ANEMIA MAKROSITIK
a. Definisi
Anemia jenis ini ditandai dengan bentuk eritrosit yang khas yaitu sel – sel – sel sel eritrositnya berukuran lebih besar daripada sel eritrosit normalnya , atau biasa dikatakan sebagai sel megaloblas yang ditemukan dalam sumsum tulang. An emia jenis ini juga ditandai dengan penuruna kadar hemoglobin dan nilai MCV diatas 100fl. b. Klasifikasi
Anemia jenis ini diklasifikasikan menjadi dua garis besar, yaitu anemia megaloblastik dan anemia non megaloblastik. Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna kromosom yang longgar. Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa.Penyebabnya anemia megaloblastik megaloblastik adalah defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat dan Gangguan sintesisi DNA. Sedangkan anemia makrositik lainnya juga memiliki sel yang besar namun belum dapat dipastikan penyebabnya, walaupun peningkatan deposit lemak dan perubahan waktu pematangan juga berpengaruh.
Anemia Megaloblast
a.
Pengertian
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi k arena terhambatnya dan eritrosit yang tidak berfungsi Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimN maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna kromosomyang longgar. Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus. Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12
transkobalamin
(zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin
(vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani
gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).
b.
Etiologi
Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut : 1. Defisiensi Vit B12 a. Asupan kurang ; pada vegetarian b. Malabsopsi
untuk Dewasa: anemia pernisiosa,gastrektomi total/parsial,penyakit Chorn’s,parasit,limfoma ususu halus,obat-obatan (naomisin,etanol,KCL)
untuk Anak-anak : anemia pernisiosa,gangguan sekresi,factor intrinsic lambung dan gangguan reseptor kobalamin di ileum c.Gangguan metabolisme seluler Defisiensi enzim,abnormallitas protein pembawa kobalamin (defisiensi transkobalamin), dan paparan nitrit oksida yang berlangsung lama. d. Infeksi cacing pita.
2. Defisiensi Asam Folat a. asupan kurang
Gangguan nutrisi
Alkoholoisme, bayi premature, orang tua hemodialisis dan an oreksia nervosa.
Malabsopsi
Gastrektomi parsial,reseksi usus halus,penyakit Crohn’s, scleroderma dan obat antikonvulsan. b.
Peningkatan kebutuhan
Kehamilan,anemka hemolitik,keganasan,hipertiroidisme, serta eritropoesis yang tidak efektif (anemia pernisiosa,anemia sideroblastik,leukemia dan anemia hemolitik). c.
Gangguan metabolisme folat
Alkoholisme,defisiensi enzim d.
Penurunan cadangan folat di hati
Alkoholisme,sirosis non alkoholik dan hepatoma. 3. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat. 4. Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini : a. defisiensi enzim congenital b. didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.
c.
Klasifikasi
Menurut penyebabnya anemia megaloblastik di bagi beberapa Jenis : 1. Anemia megaloblastik karena defisiensi Vitamin B12 a. Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan,telur serta susu yang mengandung vitamin B12. b. Adanya malabsorpsi akibat kelaianan pada irgan berikut ini,
Kelainan lambung (anemia pernisiosa, kelainan congenital,factor intrinsic, serta gastrektomi total atau parsial)
Kelainan usus (intestinal loop syndrome, tropical sprue dan post reseksi ileum)
2. Anemia megaloblastik karenma defisiensi asam folat a. disebabkan oleh makanan yang kurang gizi asam folat,terutama pada orang tua,fakir miskin,gastrektomi parsial dan anemia akibat hanya minum susu k ambing. b. Malabsorpsi asam folat karena penyakit usus c.
Kebutuhan
yang
meningkat
akibat
keadaan
fisiologis
(hamil,laktasi
prematuritas) dan keadaan fatologis (anemia hemolitik, keganasan serta penyakit kolagen). d. Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat usus biasanya terjadi pada penyakit hati yang aktif atau kegagalan faal jantung. e. Obat-obatan antikonvulsan dan sitostatik tertentu. 3. Anemia megaloblastik karena kombinasi defisiensi vitamin B12 dan asam folat Merupakan anemia megaloblastik akibat defisiensi enzim congenital atau pada eritroleukemia.
c.
Patofisiologi
Timbulnya mebaloblas adalah akibat gangguan maturasi sel karena terjadi gangguan sintesis DNA sel-sel eritroblast akibat defisiensi asam folat dan vitamin B12, diman vitamin B12 dan asam folat berfungsi dalam pembentukan DNA onti sel dan secara khusus untuk vitamin B12 penting dalam pembentukan mielin. Akibat gangguan sintesis DNA pada inti eritoblas ini, maka meturasi ini lebih lambat sehingga kromatin lebih longgar dan sel menjadi lebih besar Karena pembelahan sel yang lambat. Sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta susunan kromatin yang lebih longgar di sebut sebagai sel megaloblast. sel megaloblast ini fungsinya
tidak normal,dihancurkan saat masih dalam sumsum tulang sehhingga terjadi eritropoesis inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek yang berujung pada terjadinya anemia.
d.
Manifestasi Klinis
Semua pasien ini memiliki temuan khas anemia megaloblastik bersama dengan nyeri lidah. Gejala defisiensi asam folat dan vitamin B12 hampir mirip, dan kedua anemia ini dapat terjadi bersama. Tetapi manifestasi neurologist defisiensi asam folat dan akan menetap bila tidak diberikan tambahan vitamin B12. maka harus dibedakan dengan teliti antara kedua bentuk anemia tersebut. Kadar serum kedua vitamin tersebut dapat di ukur. Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai berikut : 1.
Tubuh lemah,tidak bertenaga dan pucat
2.
Anemia karena eritropoesis yang efektif
3.
Ikterus ringan akibat pemecahan globin
4.
Glositis dengan lidah berwarna merah, halus, seperti daging (buff tongue), stomatitis angularis,dan nyeri.
5.
Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:
ü kesemutan di tangan dan kaki ü hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan ü pergerakan yang kaku. 6.
purpura trombositopeni karena maturasi megakariosit terganggu.
7.
Pada defisiensi vitamin B12 dijumpai gejala neoropati sebagai berikut:
ü Neuropati perifer Mati rasa,terbakar pada jari.
Kerusakan kolumna Posterior Gangguan posisi,vibrasi Kerusakan kolumna lateralis.
8.
Spastisitas dengan deep reflex hiperaktif dan gangguan serebrasi. Gejala lainnya adalah:
buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
e.
penurunan berat badan warna kulit menjadi lebih gelap penurunan fungsi intelektual.
Pemeriksaan Penunjang 1.
Darah Tepi :
ü anemia makrositer dimana sel-sel eritrosit membesar ü anisositosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi) ü poikilositosis (bentuk eritrosit yang tidak beraturan) ü lekopenia, netropenia hipersegmentasi ü trombositopenia ü ditemukannya normoblas di dalam darah tepi.
2. Sumsum Tulang:
ü
Eritropoesis: sel besar-besar, pertumbuhan sitoplasma lebih cepat dari pada inti, banyak ditemukan sel primitif (promegaloblas dan megaloblas basofil).
ü Lekopoesis: sel besar-besar, banyak ditemukan granulosit atifikal, giant netrofil batang, terjadi disosiasi inti dan sitoplasma (misalnya mielosit granula jarang), hipersegmentasi sel netrofil. ü
Trombopoesis: megakariosit biasanya menurun, atifikal, agranulasi, terjadi hipersegmentasi nukleus.
F.
Penatalaksanaan
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. vegetarian dapat di cegah atau di tangani dengan penambahan vitamin per oral atau melalui susu kedelai yang
diperkaya. Apabila defisiensi disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik,dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM. Pada awalnya, B12 diberikan tiap hari, namun kemudian kebanyakan pasien dapat ditangani dengan pemberian vitamin b12 100 gram IM tiap bulan, cara ini dapat menimbulkan penyembuhan dramatis pada pasien yang sakit berat. Hitung retikulasi meningkat dalam beberapa hari. Manifestasi neurorologis memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh,apabila terdapat neuropati berat, paralisis dan inkontinensia, pasien mungkin tidak dapat sembuh secara penuh. Untuk mencegah kekambuhan anemia,terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi. Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah sebai berikut : 1.
Terapi suportif
Transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia mengancam jiwa. 2.
Terapi untuk defisiensi vitamin B12
Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi terapi defisiensi vitamin B12 adalah sebagai berikut: a.
diberikan vitamin B12 100-1000 Ug intramuskular sehari selama dua minggu,selanjutnya 100-1000 Ug IM setia bulan. Bila ada kelainan neurologist,terlebih dahulu diberikan setiap dua minggu selama enam bulan,baru kemudian diberikan sebulan sekali. Bila penderita sensitive terhadap pemberian suntikan dapat diberikan seara oral 1000 Ug sekali sehari,asal tidak terdapat gangguan absopsi.
b.
Transfuse darah sebaiknya di hindari,kecuali bila ada dugaan kegagaln faal jantung, hipotensi postural,renjatan atau infeksi berat. Bila diperlukan transfuse darah sebaiknya diberi eritrosit yang di endapkan. 3.
Terapi untuk defisiensi asam folat
Diberikan asam folat 1-5 mg/hari per oral selama empat bulan, asal tidak terdapat gangguan absopsi. 4.
Terapi penyakit dasar
Menghentikan obat-obatan penyebab anemia megaloblastik.