BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pancasila sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah mengalamiperjalanan waktu yang tidak sebentar, sebentar, dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwa peristiwa yang terjadi menemani perjalanan Pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini didepan semua bangsa Indonesia. Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah menuai banyak konflik diinternal para pencetusny pencetusnya, a, hingga sekarangpun sekarangpun di era reformasi dan globalisasiPancasila globalisasiPancasila masih hangat diperbincangkan diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikan berpendidikan terutama kalangan Politik dan mahasiswa. Kebanyakan dari para pihak yang memperbincangkan memperbincangkan masalah Pancasila Pancasila adalah mengenai mengenai awal dicetuskannya dicetuskannya Pancasila tentang sila pertama. Memang dari sejarah awal perkembangan bangsa Indonesia dapat kita lihat bahwa komponen masyarakatnya masyarakatnya terbentuk dari dua kelompok kelompok besar yaitu kelompok agamis dalam hal ini didominasi oleh kelompok agama Islam dan yang yang kedua adalahkelompok Nasionalis. Kedua kelompok tersebut tersebut berperan besar dalam pembuatan rancangan rancangan dasar Negara kita tercinta ini. Maka, setelah banyak aspek memperbincang memperbincangkan kan pancasila sebagai dasar Negara. Sekarang pancasilapun dijadikan bahan bahan perbincangan sebagai sebagai prilaku yang digunakan didalam kampus. kampus. Dimana didalam kampus tersebut akan terdidik dengan kepemimpinan pancasilan. Baik dalam prilaku bergaul juga dalam proses belajar mengajar didalamnya. Serta molekul-molekul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pancasila sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah mengalamiperjalanan waktu yang tidak sebentar, sebentar, dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwa peristiwa yang terjadi menemani perjalanan Pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini didepan semua bangsa Indonesia. Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah menuai banyak konflik diinternal para pencetusny pencetusnya, a, hingga sekarangpun sekarangpun di era reformasi dan globalisasiPancasila globalisasiPancasila masih hangat diperbincangkan diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikan berpendidikan terutama kalangan Politik dan mahasiswa. Kebanyakan dari para pihak yang memperbincangkan memperbincangkan masalah Pancasila Pancasila adalah mengenai mengenai awal dicetuskannya dicetuskannya Pancasila tentang sila pertama. Memang dari sejarah awal perkembangan bangsa Indonesia dapat kita lihat bahwa komponen masyarakatnya masyarakatnya terbentuk dari dua kelompok kelompok besar yaitu kelompok agamis dalam hal ini didominasi oleh kelompok agama Islam dan yang yang kedua adalahkelompok Nasionalis. Kedua kelompok tersebut tersebut berperan besar dalam pembuatan rancangan rancangan dasar Negara kita tercinta ini. Maka, setelah banyak aspek memperbincangkan pancasila sebagai dasar Negara. Sekarang pancasilapun pancasilapun dijadikan bahan perbincangan perbincangan sebagai prilaku yang digunakan didalam didalam kampus. Dimana didalam kampus tersebut akan terdidik dengan kepemimpinan pancasilan. Baik dalam prilaku bergaul juga dalam proses belajar mengajar didalamnya. Serta molekul-molekul yang menjadi bagiannya.
Makalah ini dibuat sebagai catatan perjalanan perjalanan Pancasila dari jaman ke jaman, jaman, agar kita senantiasa tidak melupakan sejarah pembentukan Pancasila sebagai dasarNegara, dan juga dapat digunakan untuk menjadi penengah bagi pihak yang sedangberbeda pendapat tentang dasar Negara supaya kedepan kita tetap seperti semboyankita yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. Terutama hal tersebut dalam penerapannya penerapannya dalam kehidupan kita. Termasuk Termasuk dilingkungan kampus. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka makalah ini secara husus husus membahas permasalahan sebagai berikut: 1. Apa yang disebut disebut pancasila sebagai sebagai dasar negara? 2. Apa yang dimaksud dengan tri darma perguruan tinggi? 3. Bagaimana cara mengaktualisasikan pancasila tersebut di perguruan tinggi atau kampus? 1.3 Tuju Tujuan an Penulisan Penulisan Setelah penulis mencoba memahami akan latar belakang serta rumusan masalah diatas, maka tujuan kepenulisan ini adalah: 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai dasar negara 2. Memahami makna makna dari pancasila pancasila dalam prilaku sehari-hari yang menjadi bagiannya. Makalah ini dibuat sebagai catatan perjalanan perjalanan Pancasila dari jaman ke jaman, jaman, agar kita senantiasa tidak melupakan sejarah pembentukan Pancasila sebagai dasarNegara, dan juga dapat digunakan untuk menjadi penengah bagi pihak yang sedangberbeda pendapat tentang dasar Negara supaya kedepan kita tetap seperti semboyankita yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. Terutama hal tersebut dalam penerapannya penerapannya dalam kehidupan kita. Termasuk Termasuk dilingkungan kampus. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka makalah ini secara husus husus membahas permasalahan sebagai berikut: 1. Apa yang disebut disebut pancasila sebagai sebagai dasar negara? 2. Apa yang dimaksud dengan tri darma perguruan tinggi? 3. Bagaimana cara mengaktualisasikan pancasila tersebut di perguruan tinggi atau kampus? 1.3 Tuju Tujuan an Penulisan Penulisan Setelah penulis mencoba memahami akan latar belakang serta rumusan masalah diatas, maka tujuan kepenulisan ini adalah: 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai dasar negara 2. Memahami makna makna dari pancasila pancasila dalam prilaku sehari-hari 3. serta mengenali betul peran dan cara mengaktualisasikan mengaktualisasikan pancasila sendiri sendiri dalam kehidupan, terutama dalam lingkungan li ngkungan kampus 1.4 Manfa Manfaat at Penulisan Penulisan
Setelah penulis mencoba memahami makna dari pancasila sebagai dasar Negara, maka penulispun tersadar akan pentingnya nilai pancasila tersebut untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. sehari-hari. Terutama dalam lingkungan kampus kampus yang memang kebetulan kebetulan terdiri dari berbagai macam suku, adat serta agama. Karena dasar pemikiran tersebutlah, maka sangat layak dan pantas makna, peran pancasila kembali ditulis guna untuk kembali dibaca sebagai salah satu bahan penyadaran diri setiap individu agar kembali mengintropeksi dirinya dirinya untuk berprilaku berprilaku sesuai sesuai dengan makna makna pancasila. Dimana dengan berjiwa pancasila tersebut, akan terangakai kehidupan yang matang, selaras dan akan jauh dari poermasalahan yang didasarkan karena perbedaan adapt, suku bahkan agama tersendiri. Maka dari itu, penulis menganggap sangat perlu menulis makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sebelum Sebe lum
kita kita
beranjak beranja k
mengenalii mengenal
pancasi pan casila la
dalam dalam
lingkungan lingkung an
kampus. kampus.
Maka Maka
terpikir sangatlah perlu bagi kita semua untuk mengetahui posisi, fungsi atau peran pancasila sebagai dasar negara, sebelum kita akan melanjutkan pemahaman terhadap pancasila
dan aktualisasinya dalam kampus. Karena dengan mengetahui lebih jauh dan lebih dalam pancasila sebagai dasar Negara kita nanti akan lebih paham untuk mengaktualisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk dalam kampus. Pengertian Pancasila Pancasila sebagai dasar negara negara diperoleh dari dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia. Memorandum
DPR-GR
itu
disahkan
pula
oleh
MPRS
dengan
Ketetapan
No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR MPR No.V/MPR/1973 No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR MPR No.IX/MPR/1978 No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia. Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara (philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka. Dengan syarat utama sebuah bangsa menurut Ernest Renan: kehendak untuk bersatu (le desir d’etre ensemble) ensemble) dan memahami memahami Pancasila dari sejarahnya sejarahnya dapat diketahui diketahui bahwa
Pancasila merupakan sebuah kompromi dan konsensus nasional karena memuat nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh semua golongan dan l apisan masyarakat Indonesia. Maka pancasila merupakan intelligent choice karena mengatasi keanekaragama keanekaragaman n dalam masyarakat Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism), tetapi merangkum semuanya dalam satu satu semboyan semboyan empiris khas Indonesia Indonesia yang yang dinyatakan dalam seloka seloka “Bhinneka Tunggal Ika”. 3 Mengenai hal itu pantaslah diingat pendapat Prof.Dr. Supomo: “Jika kita hendak mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia, maka Negara kita harus berdasar atas aliran pikiran Negara (Staatside) integralistik … Negara tidak mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar dalam masyarakat, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan mengatasi segala golongan dan segala perorangan, mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyatnya …” Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undan perundang-undangan. gan. Mengenai hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan: “Negara Pancasila adalah suatu negara yang didirikan,
dipertahankan
dan
dikembangkan
dengan
tujuan
untuk
melindungi
dan
mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).” Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh) sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap negara yang didirikan di atasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga warga bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiban negara, yakni dengan memandang manusia qua talis, manusia adalah adalah manusia manusia sesuai dengan principium identatis-nya. identatis-nya. Pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan keseragaman sistematikanya melalui Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 itu tersusun secara hirarkis-piramidal. Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan menyebabkan 4 Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara. Sebagai alasan mengapa Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh ialah karena setiap sila dalam Pancasila tidak dapat diantitesiskan satu sama lain. Secara tepat dalam Seminar Pancasila Pancasila tahun 1959, 1959, Prof. Notonagoro Notonagoro melukiskan sifat sifat hirarkispiramidal Pancasila dengan menempatkan sila “Ketuhanan Yang Mahaesa” sebagai basis bentuk piramid Pancasila. Dengan demikian keempat sila yang lain haruslah dijiwai oleh sila
“Ketuhanan Yang Mahaesa”. Secara tegas, Dr. Hamka mengatakan: “Tiap-tiap orang beragama atau percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu dibicarakan lagi, karena sila yang 4 dari Pancasila Pancasila sebenarnya sebenarnya hanyalah akibat akibat saja dari sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.” Dengan
demikian
dapatlah
disimpulkan
bahwa
Pancasila
sebagai
dasar
negara
sesungguhnya sesungguhny a berisi: 1.
Ketu Ke tuha hana nan n yang yang mah mahae aesa sa,, yang yang berber-Ke Kema manu nusi siaa aan n yang yang adi adill dan dan bera berada dab, b, yan yang g
ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2.
Kema Ke manu nusi siaa aan n yang yang adi adill dan dan bera berada dab, b, yan yang g berber-Ke Ketu tuha hana nan n yang yang mah mahae aesa sa,, yang yang
ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksana kebijaksanaan an dalam permusyawaratan/perwakilan, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3.
Pers Pe rsat atua uan n
Indone Indo nesi sia, a,
yang yan g
ber-Ke berKetu tuha hana nan n
yang yan g
mahae mah aesa sa,,
yang yang
berbe r-
Kemanusiaan yang adil dan beradab, ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 4.
Keraky Ker akyata atan n yan yang g dip dipimp impin in ole oleh h hik hikmat mat keb kebija ijaksa ksanaa naan n dal dalam am per permus musya yawar warata atan/ n/
perwakilan, yang ber-Ketuha ber-Ketuha nan yang mahaesa, mahaesa, yang ber-Kemanusiaan ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5.
Kead Ke adila ilan n sosi sosial al bag bagii selu seluru ruh h raky rakyat at Ind Indon ones esia, ia, yan yang g ber-K ber-Ket etuh uhan anan an yan yang g
mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. 5 2.2 Aktualisasi Pancasila Aktualisasi berasal dari kata aktual, yang berarti betul-betul ada, terjadi, atau sesungguh sesungguhnya, nya, hakikatnya. Dimana pancasila pancasila memang sudah jelas berdiri di Negara Indonesia Indonesia sebagai dasar Negara dan ideologi Negara. Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari aparatur dan pimpinan nasional sampai kepada rakyat biasa. Nilai-nilai Pancasila yang bersumber pada hakikat Pancasila adalah bersifat universal, tetap dan tak berubah. NilaiNilai -nilai tersebut dapat dijabarkan dalam setiap aspek dalam penyelenggaraan Negara dan dalam wujud norma -norma norma,, baik norma norma huku hukum, m, kenegaraa kenegaraan, n, maupun normanorma -norma moral yang harus dilaksanakan dan diamalkan oleh setiap warga Negara Indonesia. Aktualisasi Pancasila Pancasila dapat dibedakan dibedakan atas dua macam macam yaitu : A. Aktualisasi objektif Aktualisasi Pancasila yang objektif adalah aktualisasi pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara antara lain, legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya. lainnya. Seperti politik,
ekonomi, hokum terutama dalam penjabaran kedalam undang-undang, garis-garis besar haluan Negara, hankam, pendidikan maupun bidang k enegaraan lainnya. B. Aktualisasi Subjektif Aktualisasi Pancasila yang subyektif adalah aktualisasi pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan masyarakat. Aktualisasi yang subjektif tersebut tidak terkecuali baik warga Negara biasa, aparat pentelenggara Negara, penguasa Negara, Negara, terutama kalangan elit elit politik dalam kegiatan politik, politik, maka dia perlu mawas mawas diri agar memiliki moral ketuhanan dan kemanusiaan sebagaimana terkandung terkandung dalam pancasila. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan masyarakat yang dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dan dapat terlihat dalamperilaku. Perpaduan ciri tersebut di dalam kehidupan kehidupan kampus melahirkan gaya gaya hidup tersendiri tersendiri yang merupakan merupakan variasi dari corak kehidupan yang menjadikan kampus sebagai pedoman dan harapan masyarakat. 6 2.3 Tridarma Perguruan Tinggi Pembangunan di Bidang Pendidikan yang dilaksanakan atas falsafah Negara Pancasila diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila, membentuk manusia-manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan negara dan mencintai sesama manusia. Peranan perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan dan pegajaran di atas perguruan tingkat menengah berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia Indonesia dengan dengan cara ilmiah yang meliputi: meliputi: pendidikan dan pengajaran, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi. Peningkatan
peranan
Perguruan
Tinggi
sebagai
satuan
pendidikan
yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam usaha pembangunan selain diarahkan untuk menjadikan
Perguruan
Tinggi
sebagai
pusat
pemeliharaan
dan
pengembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni, juga mendidik mahasiswa untuk berjiwa penuh pengabdian serta memiliki tanggung jawab yang besar pada masa depan bangsa dan Negara, serta menggiatkan mahasiswa, sehingga bermanfaat bagi usaha pembangunan nasional dan pengembangan pengembanga n daerah. Perlu diketahui, bahwa pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masarakat bukanlah merupakan menara gading yang jauh dari kepentingan masyarakat, melainkan senantiasa mengembangkan mengembangka n dan mengabdi kepada masarakat. masarakat. Maka menurut PP. No. 60 Th. 1999, bahwa Perguruan Tinggi mempunyai 3 tugas pokok, yaitu: 1. Pendidikan tinggi 2. Pene Penelitian litian 3. Pengabdian terhadap terhadap masyarakat masyarakat Jadi, di Perguruan Tinggi atau yang biasa disebut dengan kampus, tidak hanya mengajar akan tetapi mendidik. Dimana dengan didikan tersebut mahasiswa akan lebih didampingi baik secara intelektual dan emosional. Contoh umumnya adalah bagaimana cara mahasiswa bergaul dalam sehari-hari mereka dengan berpedoman pada pancasila. 7 2.4 Budaya Akademik
Budaya merupakan nilai yang dilahirkan oleh warga masyarakat yang mendukungnya. Budaya akademik merupakan nilai yang dilahirkan oleh masyarakat akademik yang bersangkuta bersangkutan. n. •
Pancasila merupakan nilai luhur bangsa Indonesia.
•
Masyarakat akademik di manapun berada, hendaklah perkembangannya dijiwai oleh nilai budaya yang berkembang berkembang di lingkungan akademik yang bersangkutan. bersangkutan. Suatu nilai budaya yang mendorong tumbuh dan berkembangnya berkembangnya sikap kerja sama, santun, mencintai kemajuan ilmu dan teknologi, serta mendorong berkembangnya sikap mencintai seni. Perguruan tinggi sebagai suatu institusi dalam masyarakat memiliki cirri khas tersendiri disamping lapisan-lapisan masyarakat masyarakat lainnya. Warga dari suatu perguruan tinggi adalah insaneinsan yang memiliki wawasan dan integritas ilmiah. Oleh karena itu masyarakat akademik harus senantiasa mengembangkan budaya ilmiah yang merupakan esensi pokok dari aktivitas perguruan tinggi. Terdapat Terdapat sejumlah cirri masyarakat ilmiah sebagai sebagai budaya akademik. Yaitu, 1. kritis krit is 2. krea kreatif tif 3. 3. objekt objektif if 4. anal analiti itis s 5. kons konstru trukti ktiff 6. dinam dinamis is 7. dia dialog logis is 8. men meneri erima ma kriti kritik k 9. menghargai prestasi ilmiah/akademik 10. bebas dari prasangka 11. menghargai waktu 12. memiliki
dan
menjunjung
tinggi
tradisi
ilmiah
13.
berorientasi
ke
masadepan
14.
kesejawatan/kemitraan (PPMB 1990 II-2). Masyarakat ilmiah inilah yang harus dikembangkan dan merupakan budaya dari suatu masyarakat akademik. 2.5 Kampus Sebagai
Pengembangan n M o r a l F o r c e Pengembanga
Hukum Dan HAM
Kampus merupakan wadah kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, sekaligus
merupakan merupakan
tempat
persemaian
dan
perkembangan perkembangan
nilai-nilai
luhur. Kampus
merupakan wadah perkembangan nilai-nilai moral, di mana seluruh warganya diharapkan menjunjung tinggi sikap yang menjiwai menjiwai moralitas yang tinggi dan dijiwai oleh pancasila. pancasila. Kampus merupakan wadah membentuk sikap yang dapat memberikan kekuatan moral yang mendukung lahir dan berkembangnya sikap mencintai kebenaran dan keadilan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Masarakat kampus sebagai masyarakat ilmiah harus benar-benar mengamalkan budaya akademik. Masarakat kampus wajib senantiasa bertanggung jawab secara moral atas kebenaran obyektif, bertanggung jawab terhadap masarakat bangsa dan negara, serta mengabdi pada pada kesejahteraan kemanusiaan. kemanusiaan. Oleh karena itu sikap masarakat masarakat kampus tidak boleh tercemar oleh kepentingan-kepentingan politik penguasa sehingga benarbenar luhur dan mulia. A. Kampus Sebagai Sumber Pengembangan Pengembangan Hukum Dalam rangka bangsa Indonesia melaksanakan reformasi dewasa ini suatu agenda yang sangat mendesak untuk mewujudkan adalah reformasi dalam bidang hukum dan peraturan perundang- undangan. Negara indonesia indonesia adalah negara yang berdasarkan berdasarkan hukum, oleh karena itu dalam rangka melakukan penataan Negara untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis maka harus menegakkan supremasi hukum. Agenda reformasi yang pokok untuk segera direalisasikan adalah untuk melakukan reformasi dalam bidang hukum. Konsekuensinya dalam mewujudkan suatu tatanan hukum yang demokratis, maka harus dilakukan pengembangan hukum positif.
Sesuai dengan tatib hukum Indonesia dalam rangka pengembangan hukum harus sesuai dengan tatib hukum Indonesia. Berdasarkan tatib hukum Indonesia maka dalam pengembangan hukum positif Indonesia, maka falsafah negara merupakan sumber materi dan sumber nilai bagi pengembangan hukum. Hal ini berdasarkan Tap No. XX/MPRS/1966, dan juga Tap No. III/MPR/2000. namun perlu disadari, bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum dasar nasional, adalah sumber materi dan nilai bagi penyusunan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Dalam penyusunan hukum positif di Indonesia nilai pancasila sebagai sumber materi, konsekuensinya hukum di Indonesia harus bersumber pada nilai-nilai hukum Tuhan (sila I), nilai yamh terkandung pada harkat, martabat dan kemanusiaan seperti seperti jaminan hak dasar (hak asasi) manusia (sila II), nilai nasionalisme Indonesia (sila III), nilai demokrasi yang bertumpu pada rakyat sebagai sebagai asal mula kekuasaan negara (sila IV), dan nilai keadilan keadilan dalam kehidupan kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan (sila V). Selain itu, tidak kalah pentingnya dalam penyusunan dan pengembangan pengembangan hukum aspirasi dan realitas kehidupan masyarakat serta rakyat adalah merupakan sumber materi dalam penyusunan dan pengembangan hukum. B. Kampus Sebagai Kekuatan Kekuatan Moral Pembangunan Pembangunan Hak Asasi Manusia Dalam penegakan hak asasi manusia tersebur, mahasiswa sebagai kekuatan moral harus bersikap obyektif, dan benar-benar berdasarkan kepentingan kepentingan moral demi harkat dan martabat manusia, bukan bukan karena kepentingan politik politik terutama kepentingan kepentingan kekuasaan kekuasaan politik dan konspirasi kekuatan internasional yang ingin menghancurkan negara Indonesia. Perlu kita sadari bahwa dalam penegakan hak asasi tersebut, pelanggaran hak asasi dapat dilakukan oleh seseorang, kelompok orang termasuk aparat negara, penguasa negara baik disengaja ataupun tidak disengaja (UU. No. 39 Tahun 1999). Dasawarsa ini, kita melihat dalam menegakkan hak asasi seringkali kurang adi. Misalnya kasus pelanggaran di Timur-timur, banyak kekuatan yang mendesak untuk mengusut dan mernyeret bangsa sendiri ke Mahkamah Internasional. Namun, ratusan ribu rakyat kita. Seperti korban kerusuhan Sambas, Sampit, Poso dan lainnya tidak ada kelompok yang mau memperjuangkannya. Padahal hak asasi mereka sudah diinjak-injak, jelaslah kejadian serta menderitanya mereka sama. Akan tetapi tetap tidak ada yang mau menolong. Jadi, marilah kita sebagai mahasiswa pencetus terjadinya reformasi, mari kita tujukan pada dunia bahwa kita mampu dalam merealisasikan semua cita-cita dan tujuan dasar dari reformasi. Akan tetapi disamping itu, perlu kita sadari juga bahwasanya kita merupakan mahasiswa sebagai tonggak dari penjunjung tinggi hak asasi manusi masihlah belum maksimal kinerjanya untuk hal yang disebutkan diatas. Maka, dari detik ini. Kita sebagai generasi bangsa haruslah benar-benar menanamkan nilai-nilai pancasila dalam setiap prilaku kita. Dimanapun, dan pada siapapun.
10
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULA K ESIMPULAN N Pancasila sebagai sebagai paradigma pembangunan pembangunan merupakan suatu sumber sumber nilai, kerangka kerangka piker, model, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan pembangunan. Yang meliputi pembangunan politik, IPTEK, pengembangan bidang politik, poembangunan ekonomi, pembangunan social budaya, pengembangan hankam, pembangunan pertahanan keamanan, dan sebagai reformsi, baik itu reformasi hukum ataupun reformasi politik. Semuanya ditujukan untuk membuat menjadikan bangsa yang semakin berkembang dan masyarakat yang semakin mapan. Pancasila
sebagai
aktualisasi
diri
yang
berarti
betul-betul
ada,
terjadi
atau
sesungguhnya. Sehingga terbentuklah aktualisasi objektif dan subjektif. Aktualisasi Pancasila yang objektif adalah pelaksanaan pelaksanaan Pancasila Pancasila dalam bentuk bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif, yudikatif maupun semua bidang kenegaraan lainnya. lainnya. Aktualisasi Aktualisasi Pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan pelaksanaan dalam dalam sikap pribadi, perorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa, dan setiap orang Indonesia. Aktualisasi diripun meliputi meliputi mencakup dalam dalam tridarma perguruan tinggi, budaya budaya akademik dan lingkungan kampus sebagai moral
force pengembangan hukum dan HAM, yang
mencerminkan bahwa aktualisasi diri itupun benar-benar ada dan terjadi disekitar kita. Terrmasuk dalam lingkungan kampus. 3.2 SARAN Sebelum kita terlampau melangkah jauh, menyisakan jejak yang tidak pantas bagi seorang mahasiswa. Marilah kita kembali pahami arti dari keberadaan pancasila itu sendiri. Serta kita harus sadar diri, bahwa kitalah yang akan memegang Negara kita ini. Maka dari itu, mulai saat ini, biasakanlah berprilaku, bertindak bahkan menganbil keputusan dengan jiwa pancasila kita. Karena dengan itulah, akan terwujud bangsa yang makmur serta tujuan Negara akan mudah dicapai.
11 DAFTARFUSTAKA Wibisono Siswomihardjo Koento, 1985, Ilmu Filsafat dan Aktualisasinya dalam pembangunan Nasional, Yogyakarta. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kewarganegaraan Untuk Kelas 2 SMU.
http://www.scribd.com/doc/18184016/Panc http://www.scribd.com/doc /18184016/Pancasila-Sebagai-Sumberasila-Sebagai-Sumber-Nilai-Dan-ParadigmaNilai-Dan-ParadigmaPembangunan http://www.anakkendari.co.cc/2009/01/pa http://www.anakkend ari.co.cc/2009/01/pancasila-sebagai-parad ncasila-sebagai-paradigma-pembanguna igma-pembangunan/ n/