Pengertian, Lingkup dan Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Sejarah a. Pengertian Sejarah Etimologi Bahasa Arab : Syajaratun (pohon) Bahasa Inggris : History (masa lampau) Bahasa Yunani : Istoria ( informasi/pencarian/belajar) Bahasa Belanda : Geschiedenis (sesuatu yang telah terjadi) KBBI : 1. Asal-usul, keturunan atau silsilah 2. Kejadian/peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo 3. Pengetahuan/uraian tentang kejadian, atau peristiwa yang benar-benar tejadi pada masa lampau Menurut para tokoh 1. Herodotus “sejarah tidak berkembang dan bergerak ke depan dengan tujuan yang pasti, tetapi bergerak melingkar, yang tinggi dan rendahnya lingkaran disebabkan oleh keadaan manusia itu sendiri” 2. Ibnu Khaldun “catatan tentang manusia dan bperadabannya dengan seluruh proses perubahan secara nyata dengan segala sebab dan akibatnya” 3. R.G. Collingwood “sejarah sebagai penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan manusia pada masa lampau” 4. Sartono Kartodirdjo Dibatasi oleh 2 pengertian yaitu “ sejarah objektif adalah sejarah yang menunjuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri” “sejarah subjektif adalah sejarah yang telah dipengaruhi oleh emosi dan pikiran oleh sejarawan atau penulis sejarah tentang suatu perisrtiwa” 5. R. Mohammad Ali 1. Sejarah adalah keseluruhan perubahan, kejadian, peristiwa, dan kenyataan yang benar-benar terjadi di sekitar kita 2. Cerita tentang perubahan-perubahan itu sendiri 3. Ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan, peristiwa, kejadian yang benar-benar terjadi pada masa yang telah lampau 6. Muhammad Yamin “ sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan dari berbagai peristiwa yang dapat dibuktikan” Soal: 1. Secara etimologis sejatrah berasal dari kata syajaratun yang berasal dari bahasa arab yang berarti… a. Pohon d. ranting b. Cabang e. pepohonan c. Akar 2. Dalam penggunaannya yang luas, pengertian sejarah yang tepat adalah… a. Tahap-tahap perkembangan kebudayaan manusia sejak masa lampau b. Peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau c. Silsilah para raja dan dinasti pada masa lalu d. Masa kritis dan kehidupan manusia dimasa lalu e. Perkiraan tentang kejadian masa lampau Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
3. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan dari beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan, definisi ini dikemukakan oleh a. Ibnu Khaldun d. Collingwood b. Muhammad Ali e. Herodotus c. Muhammad Yamin 4. Adapun sejarawan yang mengatakan bahwa sejarah tidak berkembang lurus kearah masa depan, tetapi bergerak seperti garis yang melingkar adalah… a. Ibnu Khaldun d. Collingwood b. Muhammad Ali e. Herodotus c. Muhammad Yamin b. Sumber Sejarah Berdasarkan bentuk/jenisnya: a. Sumber tulisan contoh: prasasti, naskah, buku, dokumen, documenter tertulis, arsip, dan foto b. Sumber lisan ( diperoleh dari perilaku dan saksi sejarah) contoh: rekaman pidato dan video c. Sumber benda ( berbentuk artefak/budaya yang ditemukan di suatu tempat/bukti fisik), contoh: alat-alat penunjang manusia, senjata, fosil, bangunan bersejarah Berdasarkan penyampaiannya: a. Sumber primer (diperoleh dari pelaku atau saksi sejarah) b. Sumber sekunder ( sudah diolah oleh peneliti lain atau oleh pemberi informasi) Soal: 1. “Apa yang dikatakan orang tentang peristiwa itu” merupakan pertanyaan tentang sumber… a. Lisan d. Sekunder b. Tulisan e. Benda c. Primer 2. Pernyataan jenis-jenis data di bawah ini: (1) Ulasan penelitian (2) Artefak (3) Ensiklopedia (4) Saksi sejarah (5) Koran (6) Rekaman atau catatan (7) Buku teks (8) Wawancara langsung (9) Relikui Dari data di atas, data primer ditunjukkan nomor… a. (1), (3), (5), dan (7) b. (2), (4), (6), dan (9) c. (6), (7), (8), dan (9) d. (4), (5), (6), dan (7) e. (3), (4), (7), dan (9) 3. Dari soal nomor 2 data sekunder ditunjukkan oleh nomor... a. (1), (3), (5), dan (7) b. (2), (4), (6), dan (9) c. (6), (7), (8), dan (9)
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
d. (4), (5), (6), dan (7) c. Ruang lingkup sejarah 1. Sejarah sebagai peristiwa Syarat-syarat dikatakan sejarah sebagai peristiwa: a. Objektif (didukung oleh fakta sejarah), contoh foto, rekaman, kesaksian pelaku sejarah, Folkor/adat istiadat atau cerita rakyat turun-temurun. b. Unik ( terjadi satu kali / tidak ada peristiwa yang sama ), contoh peristiwa pendudukan DPR/MPR oleh mahasiswa dalam peristiwa Mei 1998 c. Penting (mempunyai arti penting dalam menambah ilmu pengetahuan serta terhadap kehidupan berbangsa dan bermasyarakat / mengandung pelajaran bagi manusia masa kini dan masa depan) 2. Sejarah sebagai ilmu Sejarah itu empiris (objek itu benar-benar pernah dialami manusia dalam waktu yang lampau) Sejarah itu mempunyai objek (bukti) Sejarah itu mempunyai metode, terdapat 5 metode, yakni pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sejarah itu bersifat verifikatif (dapat diuji kebenarannya) 3. Sejarah sebagai kisah Cerita sejarah tidak sama dengan sembarang cerita Cerita sejarah adalah cerita yang didasarkan pada fakta-fakta dan disusun dengan metode ilmiah dan Berdasarkan penafsiran sejarawan yang dapat dipertanggungjawabkan. 4. Sejarah sebagai seni Memerlukan intuisi dan imajinasi, melibatkan emosi dengan gaya bahasa yang khas Soal 1. Sejarah bersifat menggambarkan, menceritakan, dan memaparkan fakta-fakta. Hal ini menerangkan salah satu sifat sejarah… a. Faktual b. Diakronik c. Empiris d. Unik e. Ideografis 2. Sejarah juga termasuk seni. Hal ini karena peneliti sejarah… a. Melibatkan para seniman yang memahami sejarah b. Dapat menjadi sumber penting dalam pembuatan film atau pementasan c. Merupakan hasil imajinasi emosi dan gaya bertutur para pelaku sejarah d. Melibatkan imajinasi, emosi, dan gaya tutur yang khas e. Memiliki alur atau jalan cerita yang menggerakkan emosi penelitinya d. Konsep berpikir kronologis dalam sejarah Kronologis, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss (waktu) dan logos (uraian atau waktu)
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang memang di dalam perkembangannya kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu tertentu. Kronologi mempermudah kita dalam: a. Melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu dengan tepat b. Membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam waktu yang sama.
e. Konsep sinkronik dalam sejarah Etimologi Sinkronik,berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti dengan, dan chronoss yang berarti waktu. KBBI Sinkronik diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam. Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri: 1. Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu 2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter 3. Bersifat horizontal 4. Tidak ada konsep perbandingan 5. Cakupan kajian lebih sempit dan sangat sistematis 6. Sifat kajian lebih serius dan lebih mendalam f.
Konsep ruang dan waktu dalam sejarah a. Peristiwa atau kejadian dari masa yang lalu selalu berlangsung dalam batasan ruang atau tempat tertentu, unsur ruang yang menjadi tempat terjadinya peristiwa akan memberikan gambaran jelas bagi kita bahwa peristiwa itu memang ada dan nyata. b. Waktu menjadi batasan dari setiap peristiwa yang telah terjadi. Konsep waktu dalam sejarah: (1) Proses kelangsungan dari suatu peristiwa dalam batasan waktu tertentu (2) Kesatuan kelangsungan waktu, yaitu waktu pada masa yang lampau, sekarang, dan masa yang akan datang Perjalanan bangsa Indonesia masa Praaksara, Hindu-Budha dan Islam
A. Ciri-ciri Manusia Pra Aksara 1. Jenis Meganthropus (M Paleojavanicus, manusia raksasa dari jawa) Penelitian von Koeningswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941 yang menemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Ciri-cirinya : rahang yang kuat dan badannya tegap. Diperkirakan makanan jenis manusia ini adalah tumbuh- tumbuhan. Masa hidupnya diperkirakan pada zaman Pleistosen Awal. 2. Jenis Pithecanthropus (P Erectus, manusia kera yang berjalan tegak) Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Ciri-cirinya : berbadan tegak, dan memiliki tinggi banadan antara 165-180 cm. Pithecanthropus erectus merupakan manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia diantaranya di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Pertama kali di temukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Sungai Bengawan Solo, Surakarta, tahun 1891. 3. Jenis Homo Homo berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di bandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus. Beberapa jenis homo yang di temukan di Indonesia antara lain. Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. o Ditemukan pada tahun 1931-1934, olah Ter Haar dan Ir. Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo. o Ciri-cirinya yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm, tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus erectus.
Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. o Ditemukan pada tahun 1889, olah Van Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. o Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah memiliki kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu.
Homo Sapiens, artinya manusia cerdas, generasi terakhir dari manusia purba. o Homo sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu. o ciri-ciri fisik yang sudah hampir sama dengan manusia modern saat ini.
Pembagian Homo Sapiens : a. Manusia Wajak Ditemukan oleh B.D. van Rietschoten di sebuah ceruk di lereng pegunungan karst di barat laut Campurdarat, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Temuan Wajak itu adalah Homo sapiens. Dengan ciri : mukanya datar dan lebar, akar hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol sedikit. Dahinya agak miring dan di atas matanya ada busur kening nyata. Tengkorak ini diperkirakan milik seorang perempuan berumur 30 tahun dan mempunyai volume otak 1.630 cc. Wajak kedua ditemukan oleh Dubois pada tahun 1890 di tempat yang sama. Temuan berupa fragmen-fragmen tulang tengkorak, rahang atas dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kering. Pada tengkorak ini terlihat juga busur kening yang nyata. b. Manusia Liang Bua Mempunyai ciri : tengkorak yang panjang dan rendah, berukuran kecil, dengan volume otak 380 cc. Kapasitas kranial tersebut berada jauh di bawah Homo erectus (1.000 cc), manusia modern Homo sapiens (1.400 cc), dan bahkan berada di bawah volume otak simpanse (450 cc). Temuan itu dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian diberi nama Homo floresiensis.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
B. Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia Sebagian besar teori tentang Kebudayaan Prasejarah Indonesia yang datang dari Barat menjelaskan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia datang dari Asia Tenggara (Indochina/Yunnan). Diduga mereka datang dalam dua gelombang migrasi besar yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 5000 SM dan tahun 2000 SM. 1. Golongan Proto Melayu Tiba sekitar tahun 2.000 SM. Kedatangan nenek moyang tersebut sambil membawa kebudayaan neolitikum (batu baru). Mereka tersebar menjadi dua cabang. Cabang pertama dari proto melayu adalah bangsa yang membawa peralatan kapak lonjong. Mereka disebut sebagai ras Papua-Melanesoid. Arah persebarannya dari Yunnan melewati Filipina, kemudian tersebar ke Sulawesi Utara, Maluku, dan ada jugayangsampaikePapua. Cabang yang kedua dari nenek moyang dari golongan Proto Melayu disebut Ras Austronesia. Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ini bermula dari Yunnan melewati Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pula-pulai lainnya. Datangnya nenek moyang tersebut sambil membawa kebudayaan kapak persegi. Setibanya di kepulauan Indonesia, sebagian dari mereka berasimilasi dengan ras Austro-Melanesoid. Sebagian lagi tetap mempertahankan ras aslinya. 2. Golongan Deutro Melayu Tiba di kepulauan Indonesia sekitar tahun 500 SM. Nenek moyang tersebut datang sambil membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson, Vietnam Utara. Kebudayaan logam tersebut antara lain; candrasa, nekara, manik-manik, arca, dan bejana perunggu. Jalur penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia dari golongan ini dimulai dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia Barat, dan berlanjut ke tempat-tempat di Indonesia. Gelombang terakhir nenek moyang ini masih tergolong ras Austronesia. Selanjutnya, semakin berkembang ras Papua-Melanesoid, Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid melahirkan bermacam-macam suku bangsa yang tersebut di seluruh pelosok Indonesia. 3. Melanesoid Pada mulanya kedatangan Bangsa Melanesoid di Papua berawal saat zaman es terakhir, yaitu tahun 70.000 SM .Ras lain yang juga terdapat di Kepulauan Indonesia adalah ras Melanesoid. Mereka tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian dan benua Australia. Di Kepulauan Indonesia mereka tinggal di Papua. Bersama dengan Papua-Nugini dan Bismarck, Solomon, New Caledonia dan Fiji, mereka tergolong rumpun Melanesoid. 4. Negrito dan Weddid Sebutan Negrito diberikan oleh orang-orang Spanyol karena yang mereka jumpai itu berkulit hitam mirip dengan jenis-jenis Negro. Sejauh mana kelompok Negrito itu bertalian darah dengan jenis-jenis Negro yang terdapat di Afrika serta kepulauan Melanesia (Pasifik). Kelompok Weddid terdiri atas orang-orang dengan kepala mesocephal dan letak mata yang Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
dalam sehingga nampak seperti berang; kulit mereka coklat tua dan tinggi rata-rata lelakinya 155 cm. Weddid artinya jenis Wedda yaitu bangsa yang terdapat di pulau Ceylon (Srilanka). Persebaran orang-orang Weddid di Nusantara cukup luas, misalnya di Palembang dan Jambi (Kubu), di Siak (Sakai) dan di Sulawesi pojok tenggara (Toala, Tokea dan Tomuna) C. Kehidupan manusia pada zaman pra aksara 1. Masa Berburu dan Meramu Kehidupan. Manusia purba masa berburu dan meramu senantiasa berpindah-pindah (nomaden). Kehidupan pada masa berburu dan meramu disebut food gathering artinya mengumpulkan makanan yang di sediakan oleh alam tanpa mengolah atau menanam terlebih dahulu. Alat-alat yang digunakan pada masa itu antara lain kapak perimbas untuk marimbas kayu, menguliti binatang, dan memecah tulang; kapak genggam untuk menggali umbi dan memotong hewan buruan; dan alat serpih digunkaan sebagai pisau. 2. Masa Bercocok Tanam Pada. Masa ini manusia purba sudah mengenal bercocok tanam (food producing). Namun demikian kehidupan berburu dan merapu tidak sepenuhnya ditinggalkan. Masa ini pula manusia purba mulai tinggal menetap (sedenter) di suatu kampung dengan rumah panggung. Alat-alat yang di gunakan pada masa bercocok tanam berasal dari batu yang telah di haluskan, antara lain mata panah untuk berburu; barang pecah belah dari tanah liat (gerabah); beliung persegi untuk menebang kayu dan mencangkul; kapak lonjong untuk mengolah tanah. 3. Masa Perundagian (Pertukangan) Pada masa ini manusia sudah mengenal teknologi sederhana dan pembagian kerja. Saat itu manusia menganal pertukangan dan pengecoran logam seperti perunggu, tembaga dan besi sebagai barangbarang kebutuhan rumah tangga. - Nekara dan Moko, berbentuk seperti tambur atau dandang terbalik. Digunkaan pada upacara adapt sebagai benda pusaka. - Kapak perunggu/kapak corong, berbentuk menyerupai corong terbuat dari perunggu. - Benda-benda lain, seperti bejana perunggu, manik-manik, gerabah dan mata tombak. Periodesasi Masa Pra-Aksara Berdasar Corak Kehidupan 1. Mas Berburu Mengumpulkan Makanan tingkat sederhana Kegiatan pokok berburu dan mengumpulkan makanan Alat yang digunakan batu, kayu,dan tulang. Seperti kapak perimbas untuk menguliti kulit binatang Masih terganntung alam sekitar biasanya tinggal di tepi sungai dan masih nomaden Manusianya Pithecanthropus Pada masa Paleolithicum 2.
Masa Berburu Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut Alat yang digunakan memasuki tradisi serpih biah alat-alatnya yaitu alat dari tulang dan kapak genggam Manusianya Pithecanthropus dalam masa Mesolithicum hidup dengan nomaden secara berkelompok Biasa hidup di gua
3.
Masa Bercocok Tanam
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Sudah membentuk perkampungan kecil Manusianya berjenis Homo soloensis dan wajakensis sudah mengenal berladang tetapi tidak menetap pada masa Neolithicum Alat-alatnya berasal dari batu yang sudah di haluskan dan sudah mengenal gerabah, seperti kapak lonjong untuk mencangkul dan beliung persegi untuk mencangkul dan menebang kayu Mengenal sistem kepercayaan
4.
Masa Perundagian / Masa Pertukangan Menyempurnakan pertanian dan peternakan dari masa bercocok tanam Membuat perkampungan yang lebih besar dan sudah menetap (sedenter) Manusianya berjenis Homo Sapiensis yang Alat-alatnya dari logam seperti Moko Solidaritasnya tinggi yang merupakan warisan nenek moyang. Sistem Kepercayaan Manusia Purba. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).
Contoh Soal 1. Manusia purba jenis ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1941 di dekat Desa Sangiran, Lembah Sungai Bengawan Solo, adalah,... A. Meganthropus Paleojavanicus B. Pithecanthropus Erectus C. Homo Soloensis D. Pithecanthropus Robustus E. Homo Wajakensis 2. Manusia pra sejarah sudah hidup menetap didukung oleh kemampuan untuk …. A. Menjinakkan binatang buas yang ditangkap B. Bercocok tanam di sekitar tempat tinggal C. Mengupam alat-alat pertanian D. Membuat rumah bertiang tinggi E. Berburu dan meramu 3. Manusia besar ( raksasa ) dari Jawa Kuno ( tertua ), disebut dengan istilah …. A.Pitecanthropus Mojokertensis B. Pithecanthropus Erectus C. Homo Wajakensis D. Meganthropus Palaeojavanicus E. Homo Soloensis Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
4. Manusia purba yang pertama dilaporkan ditemukan di Indonesia oleh Van Reitschotten pada tahun 1889 dan kemudian diteliti oleh Eugene Dubois, adalah …. A. Homo Wajakensis B. Homo Soloensis C. Meganthropus Palaeojavanicus D. Pithecanthropus Erectus E. Pitecanthropus Mojokertensis 5. Manusia purba hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, disebabkan oleh …. A. Faktor makanan karena tergantung pada alam B. Manusia purba mencari daerah yang subur C. Sering terjadi peperangan antar kelompok D. Keadaan alam yang tidak stabil E. Sering terjadi bencana alam 6. Fosil Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh EugeneDubois pada tahun 1890 di desa Trinil, kabupaten …. A. Tulung Agung B. Karanganyar C. Pacitan D. Sragen E. Ngawi D. Teori Masuknya Agama Budaya Hindu, Budha, Dan Islam Di Indonesia
1. Masuknya Agama Hindu Di Indonesia Asal mula : berawal abad ke-4 M (agama yang pertama sekali masuk ke wilayah Indonesia,karna masyarakat masih berada di zaman pra-sejarah, kepercayaan animisme, dinamisme, ) Bukti : adanya kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu. Ciri – cirri : Peralihan pra-sejarah ke zaman sejarah (masyarakat Indonesia telah mengenal tulisan) Ditemukannya prasasti yang berasal dari kerajaan Tarumanegara yang berbentuk tulisan dengan bahasa Pallawa (bahasa asli India), merupakan bukti kuat masuknya agama Hindu telah merubah zaman pra-sejarah menjadi zaman sejarah dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Masuknya Agama Budha Di Indonesia Asal mula : pertama kali abad ke 1 Masehi (menurut ceerita). Akan tetapi, menurut penemuan-penemuan sejarah, agama Buddha masuk ke Indonesia pertama sekali pada abad ke 4 Masehi. Bukti : penemuan prasasti dan ruphang Buddha di Kedah, Sulawesi. Cirri :
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
agama Buddha tidaklah mengenal system kasta, sehingga masyarakat menegah ke bawah sangat menerima dengan baik masuknya paham Buddha terbentuknya kerajaan Sriwijaya di Palembang pada abad ke-7 M. kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama di Indonesia ( bukti ; catatan seorang sarjana dari China yang bernama I-Tsing) Kerajaan Syailendra berdiri tahun 775-850 M. bukti-bukti terkuat yang mendukung bahwasanya kerajaan Syailendra menganut agama Buddha sebagai agama kerajaan ialah dengan ditemukannya peninggalan berupa Candi Borobudur, Candi Mendut, dan candi Pawon pada tahun 1292 M, berdiri kerajaan Majapahit yang juga menganut paham Budhisme di dalam masyarakatnya.
Hipotesis masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu- Buddha di Indonesia dibagi ke dalam dua kelompok: 1. Teori kolonisasi menekankan pada peran aktif dari orang-orang India dalam menyebarkan pengaruhnya di Indonesia, orang Indonesia sendiri sangat pasif, artinya mereka hanya menjadi objek penerima pengaruh kebudayaan India tersebut. Dibagi menjadi beberapa ahli : Hipotesis Waisya →dikemukakan oleh NJ. Krom dan Mookerjee yang berpendapat “orang India tiba ke Asia tenggara pada umumnya dan khususnya Indonesia karena berdagang” Bukti : Pelayaran perdagangan saat itu masih tergantung sistem angin muson. Sehingga pedagang India terpaksa tinggal di Indonesia selama beberapa saat untuk menanti bergantinya arah angin. Mereka banyak menikah dengan penduduk setempat. Keturunan dan keluarga pedagang ini merupakan awal penerimaan pengaruh India. Tampaknya teori ini mengambil perbandingan proses penyiaran Islam yang juga dibawa pedagang. Kelemahan : o Teori ini juga dibantah ahli lain, karena tidak setiap orang boleh menyentuh kitab Weda. Ajaran Hindu milik kaum brahmana dan hanya mereka yang memahami kitab Weda o Para pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang umumnya hanya dikuasai oleh kasta Brahmana o melihat peta persebaran kerajaan lebih banyak berada di pedalaman. Namun apabila pengaruh tersebut dibawa oleh para pedagang India, tentunya pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha akan lebih banyak berada di daerah pesisir pantai. Hipotesis Ksatria → dikemukakan CC. Berg dan FDK. Bosch. FDK, berpendapat “peran utama masuknya budaya India ke Indonesia adalah ksatria.” Bukti : di India terjadi kekacauan politik yaitu perang brahmana dengan ksatria, para ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama Hindu. Pendukung teori ini kebanyakan sejarawan India, terutama Majumdar dan Nehru. Kelemahan :
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
tidak adanya bukti kolonisasi baik di India maupun di Indonesia. Kedudukan kaum ksatria dalam struktur masyarakat Hindu tidak memungkinkan menguasai masalah agama Hindu dan tidak nampak pemindahan unsur masyarakat India (sistem kasta, bentuk rumah, pergaulan dan sebagainya). Tidak mungkin para pelarian mendapat kedudukan sebagai raja di tempat yang baru. Hipotesis Brahmana → dikemukakan JC. Van Leur, FDK. Bosch dan OW. Wolters berpendapat “ orang yang ahli agama Hindu adalah brahmana.” Bukti : Orang Indonesia/ kepala suku aktif mendatangkan brahmana untuk mengadakan upacara abhiseka secara Hindu, sehingga kepala suku menjadi maharaja. Dalam perkembangannya, para brahmana akhirnya menjadi purohito (penasehat raja). Teori ini tampaknya dianggap lebih mendekati kebenaran karena agama Hindu bersifat tertutup, dimana hanya diketahui kalangan brahmana. Prasasti yang ditemukan berbahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Candi yang ada di Indonesia banyak ditemukan arca Agastya. Disamping itu brahmana di Indonesia berkaitan dengan upacara Vratyastoma dan abhiseka. 2. Teori Arus Balik/ Nasional dikemukakan JC. Van Leur, dimana sebagai dasar berpikir adalah hubungan antara dunia maritim dengan perdagangan. Hubungan dagang Indonesia dengan India yang meningkat diikuti brahmana untuk menyebarkan agama Hindu dan Budha. Orang- orang Indonesia yang tertarik ajaran itu, mengirimkan kaum terpelajar ke India untuk berziarah dan menuntut ilmu. Setelah cukup lama, mereka kembali ke Indonesia dan ikut menyebarkan agama Hindu- Budha dengan menggunakan bahasa sendiri. Dengan demikian ajaran agama lebih cepat diterima bangsa Indonesia. Kesimpulan : Berdasarkan beberapa teori tersebut, para ahli sejarah membuat dua bentuk kemungkinan tentang proses masuknya agama dan budaya Hindu Budha di Indonesia, yaitu : •Bangsa Indonesia bersifat pasif. Hal ini memberikan pengertian bahwa masyarakat Indonesia hanya sekedar menerima budaya dari India. Dengan demikian akan menimbulkan kesan bila telah terjadi penjajahan / kolonisasi yang dilakukan bangsa India baik secara langsung maupun tidak langsung. •Bangsa Indonesia bersifat aktif. Hal ini memberikan pengertian bahwa masyarakat Indonesia sendiri ikut aktif dalam membawa dan menyebarkan agama dan budaya Hindu Budha di nusantara. Salah satu cara yaitu mengundang para brahmana dari India untuk memperkenalkan agama dan budayanya di Indonesia. 3. MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA Ada 3 teori besar yang berkembang :
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Teori Gujarat → dikemukakan oleh seorang professor Snouck Hurgronje. Pendapat : Dia berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada awal abad ke 13 M, yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India. Para pedagang dari Gujarat masuk untuk berdagang ke Indonesia sembari mengenalkan paham Islam di tengah kehidupan bermasyarakat. Bantahan : jika Islam datang dari Gujarat, maka otomatis Islam yang berkembang di Indonesia merupakan Islam dengan paham Syiah. Hal ini karena, di Gujarat pada waktu itu, Islam yang berkembang disana adalah Islam dengan paham Syiah. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku di Indonesia, yang mayoritas penduduknya menganut Islam dengan mazhab Syafi`i.
Teori Mekkah → oleh buya hamka, Islam masuk ek Indonesia melalui peran lanmgsung dari para pedagang muslim asal Timur Tengah yang sembari berdagang, menyebarkan agama Islam din Indonesia. Teori ini berpendapat bahwa, agama Islam masuk ke Indonesia berawal dari abad ke 7 M. Dukungan : Teori ini diperkuat dengan ditemukannya sebuah naskah berita asal China, yang mengemukakan bahwa pada tahun 625 M, sudah mulai terdapat perkampungan bangsa Arab di Sumatera tepatnya di daerah Barus.
Teori Persia → Seorang sejarawan yang bernama P.A. Husein Hidayat mengatakan bahwa Islam masuk ke Indoenesia berawal dari masuknya para pedagang yang berasal dari Persia pada tahun ke-7 M. Mereka singgah ke Gujarat sebelum melanjutkan perjalanan ke nusantara. Hal ini juga diperkuat dengan terdapatnya kesamaan budaya Islam antara Indonesia dengan Persia (Iran).
E. Kehidupan Social, Ekonomi Budaya Masa HinduBudha Islam Di Indonesia 1. Masa Hindu-Budha Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia.
Bidang Keagamaan Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, di Indonesia telah berkembang animisme dan dinamisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elite di sekitar istana.
Bidang Politik Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Bidang Sosial Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta, yaitu: Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana) Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan) Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit) Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar).
Bidang Pendidikan Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
Bidang Sastra dan Bahasa Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada zaman kejayaan Kerajaan Kediri.
Bidang Arsitektur Punden berundak merupakan salah satu arsitektur Zaman Megalitikum. Arsitektur tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Candi bukan sekadar tempat untuk memuja dewa-dewa , tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang telah meninggal.
2. Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam Bidang Politik kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh kerajaan bercorak Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lainnya. Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali. Jika rajanya meninggal, tidak dimakamkan di candi tetapi dimakamkan secara Islam.
Bidang Sosial Pengaruh Islam yang berkembang pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai pudar di masyarakat. Nama-nama Arab seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Musa, Ibrahim, Hasan, Hamzah, dan lainnya mulai digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak digunakan, contohnya rahmat, berkah (barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan masih banyak lagi.
Bidang Pendidikan
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya, pesantren telah berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah menjadi pendidikan Islam.
Bidang Sastra dan Bahasa Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di daerah Leran Gresik, yang diduga makam salah seorang bangsawan Majapahit yang telah masuk Islam. Dalam perkembangannya, pengaruh huruf dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya sastra. Bentuk karya sastra yang berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Islam diantaranya sebagai berikut. o Hikayat, cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Contoh hikayat yang terkenal adalah Hikayat Amir Hamzah. o Babad, kisah pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon. o Suluk, kitab yang membentangkan soal-soal tasawuf contohnya Suluk Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang, dan lainnya o Syair, seperti Syair Abdul Muluk dan Gurindam Dua Belas.
Bidang Arsitektur dan Kesenian Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid dan istana. Ada perbedaan antara masjid- masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam ke Indonesia dan masjid yang ada di Timur Tengah. Masjid di Indonesia tidak memiliki kubah di puncak bangunan. Kubah digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun. Jumlah atap tumpang itu selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa dengan arsitektur Hindu. Contohnya, Masjid Demak dan Masjid Banten.
Mengaplikasikan Pengetahuan Tentang : Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Praaksara, Hindu-Budha, Dan Islam. BIDANG KEHIDUPAN
MASA PRAAKSARA MASA HINDU-BUDHA
MASA ISLAM
Keagamaan
Kepercayaan Masyarakat Indonesia secara Masyarakat Indonesia secara masyarakat saat itu berangsur-Angsur memeluk berangsur-Angsur memeluk adalah animisme dan Agama Hindu dan Buddha Agama Islam dinamisme
Politik
Dalam kehidupan berkelompok biasanya ada seorang pemimpin didalamnya
kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak
Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali. Jika rajanya meninggal, tidak dimakamkan di
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
atas Tampuk kekuasaan candi tetapi dimakamkan secara kerajaan. Kemudian, Islam. pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan Peraturan hukum kasta Sosial
Hidup berkelompok – kelompok dimana proses sosialisasi hanya terjadi intern dalam kelompok masing – masing
Pendidikan
masyarakat Indonesia Aturan kasta mulai pudar di mengenal aturan kasta, yaitu: masyarakat Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar). Namun, unsur budaya Indonesia lama masih tampak dominan dalam semua lapisan Masyarakat Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. sebenarnya, pesantren telah berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah menjadi pendidikan Islam.
Sastra Bahasa
dan Belum ada karya sastra Pengaruh Hindu-Buddha pada yang dihasilkan bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Hasil sastra berupa kitab – kitab yang ditulis oleh Mpu Tantular, Mpu prapanca dan lainnya.
Kosakata bahasa Arab baik lisan maupn tulisan mulai banyak digunakan. Hasil karya sastra berupa hikayat, babad, suluk dan syair.
Arsitektur Kesenian
dan Masyarakat praaksara telah mendirikan bangunan – bangunan yang terbuat dari batu, diantaranya : Menhir, dolmen, sarkofagus, punden berundak dan
Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid dan istana. Juga diperkenalkan dengan seni kaligrafi.
Belum mengenal sistim pendidikan dan segala pengetahuan yang diperoleh masih berasal dari pengalaman hidup di alam bebas
Punden berundak merupakan salah satu arsitektur Zaman Megalitikum. Arsitektur tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi yang disertai
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
waruga
patung induk berupa arca.
F. Hasil Budaya Praaksara Yang Berada Di Lingkungan Terdekat 1. Hasil Kebudayaan Paleolithikum Kebudayan paleolithikum merupakan kebudayaan batu, dimana manusia masih mempergunakan peralatan yang terbuat dari batu, serta teknik pembuatanya masih kasar. Secara garis besar, kebudayaan paleolithikum dibedakan:
a. Kebudayaan Pacitan
Ditemukan oleh Von Koenigswald, alat yang ditemukan berupa kapak genggam, serta alat serpih yang masih kasar, yang diperkirakan hasil kebudayaan manusia jenis Meganthropus.
b. Kebudayaan Ngandong
Merupakan hasil kebudayaan yang ditemukan di daerah Ngandong, Ngawi, Jawa Timur, alat yang ditemukan berupa peralatan yang terbuat dari tulang dan tanduk rusa, yang diperkirakan fungsi : alat penusuk, belati, atau mata tombak.
Alat serpih
2. Kebudayaan Mesolithikum Zaman batu madya.Hasil peninggalan kebudayaan adalah ditemukannya kebudayaan Kjokkenmoddinger dan kebudayaan abris sous roche.Kjokkenmoddinger merupakan sampah dapur yang berupa tumpukan kulit kerang, yang di dalamnya ditemukan kapak genggam/pebble dan kapak pendek. Abris sous roche, merupakan hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua, ditemukan peralatan dari batu yang sudah diasah, serta peralatan dati tulang dan tanduk. Banyak ditemukan di daerah Bojonegoro, Sulawesi Selatan, serta Besuki.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Kjokkenmoddinger penemuan abris souce roche
Gua
tempat
3. Kebudayaan Neolithikum Merupakan hasil kebudayaan jaman batu baru, dengan pembuatan yang lebih sempurna, serta lebih halus dan disesuaian dengan fungsinya. Alat pada masa ini digunakan untuk pertanian dan perkebunan.Alat yang terkenal dari masa ini adalah kapak persegi dan belinug persegi.Kapak persegi mirip dengan cangkul, digunakan untuk kegiatan persawahan dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Kapak lonjong adalah alat dari batu yang diasah dan berbentuk lonjong seperti bulat telur.Daerah penemuannya di Indonesia timur, seperti Minahasa dan Papua.
Kapak lonjong dan Kapak persegi 4. Kebudayaan Logam Disebut juga hasil kebudayaan dari masa perundagian.Disebut sebagai masa perundagian karena manusia sudah mulai mengenal dan menguasai teknologi tahap awal, dengan mulai mengembangkan ketrampilan pertukangan untuk membuat peralatan yang sesuai kebutuhan hidup.Pada masa itu sudah dikenal peralatan yang terbuat dari perunggu dan besi. Berikut ini merupakan peninggalan dari masa perundagian:
peralatan dari besi,yang berupa beliung, cangkul, mata pisau, mata tombak dan sabit
Gerabah, yakni peralatan yang terbuat dari tanah liat,
Pakaian, merupakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu,
Perhiasan, berupa gelang dan kalung, baik yang terbuat dari batu dan kerang, maupun yang terbuat dari perunggu,
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Nekara, merupakan tambur yang berbentuk seperti dandang terbalik, digunakan dalam upacara pemujaan, sehingga alat ini di anggap suci. Banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa, Pulau Selayar, Pulau Roti.
Kapak perunggu atau juga disebut kapak corong atau kapak sepatu.
Kapak Perunggu
Nekara
5. Kebudayaan Megalithikum Ditandai dengan munculnya bangunan-bangunan yang dianggap suci dengan menggunakan batu-batu yang berukuran besar.Kebudayaan megalitik banyak berhubungan dengan kegiatan keagamaan terutama dalam kegiatan pemujaan roh nenek moyang. Hasil kebudayaan megalitikum antara lain: Menhir
Dolmen
Sarkofagus Punden berundak G. Proses masuk dan berkembangnya agama dan buday Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
A. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan kerajaan Hindu yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman, Kalimantan Timur.
Kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
Kerajaan ini dibangun oleh Kudungga. Diduga ia belum menganut agama Hindu.
Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti Yupa, dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, dari abad ke-4 Masehi.
Salah satu Yupa mengatakan bahwa “Maharaja Kundunga mempunyai seorang putra bernama Aswawarman yang disamakan dengan Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman mempunyai tiga orang putra.yang paling terkemuka adalah Mulawarman.” Salah satu prasastinya juga menyebut kata Waprakeswara yaitu tempat pemujaan terhadap Dewa Syiwa.
B. Kerajaan Tarumanegara
pusat kerajaan di Bogor, wilayah kekuasaan seluruh Jawa Barat. Raja : Purnawarman, raja yang menyejahterakan rakyat, karena telah membuat kali untuk irigasi pertanian bidang sosial: 1. teratur, terlihat dari kesejahteraan rakyat 2.memperhatikan kaum Brahmana karena penting untuk upacara keagamaan bidang ekonomi : pembuatan terusan sepanjang 6122 tombak, untuk mencegah banjir dan sebagai sarana perdagangan bidang budaya : tingkat kebudayaan sudah tinggi, dapat dilihat dari Dari kerajaan Tarumanegara ditemukan sebanyak 7 buah prasasti. Lima diantaranya ditemukan di daerah Bogor.Satu ditemukan di desa Tugu, Bekasi dan satu lagi ditemukan di desa Lebak, Banten Selatan. Prasasti-prasasti yang merupakan sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara tersebut adalah sebagai berikut : 1. Prasasti Kebon Kopi, 2. Prasasti Tugu, 3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang, 4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor 5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor 6. Prasasti Jambu, Bogor 7. Prasasti Pasir Awi, Bogor.
C. Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak agama Budha. Raja yang pertamanya bernama Sri Jaya Naga
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Raja yang paling terkenal adalah Raja Bala Putra Dewa.
Letaknya yang strategis di Selat Malaka (Palembang) yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan internasional.Keadaan alam Pulau Sumatera dan sekitarnya pada abad ke-7 berbeda dengan keadaan sekarang. Sebagian besar pantai timur baru terbentuk kemudian.
Oleh karena itu Pulau Sumatera lebih sempit bila dibandingkan dengan sekarang, sebaliknya Selat Malaka lebih lebar dan panjang. Beberapa faktor yang mendorong perkembangan kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan besar antara lain sebagai berikut :
Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat Malaka, sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.
Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan kerajaan Kamboja memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala) yang selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.
Berdasarkan berita dari I Tsing ini dapat kita ketahui bahwa selama tahun 690 sampai 692, Kerajaan Melayu sudah dikuasai oleh Sriwijaya. Sekitar tahun 690 Sriwijaya telah meluaskan wilayahnya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.
Hal ini juga diperkuat oleh 5 buah prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang kesemuanya ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai beikut : 1. Prasasti Kedukan Bukit 2. Prasasti Talang Tuwo 3. Prasasti Kota Kapur 4. Prasasti Telaga Batu 5. Prasasti Karang Birahi 6. Prasasti Ligor Selain peninggalan berupa prasasti, terdapat peninggalan berupa candi. Candi-candi budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus, dan Biaro Bahal, akan tetapi tidak seperti candi periode Jawa Tengah yang terbuat dari batu andesit, candi di Sumatera terbuat dari bata merah. Beberapa arca-arca bersifat budhisme, seperti berbagai arca budha dan bodhisatwa Awalokiteswara ditemukan di Bukit Seguntang, Palembang, Jambi, Bidor, Perak dan Chaiya. Letak Sriwijaya strategis membawa keberuntungan dan kemakmuran.Walaupun demikian, letaknya yang strategis juga dapat mengundang bangsa lain menyerang Sriwijaya. Beberapa faktor penyebab kemunduran dan keruntuhan : Adanya serangan dari Raja Dharmawangsa 990 M. Adanya serangan dari kerajaan Cola Mandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa.
Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275 – 1292.
Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
Adanya serangan kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah Mada, 1477. Sehingga Sriwijaya menjadi taklukkan Majapahit.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
D. Kerajaan Mataram ( Hindu-Budha ) Kerajaan Mataram diketahui dari Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 Masehi yang ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Dalam prasasti itu disebutkan bahwa pada mulanya Jawa (Yawadwipa) diperintah oleh Raja Sanna. Setelah ia wafat Sanjaya naik tahta sebagai penggantinya. Sanjaya adalah putra Sannaha (saudara perempuan Sanna). Prasasti Mantyasih (Prasasti Kedu) yang di dikeluarkan oleh Raja Balitung pada tahun 907 memuat daftar raja-raja keturunan Sanjaya, sebagai berikut : 1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya 2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran 3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan 4. Sri Maharaja Rakai Warak 5. Sri Maharaja Rakai Garung 6. Sri Maharaja Rakai Pikatan 7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi 8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang 9. Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung Prasasti Kelurak, 782 M di desa Kelurak disebutkan bahwa Raja Dharanindra membangun arca Majusri ( candi sewu). Pengganti raja Dharanindra, adalah Samaratungga.Samaratungga digantikan oleh putrinya bernama Pramodawardhani. Dalam Prasasti Sri Kahulunan ( gelar Pramodawardhani) berangka tahun 842 M di daerah Kedu, dinyatakan bahwa Sri Kahulunan meresmikan pemberian tanah untuk pemeliharaan candi Borobudur yang sudah dibangun sejak masa pemerintahan Samaratungga. Pramodhawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu. Adik Pramodhawardhani, Balaputradewa menentang pernikahan itu. Pada tahun 856 Balaputradewa berusaha merebut kekuasaan dari Rakai Pikatan, namun usahanya itu gagal. Setelah pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram menunjukkan kemunduran.Sejak pemerintahan Raja Balitung banyak mengalihkan perhatian ke wilayah Jawa Timur. Raja-raja setelah Balitung adalah : 1. Daksa (910 – 919). Ia telah menjadi rakryan mahamantri I hino (jabatan terttinggi sesudah raja) pada masa pemerintahan Balitung. 2. Rakai Layang Dyah Tulodong (919 – 924) 3. Wawa yang bergelar Sri Wijayalokanamottungga (924 – 929) Wawa merupakan raja terakhir kerajaan Mataram.Pusat kerajaan kemudian dipindahkan oleh seorang mahapatihnya (Mahamantri I hino) bernama Pu Sindok ke Jawa Timur. Kepindahan Kerajaan Mataram ke Jawa Timur Pu Sindok yang menjabat sebagai mahamantri i hino pada masa pemerintahan Raja Wawa memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur tersebut.Pada tahun 929 M, Pu Sindok naik tahta dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmattunggadewa.la mendirikan dinasti baru, yaitu Dinasti Isana. Pu Sindok memerintah sampai dengan tahun 947.Pengganti-penggantinya dapat diketahui dari prasasti yang dikeluarkan oleh Airlangga, yaitu Prasasti Calcuta. Berdasarkan berita Cina diperoleh keterangan bahwa Raja Dharmawangsa pada tahun 990 – 992 M melakukan serangan terhadap Kerajaan Sriwijaya.Pada tahun 1016, Airlangga datang ke Pulau Jawa untuk meminang putri Dharmawangsa.Namun pada saat upacara pernikahan berlangsung kerajaan mendapat serangan dari Wurawuri dari Lwaram yang bekerjasama dengan Kerajaan Sriwijaya.Peristiwa ini disebut peristiwa Pralaya. Selama dalam pengassingan ia menyusun kekuatan. Setelah berhasil menaklukkan raja Wurawari pada tahun 1032 dan mengalahkan Raja Wijaya dari Wengker Pada tahun 1035 ia berhasil mengembalikan kekuasaan. Airlangga wafat pada tahun 1049 dan disemayamkan di Parthirtan Belahan, di lereng gunung Penanggungan. Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
E. Kerajaan Kediri/Kadiri Pada akhir pemerintahannya Airlangga kesulitan dalam menunjuk penggantinya, sebab Putri Mahkotanya bernama Sanggramawijaya menolak menggantikan menjadi raja.la memilih menjadi seorang pertapa. Maka tahta diserahkan kepada kedua orang anak laki-lakinya, yaitu Jayengrana dan Jayawarsa. Untuk menghindari perselisihan di antara keduanya maka kerajaan di bagi dua atas bantuan Pu Barada yaitu Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan dan Panjalu dengan ibukotanya Daha (Kadiri) Sampai setengah abad lebih sejak Airlangga mengundurkan diri tidak ada yang dapat diketahui dari kedua kerajaan itu.Kemudian hanya Kadiri yang menunjukkan aktifitas politiknya. Raja pertama yang muncul dalam pentas sejarah adalah Sri Jayawarsa dengan prasastinya yang berangka tahun 1104 M. Selanjutnya berturut-turut raja-raja yang berkuasa di Kadiri adalah sebagai berikut : Kameswara (±1115 – 1130), Jayabaya (±1130 – 1160), 1135), Sarweswara (±1160 – 1170), Aryyeswara (±1170 – 1180), Gandra (1181), Srengga (1190-1200) dan Kertajaya (1200 – 1222). Pada tahun 1222 terjadilah Perang Ganter antara Ken arok dengan Kertajaya.Ken Arok dengan bantuan para Brahmana (pendeta) berhasil mengalahkan Kertajaya di Ganter (Pujon, Malang). F. Kerajaan Singasari Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok.Dalam kitab Pararaton Ken Arok digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok yang sakti, sehingga menjadi buronan tentara Tumapel. Setelah mendapatkan bantuan dari seorang Brahmana, Ken Arok dapat mengabdi kepada Akuwu (bupati) di Tumapel bernama Tunggul Ametung. Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok menggantikannya sebagai penguasa Tumapel.Ia juga menjadikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, sebagai permaisurinya. Pada waktu itu Tumapel masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kadiri. Setelah merasa memiliki kekuatan yang cukup, Ken Arok berusaha untuk melepaskan diri dari Kadiri.Pada tahun 1222 Ken Arok berhasil membunuh Kertajaya, raja Kadiri terakhir. Ia kemudian naik tahta sebagai raja Singasari dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Girinda. Tidak lama kemudian, Ken Dedes melahirkan seorang putra bernama Anusapati hasil pernikahannya dengan Tunggul Ametung. Sedangkan dari istri yang lain, yaitu Ken Umang, Ken Arok mempunyai seorang putra bernama Tohjaya. Pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh olehAnusapati.Hal ini dilakukan sebagai balas dendam atas kematian ayahnya, Tunggul Ametung.Anusapati mengantikan berkuasa di Singasari.Ia memerintah selama 21 tahun. Sampai akhirnya ia dibunuh oleh Tohjaya, juga sebagai balas dendam atas kematian ayahnya. Tohjaya naik tahta.Ia memerintah dalam waktu sangat singkat. Ia kemudian terbunuh oleh Ranggawuni (putra Anusapati). Pada tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar Srijaya Wisnuwardhana.Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat putranya Kertanegara sebagai Yuwaraja atau Raja Muda.Wisnuwardana wafat pada tahun 1268 di Mandragiri. Pada tahun 1268 Kertanegara naik tahta.la merupakan raja terbesar kerajaan Singasari. Kertanegara merupakan raja pertama yang bercita-cita menyatukan Nusantara.Pada tahun 1275, Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu ke Sumatera (Jambi) dipimpin oleh Kebo Anabrang.Ekspedisi ini bertujuan menuntut pengakuan Sriwijaya dan Malayu atas kekuasaan Singasari.Ekspedisi ini juga untuk mengurangi pengaruh Kubilai Khan dari Cina di Nusantara. Ekspedisi ini menimbulkan rasa khawatir raja Mongol tersebut. Oleh karena itu pada tahun 1289 Kubilai Khan mengirimkan utusan bernama Meng-chi menuntut Singasari mengakui kekuasaan Kekaisaran Mongol atas Singasari. Kertanegara menolak tegas, bahkan utusan Cina itu dilukai mukanya.Perlakukan tersebut dianggap sebagai penghinaan dan tantangan perang. G. Kerajaan Majapahit Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Setelah Kertanegara terbunuh oleh Jayakatwang, 1292.Raden Wijaya menantu Kertanegara berhasil melarikan diri ke Madura untuk minta bantuan Arya Wiraraja, bupati Sumenep.Atas nasihat Arya Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada Jayakatwang.Atas jaminan dari Arya Wiraraja, Raden Wijaya diterima dan diperbolehkan membuka hutan Tarik yang terletak di dekat Sungai Brantas. Dengan bantuan orang-orang Madura, pembukaan hutan Tarik dibuka dan diberi nama Majapahit. Kemudian datanglah pasukan Tartar yang dikirim Kaisar Kubilai Khan untuk menghukum raja Jawa. Walaupun sudah mengetahui Kertanegara sudah meninggal, tentara Tartar bersikeras mau menghukum raja Jawa.Hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk membalas dendam kepada Jayakatwang.Jayakatwang berhasil dihancurkan. Pada waktu tentara Tartar hendak kembali kepelabuhan, Raden Wijaya menghancurkan tentaraTartar, Setelah berhasil mengusir tentara Tartar, Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja Majapahit dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana pada tahun 1293. Kertarajasa meninggal pada tahun 1309.Satu-satunya putra yang dapat menggantikannya adalah Kalagamet.la dinobatkan sebagai raja Majapahit dengan gelar Sri Jayanagara. Ia bukanlah raja yang cakap. Selain itu ia juga mendapatkan banyak pengaruh dari Mahapati. Akibatnya masa pemerintahannya diwarnai dengan adanya beberapa kali pemberontakan. Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti, pada tahun 1319.Kuti berhasil menduduki ibukota Majapahit, sehingga Jayanagara harus melarikan diri ke desa Bedander yang dikawal oleh pasukan Bhayangkari dipimpin oleh Gajah Mada.Pemberontakan Kuti ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada.Karena jasanya Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan.Pada tahun 1328 Jayanagara mangkat dibunuh oleh tabib istana, Tanca.Tanca kemudian dibunuh oleh Gajah Mada.Jayanagara tidak meninggalkan keturunan. Karena Jayanagara tidak mempunyai keturunan, maka yang berhak memerintah semestinya adalah Gayatri atau Rajapatni.Akan tetapi Gayatri telah menjadi bhiksuni.Maka pemerintahan Majapahit kemudian dipegang oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani.la menikah dengan Kertawardhana. Dari perkawinan ini lahirlah Hayam Wuruk.Pada tahun 1331 terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta.Pemberontakan yang berbahaya ini dapat ditumpas oleh Gajah Mada.Karena jasanya Gajah Mada diangkat sebagai Patih Mangkubumi Majapahit.Pada saat pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Pada tahun 1350 M, lbu Tribhuwanatunggadewi, Gayatri meninggal.Sehingga Tribhuwana turun tahta.Penggantinya adalah putranya yang bernama Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanagara.Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada sebagai Mahapatihnya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya.Dengan Sumpah Palapa-nya Gajah Mada berhasil menguasai seluruh kepulauan Nusantara ditambah dengan Siam, Martaban (Birma), Ligor, Annom, Campa dan Kamboja. Pada tahun 1364, Patih Gajah Mada wafat ditempat peristirahatannya, Madakaripura, di lereng Gunung Tengger.Setelah Gajah Mada meninggal, Hayam Wuruk menemui kesulitan untuk menunjuk penggantinya.Akhirnya diputuskan bahwa pengganti Gajah Mada adalah empat orang menteri. Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389.Ia disemayamkan di Tayung daerah Berbek, Kediri. Seharusnya yang menggantikan adalah puterinya yang bernama Kusumawardhani. Namun ia menyerahkan kekuasaannya kepada suaminya, Wikramawardhana. Sementara itu Hayam Wuruk juga mempunyai anak laki-laki dari selir yang bernama Bhre Wirabhumi yang telah mendapatkan wilayah keuasaan di Kedaton Wetan (Ujung Jawa Timur). Pada tahun 1401 hubungan Wikramawardhana dengan Wirabhumi berubah mejadi perang saudara yang dikenal sebagai Perang Paregreg.Pada tahun 1406 Wirabhumi dapat dikalahkan di dibunuh.Tentu saja perang saudara ini melemahkan kekuasaan Majapahit.Sehingga banyak wilayah-wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Kerajaan budha 1. Kerajaan Budha Kalinga Dibangun pada abad 6 M tepatnya di Jawa Tengah Dipimpin seorang ratu yang dikenal dengan Ratu Shima. Kerajaan Budha Kalinga meninggalkan beberapa prasasti seperti: prasasti Tuk Mas yang pada saat itu didapatkan dari lereng Gunung Merbabu di desa Dakawu, Jawa Tengah. 2. Kerajaan Budha Sriwijaya Dibangun pada abad 7 M oleh seorang raja bernama Pertaman Sri Jayanegara. Kerajaan Budha Sriwijaya berpusat di daerah Palembang, SumSel. Pada saat pemerintahan Raja Balaputradewa Kerajaan Budha Sriwijaya mengalami masa keemasan. Mengusai seluruh daerah Sumatra, Kalbar, Semenanjung Melayu serta Jawa Barat. Maka dari itu Kerajaan Budha Sriwijaya mendapat sebutan Kerajaan Nusantara. Kerajaan Budha Sriwijaya meninggalkan beberapa sejarah, diantaranya: dua candi yang terdiri dari Candi Muara Takus dan Candi Biara Bakal, beberapa Prasasti diantaranya: Prasati Kedukan Bukit, Prasati Telaga Batu, Prasasti Karang Berahi, Prasati talang Tuo, Prasasti Kota Kapur 3. Kerajaan Budha Mataram Kerajaan Budha Mataram merupakan kerjaaan yang pada awalnya adalah kerajaan Hindu, namun saat kerajaaan ini jatuh ketangan Dinasti Syailendra, kerajaan Mataram menjadi Kerajaan Budha Mataram. Kerajaan Budha Mataram meninggalkan beberapa sejarah, diantaranya: beberapa candi yang terdiri dari: Candi Kalasan di Jawa Tengah, Candi Sewu di Jawa Tengah, Candi Borobudur di Jawa tengah, Candi Plaosan di Jawa Tengah serta Candi Mendut di Jawa Tengah. Dan peninggalan sejarah berupa beberapa Prasasti, Prasasti-Prasasti tersebuat antara lain: Prasasti Kalasan, Prasasti Ratu Boko, Prasasti Sojomerto,Prasasti Sangkhara, Prasasti Kluraj.
Kerajaaan Islam 1. KERAJAAN SAMUDERA PASAI Kerajaan Islam kedua di Indonesia, setelah kerajaan Peurlak. Letak : Aceh Utara (Kab. Loukseumawe) Raja-raja yang memerintah : 1. Meurah Silau (S. Malik Al-Shaleh) 2. S. Malik Al-Thahir 3. S. Muhammad (S. Malik Al-Thahir)
Penyebab runtuh : 1. berdirinya kerajaan Malaka 2. dikuasai Portugis
2. KERAJAAN ACEH Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Letak : Aceh Raja-raja yang memerintah : 1. Sultan Ali Mughayatsyah 2. Sultan Iskandar Muda (zaman keemasan) 3.Sultan Iskandar Thani
Faktor pendukung perkembangan Aceh 1.Letak strategis 2.Malaka jatuh ketangan Portugis 3.Memiliki komoditas ekspor
Penyebab runtuhnya Aceh : 1.Kekalahan Aceh melawan VOC 2.Persaingan antara bangsawan dan ulama 3.Persaingan antara penganut faham Syamsudin as Samatrani dengan Nurudin ar-Raniri 4.Bawahan banyak yang melepaskan diri
3. KERAJAAN DEMAK Letak : Demak, Jawa Tengah Faktor pendukung kebesaran Demak 1.Runtuhnya majapahit 2.Bawahan Majapahit banyak yang bergabung ke Demak 3.Menguasai jalur perdagangan di perairan Jawa 4.Jatuhnya malaka ke tangan Portugis 5.Didukung para Wali
Raja-raja yang memerintah : 1.Raden Patah 2.Pati Unus 3.Sultan Trenggana ( Zaman keemasan)
Runtuhnya kerajaan : Perebutan kekuasaan antara Arya Penangsang dengan Sunan Prawata
4. KERAJAAN PAJANG Letak : Pajang, Jawa Tengah Raja-raja yang memerintah : 1. Sultan Hadiwijaya 2. Pangeran Benawa
Penyebab runtuh : Pemberontakan dari Arya Pangiri
5. KERAJAAN MATARAM ISLAM Letak : Kota Gede, Yogyakarta Raja-raja yang memerintah : Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
1. Panembahan Senopati 2. Sultan Anyakrawati 3. Sultan Agung Hanyakrakusuma, Zaman Keemasan : a Menyatukan seluruh P.Jawa kecuali : Banten, Cirebon, Mataram b. Mengusir VOC 2x, namun gagal c. membuat kalender Jawa d. memadukan unsur Islam dengan budaya Jawa e. meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pertanian f. menulis kitab Sastra Gendhing g. wilayah kerajaan dibagi menjadi Kutagara, Negara Agung, Mancanegara, daerah Pesisiran 4. Amangkurat I Pengaruh Belanda mulai masuk dan berkembang di Kerajaan Mataram.
6. KERAJAAN CIREBON Letak : Cirebon Jawa Barat Pendiri kerajaan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati). Dia juga merupakan pendiri kerajaan Banten. Beliau juga sebagai salah satu anggota Walisanga, maka kedudukannya sangat dihormati. Raja-raja selanjutnya adalah Panembahan Ratu, Pangeran Girilaya. Kemudian Cirebon runtuh Penyebab runtuh : Cirebon dipecah menjadi Kasepuhan dan Kanoman 7. KERAJAAN BANTEN Letak : Banten, Jawa Barat Raja-raja yang memerintah : 1 Sultan Hasanudin Banten melepaskan diri dari Demak 2.Panembahan Yusuf Berhasil meluaskan wilayah ke Pajajaran 3.Maulana Muhammad (Kanjeng Ratu Banten) 4.Abu Mufakir Belanda mendarat di Banten dibawah pimpinan Cornelis de Houtman 5.Abu Ma’ali 6.Sultan Ageng Tirtayasa Zaman keemasan Banten diraih
Penyebab runtuh : Konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji (putranya) akibat politik adu domba Belanda.
8. KERAJAAN MAKASAR (GOWA-TALLO) Letak : Sulawesi selatan. Pusat perdagangan (Ibu Kota) : Sombaopu Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Raja-Raja yang memerintah 1.Sultan Allaudin 2.Sultan Muhammad Said 3.Sultan Hasanudin (Ayam Jantan dari Timur) Zaman Keemasan diraih. VOC berkali-kali menyerang Makasar selalu gagal. Makasar mulai terdesak setelah VOC bekerjasama dengan Aru Palaka (raja Bone). Akhirnya Hasanudin harus menandatangani Perjanjian Bongaya. 4.Mapasomba Beliau juga menentang VOC, akan tetapi perjuangannya tidak berhasil karena VOC sudah memiliki benteng pertahanan yang kuat di Makasar. Akibatnya Makasar dapat dikalahkan.
9. KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE Letak : Maluku Kedua kerajaan ini selalu bersaing terutama dalam bidang perdagangan. Masing-masing kerajaan kemudian membuat persekutuan dagang, Ternate ( Uli Lima) dengan anggota Obi, Bacan, Seram, Ambon sedang Tidore ( Uli Siwa) dengan anggota Jailolo, Makean, Halmahera dan pulau-pulau kecil sampai Papua
Raja Ternate : 1.Zainal Abidin 2.Sultan Tabariji 3.Sultan Hairun
Portugis berusaha memonopoli rempah-rempah. Sikap tersebut ditentang tegas oleh masyarakat Ternate. Portugis menggunakan siasat mengundang sultan Hairun ke benteng untuk berdamai, namun dengan liciknya Sultan Hairun dibunuh. 4.Sultan Baabullah ( zaman keemasan) Berhasil menyatukan seluruh rakyat Maluku dan berhasil mengusir Portugis dari maluku pada tahun 1575.
Zaman keemasan Tidore : Sultan Nuku
H. PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU BUDDHA 1. Bidang agama Berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia .Sebelum masuk pengaruh India, kepercayaan yang berkembang di Indonesia masih bersifat animisme dan dinamisme. Masyarakat pada saat itu melakukan pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan kekuatan-kekuatan bendabenda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam. 2. Bidang politik dan pemerintahan Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Pengaruhnya terlihat jelas dengan lahirnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia tampaknya belum mengenal corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung masih berupa pemerintahan kesukuan yang mencakup daerah-daerah yang terbats. 3. Bidang pendidikan Membawa pengaruh bagi munculnya lembaga-lembaga pendidikan. Meskipun lembaga pendidikan tersebut masih sangat sederhana dan mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan. Akan tetapi lembaga pendidikan yang berkembang pada masa Hindu-Buddha ini menjadi cikal bakal bagi lahirnya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.bukti yang menunjukkan telah berkembangnya pendidikan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, antara lain adalah: a.catatan perjalanan I-Tsing b. Prasasti Nalanda yang dibuat pada sekitar pertengahan abad ke-9 c. prasasti Turun Hyang 4. Bidang sastra dan bahasa. Dari segi bahasa, orang-orang Indonesia mengenal bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada aman kejayaan kerajaan Kediri. Karya sastra itu antara lain, a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan Airlangga. b. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri. c. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri. d. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada aman kerajaan Majapahit. e. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada aman kerajaan Majapahit. f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada aman kerajaan Majapahit. 5. Bidang seni Bentuk-bentuk tarian yang digambarkan dalam relief memperlihatkan jenis tarian seperti tarian perang, tuwung, bungkuk, ganding, matapukan (tari topeng). Seni relief pada candi yang kemudian menghasilkan seni pahat. Seni Arca dan Patung, sebagai akibat akulturasi budaya pemujaan arwah leluhur dengan agama Seni pertunjukan : Terutama seni wayang sampai sekarang merupakan salah satu bentuk seni yang masih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Bidang seni bangunan : berupa candi dan stupa. Selain itu, terdapat pula beberapa bangunan lain yang berkaitan erat dengan kehidupan keagamaan, seperti: ulan dan satramerupakan semacam pesanggrahan atau tempat bermalam para pe iarah;sima adalah daerah perdikan yang berkewajiban memelihara bangunan suci di suatu daerah; patapan adalah tempat melakukan tapa;sambasambaran Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
yang berarti tempat persembahan; meru merupakan bangunan berbentuk tumpang yang melambangkan gunung Mahameru sebagai tempat tinggal dewa dewa agama Hindu
I. Pengaruh Kebudayaan Islam 1. Pengaruh bahasa dan nama Bahasa Indonesia banyak yang di pengaruhi islam, bersal dari bahasa arab. Karena sering di pergunakannya pada pembicaraan umum, surat kabar dan lain-lainnya, seolah-olah bahasa tersebut sudah menjadi bahsa Indonesia. Seperti, kata perlu yang bersal dari fardu, musawarah dari kata musyawarah, dan kata ihlas dari kata ikhlas. Di bidang nama sudah sangat luas pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Tidak sedikit jumlahnya bangsa Indonesia yang namanya berasal dari bahasa arab,karena pengaruhnya ajaran agama islam. 2. Pengaruh adat-istiadat Adat-istiadat bansa Indonesia yang dari pengaruh ajaran agama islam, tidak saja orang islam yang melakukan, tetapi oprang lainpun banyak yang melakukan seolah-olah sudah menjadi milik bangsa Indonesia sendiri. Seperti, mengucapkan salam ketiak hendak berpidato atau bertemu dengan yang lainnya dan membaca doa pada setiap acara dan pekerjaan yang dilaksanakan. 3. Pengaruh kesenian pengaruh kesenian ini yang mencolok pada kesenian lagu-lagu kosidah , di mana dalam syairnya bernafaskan ajaran-ajaran agama. Lagu-lagu kosidah itu di iringi dengan musik rebana.memukul rebana dengan irama yang teratur disertai bacaan memuji allah, sering dilakukan masyarakat Indonesia pada upacara perkawinan, maulidiyah, khitanan dan lain-lainnya. Seni baca al qur’an musabaqah tilawtil qur’an yang dilaksanakan tiap tahun dari tingkat anak sampai dewasa. Pengaruh islam pada bangsa Indonesia semakin hari bertambah luas, sehingga ikut pula mewarnai pertumbuhan kebudayaan indonsia.
Pengaruh Barat Terhadap Pergerakan Nasional Indonesia hingga Terbentuknya Negara Kebangsaan Indonesia Spanyol Orang-orang Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan samudra mencari daerah baru penghasil rempah-rempah di timur (disebut Tanah Hindia). Mereka diprakarsai oleh Christhoper Columbus. Columbus diakui sebagai penemu daerah baru yakni Benua Amerika. Keberhasilan pelayaran Columbus menemukan daerah baru telah mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan samudra ke timur. Apalagi Columbus belum berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan/Magalhaes atau umum menyebut Magelhaens. Ia juga disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano. Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikumpulkan Columbus, Magellan mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus. Setelah terus berlayar Magellan beserta rombongan mendarat di ujung selatan benua yang ditemukan Columbus (Amerika). Di tempat ini terdapat selat yang agak sempit yang kemudian dinamakan Selat Magellan. Melalui selat ini rombongan Magellan terus berlayar meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik dengan lautan yang relatif tenang. Setelah sekitar tiga bulan lebih rombongan Magellan berlayar akhirnya pada Maret 1521 Magellan mendarat di Pulau Guam. Rombongan Magellan kemudian melanjutkan penjelajahannya dan pada April 1521 sampai di Kepulauan Massava atau kemudian dikenal dengan Filipina. Magellan menyatakan bahwa daerah yang ditemukan ini sebagai koloni Spanyol. Tindakan Magellan dan rombongan ini mendapat tantangan penduduk setempat (orang-orang Mactan). Terjadilah pertempuran antara kedua belah pihak. Dalam pertempuran dengan penduduk setempat itu rombongan Magellan terdesak bahkan Magellan sendiri terbunuh. Rombongan Magellan yang selamat segera meninggalkan Filipina. Mereka di bawah pimpinan Sebastian del Cano terus berlayar ke arah selatan. Pada tahun 1521 itu juga mereka sampai di Kepulauan Maluku yang ternyata tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa berpikir panjang kapal-kapal rombongan del Cano ini dipenuhi dengan rempah-rempah dan terus bertolak kembali ke Spanyol. Dikisahkan bahwa atas petunjuk pemandu orang Indonesia kapal-kapal rombongan del Cano ini berlayar menuju ke arah barat, sehingga melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan diteruskan menuju Spanyol. Portugis Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat penasaran raja Portugis (sekarang terkenal dengan sebutan Portugal), Manuel l. Dipanggillah pelaut ulung Portugis bernama Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat sampai di Tanah Hindia tempat penghasil rempah-rempah. Kebetulan sebelum Vasco da Gama mendapatkan perintah dari Raja Manuel l, sudah ada pelaut Portugis bernama Bartholomeus Diaz melakukan pelayaran mencari daerah Timur dengan menelusuri pantai barat Afrika. Pada tahun 1488 karena serangan ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz mendarat di suatu Ujung Selatan Benua Afrika. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tanjung Harapan. Ia tidak melanjutkan penjelajahannya tetapi memilih bertolak kembali ke negerinya.Pada Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk memulai penjelajahan. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz itu, Vasco da Gama juga berlayar mengambil rute yang pernah dilayari Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco da Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah disewanya, rombongan Vasco da Gama melanjutkan penjelajahan, berlayar menelusuri pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India. Ada pemandangan yang menarik dari kedatangan rombongan Vasco da Gama ini. Mereka ternyata sudah menyiapkan patok batu yang disebut batu padrao. Batu ini sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap daerah yang disinggahi kemudian dipasang patok batu padraosebagai tanda bahwa daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Bahkan di Goa, India Vasco da Gama berhasil mendirikan Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng. Atas kesuksesan ekspedisi ini maka oleh Raja Portugis, Vasco da Gama diangkat sebagai penguasa di Goa atas nama pemerintahan Portugis. Belanda Mendengar keberhasilan orang-orang Spanyol dan juga Portugis dalam menemukan daerah baru, apalagi daerah penghasil rempah-rempah, para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan. Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Piter de Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriam melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de Houtman diterima baik oleh rakyat. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu strategis dan adanya hasil tanaman rempah-rempah di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli perdagangan di Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku kasar, orangorang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat mulai membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda itu. Cornelis de Houtman dan armadanya segera meninggalkan Banten dan akhirnya kembali ke Belanda.Ekspedisi penjelajahan berikutnya segera dipersiapkan untuk kembali menuju Kepulauan Nusantara. Rombongan kali ini dipimpin antara lain oleh van Heemskerck. Tahun 1598 van Heemskerck dengan armadanya sampai di Nusantara dan juga mendarat di Banten. Heemskerck dan anggotanya bersikap hati-hati dan lebih bersahabat. Rakyat Banten pun kembali menerima kedatangan orang-orang Belanda. Belanda mulai melakukan aktivitas perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai berlayar ke timur dan singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran dilanjutkan ke timur menuju Maluku. Di bawah pimpinan Jacob van Neck mereka sampai di Maluku pada tahun 1599. Kedatangan orang-orang Belanda ini juga diterima baik oleh rakyat Maluku. Kebetulan waktu itu Maluku sedang konflik dengan orang-orang Portugis. Pelayaran dan perdagangan orang-orang Belanda di Maluku ini mendapatkan keuntungan yang berlipat. Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang yang berlayar menuju Maluku. Inggris Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan Maluku, perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat Lisabon berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah-rempah karena Inggris mendapatkan rempahrempah secara bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah dari pasar Lisabon. Oleh karena itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah. Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai ke India. Para pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600. Inggris justru memperkuat kedudukannya di India. Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company(EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan perdagangan rempahrempah. Bahkan pada tahun 1811 pernah memegang kendali kekuasaan di Tanah Hindia. Di samping ekspedisi tersebut, ada beberapa rombongan pelaut Inggris yang melewati jalur yang pernah ditempuh para pelaut Spanyol. Misalnya kelompok Pelgrim Father yang merupakan kelompok pelaut Inggris yang menggunakan Kapal Mayflower. Tahun 1607 kelompok Pilgrim Father berhasil mendarat di Amerika bagian Utara. Mereka kemudian membangun koloni di Amerika Utara di Massachusetts. Jepang Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan udara Jepang pada 8 Desember 1941, serangan terus dilancarkan ke angkatan laut Amerika. Selain itu, serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia. Serangan terhadap Indonesia tersebut bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak tanah, timah, dan aluminium. Sebab, persediaan minyak di Indonesia diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan Jepang selama Perang Pasifik. Pada Januari 1942, Jepang mendarat di Indonesia melalui Ambon dan seluruh Maluku. Meskipun pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger) dan pasukan Australia berusaha menghalangi, tapi kekuatan Jepang tidak dapat dibendung. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh Jepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942). Jepang kemudian menyerang Sumatera setelah berhasil memasuki Pontianak. Bersamaan dengan itu Jepang melakukan serangan ke Jawa (Februari 1942). Jalur kedatangan Jepang hingga sampai Indonesia Jepang Manchuria Korea Indo China Thailand Burma Filipina Malaysia Brunei Darussalam Tarakan-Kalimantan (Indonesia)
Peran Para Pejuang Dalam Mewujudkan Cita-cita Untuk Mendirikan Negara A PERJUANGAN SEBELUM 1908 Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor, baik faktor intern dan faktor ekstern. 1
Faktor Intern Faktor intern adalah kondisi di dalam negeri yang mempengaruhi munculnya kesadaran nasional Indonesia. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
2
Kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut pernah memainkan peranan penting sebagai negara nasional. Hal ini dapat menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada dekade awal abad XX. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa kolonial Portugis hingga kolonial Belanda Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia. Sejak dilaksanakannya politik etis banyak pemuda Indonesia yang yang belajar/sekolah secara modern, bahkan banyak pula yang menuntut ilmu ke luar negeri. Kaum terpelajar inilah yang mempelopori lahirnya kesadaran nasional Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia saat itu; pendidikan di surau/langgar, pesantren, dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga mulai disentuh. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia Tokoh-tokoh pribumi yang mendirikan sekolah kebangsaan antara lain Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker mendirikan Ksatrian School, dan Moh. Syafei mendirikan perguruan Indonesische Nederlandsche School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam). Dominasi Ekonomi Kaum Cina di Indonesia Kebijakan Belanda menimbulkan rasa iri hati rakyat Indonesia diantaranya keturunan Cina diberi kesempatan untuk menguasai bisnis eceran, pertokoan, dan menjadi kolektor pajak dari pemerintah Belanda. Akibatnya kaum Cina menjadi lebih agresif. Peristiwa itu membangkitkan persatuan yang kokoh di antara sesama pedagang pribumi untuk menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina. Peranan Bahasa Melayu Bahasa Melayu sudah lama menjadi bahasa pergaulan umum (Lingua Franca). Dalam perkembangannya, bahasa Melayu berubah menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia. Istilah Indonesia sebagai Identitas Nasional Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India = Hindia dan kata nesos = kepulauan, sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje dll.
Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah kondisi di luar negeri yang mempengaruhi munculnya kesadaran nasional Indonesia. Kemenangan Jepang atas Rusia Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum bahwa keperkasaan Eropa menjadi simbol Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata Jepang (bangsa Asia yang Cebol) keluar sebagai pemenang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia. Partai Kongres India Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India) pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia. Filipina di bawah Jose Rizal
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898. Dalam perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Filipina pada tahun 1892. Tujuannya ingin membangkitkan nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol. Gerakan Nasionalisme Cina Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia. Gerakan Turki Muda Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda. Ia menuntut adanya pembaruan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda mem- berikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi. Pada saat menguasai Indonesia negara –negara penjajah mengeluarkan berbagai kebijakan yang memberatkan rakyat Indonesia. Kebijakan Portugis yang Memunculkan Perlawanan Kebijakan Portugis yang pertama adalah monopoli perdagangan rempah-rempah. Berdasarkan perjanjian Tordesillas , Portugis mendapat wilayah pencarian rempah di bumi bagian timur dan Spayol bagian barat. Portugis lebih dahulu datang ke daerah Malaka yaitu pada tahun 1511 lalu melanjutkan perjalanannya ke Maluku pada 1512 dan melakukan monopoli rempah-rempah yang sangat merugikan masyarakat. Selain melakukan monopoli Portugis juga berusaha menyebarkan keyakinannya yaitu agama Nasrani sesuai dengan semboyannya Gospel. Penyebaran agama Kristen itu dilakukan oleh seorang Pendeta bernama Fransiskus Xavirius. Hal itulah yang memicu perlawanan masyarakat Maluku. Kebijakan Pemerintah Belanda Seperti bangsa-bangsa lain yang berusaha mencari sumber rempah-rempah,tujuan awal kedatangan Beland ke Indonesia adalah untuk membeli rempah-rempah lalu karena menginginkannya dalam jumlah yang banyak tanpa membayar mahal Belanda kemudian melakuk monopoli. Sebagai implementasi dan usaha monopoli rempah di Indonesia, Belanda menerapkan kebijakan ekstirpasi dan pelayaran hongi. Untuk membantu berjalannya monopoli yang dilakukan, Belanda melakukan triknya yaitu ikut campur tangan terhadap lingkungan kerajaan .Masyarakat Indonesia pada waktu itu masih berbentuk kerajaankerajaan. Dengan memecah belah dan membuat suasana kerajaan kacau, Belanda akan semakin mudah mengendalikan masyarakat karena kerajaan sedang sibuk mengurusi kekacauan. Bagian dari upaya monopoli perdaganagan juga ddukung dengan menggunakan siasat devide et immpera. Belanda juga melakukan Ekspansi wilayah demi melancarkan kebijakan Pintu Terbuka Ekspansi ditujukan untuk dijadikan lahan bagi perkebunan besar swasta asing.Semakin besar perkebunan, maka hasil rempah-rempah yang diperoleh semakin besar juga. Tindakan-tindakan Belanda itu diperparah dengan arogansinya terhadap kerajaan pribumi. Belanda sering memperlakukan raja dan bangsawan pribumi sebagai bawahan. Adat-istiadat kerjaan pribumi tidak dihormati oleh Belanda. Belanda juga melakukan praktik diskriminasi terhadap penduduk pribumi. Penduduk pribumi digolongkan atas dasar ras yang paling tinggi sampai paling rendah. Golongan paling tinggi kedudukannya adalah orang Eropa, yang terendah adalah pribumi. Golongan eropa diperlakukan secara istimewa baik dalam pendidikan maupun kedudukan di bidang pemerintahan. Perlawanan terhadap kolonialisme barat: Berbagai tindakan Belanda tersebut mengakibatkan penderitaan bagi rakyat Indonesia akibatnya munculah perlawanan rakya didaerah-daerah yang dipelopori oleh tokoh yang berpengaruh. Perlawanan tersebut diantaranya :
1
Melawan Portugis
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Portugis pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia tahun 1511 yang di pimpin oleh Alfonso d’ Alburqueque di Malaka. Perjuangan Rakyat Malaka Pada tahun 1511 dibawah pimpinan Sultan Mahmud Syah I rakyat Malaka melakukan perlawanan terhadap Portugis namun Malaka dapat di taklukan. Akhirnya Malaka jatuh ke portugis pada akhir 1511. Pelawanan terus berkobar hingga mencapai puncaknya pada masa Sultan Iskandar Muda. Perjuangan Rakyat Demak Raden Patah seorang Sultan di Demak mengutus putranya yaitu Dipati Unus untuk membantu Malaka melawan Portugis pada tahun 1512-1523. Dibantu oleh armada Aceh, Palembang, dan Bintan. berusaha merebut kembali Malaka namun tidak berhasil.Pertolongan ini dilandasi rasa solidaritas antar umat Islam. Setelah menaklukan malaka. Portugis menuju daerah Banten dan melakukan monopoli dan bekerja sama dengan kerajaan Padjajaran. Khawatir karena ekspansi Portugis ke Padjajaran, Demak lebih dahulu mengawali pernyerangan, karena takut Portugis akan menguasai Pulau Jawa. Tahun 1527 tanpa mengetahui terjadi perubahan kekuasaan di Sunda Kelapa Portugis datang untuk membangun sebuuah benteng, namun oleh demak yang dipimpin oleh Fatahillah Portugis berhasil diusir dari Sunda Kelapa. Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa Fatahillah seorang ulama dari Demak yang menyebarkan agama Islam di Jawa Barat memimpin rakyat melakukan perlawanan terhadap Portugis. Tahun 1527 Fatahillah menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa dan berhasil mengalahkannya. Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta oleh Fatahillah. Perjuangan Rakyat Maluku Setelah berhasil menaklukan Malaka, Portugis berhasil menguasai wilayah Maluku pada tahun 1512. Munculah perlawan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Sultan Hairun dan dilanjutkan putranya yaitu Sultan Baabullah. Beliau berhasil memimpin rakyat sehingga tahun 1575 Portugis berhasil diusir dari tanah Maluku. Sebab perlawan adalah Portugis memonopoli perdagangan, memeras dan menindas rakyat, dan penyebaran agama Kristen secara paksa.
2
Melawan Inggris Tahun 1600 Inggris telah membentuk sebuah kongsi dagang di India berpusat di Calcuta yang bernama EIC (East India Company) Dari India, Inggris memperluas wilayahnya ke Asia Tenggara termasuk Indonesia yang saat itu dikuasai oleh Belanda. Lord Minto Gubernur Jendral Inggris memerintahkan pengambilan wilayah Indonesia dari Belanda. Tahun 1811 Indonesia dapat direbut dan diangkatlah Raffles sebagai gubernur jendral di Indonesia.Inggris secara resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang 1811 dimana perjanjian Tuntang memuat tentang kekuasaan Belanda atas Indonesia diserahkan oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada Inggris.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Perlawanan Rakyat Yogyakarta Kebijakan Raffles juga menimbulkan reaksi raja-raja pribumi. Di Yogyakarta timbul perlawanan Sultan Hamengkubuwono III (Sultan Sepuh), tetapi berkat politik adu domba Inggris, akhirnya Sultan Hamengkubuwono III dapat dikalahkan dan diasingkan ke Pulau Pinang, kemudian ke Ambon. Pemberontakan Sepoy Tahun 1815 Terjadi pada saat akhir kekuasaan Inggris di Pulau Jawa. Pemerontakan itu dipicu oleh adanya persekongkolan yang terjadi diantara pasukan Sepoy dan Pakubuwono IV. Pasukan Sepoy adalah orang India yang masuk dalam tentara Inggris yang dikirim ke Indonesia untuk membantu Ingris dalam mengambil alih Indonesia dari tangan Belanda. Perlawanan Rakyat Palembang Raffles mengirim tiga orang utusan dipimpin oleh Richard Philips ke Palembang untuk mengambil alih kantor sekaligus benteng Belanda di Palembang dan meminta hak kuasa sultan atas tambang timah di Pulau Bangka.Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris hanya dalam hitungan seminggu Napoleon kalah. Sesuai traktat London yang ditandatangani pada tanggal 13 Agustus 1814, Belanda kembali berkuasa di Nusantara. 3
Melawan Belanda Belanda datang pertama kali di Indonesia pada tahun 1595 dipimpin oleh Cornelis de Houtman yang mendarat di Banten. Tujuan awal kedatangan Belanda adalah membeli rempah-rempah secara langsung pada masyarakat Indonesia namun akhirnya Belanda melakukan monopoli. Beberapa tahun memonopoli perdagangan di Banten, Belanda diiusir oleh rakyat karena sikap semena-mena dan sombong. Selain praktek monopoli yang dilakukan karena sifat itulah akhirnya banyak timbul perlawanan rakyat terhadap Belanda. Beberapa diantaranya adalah : Perlawanan Sultan Agung (Mataram) Raja dari Mataram yang bercita-cita menguasai seluruh Pulau Jawa tetapi terhalang oleh Belanda. Oleh karena itu Sultan Agung melakukan penyerangan ke Batavia sebanyak tiga kali namun gagal. Diantara penyebabnya adalah : -Jarak yang ditempuh terlalu jauh. -Kekurangan bahan makanan. -Banyak terserang penyakit dan meniinggal. -Rencana penyerangan sudah diketahui pihak Belanda. Perlawanan Rakyat Banten Dipimimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa yang anti VOC kemudian mengangkat putranya yang bernama Sultan Haji.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Setelah diangkat Sultan Haji lalu menjalin hubungan dengan Belanda. Oleh karena itu ia diturunkan kembali dari tahtanya. Ia meminta bantuan kepada VOC untuk menangkap ayahnya sendiri. Belanda dengan senang hati membantu karena dilatar belakangi oleh strateginya dalam menghancurkan kekuasaan kerajaan-kerajaan local. Sultan haji lalu membuat perjanjian Banten yang isinya menindas rakyat. Sejak saat itu Banten kehilangan kemerdekaannya dan Sultan Haji hanya sebagai pemerintah boneka VOC. Perlawanan Rakyat Tidore Perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Sultan Nuku (1780-1084). Saat Tidore dikuasai oleh Sultan Paku Alam, rakyat yang setia pada Sultan Nuku menyingkir ke Kep. Kolano Flat. Sultan Nuku memilih daerah Waru sebagai markas untuk menyerang Belanda. Sultan Nuku baru berhasil mengusir Belanda pada tahun 1801. Akhirnya Portugis pergi ke daerah Timor-Timur. Perlawanan Rakyat Makasar Makasar adalah daerah perdaganagan yang ramai yang didukung oleh factor-faktor :
Letak Makassar yang sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan. Malaka-Batavia-Maluku
Jatuhnya Malka ke tangan Portugis, yang membuat pedagang Arab, India, dan Melayu berpindah ke Makassar.
Posisi Makassar sebagai pelabuhan transit lada-lada yang berasal dari Kesultanan Banjar. Kerajaan Gowa menjadi salah satu yang ekonominya maju karena letaknya yang strategis. Sistem perdagangan yang terbuka dianggap merugikan VOC, karena VOC ingin mejadi satu-satunya penyalur dan pembeli di Maluku. Belanda mulai melakukan pemaksaan, dan pembajakan kapal. Perang pecah pada tahun 1654-1655. Belanda menggunakan siasat “adu domba” antara Sultan Hasannudin denga Aru Palaka. Belanda dipimpin oleh Speelman menyerang Kerajaan Gowa dan memakan banyak korban berakhir dengan kekalahan di pihak Makasar. Akhirnya sultan Hasannudin harus menandatangani Perjanjian Bongaya yang sangat merugikan. Perlawanan Rakyat Maluku Perlawanan ini dipimpin oleh Pattimura dari Saparua. Sebab perlawanan adalah karena penindasan, pemaksaan, dan sifat semana-mena Belanda. Mula-mula Pattimura membakar perahu-perahu Belanda yang ada di pelabuhan selanjutnya mengepung dan menduduki benteng Duurstede. Pattimura berhasil menguasai Benteng Duurstede selama dua bulan. Belanda mengirim serdadu dipimpin oleh Mayor Beetjes tapi belum berhasil. Belanda kembali mengirim lagi pasukan untuk menangkap Pattimurayang dipimpin oleh Letnan Groot dan benteng direbut kembali tahun 1817. Mattulessy juga dibantu oleh Raja Paulus Tiahahu dan putrinya yang bernama Christina Martha Tiahahu. Untuk mengalahkan Pattimura dan kawan-kawan, Belanda menggunakan siasat devide et impera.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Pemimpin perlawanan seperti Pattimura, Anthoni Ribok, Philip Latuhumania, dan Said Printah tertanggakap dan dihukum gantung. Perlawanan berhenti karena pemimpin mereka banyak yang gugur. Perlawanan Diponegoro 1825-1830 Disebut juga perang Jawa, terjadi di Jawa Tengah dipimpin oleh Pangeran Dipponegoro. Penyebabnya adalah penderitaan rakyat akibat ulah Belanda, keikutcampuran belanda dalam Istana, Belanda tidak menghormati tradisi,dan pembangunan jalan melalui makam leluhur tanpa izin . Pangerana Diponegoro menggunakan siasat gerilya dalam berperang. Siasat inilah yang menmbuat Belanda kewalahan. Wilayah gerilyanya adalah daerah Kalisoko,Selarong,Dekso,Plered,Gawok,Pengasih, Kedu (DIY dan sekitarnya) Perlawanan Diponegoro sangat menyulitkan Belanda. Dalam usahanya melawan Diponegoro, Belanda banyak sekali mengeluarkan dana dan kewalahan. Akhirnya Politik Benteng stelsel diberlakukan oleh Jendral de Kock untuk mempersempit gerak Diponegoro dan pasukannya. De Kock menawarkan sebuah perundingan perdamaian di rumah residen Kedu di Magelang.Apabila perundingan gagal Diponegoro diperbolehkan kembali ke pasukan. Namun ternyata belanda menawan Diponegoro dibawa ke Semarang lalu dibawa ke Batavia lalu ke Manado hingga wafat pada 8 Januari 1855 Perlawanan terhadap imperialisme jepang: a. Perlawanan dengan Strategi Kooperasi Perlawanan dengan strategi kooperasi (bekerja sama) muncul karena Jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional. Pemerintah pendudukan Jepang mengeluarkan kebijakan yang hanya mengakui organisasi organisasi bentuknya yang ditujukan bagi kemenangan Perang Asia Pasifik. Tokoh tokoh pejuang nasionalis kemudian memanfaatkan semua organisasi bentukan Jepang itu dengan cara menggembleng kaum muda agar terus berusaha mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, mereka berhasil merumuskan rancangan UUD dan dasar negara yang akan diperlukan apabila Negara telah merdeka. Adapun bentuk perjuangan bangsa Indonesia dengan strategi kooperasi dilakukan melalui organisasi organisasi sebagai berikut. 1
Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
2
Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
3
Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) dan Masyumi.
4
Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat).
5
BPUPKI dan PPKI.
b. Perlawanan dengan Strategi Gerakan di Bawah Tanah (Ilegal)
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Perlawanan gerakan dibawah tanah atau illegal muncul akibat terlalu kuatnya pemerintah Jepang menekan dan melarang golongan oposisi. Gerakan nasionalisme yang ada ternyata tidak mampu menandingi kekuatan pemerintah Jepang. Oleh karena itu, beberapa perjuang nasionalis mengambil jalan melakukan gerakan dibawah tanah (illegal). Strategi perjuangan tersebut ternyata dapat terorganisir secara rapid an dilakukan secara rahasia. Mereka diam dan bersembunyi untuk menghimpun kekuatan rakyat. Mereka pun berusaha menanankan semangat persatuan dan kesatuan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Jaringan hubungan khusus terus dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional yang kooperasi terhadap Jepang. Selain itu, mereka membentuk jaringan kekuatan dengan melakukan sabotase dan tindakan destruktif (perusakan) terhadap sarana/prasarana vital milik Jepang. Beberapa kelompok pergerakan nasional yang dijalankan strategi gerakan dibawah tanah, antara lain berikut ini. 1
Kelompok Sutan Syahrir, meerupakan kelompok pemuda dibawah pimpinan Sutan Syahrir. Mereka antara lain menyebar di Jakarta, Cirebon, Garut, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang. Kelompok ini sangat antifasisme Jepang.
2
Kelompok Kaigun, merupakan perhimpunan para pemua Indonesia yang mempunyai hubungan erat dengan kepala perwakilan Angkatan Laut (Kaigun) Jepang di Jakarta, yaitu Laksamana Maeda.
3
Kelompok sukarni, merupakan kumpulan para pemuda anti Jepang dibawah pimpinan Sukarni. Mereka tinggal di Asmara Angkatan Baru di Jalan Menteng 31 Jakarta.
4
Kelompok Persatuan Mahasiswa yang terdiri atas mahasiswa kedokteran (Ikadaigaku), bermarkas di Jalan Prapatan No. 10 Jakarta.
5
Kelompok Amir Syarifuddin merupakan kumpulan pemuda berpaham sosialis yang selalu menentang kebijakan pemerintah Jepang.
c. Perlawanan Bersenjata Perlawanan bersenjata rakyat Indonesia yang dilakukan di berbagai daerah meliputi perlawanan rakyat (misalnya di Singapura, Jawa Barat) dan perlawanan tentara Peta. 1. Perlawanan Rakyat Singaparna, Jawa Barat.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang banyak dipimpin oleh para ulama yang bersikap nonkooperasi terhadap kebijkan pendudukan militer Jepang. Perlawanan rakyat Singapura dipimpin oleh K.H Zainal Mustafa, seorang pimpinan pesantren Sukammah di Singaparna, Tasikmalaya (Jawa Barat). Munculnya perlawanan rakyat berawal dari paksaan Jepang untuk melakukan seikeirei, yaitu upacara penghormatan kepada kaisar Jepang yang dianggap dewa dengan cara membungkukkan badan kearah timur laut (Tokyo). Cara ini dianggap oleh K.H Zainal Mustafa sebagai tindakan menyekutukan Tuhan yang secara tegas dilarang oleh agama Islam. Selanjutnya, K.H Zainal Mustafa dengan tegas melarang rakyat untuk melakukan seikeirei, menyetor padi, dan bekerja untuk tentara Jepang. Untuk menghindari segala kemungkinan, K.H Zainal Mustafa mempersiapkan santri santrinya dengan mempetabalkan keyakinan agama dan mengajar bela diri pencak silat. Melihat kondisi seperi itu, pemerintah Jepang segera mengambil tindakan dengan mengirim utusan untu menangkap K.H Zainal Mustafa. Oleh karena tidak bisa diajak kompromi, utusan Jepang itu dikeroyok massa dan sempat melarikan diri ke Tasikmalaya. Melihat kejadian itu, Jepang kemudian mengirim pasukan untuk menggempur Sukamanah dan menangkap K.H Zainal Mustafa. Akhirnya, meletuslah pertempuran bersenjata pada 25 Februari 1944 sehabis salat Jum’at. Dalam pertempuran itu, banyak tentara Jepang yang luka luka bahkan gugur. Sementara itu, ratusan rakyat Singapurna menjadi korban pertempuran tersebut karena tidak sebandingnya persenjataan yang dimiliki. Setelah melakukan perlawanan yang gigih dan tanpa kenal menyerah, K.H Zainal Mustafa dan para pengikutnya berhasil ditangkap dan dimasukkan kedalam tahanan diTasikmalaya. Selajutnya, mereka dipindahkan ke Jakarta. Sesudah mengalami siskaan yang berat dalam penjara, K.H Zainal Mustafa dihukum mati dan dimakamkan di Ancol. Kini makamnya telah dipindahkan kedaerah asalnya di tengah tengah rakyat Singapura. 2. Perlawanan Peta di Blitar Prajutit prajurit Peta di Blitar dibawah pimpinan Shodanco (Komandon Peleton) SUPRIYADI melancarkan perlawanan terhadap Jepang pada 14 Februari 1945. Perlawanan ini timbul karena ia tidak tahan melihat kesengsaraan rakyat terutama didaerah Blitar yang dipekerjakan sebagai tenaga romusha. Apalagi banyak diantara mereka merupakan sanak family keluarga prajurit Peta. Perlawanan supriyadi dan kawan kawan sangat merepotkan pasukan Jepang. Hal ini membuat Jepang terpaksa mendatangkan pasukannya dari tempat lain yang dilengkapi dengan tank tank dan pesawat tempur. Perlawanan Supriyadi dan para pengikutnya mengalami kegagalan, karena persiapan yang kurang
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
matang dan tidak mendapat dukungan rakyat. Akhirnya, prajurit prajurit Peta yang ikut melawan Jepang, ditangkap dan dihadapkan ke Mahkamah Militer di Jakarta. Setelah menjalani beberapa kali persidangan, mereka dijatuhi hukuman sesuai peranannya masing masing. Sebanyak enam orang dijatuhi hukuman mati karena mereka terbukti membunuh tentara Jepang, yaitu dr. Ismangil, Muradi, Sunanto, Sudarmo, Suparyono, dan Halir Mangkudijaya. Kemudian 35 orang hukuman dijatuhi penjara antara dua tahun sampai hukuman penjara seumur hidup. Pimpinan perlawanan Supriyadi tidak tersebut dalam siding pengadilan dan juga tidak tersebut secara in absentia (tanpa hadirnya tertuduh). Rakyat menanggap bahwa Supriyadi telah tertangkap dan kemungkinan dibunuh secara diam diam oleh Jepang.
Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Jepang Salah satu perlawanan terhadap Jepang di Aceh adalah perlawananan rakyat yang terjadi di Cot Plieng yang dipimpin oleh Abdul Jalil. Abdul Jalil adalah seorang ulama muda, guru mengaji di daerah Cot Plieng, Provinsi Aceh. Karena melihat kekejaman dan kesewenangan pemerintah pendudukan Jepang, terutama terhadap romusa, maka rakyat Cot Plieng melancarkan perlawanan.Abdul Jalil memimpin rakyat Cot Plieng untuk melawan tindak penindasan dan kekejaman yang dilakukan pendudukan Jepang. Perlawanan Rakyat Indramayu terhadap Jepang Perlawanan rakyat Indramayu antara lain terjadi di Desa Kaplongan, Distrik Karangampel pada bulan April 1944. Kemudian pada bulan Juli, muncul pula perlawanan rakyat di Desa Cidempet, Kecamatan Lohbener. Pemimpin perlawanan rakyat Indramayu terhadap jepang adalah Madriya. Perlawanan tersebut terjadi karena rakyat merasa tertindas dengan adanya kebijakan penarikan hasil padi yang sangat memberatkan. Rakyat yang baru saja memanen padinya harus langsung dibawa ke balai desa. Setelah itu, pemilik mengajukan permohonan kembali untuk mendapat sebagian padi hasil panennya. Rakyat tidak dapat menerima cara-cara Jepang yang demikian. Rakyat protes dan melawan. Mereka bersemboyan “lebih baik mati melawan Jepang daripada mati kelaparan”. Setelah kejadian tersebut, maka terjadilah perlawanan yang dilancarkan oleh rakyat. Namun, sekali lagi rakyat tidak mampu melawan kekuatan Jepang yang didukung dengan tentara dan peralatan yang lengkap. Rakyat telah menjadi korban dalam membela bumi tanah airnya. Perlawanan Rakyat Kalimantan terhadap Jepang
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Rakyat melawan Jepang karena himpitan penin dasan yang dirasakan sangat berat. Salah satu perlawanan di Kalimantan adalah perlawanan yang dipimpin oleh Pang Suma, seorang pemimpin Suku Dayak. Pemimpin Suku Dayak ini memiliki pengaruh yang luas di kalangan orang-orang atau suku-suku dari daerah Tayan, Meliau, dan sekitarnya. Perlawanan Rakyat Papua terhadap Jepang Gerakan perlawanan yang terkenal di Papua adalah “Gerakan Koreri” yang berpusat di Biak dengan pemimpinnya bernama L. Rumkorem. Biak merupakan pusat pergolakan untuk melawan pendudukan Jepang. Rakyat Irian memiliki semangat juang pantang menyerah, sekalipun Jepang sangat kuat, sedangkan rakyat hanya menggunakan senjata seadanya untuk melawan. Selain di Biak, di berbagai daerah lain di Papua juga melakukan perlawanan terhadap Belanda, seperti di Yapen yang dipimpin oleh Nimrod, dan di tanah besar yang dipimpin oleh Simson. Pergerakan Kebangsaan di Berbagai Daerah Invasi Jepang ke Indonesia selain berdampak negatif, seperti romusha dan eksploitasi sumber daya penduduk, juga mempunyai dampak positif. Dampak tersebut antara lain pendidikan dan latihan dalam berbagai organisasi ketentaraan yang melatih kedisiplinan serta dibentuknya berbagai lembaga sebagai persiapan ke arah kemerdekaan. Pada masa Jepang ini perjuangan kemerdekaan makin memuncak dan kesadaran kebangsaan di kalangan rakyat semakin tinggi dan meluas. Cita-cita untuk hidup merdeka pun hadir di antara kehidupan rakyat pedesaan. Dampaknya adalah mulai eratnya semangat persatuan di antara bangsa Indonesia. Wujudnya adalah munculnya berbagai organisasi kebangsaan Indonesia di berbagai daerah. Kaum nasionalis di Jawa dan Sumatra membentuk Kesatuan Melayu Muda (KMM). Ketika para anggotanya ditangkap dan KMM dibubarkan oleh pemerintah pendudukan militer Jepang bulan April 1942, para anggota lainnya terus melanjutkan perjuangan dengan gerakan di bawah tanah melawan Jepang antara lain masuk Malaya Peoples Anti-Japanese Army (MPAJA). Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional: 1. Budi Utomo Organisasi Budi Utomo (BU) didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa STOVIA di Batavia dengan Sutomo sebagai ketuanya. Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin Sudirohusodo yang sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya membentuk Studiefounds. Gagasan Studiesfounds bertujuan untuk menghimpun dana guna memberikan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi, namun tidak mampu melanjutnya studinya. Gagasan itu tidak terwujud, tetapi gagasan itu melahirkan Budi Utomo. Tujuan Budi Utomo adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan. Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Tujuan tersebut ingin dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut: 1) memajukan pengajaran; 2) memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan; 3) memajukan teknik dan industri 4) menghidupkan kembali kebudayaan.
Dr Sutomo Dilihat dari tujuannya, Budi Utomo bukan merupakan organisasi politik. Sampai menjelang kongresnya yang pertama di Yogyakarta telah berdiri tujuh cabang Budi Utomo, yakni di Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Untuk mengonsolidasi diri (dengan dihadiri 7 cabangnya), Budi Utomo mengadakan kongres yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober 1908. Kongres memutuskan hal-hal sebagai berikut. 1) Budi Utomo tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik. 2) Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan kebudayaan. 3) Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada daerah Jawa dan Madura. 4) Memilih R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sebagai ketua. 5) Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi. Sampai dengan akhir tahun 1909, telah berdiri 40 cabang Budi Utomo dengan jumlah anggota mencapai 10.000 orang. Akan tetapi, dengan adanya kongres tersebut tampaknya terjadi pergeseran pimpinan dari generasi muda ke generasi tua. Dengan demikian, sifat protonasionalisme dari para pemimpin yang tampak pada awal berdirinya Budi Utomo terdesak ke belakang. Strategi perjuangan BU pada dasarnya bersifat kooperatif. Namun demikian, Budi Utomo tetap mempunyai andil dan jasa yang besar dalam sejarah pergerakan nasional, yakni telah membuka jalan dan memelopori gerakan kebangsaan Indonesia. Itulah sebabnya tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati setiap tahun hingga sekarang. 2. Sarekat Islam (SI)
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
H Samanhudi Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari Laweyan Solo. Organisasi Sarekat Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut ini. a. Agama Islam. b. Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina yang berperan sebagai leveransir (seperti kain putih, malam, dan sebagainya). Atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi Sarekat Islam ( SI ), dengan tujuan untuk memperluas anggota sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja. Berdasarkan Akte Notaris pada tanggal 10 September 1912, ditetapkan tujuan Sarekat Islam sebagai berikut: 1) memajukan perdagangan; 2) membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan); 3) memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli; 4) memajukan kehidupan agama Islam. Sarekat Islam merupakan gerakan nasionalis, demokratis dan ekonomis, serta berasaskan Islam dengan haluan kooperatif. Pada tahun 1914 telah berdiri 56 Sarekat Islam lokal yang diakui sebagai badan hukum. Pada tahun 1915 berdirilah Central Sarekat Islam (CSI) yang berkedudukan di Surabaya. Tugasnya ialah membantu menuju kemajuan dan kerjasama antar Sarekat Islam lokal. Pada tanggal 17 24 Juni 1916 diadakan Kongres SI Nasional Pertama di Bandung yang dihadiri oleh 80 Sarekat Islam lokal dengan anggota 360.000 orang anggota. Dalam kongres tersebut telah disepakati istilah "nasional", dimaksudkan bahwa Sarekat Islam menghendaki persatuan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia menjadi satu bangsa. Sifat Sarekat Islam yang demokratis dan berani serta berjuang terhadap kapitalisme untuk kepentingan rakyat kecil sangat menarik perhatian kaum sosialis kiri yang tergabung dalam Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pimpinan Sneevliet (Belanda), Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin (Indonesia). Itulah sebabnya dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua kelompok berikut ini. 1) Kelompok nasionalis religius ( nasionalis keagamaan) yang dikenal dengan Sarekat Islam Putih dengan asas perjuangan Islam di bawah pimpinan H.O.S. Cokroaminoto. 2) Kelompok ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama Sarekat Islam Merah dengan haluan sosialis kiri di bawah pimpinan Semaun dan Darsono. Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
3. Indische Partij (IP)
Douwes Dekker Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya. Cita-cita Indische Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres. Di samping itu juga disusun program kerja sebagai berikut: 1) meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia). 2) memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di bidang pemerintahan, maupun kemasyarakatan. 3) memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan yang lain. 4) memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan. 5) berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia. 6) dalam hal pengajaran, kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan memperkuat mereka yang ekonominya lemah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Indische Partij merupakan partai politik pertama di Indonesia dengan haluan kooperasi. Dalam waktu yang singkat telah mempunyai 30 cabang dengan anggota lebih kurang 7.000 orang yang kebanyakan orang Indo. Oleh karena sifatnya yang progresif menyatakan diri sebagai partai politik dengan tujuan yang tegas, yakni Indonesia merdeka sehingga pemerintah menolak untuk memberikan badan hukum dengan alasan Indische Partij bersifat politik dan hendak mengancam ketertiban umum. Walaupun demikian, para pemimpin Indische Partij masih terus mengadakan propaganda untuk menyebarkan gagasan-gagasannya. Satu hal yang sangat menusuk perasaan pemerintah Hindia Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Oleh karena kegiatannya sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya. Dengan diasingkannya ketiga pemimpin Indische Partij maka kegiatan Indische Partij makin menurun. Selanjutnya, Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
menjadi National Indische Partij (NIP). National Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang terpelajar. 4. Muhammadiyah
KH Ahmad Dahlan Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia, sifatnya nonpolitik. Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin. Tujuan Muhammadiyah ialah sebagai berikut. 1) memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam; 2) mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut agama Islam. Untuk mencapai tujuan tersebut, usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah sebagai berikut: 1) mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Islam ( dari TK sampai dengan perguruan tinggi); 2) mendirikan poliklinik-poliklinik, rumah sakit, rumah yatim, dan masjid; 3) menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan. Muhammadiyah berusaha untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadis. Itulah sebabnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agama Islam secara modern dan memperteguh keyakinan tentang agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya. Kegiatan Muhammadiyah juga telah memperhatikan pendidikan wanita yang dinamakan Aisyiah, sedangkan untuk kepanduan disebut Hizbut Wathon ( HW ). Sejak berdiri di Yogyakarta (1912) Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat. Sampai tahun 1913, Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa. Pada tahun 1935, Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. 5. Gerakan Pemuda Gerakan pemuda Indonesia, sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo, namun sejak kongresnya yang pertama perannya telah diambil oleh golongan tua (kaum priayi dan pegawai negeri) sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari organisasi tersebut. Baru beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman, dan Sunardi. Trikoro Dharmo yang diketui oleh R. Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura. Trikoro Dharmo, artinya tiga tujuan mulia, yakni sakti, budi, dan bakti. Tujuan perkumpulan ini adalah sebagai berikut:
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
1) mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan; 2) menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya; 3) membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya. Tujuan tersebut sebenarnya baru merupakan tujuan perantara. Adapun tujuan yang sebenarnya adalah seperti apa yang termuat dalam majalah Trikoro Dharmo yakni mencapai Jawa raya dengan jalan memperkokoh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Oleh karena sifatnya yang masih Jawa sentris maka para pemuda di luar Jawa (tidak berbudaya Jawa) kurang senang. Untuk menghindari perpecahan, pada kongresnya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah menjadi Jong Java (Pemuda Jawa). Sesuai dengan anggaran dasarnya, Jong Java ini bertujuan untuk mendidik para anggotanya supaya kelak dapat menyumbangkan tenaganya untuk membangun Jawa raya dengan jalan mempererat persatuan, menambah pengetahuan, dan rasa cinta pada budaya sendiri Sejalan dengan munculnya Jong Java, pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasiorganisasi, seperti Jong Sumatra Bond, Pasundan, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Selebes, Jong Batak, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, Timorees Verbond, dan lain-lain. Pada dasarnya semua organisasi itu masih bersifat kedaerahan, tetapi semuanya mempunyai cita-cita ke arah kemajuan Indonesia, khususnya memajukan budaya dan daerah masing-masing 6. Taman Siswa
Ki Hajar Dewantara Sekembalinya dari tanah pengasingannya di Negeri Belanda (1919), Suwardi Suryaningrat menfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan. Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Dengan berdirinya Taman Siswa, Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik melainkan bidang pendidikan, yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa. Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan ideologi nasionalisme kebudayaan, perkembangan politik, dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang. Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem "among" dengan pola belajar "asah, asih dan asuh". Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku "sebagai pemimpin" yakni di depan memberi contoh, di tengah dapat memberikan motivasi, dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang berpengaruh. Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan "Ing Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
ngarsa sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani ". Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri kepemimpinan nasional. Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional. Di samping itu, "Tut Wuri Handayani" sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional. 7. Partai Komunis Indonesia (PKI) Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggotaanggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen. Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah perpecahan dalam tubuh SI. Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. (PKI). Susunan pengurus PKI , antara lain Semaun (ketua), Darsono (wakil ketua), Bersgma (sekretaris), dan Dekker (bendahara). PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara. Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik. Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927. Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas. Akhirnya, ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua). 8. Partai Nasional Indonesia (PNI) Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik, yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI). PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin, yakni dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, Dr. Samsi, dan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air. Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya. Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self help, yakni prinsip menolong diri sendiri, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri; nonkooperatif, yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda; Marhaenisme, yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928, seperti berikut. 1) Usaha politik, yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia, memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia, dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik. 2) Usaha ekonomi, yakni memajukan perdagangan pribumi, kerajinan, serta mendirikan bank-bank dan koperasi. 3) Usaha sosial, yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional, meningkatkan derajat kaum wanita, memerangi pengangguran, memajukan transmigrasi, memajukan kesehatan rakyat, antara lain dengan mendirikan poliklinik. Untuk menyebarluaskan gagasannya, PNI melakukan propaganda-propaganda, baik lewat surat kabar, seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia, maupun lewat para pemimpin khususnya Ir. Soekarno sendiri. Dalam waktu singkat, PNI telah berkembang pesat sehingga menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda. Pemerintah kemudian memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan, propaganda, dan tindakannya. Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno, Maskun, Gatot Mangunprojo dan Supriadinata. Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung. Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat. Atas dasar tindakan melanggar Pasal "karet" 153 bis dan Pasal 169 KUHP, para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung. Sementara itu, pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr. Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra. Mereka yang pro pembubaran, mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr. Sartono. Kelompok yang kontra, ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta dan Sutan Syahrir. 9. Gerakan Wanita
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
RA Kartini Munculnya gerakan wanita di Indonesia, khusunya di Jawa dirintis oleh R.A. Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia. R.A. Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan. Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Cita-cita R.A. Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung. Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya. Organisasi-organisasi yang ada, antara lain sebagai berikut. 1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya. Tokohnya, antara lain R.A. Saburudin, R.K. Rukmini, dan R.A. Sutinah Joyopranata. 2) Kartinifounds, yang didirikan oleh suami istri T.Ch. van Deventer (1912) dengan membentuk sekolahsekolah Kartinibagi kaum wanita, seperti di Semarang, Batavia, Malang, dan Madiun. 3) Kerajinan Amal Setia, di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914). Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca, menulis, berhitung, mengatur rumah tangga, membuat kerajinan, dan cara pemasarannya. 4) Aisyiah, merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny. Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917). Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita. 5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak, misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915), Wanito Susilo di Pemalang (1918), Wanito Rukun Santoso di Malang, Budi Wanito di Solo, Putri Budi Sejati di Surabaya (1919), Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920), Wanito Utomo dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921), dan Wanito Taman Siswa (1922). Puncak gerakan wanita, yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22–25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan, yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI). Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28–31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII). Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu. Secara Umum Strategi Para Pejuang Bangsa dalam Meraih Kemerdekaan yaitu : 1.melawan para penjajah 2. menyusun strategi untuk melawan penjajah 3. membuat dasar Negara 4. mempersiapkan atribut negara 5. membuat UUD & peraturan perundang - undangan 6. melaksanakan musyawarah 7. mempersiapkan kemerdekaan negara dengan sangat matang Persamaan dan perbedaan strategi pergerakan nasional indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Sebelum tahun 1908 : 1. Bersifat kedaerahan 2. Kepemimpinan feodal (di bawah golongan bangsawan) 3. Bersifat sementara (pemimpin kalah, gerak perjuangan berhenti) 4. Pengorganisasian belum teratur 5. Cita-cita tidak jelas 6. Perjuangan fisik/dengan senjata Setelah tahun 1908 : 1. Bersifat nasional 2. Kepemimpinan bebas (kepemimpinan di bawah golongan terpelajar) 3. Berlangsung terus 4. Organisasi diatur secara modern 5. Cita-cita jelas menuju kemerdekaan Indonesia 6. Perjuangan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya Dampak politik budaya sosial ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa eropa A. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Dalam Bidang Politik Penjajahan Belanda tidak hanya menimbulkan penderitaan dan kemiskinan bagi rakyat, tetapi juga mengakibatkan perubahan dalam bidang politik dan pemerintahan. Para sultan, raja, adipati, dan kaum bangsawan kehilangan wibawa, karena kekuasaannya tergantung kepada pemerintah kolonial Belanda. Pemerintah kolonial Belanda juga turun untuk mencampuri urusan pengangkatan raja/sultan, pejabat keraton, patih, dan seluruh urusan intern kesultanan atau kerajaan. Semuanya ditentukan berdasarkan dengan keinginan dan kebijakan pemerintah Belanda saja. Hak-hak para penguasa pribumi makin berkurang bahkan hilang sama sekali. Kebijakan yang dilakukan oleh kolonial Belanda ini menyebabkan runtuhnya kekuasaan politik setempat, menurun drastisnya kehidupan sosial ekonomi hingga pada akhirnya goyahnya budaya dan tradisi masyarakat. B. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Dalam Bidang Ekonomi Awal mulanya bangsa Eropa datang ke Indonesia mempunyai tujuan untuk berdagang. Mereka hanya ingin membeli rempah-rempah dengan harga yang murah. Namun, lambat laun kemudian mereka berencana untuk lebih menguasai dengan tujuan yaitu mereka ingin memonopoli perdagangan dan dengan bebasnya mereka dapat menetapkan aturan perdagangan hingga harga dengan sendirinya. Karena sistem yang ditetapkan oleh bangsa Eropa tidak diterima baik oleh bangsa Indonesia, maka dari itu sistem monopoli oleh bangsa Eropa menimpulkan kebencian oleh bangsa Indonesia hingga kemudian mengarahkan kedua belah pihak saling bermusuhan dan melakukan peperangan. C. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Dalam Bidang Sosial Budaya Sejak kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia, perubahan sosial budaya masyarakat Indonesia pun muncul. Penyebab utama dari pada itu ialah adanya pengangkutan rempah-rempah ke Eropa hingga penyebaran budaya dan agama Kristen Katolik sering dilakukan dengan cara-cara paksa.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Hal ini tentu sangat bertentangan sekali dengan masyarakat Indonesia terutama mereka yang telah lama memeluk agama Islam. Namun pengaruh demi pengaruh kian menjadi-jadi sehingga perubahan sosial budaya tersebut tidak dapat ditolak. Agama Kristen Katolik yang di bawa oleh bangsa Portugis dan Agama Kristen Protestan yang di bawa oleh bangsa Belanda akhirnya dianut pula oleh sebagian masyarakat Indonesia. D. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Dalam Bidang Idiologi Terjadinya perubahan ideologi bangsa Indonesia diakibatkan karena masuknya kolonialisme dan imperialisme Barat yang membawa banyak dampak buruk. Adapun nilai-nilai kebudayaan bangsa Indonesia yang telah dijunjung tinggi selama berabad-abad, secara bertahap telah mengalami perubahan sesuai dengan keinginan kaum imperialis kolonialisme. Agama Kristen yang dianut oleh kaum imperialis Barat sering kali dipaksakan kepada masyarakat terutama yang telah menganut agama lain. Selama pemerintahan bangsa Belanda di Indonesia, masyarakat pribumi berada di kelas yang terendah di negerinya sendiri. Mereka diperlakukan secara tidak adil kemudian ditempatkan pada urutan terbawah setelah bangsa Timur asing. Pemeintahan kolonial Belanda khususnya dan bangsa berkulit putih pada umumnya, beranggapan bahwa mereka adalah ras tertinggi dan berhak menguasai dan menindas bangsa kulit berwarna seperti halnya rakyat Indonesia. Mereka mengingkari nilai hakiki kemanusiaan yang sebenarnya sama saja di hadapan sang Pencipta. Dalam melestarikan kekuasaannya, pemerintah kolonial Belanda menerapkan politik pecah belah dan kuasai (devide et impera). Mereka sama sekali tidak menginginkan adanya persatuan dan kesatuan di kalangan rakyat bangsa Indonesia. Hingga pada akhirnya ketika bangsa Indonesia mulai terpecah belah, pemerintahan kolonial benda dengan mudahnya menanamkan pengaruh-pengaruh kekuasaanya.
Perjuangan Bangsa Indonesia Sejak Masa Proklamasi Kemerdekaan Sampai Tahun 1965 A. Peristiwa-peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia 1. Kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya (Perang Pasifik) Faktor-faktor penyebab kekalahan Jepang: - Pemboman atas kota Hiroshima dan Nagasaki - Pemboman atas kawasan-kawasan industri strategis Jepang - Hancurnya armada-armada dagang sehingga pasokan bahan mentah dan minyak bumi dari negara-negara yang didudukinya menjadi macet. Perjanjian penyerahan Jepang kepada sekutu ditandatangani secara resmi pada 2 September 1945 di kapal USS Missouri, wakil sekutu: Jendral Douglas McArthur, wakil Jepang: Menteri luar negeri Mamoru Shigemitsu. 2. Perbedaan Pendapat tentang Peristiwa Proklamasi dan Rengas dengklok 1 Maret 1945: Pembentukan BPUPKI, disahkan: 29 April 1945 Tugas: menyelidiki, mempelajari, mempersiapkan berbagai hal terkait dengan masalah tata pemerintahan Indonesia ketika kelak diberikan kemerdekaan oleh Jepang. Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Ketua: Radjiman Widyodiningrat. 7 Agustus1945: pembentukan PPKI Tugas: mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 9 Agustus 1945: Soekarno, Hatta, Radjiman Widyodiningrat terbang ke Dalat, Vietnam. 10 Agustus 1945: St Sjahrir mendengar siaran radio BBC tentang adanya kemungkinan Jepang menyerah kepada sekutu. Muncul perpbedaan pengdapat: - Golongan tua : Soekarno, Hatta: tetap kooperatif terhadap Jepang. Alasan: belum ada kepastian Jepang sudah menyerah kepada sekutu, dan Jepang telah berjanji akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia pada 24 Agustus 1945. - Golongan muda: St Sjahrir : nonkooperatif terhadap Jepang: Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan dan pengorbanan bangsa Indonesia, bukan pemberian dari Jepang. Alasan: Jika Jepang menyerah dan sekutu menjadi penguasa selanjutnya, maka Belanda akan kembali berkuasa di Indonesia. 16 Agustus 1945, dini hari : Peristiwa Rengasdengklok Akhirnya disepakati bahwa proklamasi akan dilaksanakan paling lambat tanggal 17 Agustus 1945. 3. Penyusunan naskah proklamasi Rapat penyiapan teks proklamasi dilakukan di : rumah Laksamana Maeda. Soekarno: menulis naskah proklamasi. Moh. Hatta dan Achmad Soebardjo: menyumbangkan ide secara lisan. Sayuti Melik: mengetik naskah proklamasi. Naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia. Proklamasi dilaksanakan di halaman rumah Soekarno: Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta ( sekarang: Jalan Proklamasi No.1) pada pukul 10.00 WIB. Makna Proklamasi: Merupakan titik puncak perjuangan Bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Indonesia terlepas dari belenggu penjajahan. Negara Republik Indonesia lahir. 4. Penyebaran berita proklamasi Disiarkan melalui kantor berita Domei, saluran radio, surat kabar, pamflet, poster, coretancoretan di gerbong kereta api dan dinding kota. Perwakilan daerah: 1. Teuku Mohammad Hassan : Aceh 2. Sam Ratulangi : Sulawesi 3. Ketut Pudja : Sunda Kecil (Bali) 4. A. A. Hamidan : Kalimantan Peran tokoh-tokoh dalam mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia setelah Proklamasi sampai 1965
1. Ir. Soekarno
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
1. Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat ke Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal Terrauchi untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. 2. Tanggal 17 Agustus 1945, membacakan Proklamasi Kemerdekaaan RI dan bersama Mohammad Hatta menandatangani naskah proklamasi. 3. Tanggal 18 Agustus 1945 dilantik menjadi presiden RI. 4. Tanggal 23 Agustus 1945, membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). 5. Tanggal 28 Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan Inggris di Surabaya.
2. Drs. Mohammad Hatta 1. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Menjadi
pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus–2 November 1949.
3. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.
4. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi wakil presiden pertama Republik Indonesia.
3. Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX) 1. Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa Kesultanan Jogjakarta adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Pada saat ibu kota RI di Jakarta diserang Belanda, HB IX mempersiapkan dan menyediakan Kota Jogjakarta sebagai pusat pemerintahan RI. 3. HB IX menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem–Royen. 4. Saat terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, HB IX membantu TNI menyediakan Keraton Jogjakarta sebagai tempat persembunyian para pejuang dan TNI.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
5. Tanggal 13 Juli 1949, HB IX diangkat menjadi Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan pada sidang pertama kabinet Indonesia. 6. Tanggal 27 Desember 1949, HB IX mewakili Indonesia dalam penandatanganan kedaulatan RI dan menerima penyerahan kedaulatan dari Belanda.
4. Jenderal Soedirman 1.
Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam menggempur dan mengusir Inggris. Saat itu beliau masih berpangkat kolonel.
2.
Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya melawan Belanda dalam Agresi Militer Belanda II.
Kehidupan politik, sosial, ekonomi pada awal kemerdekaan, demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin. Awal Kemerdekaan A. Politik - Sidang PPKI Pada awal kemerdekaan PPKI mengadakan sidang padang 18 Agustus’45 (mengesahkan UUD; pres-wapres; komite nasional), 19 Agustus’45 (8 prov; 12 departemen dgn mentrinya; komite nasional daerah) dan 22 Agustus’45 (KNI, BKR, PNI). - Sistem Pemerintahan Presidensiil Dimana kekuasaan tertinggi pada presiden. Kabinet: Sutan Syarir, Amir Syarifuddin, Hatta. - Banyaknya Partai Politik Bermunculan Awalnya hanya ada PNI sebagai partai tunggal, namun berdasarkan maklumat tanggal 3 November’45 dimana boleh pembuatan partai-partai lainnya. B. Sosial - Penghapusan Kasta Setelah kemerdekaan pemerintah melakukan pengghapusan diskriminasi rasial, dimana pemerintah menghapus sifat rasis antara pribumi dengan non pribumi, perbedaan agama, budaya, warna kulit dan lainnya. C. Ekonomi - Perekonomian yang sulit (tingkat inflasi tinggi)
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
- Kosongnya kas negara - sistem ekonomi menjadi ekonomi sentralisasi - Pemerintah melakukan berbagai kebijakan terkait ekonomi (konferensi ekonomi; dibentuknya Badan Perancang Ekonomi; rencana Kasimo; Oeang Rep Indonesia; Program pinjaman Nasional)
Masa Demokrasi Liberal A. Politik - Sistem pemerintahan: Parlementer - Sering Bergantinya Sistem Pemerintahan Pada masa ini banyak terjadi perubahan kabinet: 1.
Natsir (6 Sept’50 - 27 April’51)
2.
Sukiman (27 April’51 - 3 April’52)
3.
Wilopo (3 April’52 - 3 Juni’53)
4.
Ali Sastroamijoyo I (31 Juli’53 - 12 Agus’55)
5.
Boerhanoeddin Harahap (12 Agus’55 - 3 Maret’1956)
6.
Ali Sastroamijoyo II (20 Maret’56 - 4 Maret’57)
7.
Djuanda (9 April’57 - 5 Juli’59)
- Berlangsungnya Pemilu 1955 Periode pertama(29 Sept 1955) = pemilihan anggota DPR Periode kedua (15 Des 1955) = pemilihan anggota konstituante Pemenang: PNI, Masyumi, NU, PKI. - Kegagalan Dewan Konstituante dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 - Konferensi Asia Afrika B. Sosial - sistem pendidikan terbagi atas pendidikan umum dan pendidikan teknik. C. Ekonomi - Sistem ekonomi masih kacau Karena masih terpaku pada ekonomi kolonial dan belumsepenuhnya ekonomi nasional. Serta situasi keamanan negeri yang masih kacau.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
- pemerintah melakukan berbagai kebijakan ekonomi (gunting Syarifuddin; ekonomi gerakan benteng; de javasche bank; ekonomi ali-baba; persaingan finansial ekonomi; rencana pembangunan lima tahun; musyawarah nasional pembangunan {LKS SMTR 1 HAL 22-24})
Masa Demokrasi Terpimpin A. Politik - Kekuasaan presiden menujurus otoriter - Sering terjadi penyimpangan UUD NRI 1945 dan Pancasila Diantaranya: 1.
Lembaga negara berintikan Nasakom
2.
MPRS diangkat presiden (seharusnya pemilu)
3.
Anggota DPAS ditunjuk presiden dan diketuai presiden (padahal tugasnya daalah untuk menjawab pertanyaan presiden seputar pemerintahan)
4.
Anggota DPRGR ditunjuk presiden dan DPR dibubarkan
5.
Penetapan Manifesto politik sebagai GBHN
6.
Pengangkatan presiden sumur hidup
7.
Sidang MPRS diluar ibukota negara (di Bandung)
- Ajaran Nasakom yang menguntungkan PKI - Politik Luar Negeri Berlandaskan: UUD, amanat presiden (17 Agus 1959 dan 1960) Bersifat konfrontatif () Indonesia keluar dari PBB. B. Sosial - pendidikan (Mulai dibangunannya sekolah tinggi/universitas) C. Ekonomi - dibentuknya Dewan Perancang Nasional (Depernas) Dewan ini bertugas mempersiapkan RUU pembangunan nasional yang berencana dan menilai penyelenggaran pembangunan. - krisis moneter dan tingkat inflasi tinggi berkepanjangan - utang luar negeri yang banyak
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Upaya Bangsa Indonesia Menghadapi Disintegrasi Bangsa dalam Bentuk Pergolakan dan Pemberontakan
Pemberontakan PKI Madiun Panglima Jend. Sudirman memerintahkan Kolonel Gatot Soebroto (Jateng) dan Kolonel Soengkono (Jatim) untuk mengarahkan pasukan TNI dan POLRI untuk menumpas kaum pemberontak. TNI menggunakan kesatuan cadangan Divisi III Siliwangi dan Brigade Surachmand dari Jawa Timur. DI/TII Jawa Barat Mengerahkan anggota TNI, Divisi Siliwangi, dan masyarakat melalui operasi pagar betis dan operasi bratayudha. DI/TII Kalimantan Selatan Melakukan pendekatan kepada Ibnu Hajar dan berjanji memasukkannya kedalam TNI. Ibnu Hajar mau tapi kemudian memberontak lagi dan pada akhirnya TNI menangkapnya. DI/TII Sulawesi Selatan Pemerintah melakukan pendekatan kepada Kahar Muzakar dengan memberi pangkat Letnan Kolonel. Tapi kemudian ia kembali memberontak sehingga pemerintah melakukan operasi militer. DI/TII Aceh Awalnya dengan operasi meliter namun kemudia pemerintah melakukan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh. APRA - Tekanan terhadap tentara Belanda - Operasi Militer Pemberontakan Andi Aziz Dengan mengultimatum Andi Aziz agar melaporkan diri dan mempertanggungjawabkan perbuatannya ke Jakarta. RMS Mengirim misi perdamaian dibawah Dr. Leimena, namun ditolak Soumokil. Akhirnya pemerintah melakukan Gerakan Operasi Militer III (GOM III). PRRI TNI melancarkan operasi gabungan (AD, AU, AL) disebut operasi 17 Agustus dibawah pimpinan Kolonel Ahmad Yani. Di Sumut, dilakukan operasi Sapta Marga dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Jatikusumo. Di Sumsel, dilakukan operasi Sadar dibawah pimpinan Letkol Ibnu Sutowo. Permesta
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Pemerintah membentuk Komando Operasi Merdeka yang dipimpin Letkol Rukminto Hendraningrat. Perkembangan Masyarakat Indonesia Sejak Orde Baru Sampai Reformasi A. Kehidupan Politik, Ekonomi Pada Masa Orde Baru Sampai Reformasi 1. Pengaruh Kehidupan Politik Bangsa Indonesia Pada Masa Orde Baru
Berlandaskan pada supersemar Supersemar perlu diberi landasan hukum => 20 Juni 1966, MPRS mengadakan siding umum, hasilnya : Ketetapan MPRS No. …./MPRS/1996
Tentang
IX XI
Pengesahan dan pengukuhan supersemar Pemilu yang dilaksanakan selambatnya tgl 5 Juli 1968
XII
Penegasan kembali landasan kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif XIII Pembentukan kabinet ampera XXV Pembubaran PKI, dan menyatakan sebagai organisasi terlarang di Indonesia Pemilu pertama orde baru (1971) diikuti Sembilan partai politikdan satu golongan karya 1. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) 2. Murba 3. Nahdlatul Ulama (NU) 4. Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islam (PI Perti) 5. Partai Katolik 6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 7. Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) 8. Partai Nasional Indonesia (PNI) 9. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 10. Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) Untuk memperkuat kedudukan golkar sebagai motor penggerak orde baru dan melanggengkan kekuasaan, diadakan fusi partai politik (1973) 1. 5 Januari 1973 => NU + Parmusi + PSII + Perti = Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2. 10 Januari 1973 => Partai Katolik + Parkindo + PNI + Murba + IPKI = PDI Upaya pembaruan politik luar negeri 1. Kembali menjadi anggota PBB >> 28 september 1966 2. Membekukan hubungan diplomatik dengan RRC >> karena pada masa G-30—S/PKI, RRC membantu PKI 3. Normalisasi hubungan dengan Malaysia >> 11 Agustus 1966 Ini merupakan hasil delegasi Bangkok (29 mei – 1 juni 1966). Indonesia dipimpin oleh menteri luar negeri Adam malik, Malaysia dipimpin oleh wakil perdana menteri/ menteri luar negeri Tun Abdul Razak.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
ISI PERSETUJUAN BANGKOK : a. Rakyat sabah dan serawak diberi kesempatan untuk menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia b. Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatic c. Tindakan permusuhan antara kedua belah pihak akan dihentikan 4. Berperan dalam pembentukan ASEAN Negara Filipina Indonesia Thailand Malaysia Singapura Penandatanganan Bangkok)
Menteri Luar Negeri Narsisco Ramos Adam Malik Thanat Khoman Tun Abdul Razak S. Rajaratnam naskah pembentukan ASEAN = 8 agustus 1967 di Bangkok (Deklarasi
B. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN EKONOMI BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU MPR telah menetapkan garis-garis besar haluan Negara (GBHN) => Tap MPR No. IV/MPR/1973. Pembangunan jangka panjang (PJP) 25 tahun pertama (1969-1994). Sasaran utama adalah terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat dan tercapainya struktur ekonomi yang seimbang antara industry dan pertanian. PJP tahap I terdapat 5 tahap : Pembangunan lima (pelita) I (1 april 1969 – 31 1974) II (1 april 1974 – 31 1979) III (1 april 1979 – 31 1984)
tahun
Diprioritaskan pada
maret
Sector pertanian dan industry yang menunjang sector pertanian
maret
Pembangunan sector pertanian dan peningkatan bahan industry yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku Pembangunan sector pertanian menuju swasembada pangan dengan meningkatkan sector industry yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku dan barang jadi Sector pertanian untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan industry yang menghasilkan mesin untuk industry ringan dan berat Sector pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian serta sector industry, khususnya industry yang menghasilkan barang ekspor, banyak menyerap tenaga kerja, pengolahan hasil pertanian, dan yang dapat menghasilkan mesin industri
maret
IV (1 april 1984 – 31 maret 1989) V (1 april 1989 – 31 maret 1994)
Trilogi pembangunan merupakan landasan 1. Pemerataan pembangunan dan hasilnya 2. pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi 3. kestabilan nasional yang sehat dan dinamis
pelaksaan
setiap
tahap
pelita.
Isinya
:
PJP tahap II : Pelita VI (1 april 1994-31 maret 1999) merupakan tahap “tinggal landas” dari Negara berkembang
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
menuju Negara industry/ maju. Namun, kandas diperjalanan karena tahun 1997 negara-negara asia dilanda krisis moneter. 21 mei 1998 = presiden soeharto lengser. Orde baru yang berhasil memegang pemerintahan selama 32 tahun memiliki ciri-ciri : 1. Melaksanakan pembangunan di segala bidang 2. Mencanangkan pancasilka sebagai asas tunggal 3. Adanya dwi fungsi ABRI 4. Politik sentralisasi
C. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA REFORMASI B. J. Habibie Dilantik : 21 mei 1998 Kebijakannya : 1. Membentuk cabinet reformasi (22 mei 1998) sesuai keputusan presiden No. 122/M tahun 1998. Terdiri atas 36 menteri yang meliputi perwakilan dari militer (ABRI), golkar, PPP, dan PDI 2. Di bidang ekonomi a. Merekapitulasi perbankan b. Merekonstruksi perekonomian nasional c. Melikuidasi beberapa bank bermasalah d. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika hingga di bawah 10 ribu e. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF 3. Di bidang politik mengupayakan politik Indonesia dalam kondisi yang transparan dan merencanakan pemilu yang luber jurdil 4. Dibidang hukum menyangkut 3 hal : substansi hukum, aparatur penegak hukum yang bersih dan berwibawa, serta institusi peradilan yang independen 5. Masalah dwifungsi ABRI ABRI menarik diri dari peran sipilnya 6. Sidang istimewa MPR (10-13 November 1998) menghasilkan 12 ketetapan, diantaranya : Tap No…../MPR/1998 X XI XIII XV XVI XVII
MPR Tentang Pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan Negara Penyelenggaraan Negara yang bersih, serta bebas KKN Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden Penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah Politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi HAM
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
7. Pemilu 1998 pelaksanaannya ditetapkan tanggal 7 juni 1999 8. Jajak pendapat dan lepasnya timot timur jajak pendapat dilaksanakan pada 30 agustus 1999 dan diumumkan oleh UNAMET. 4 september hasilnya diumumkan dan dimenangkan oleh kelompok prokemerdekaan Akhir pemerintahan : Dalam siding paripurna MPR (20-oktober 1999), pidato pertanggung jawaban presiden B.J. Habibie ditolak MPR. Pada hari yang sama B.J. Habibie mengundurkan diri.
Abdurrahman Wahid (gus dur) Dicalonkan dari poros tengah (aliansi PAN, PPP, PKB) Terpilih dalam siding umum MPR (20 oktober 1999), dengan wakilnya megawati soekarnoputri Cabinet persatuan nasional Membubarkan departemen penerangan dan departemen sosial dengan alasan perampingan struktur pemerintahan Pembentukan departemen eksplorasi laut melalui keputusan presiden No. 355/M tahun 1999 (26 oktober 1999) 18 agustus 2000 => MPR melakukan amandemen terhadap UUD 1945 Pemisahan TNI dan POLRI Pemulihan hak minoritas keturunan Tionghoa untuk menjalankan keyakinan mereka yang beragama konghucu melalui Kepres No. 6 tahun 2000 mengenai pemulihan hak sipil penganut agama konghucu Gagasannya yang controversial diantaranya pencabutan ketetapan MPRS mengenai pelarangan komunisme dan gagasan pembukaan hubungan dagang dengan Israel. DPR pada 1 februari 2001 akhirnya menyetujui memorandum (mosi tidak percaya kepada presiden Abdurrahman wahid). 23 Juli 2001, pemerintah menyelenggarakan siding istimewa MPR yang memberhentikan Abdurrahman Wahid dan mengangkat megawati sebagai presiden
Megawati Soekarnoputri Dilantik : 23 juli 2001=> megawati-hamzah Haz Mengumumkan kabinetnya 9 agustus = cabinet gotong royong Program kerja kabinetnya : 1. Mewujudkan otonomi yang tangguh 2. Menyehatkan bank 3. Memantapkan fungsi dan peran TNI dan Porli 4. Mewujudkan supremasi hukum 10 november 2001 = MPR melakukan amandemen terhadap UUD 45 meliputi penegasan Indonesia sebagai Negara hukum dan kedaulatan di tangan rakyat Perubahan tata cara pemilihan presiden dan wakilnya yang dipilih langsung oleh rakyat Pembatasan wewenang MPR Kesejajaran kedudukan antara presiden dan DPR
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Penetapan APBN yang diajukan oleh presiden Penegasan wewenang BPK Indicator keberhasilan pemerintahannya : rendahnya tingkat inflasi, stabilnya cadangan devisa Negara dan nilai tukar rupiah relative membaik Pemilu dilakukan dalam 2 tahap : 1. Menentukan para anggota legislative (5 april 2004) diikuti 24 partai politik 2. Memilih presiden (5 juli 2004 dan 20 september 2004)
Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden pertama RI yang dipilih langsung oleh rakyat Dilantik MPR pada 20 Oktober 2004 Cabinet Indonesia bersatu Memprioritaskan menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan pengangguran serta pemberantasan KKN yang ia canangkan dalam program 100 hari pertama pemerintahannya Upaya penerapan otonomi daerah dengan mengurangi wewenang pemerintah pusat dan memperluas wewenang pemerintah daerah dilakukan secara proporsional dan seimbang Mengupayakan reformasi birokrasi yang mengedepankan aspek transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas demi menciptakan good govermance Konflik berkepanjangan di wilayah aceh dan papua mendapat perhatian serius Pemerintah berupaya untuk lebih mengefektifkan forum dialog mulai dari tingkat local aceh hingga tingkat internasional. Di tingkat intersional, upaya tersebut menghasilkan Geneva Agreement (kesepakatan penghentian permusuhan)
D. KONTRIBUSI BANGSA INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA 1. Pengertian Hubungan Internasional Menurut : a. Restra HI = hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu Negara untuk mencapai kepentingan nasional b. Charles A. Mc. Clelland HI = studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi c. Warsito Sunaryo HI = studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi d. drs. Suwardi Wiraatmadja, M.A. HI mencakup segala macam hubungan antarbangsa dan kelompok bangsa dalam masyarakat internasional 2. KOMPONEN HI (Hubungan Internasional) Politik internasional Studi tentang peristiwa internasional Hukum internasional
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Organisasi administrasi internasional 3.
Bentuk Hi Individual = didasari kepentingan individu. Ex : kunjungan wisatawan Antarkelompok Antarnegara = melibatkan kepentingan nasional
4. Asas Hi Asas territorial didasarkan pada kekuasaan Negara atas daerahnya (yang ada di wilayahnya) Asas kebangsaan didasarkan pada kekuasaan Negara untuk seluruh warga negaranya Asas kepentingan umum didasarkan pada wewenang Negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam bermasyarakat Asas persamaan harkat, martabat dan derajat Asas keterbukaan 5. Maksud Dan Tujuan Hi a. Mempererat hubungan antar Negara b. Kerjasama dalam rangka saling membantu c. Menjelaskan dan menegakkan kedaulatan dan batas wilayah d. Perdamaian dan perundingan pakta nonagresi e. Hubungan dagang atau ekonomi 6. Faktor Yang Mendorong Timbulnya Hi 1. Internal = kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya 2. Eksternal = ketentuan hukum alam 7. Politik Luar Negeri Bebas Aktif Tujuan pokok politik luar negeri Indonesia 1. Mempertahankan kemerdekaan dan menjaga kedaulatan 2. Perdamaian internasional 3. Persaudaraan antara semua bangsa RI melaksankan politik luar negeri dengan cara: 1. 2. 3. 4.
Politik damai dan ikut serta membela perdamaian dunia Bersahabat dengan semua bangsa, tidak mencampuri urusan dalam Memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internasional Melalui PBB, mencapai kemerdekaan bagi bangsa lain
Kebijakan politik bebas-aktif resmi dimulai dengan pernyataan pemerintah yang disampaikan oleh perdana menteri Moh. Hatta di depan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) di Yogyakarta pada 2 september 1948. Gagasan untuk politik luar negeri bebas-aktif adalah penetapan sikap dalam mempertahankan kemerdekaan dan melawan kembalinya penjajajah di tengah konflik timur-barat. Alasan kuat Indonesia bersikap seperti itu : Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
a. Negara barat umumnya masih enggan dalam mendukung perjuangan Indonesia b. AS baru benar-benar mendukung Indonesia ketika belanda melakukan agresi kedua akhir tahun 1948 c. Uni Soviet telah memberikan dukungan bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia sejak 1946 di forum PBB, tapi uni soviet mendukung komunis 8. Kebijakan Sebelum Peristiwa Gerakan 30 September 1965 1. Januari 1949 di New Delhi, atas inisiatif PM India Pandit Jawaharal Nehru diselenggarakan konferensi hubungan antar bangsa-bangsa asia 2. Pada masa RIS, dikembangkan hubungan antara Negara asia dan Negara barat 3. Pada Kabinet Ali Sastroamidjoyo I (1953-1955) pelaksanaan politik bebas aktif lebih mendekatkan diri pada Negara asia-afrika dan blok sosialis SETELAH PERISTIWA GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965: Penyelewengan terhadap politik bebas aktif dengan dicetuskannya Manifesto Politik RI MPRS No……/MPR/1966 tentang XII Penegasan kembali landasan kebijakan politik luar negeri RI XXIII Pembaruan kebijakan landasan ekonomi, keuangan pembangunan XI Tugas pokok cabinet pembangunan MPR No. IV/MPR/1973 GBHN Landasan politik luar negeri Orde Baru : Sifat politik luar negeri Indonesia = antikolonialisme dan antiimperialisme
9. Pada Masa Demokrasi Terpimpin Kebijakan politik luar negeri banyak terpusat di tangan presiden soekarno. Politik bebas aktif dibelokkan menjadi politik konfrontasi terhadap apa yang disebut Old Established Forces (Oldefo) bersama-sama dengan New Emerging Forces (Nefo). nefo = kelompok komunis yang progresif oldefo = blok kapitalis-imperialis yang reaksioner Dwikora (Dwi Komando Rakyat)untuk melakukan pengganyangan Malaysia pada 3 mei 1964 di Jakarta : a. perhebat ketahanan revolusi Indonesia b. bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaysia, singapura, sabah, serawak, Brunai, untuk membubarkan Negara boneka Malaysia Dibentuk komando mandala siaga (kolaga) di bawah pimpinan Marsekal Madya Omar Dani, panglima angkatan udara. Indonesia akhirnya gagal mencegah terbentuknya Malaysia. Ketika Malaysia diterima menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan PBB, Indonesia keluar pada tanggal 7 januari 1965. Hubungan dengan eropa timur dan uni soviet serta Negara yang berpaham komunis lainnya ditingkatkan.
POLITIK LUAR NEGERI PADA MASA ORDE BARU Soeharto mengambil kebijakan politik luar negeri (polugri), membangun hubungan baik dengan pihak barat dan “good neighbourhood policy” melalui ASEAN.
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Tujuan utama politik luar negeri soeharto untuk memobilisasi sumber dana internasional demi membantu rehabilitas ekonomi dan pembangunan, serta menjamin lingkungan regional yang aman yang memudahkan Indonesia berkonsentrasi pada agenda domestiknya. Konfrontasi dengan Malaysia berakhir setelah Adam Malik menandatangani perjanjian Bangkok pada 11 agustus 1966 yang isinya mengakui Malaysia sebagai suatu Negara. Indonesia membentuk ASEAN. Soeharto coba membangun Indonesia sebagai salah satu Negara industry baru di asia tenggara, sehingga pernah disejajarkan dengan korea selatan, Taiwan, dan Thailand sebagai macam-macam asia baru. Soeharto menggunakan Apec untuk memproyeksikan posisi kepemimpinan Indonesia. Indonesia menjadi ketua pertemuan APEC dan Ketua gerakan non blok X pada 1992. Indonesia masuk sebagai angota Negara penghasil minyak OPEC.
POLITIK LUAR NEGERI ERA REFORMASI Dimulai oleh pemerintahan presiden B.J. Habibie, citra Indonesia terpuruk sebagai dampak krisis ekonomi di akhir era orde baru dan kerusuhan pasca jajak pendapat di timor-timur. Presiden B.J. Habibie berhasil menarik simpati dari Dana Moneter Internasional/international Monetary Funds (IMF) dan Bank Dunia untuk mencairkan program bantuan untuk mengatasi krisis ekonomi. Presiden Abdurrahman Wahid mencari dukungan pemulihan ekonomi, rangkaian kunjungan ke mancanegara diarahkan pula pada upaya menarik dukungan mengatasi konflik domestic, mempertahankan integritas teritorial Indonesia dan demokratisasi Presiden Megawati Soekarnoputri mempertimbangkan peran DPR dalam penentuan kebijakan luar negeri dan diplomasi, memprioritaskan diri mengunjungi wilayah konflik di tanah air Susilo Bambang Yudhoyono mengubah citra Indonesia dan menarik investasi asing dengan menjalin berbagai kerjasama. Politik luar negeri pada masa SBY diumpamakan dengan istilah “mengarungi lautan bergelombang”, bahkan “menjembatani dua karang” Ciri politik luar negeri Indonesia masa SBY : a. terbentuknya kemitraan strategis dengan Negara lain b. terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan domestic dan perubahan di luar negeri c. pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba menjalin hubungan dengan siapa saja yang bersedia membantu Indonesia d. konsep trust, membangun kepercayaan dengan dunia internasional. prinsip konsep trust : unity, harmony, security, leadership, prosperity G. Peranan Mahasiswa Dalam Lahirnya Orde Baru Dan Lahirnya Reformasi
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Peranan mahasiswa sebenarnya sudah dimulai sebelum bangsa ini merdeka. Seperti halnya gerakan Budi Utomo. Dulu gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) sangat mengancam dan menjadikan bangsa ini tidak tentu arah, namun dengan adanya peran mahasiswa membuat perubahan yang besar. Melakukan aksi-aksi menuntut pemerintah bertindak dan membubarkan PKI secepat mungkin. Aksi-aksi tersebut merupakan awal terbentuknya Orde Baru pada razim Soeharto. Lahirnya Orba bukan menjadi solusi kemajuan bangsa, melainkan terbentuknya razim pemerintah yang mengharuskan rakyatnya tunduk dan patuh akan semua kemauan pemerintah dan mengabaikan hak rakyat. Cara inilah yang menuntut mahasiswa untuk protes. 1. Peranan Mahasiswa Dalam Lahirnya Orde Baru Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski dibarengi dengan korupsi yang merajalela. Hampir selama 32 tahun gerakan mahasiswa berusaha dibungkam oleh rezim berkuasa, yaitu rezim orde baru atau yang biasa dikenal masa demokrasi pancasila. Rezim orde baru melarang mahasiswa tampil dalam panggung politik baik kampus maupun nasional. Pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan dan ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. Pada masa ini ada seorang aktivis yang tidak peduli mau dimusuhi atau didekati yang penting pandangan idealisnya terhadap bangsa, dia adalah Soe Hok Gie. Tokoh ini menjadi panutan mahasiwa. Sejak dikeluarkannya UU No. 15 dan 16 Tahun 1969, tentang Pemilu dan tentang Susunan dan Kedudukan Lembaga Negara, maka dari sinilah mulai nampak keinginan politik elit penguasa untuk menghimpun kekuatan dan meraih kemenangan mutlak pada pemilu yang sedianya akan diselenggarakan pada tahun 1970 ternyata baru dapat dilaksanakan tahun 1971, karena usaha penggalangan kekuatan lewat Golongan Karya (GOLKAR) memerlukan waktu cukup lama. 2. Aksi pada masa transisi (1966-1967) Tri Tuntutan Rakyat (atau biasa disingkat Tritura) adalah tiga tuntutan kepada pemerintah yang diserukan para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga barang naik sangat tinggi terutama Bahan bakar minyak (BBM). Oleh karenanya, pada tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Isi Tritura adalah: 1. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
2. Perombakan kabinet Dwikora 3. Turunkan harga sembako Tuntutan pertama dan kedua sebelumnya sudah pernah diserukan oleh KAP-Gestapu (Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan 30 September). Sedangkan tuntutan ketiga baru diserukan saat itu. Tuntutan ketiga sangat menyentuh kepentingan orang banyak. Pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Soekarno mengumumkan reshuffle kabinet. Dalam kabinet itu duduk para simpatisan PKI. Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa meningkatkan aksi demonstrasinya. Tanggal 24 Februari 1966 mahasiswa memboikot pelantikan menteri-menteri baru. Dalam insiden yang terjadi dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden Soekarno, seorang mahasiswa Arif Rahman Hakim meninggal. Pada tanggal 25 Februari 1966 KAMI dibubarkan, namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan mahasiswa untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Rentetan demonstrasi yang terjadi menyuarakan Tritura akhirnya diikuti keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) oleh Presiden Soekarno yang memerintahkan kepada Mayor Jenderal Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban •Aksi pada tahun 1970-1974 Seiring berjalannya waktu tidak selamanya mahasiswa satu paradigma dengan pemerintah, jika generasi tahun 1966 memiliki hubungan yang erat kekuatan militer dan pemerintahn orde baru lain halnya dengan generasi tahun 1974 yang justru bertolak belakang. Gerakan mahasiswa sebenarnya telah dilakukan sejak awal 1970-an yaitu dengan melancarkan kritikan dan koreksi terhadap praktek pemerintah pada razim Orde Baru, seperti :
• Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama pada masa Orde Baru pada 1972 karena Golkar dinilai curang. • Gerakan menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah pada 1972 yang menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut. Berawal dari reaksi protes terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM),dan aksi protes lainnya yang paling terkemuka yaitu tuntutan pemberantasan KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme). Sehingga lahirnya sebuah geragan yaitu “Mahasiswa menggugat” yang dimotori Arif Budiman yang program utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan korupsi. Ketidak percayaan masyarakat dan mahasiswa terhadap Sembilan partai politik dan Golkar sebagai pembawa aspirasi rakyat membuat mereka melancarkan aksi protes. Bentuk protes dari kekecewaan tersebut yaitu munculnya Golongan Putih dalam pemilihan umum, dan mendeklasarikannya pada tanggal 28 Mei 1971. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari1974. • Aksi pada tahun 1977-1978 Hingga tahun 1975 dan 1976, aksi-aksi mahasiswa mulai jarang terlihat. Saat-saat antara sebelum dan setelah Pemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala pasif.Awalnya, pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa, maka pada tanggal 24 Juli 1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai perguruan tinggi. Namun demikian, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa. • Gerakan bersifat nasional Oktober 1977 (tertutup dalam kampus) Gerakan mahasiswa tahun 1977/1978 ini tidak hanya berporos di Jakarta dan Bandung saja namun meluas secara nasional meliputi kampus-kampus di kota Surabaya, Medan, Bogor, Ujung Pandan (sekarang Makassar), dan Palembang 28 Oktober 1977, delapan ribu anak muda menyemut di depan kampus ITB. Mereka berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!". • Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1977, berkumpulnya mahasiswa kembali Setelah peristiwa di ITB pada Oktober 1977, giliran Kampus ITS Baliwerti beraksi. Dengan semangat pahlawan, berbagai pimpinan mahasiswa se-Jawa hadir memperingati hari Pahlawan 1977. Seribu mahasiswa berkumpul, kemudian berjalan kaki dari Baliwerti menuju Tugu Pahlawan.Hari pahlawan dianggap cocok membangkitkan nurani yang hilang. Di Jakarta, 6000 mahasiswa berjalan kaki lima kilometer dari Rawamangun (kampus IKIP) menuju Salemba (kampus UI), membentangkan spanduk,"Padamu Pahlawan Kami Mengadu".Pimpinan Dewan Mahasiswa (DM) ITS mendukung Ikrar Mahasiswa 1977. Isinya hanya tiga poin namun berarti. "Kembali pada Pancasila dan UUD 45, meminta pertanggungjawaban presiden, dan bersumpah setia bersama rakyat menegakan kebenaran dan keadilan." • Era NKK/BKK Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978 sesaat setelah Dooed Yusuf dilantik tahun 1979. Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan menjauhkan dari aktivitas politik. Kebijakan BKK itu secara implisif sebenarnya melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa. Namun hal yang terpenting dari SK ini terutama pemberian wewenang kekuasaan kepada rektor dan pembantu rektor untuk menentukan kegiatan mahasiswa.Dengan konsep NKK/BKK ini, maka peranan yang dimainkan organisasi intra dan ekstra kampus dalam melakukan kerjasama dan transaksi komunikasi politik menjadi lumpuh. • Aksi pada tahun 1990 Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK).Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri, bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus. Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan yang lebih independen, meski tidak persis serupa dengan Dewan Mahasiswa yang pernah berjaya sebelumnya upaya perjuangan mahasiswa untuk membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal kebangkitan kembali mahasiswa ditahun 1990-
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)
an.
2. Peranan Mahasiswa Dalam Lahirnya Reformasi Pergantian masa dari Orde baru ke reformasi 1998, setelah 32 tahun lamanya merupakan masa yang sangat dinanti oleh rakyat Indonesia. Kebebasan berpendapat yang selama Ini tidak didapatkan di era Orde baru akhirnya bisa dirasakan. Era Reformasi (Era Pasca Orde Baru) di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie. Sejak orde reformasi mahasiswa kembali bebas mengekspresikan dirinya sebagai agen kontrol dan agen perubahan tatanan demokrasi. Indonesia sebagai Negara demokrasi masih dianggap gagal karena terlalu prosedural dan pengaruh uang masih sangat kuat di dalam kultur politik. Sehingga berpolitik dianggap sebagai tempat untuk mencari uang. • Krisis Mahasiswa Indonesia Dalam proses mencari bentuk setelah Reformasi 1998, mahasiswa pada akhirnya terhimpit pada dua masalah kecil yang dibesar-besarkan,yaitu apatisme dan banalitas aksi. Apatisme disini berarti keadaan cuek atau acuh tak acuh; di mana mahasisawa tidak tanggap terhadap aspek emosional, sosial, atau kehidupan masyarakat, sedangkan banalitas aksimerupakan keadaan dimana pergerakan mahasiswa dianggap lemah, tidak memberikan dampak yang kompleks .Namun banyak dari aksi yang mereka lakukan akhirnya terjebak pada banalitas. Mereka lebih bersifat reaktif daripada responsif. Kita dapat melihat dua hal yang menjadi kelemahan Mahasiswa. Pertama, aksi reformasi mahasiswa yang turun kejalan ialah bentuk dari reakreasi politik atau trend demokrasi atas ketidak puasaan pemerintah kepada rakyatnya. Kedua, mahasiswa terpisah dari potensi kekuatan rakyat.Untuk memulai suatu pergerakan, tentunya Mahasiswa harus membentuk golongan mahasiswa yang benar-benar mengerti tentang peran mahasiswa dalam membangun Pemerintah yang demokratis.Dengan demikian terbentuknya kekuatan dari mahasiswa yang mampu menyuarakan suara rakyat akan mampu memberikan peran mahasiswa sendiri dalam membangun pemerintahan yang benar-benar adil terhadap rakyatnya secara menyeluruh. H. PERUBAHAN DEMOKRASI INDONEIA PADA MASA REFORMASI Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila, namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950 1959. Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:
Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat
Tim Penyusun: Abbya, Arif, Rahmi, Hana, Khairunnisa , Meska, Naufal, Rachmadani, Olivia, Popy, Thalitha (XII4SMAN10PADANG)