelum dan sesudah konsolidasi tidak berubah men%adi lebih tinggi atau lebih rendah, ! melibatkan peran serta se"ara akti& para pemilik tanah, 5! tanah yang diberikan kembali pada pemilik mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada sebelum konsolidasi tanah. Kelima, Model 9esettlement. Menurut )ohara T.). 1!. #esetlement atau permukiman kembali pada umumnya dilakukan melalui program transmigrasi yaitu perpindahan penduduk migrasi! dari suatu daerah yang rapat penduduknya umumnya di Pulau )a'a menu%u daerah yang masih %arang penduduknya biasanya terdapat diluar Pulau )a 'a dengan tu%uan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan diharapkan dapat meningkatkan integrasi nasional dalam ekonomi dan sosial. #esettlement atau pemindahan penduduk pada suatu ka'asan yang khusus disediakan. Pemindahan penduduk biasanya memakan 'aktu dan biaya sosial yang "ukup besar, te rmasuk kemungkinan tumbuhnya kerusuhan atau keresahan masyarakat. Pemindahan ini apabila permukiman berada pada ka'asan &ungsional yang akan?perlu direitalisasi sehingga memberikan nilai ekonomi bagi pemerintah kabupaten?kota. Keenam, Model Pembangunan 9umah (usun. Pembangunan rumah susun merupakan suatu model penanganan permukiman kumuh perkotaan dengan mengubah kondisi lingkungan permukiman yang sangat padat penduduknya dan dinilai tidak memenuhi syarat lagi sebagai tempat hunian yang layak.
ara yang dilakukan dalam pembangunan r umah susun adalah dengan memperke"il lahan untuk perumahan tetapi dengan meningkatkan luas lantai. :ahan sisa residual land! diman&aatkan untuk penempatan &ungsi perkotaan produkti& misalnya komersial, perkantoran atau pusat hiburan dan penempatan prasarana lingkungan %alan dan utilitas umum! dan sarana lingkungan &asilitas sosial dan &asilitas umum!. 9umah susun merupakan sebagai suatu bangunan rumah bertingkat ya ng distrukturkan se"ara &ungsional dalam arah horiontal dan ertikal terdiri atas satuan atau unit dengan batasan yang %elas baik ukuran maupun luasnya. Pembangunan kembali pada ka'asan permukiman kumuh se"ara ertikal maksimal empat lantai dengan maksud sebagai berikut3 supaya dapat menampung seluruh penghuni, harga tanah di pusat kota relati& tinggi, sebagian tanah digunakan untuk kebutuhan sosial, sebagian tanah di%ual kepada pihak s'asta atau pemerintah guna memperke"il biaya pembangunan untuk meringankan harga se'a atau "i"ilan, sebagian tanah diserahkan pada pemerintah untuk membangun in&rastruktur dan &asilitas sosial lainnya sebagai pendukung ka'asan. Ketu%uh , Model Program Perbaikan $ampung atau $ampung Improement Program $IP!. $IP merupakan suatu pola pembangunan kampung yang didasarkan pada partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan pemenuhan kebutuhannya. Program ini mempunyai prinsip uniersal yang berlaku dimana-mana yakni memberdayakan dan men%adikan 'arga sebagai penentu dan peman&aat sumber daya kota guna memperbaiki ta ra& hidup dan kemampuan untuk ma%u. Prinsip dari program perbaikan kampung adalah perbaikan lingkungan kampung-kampung kumuh di pusat kota yang berada di atas tanah milik masyarakat yang mempunyai kepadatan tinggi.
Menurut irektorat ipta $arya, Program Pembangunan Perumahan dan Permukiman, 1D!. iri-"iri kondisi ka'asan yang dapat diterapkan program perbaikan kampung3 1! berada pada ka'asan legal dan sesuai dengan 9en"ana Tata 9uang 9T9!, 2! tingkat kepadatan tinggi, tetapi masih dalam batas
ke'a%aran, +! kualitas Pembangunan (arana asar Peker%aan mum P(P! langka dan terbatas, ! belum perlu tindakan penataan menyeluruh dan resettlement , 5! dampak permasalahan bersi&at lokal. Analisis !odel Penanganan Permukiman Kumuh
Model penanganan permukiman kumuh dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kondisiL status tanah, kepadatan bangunan, tingkat kekumuhan , kesesuaian dengan 9en"ana lang Tata 9uang 9T9!, sehingga model penanganan yang ada adalah, pertama, permukiman di atas tana h ilegal dengan kondisi sebagai berikut3 1! tingkat kekumuhan yang tinggi, 2! penggunaan tata guna tanah yang tida k sesuai 9T9. Pada kondisi ini maka model penanganan yang tepat adalah perema%aan kota. 4eberapa alternati& yang dapat dipakai sebagai bentuk perema%aan kota adalah pemindahan penduduk resettlement !, dan pembangunan perumahan ertikal rumah susun!. Kedua, permukiman kumuh di atas tanah legal dengan kepadatan tinggi. $ondisi ini dapat diatasi dengan model penanganan 1! &and Sharing, yaitu dilakukan pada kondisi yang luasan tanahnya memungkinkan. Para pemegang hak atas tanah, merelakan sebagian tanahnya untuk diatur, misalnya dipakai untuk &asilitas lingkungan atau &asilitas umum untuk memenuhi kelayakan suatu ka'asan. 2! $onsolidasi :ahan, adalah suatu metoda dengan pembangunan yang didasari oleh kebi%aksanaan pengaturan penguasaan tanah, penyesuaian penggunaan tanah dengan ren"ana tata guna tanah atau tata ruang dan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan serta peningkatan kualitas hidup atau pemeliharaan sumber daya alam. &and Consolidation berarti penataan menyeluruh pada lahan yang peruntukannya masih sesuai dengan 9T9. :and onsolidation dilakukan pada kondisi-kondisi3 1! perkembangan permukiman tidak terkendali, 2! tingkat kepemilikan lahan tinggi, +! tingkat kekumuhan tinggi, ! ke"enderungan perkembangan ke arah &ungsi lahan yang lebih potensial, 5! masyarakat dapat dikondisikan melalui proses dari ba'ah 'ottom$up!. Ketiga, permukiman kumuh di atas tanah legal yang tidak padat tidak terlalu kumuh!3 $IP. Prinsip dasar dari perbaikan kampung di lakukan adalah perbaikan lingkungan pada kampung-kampung kumuh di pusat kota yang berada di atas tanah milik masyarakat yang mempunyai kepadatan tinggi. Keempat , permukiman kumuh di atas tanah legal yang tidak padat. &and d%usment dilakukan pada permukiman kumuh yang tidak terlalu padat. Pemilik lahan merelakan sebahagian lahannya untuk untuk diatur, dibangun sarana dan prasarana dasar agar lingkungan lebih tertata dan dipakai untuk &asilitas lingkungan atau &asilitas umum untuk memenuhi kelayakan suatu ka'asan permukiman.
/gar penanganan permukiman kumuh dapat dilaksanakan dengan baik maka model penanganan permukiman kumuh 'a%ib berdasarkan pada analisis yang kuat dengan memperhatikan &aktor-&aktor seperti kondisi 'ilayah, karakteristik penduduk, status lahan, kepadatan bangunan, tingkat kekumuhan, kesesuaian dengan tata ruang dan &aktor lain yang mendukung dan tentunya 'a%ib didukung data yang alid baik data primer maupun skunder dengan memperhatikan sisi e&ektiitas, e#siensi, ke"ukupan, keadilan, responsiitas dan ketepatan sasaran. (emoga berman&aat. ASumutB ditor! "ina #azad