BIG IDEA Ÿ
MATA KULIAH
Studio Perancangan Arsitektur VI
PROYEK
Mix-Used Building
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Rahy R. Sukardi, MT.
NAMA/NPM
Ferlan Median Hermansyah / 2014121005
Shopping Retail - Barang Antik
Ÿ
PUSH
Art Exhibition
CIKAPUNDUNG RETAIL & ART SPACE
- Seni Rupa
FUNGSI BANGUNAN (Mix-Used)
Ÿ
Performing Art - Teater - Musik - Wayang - Sulap
Bandung merupakan salah satu kota yang bersejarah di Indonesia, beberapa peristiwa besar pernah terjadi di Kota ini, seperti Bandung Lautan Api, Konferensi Asia Afrika dan lain sebagainya.
ART GALLERY WUJUD BANGUNAN
TEATER (TERTUTUP)
Selain itu juga, tapak berada dikawasan Braga yang berupakan kawasan banguan cagar budaya (bangunan bersejarah).
TEATER (TERBUKA)
Festival - Musik - Kuliner
FUNGSI PENDUKUNG
“GARIS WAKTU”
RETAIL SHOP
INDOOR
Ruang Publik
OUTDOOR
“Sejarah merupakan serangkaian peristiwa yang ber-taut-simpul pada sebuah GARIS WAKTU”
FESTIVAL SPACE
TOR (TERM OF REFERENCE) Merancang sebuah bangunan fungsi campuran (Mix-Used) dengan fungsi dasar shooping retail, art exhibition, performing art, dan festival, diatas lahan seluas ±7.000 M² maksimum 4 lantai dan 2 lantai basement.
SKENARIO KONSEP
GARIS SHOPPING RETAIL
ART EXHIBITION
PERFORMING ART
FESTIVAL EVENT
Ÿ Ÿ Ÿ
SITE CONDITION
GARIS WAKTU
Element Bentuk (Garis) Ekspresi Fasad Bangunan Organisasi ruang linier
Lokasi tapak berada dikawasan Braga Bandung yang merupakan kawasan bangunan cagar budaya dan kawasan bersejarah yang berskala internasional seperti Konferensi Asia Afrika yang dihadiri negara se-AsiaAfrika.
Ÿ Ÿ Ÿ
WAKTU
Peristiwa Sejarah Tokoh Sejarah Sejarah Arsitektur (Kota Bandung)
Ÿ Ÿ Ÿ
Melingkar Element Bentuk (Lingkaran) Ekspresi Fasad Bangunan
ASPEK KONSEP MANUSIA
Disekitar tapak juga terdapat sungai disebelah timur tapak, yaitu sungai cikapundung yang aliran airnya mengalir dari utara ke selatan.
BANGUNAN ITEM
RETAIL SHOP
ART GALLERY
DESAIN
LINGKUNGAN TAPAK STRUKTUR BAHAN
TEATER TERTUTUP /AUDITORIUM
TEATER TERBUKA /AMFITEATER
FESTIFAL SPACE /RIVERFRONT
BOOK LITERATURE 2. GALERI SENI 2.1. Pengertian Galeri Seni Galeri seni atau Museum seni adalah sebuah ruang untuk memamerkan karya-karya seni, dan sering kali merupakan seni visual. Museum dapat berwujud museum publik maupun privat, namun yang membedakan museum ini adalah pada kepemilikan dari koleksi-koleksi yang ada pada museum. Lukisan merupakan barang seni yang paling sering di tampilkan. Akan tetapi, skluptur, fotogra, ilustrasi, seni instalasi, dan objek dari seni yang dapat digunakan juga ditampilkan pada museum atau galeri seni ini. Meskipun pada dasarnya museum atau galeri ini diperuntukan sebagai ruang bagi hasil karya seni visual, namun galeri seni ini terkadang juga digunakan sebagai tempat untuk berbagai kegiatan seni lainnya, seperti konser music dan pembacaan puisi.
MATA KULIAH
Studio Perancangan Arsitektur VI
PROYEK
Mix-Used Building
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Rahy R. Sukardi, MT.
NAMA/NPM
Ferlan Median Hermansyah / 2014121005
2.3. Susunan Organisasi Galeri Seni
Galeri pada awalnya merupakan bagian dari museum yang berfungsi sebagai ruang pameran. Menurut Robillard (1982), ruang publik pada museum dibagi menjadi 4 bagian : Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ
Entrance Hall Jalur Sirkulasi Galeri Lounge (Ruang Duduk)
Galeri merupakan ruang paling utama karena berfungsi mewadahi karya-karya seni yang dipamerkan. Pada perkembangan selanjutnya, galeri berdiri sendiri terlepas dari museum. Fungsi dari galri pun mulai berkembang, bukan hanya sebagai ruang untuk memajang atau memamerkan saja, melainkan juga berkembang sebagai ruang untuk menjual karya seni atau proses transaksi barang seni. Senada dengan yang digambarkan oleh Darmawan T. (1994) bahwa galeri lebih merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi daripada perkembangan seni. Pertumbuhan galeri berprinsip pada memutar seni dengan uang dan menggerakkan uang lewat seni. 2.2. Macam-macam Galeri Seni Macam galeri berdasarkan tempat penyelenggaraan pameran dibagi menjadi dua, yaitu : Ÿ Traditional Art Gallery, galeri yang aktivitasnya diselenggarakan di selasar/ lorong panjang; Ÿ Modern Art Gallery, galeri dengan perencanaan ruang secara modern. Macam dari galeri berdasarkan sifat kepemilikan dibagi menjadi tiga, yaitu : Ÿ Privat Art Gallery, galeri yang dimiliki oleh perseorangan/ pribadi atau kelompok; Ÿ Public Art Gallery, galeri meilik pemerintah dan terbuka untuk umum; Ÿ Kombinasi dari kedua galeri di atas. Macam galeri berdasarkan isinya dibagi menjadi tiga, yaitu : Ÿ Art Gallery of Primitif Art, galeri yang menyelenggarakan aktitas di bidang seni primitif; Ÿ Art Gallery of Classical Art, galeri yang menyelenggarakan aktitas di bidang seni klasik; Ÿ Art Gallery of Modern Art, galeri yang menyelenggarakan aktitas di bidang seni modern. Macam galeri berdasarkan jeni pameran yang diadakan dibagi menjadi tiga, yaitu : Ÿ Pameran tetap (Permanent Exhibition) Pameran yang diadakan terus-menerus tanpa ada batasan waktu. Barang-barang yang diamerkan tetap atau bisa juga bertambah. Ÿ Pameran temporer (Temporary Exhibition) Pameran yang diadakan sementara dengan batasa waktu tertentu. Ÿ Pameran keliling (Traveling Exhibition) Pameran yang berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Galeri seni dapat digolongkan lagi berdasarkan pada macam koleksi dan tingkat dan luas koleksi (luas jangkauan).
2.4. Fungsi Galeri Seni Secara Umum Secara umum, selain sebagai tempat yang mewadahi kegiatan transferisasi perasaan dari seniman kepada pengunjung, berfungsi juga sebagai: Ÿ Sebagai tempat memamerkan karya street art (exhibition room) Ÿ Sebagai tempat membuat karya street art (workshop) Ÿ Mengumpulkan karya street art (stock room) Ÿ Mempromosikan lukisan dan tempat jual-beli lukisan (auction room) Ÿ Tempat berkumpulnya para seniman Ÿ Tempat pendidikan masyarakat 2.5. Fasilitas Galeri Seni Sebuah galeri harus memiliki fasilitas-fasilitas baik utama maupun penunjang. Fasilitas utama yang terdapat dalam sebuah galeri : Ÿ An introductory space Sebagai ruang untuk memperkenalkan tujuan galeri dan fasilitas apa aja yang terdapat didalamnya. Ÿ Main gallery displays Merupakan tempat pameran utama. Ruang-ruang pameran haruslah : - Terlindung dari gangguan, pencurian, kelembaban, kering dan debu. - Mendapatkan cahaya dan penerangan yang baik. - Dapat dilihat publik tanpa menimbulkan rasa lelah. Ÿ Temporary displays area Ruang pameran berkala untuk memamerkan barang-barang dalam jangka waktu pendek. Fasilitas-fasilitas penunjang yang terdapat dalam sebuah galeri yaitu : Library Berisi buku-buku maupun informasi yang berkaitan dengan barangbarang yang dipamerkan di sebuah galeri. Ÿ Workshop Tempat penbuatan maupun penyimpanan karya seni Ÿ
BOOK LITERATURE 3. GEDUNG PERTUNJUKAN 3.1. Pengertian Gedung Pertunjukan Gedung Pertunjukan menurut beberapa ahli mempunyai pengertian, sebagai berikut : Ÿ Ham (1972) menjelaskan teater lebih difungsikan sebagai panggung sandiwara, tari dan seni gerak. Dalam sebuah teater juga tak jarang ditemui area orkestra, namun area ini hanya merupakan area pendukung kegiatan teater, karena sebuah pertunjukan teater seringkali memerlukan iringan musik sebagai pengiring suasana yang hendak dipertunjukan; Ÿ Dolle (1972) menyebutkan ruang konser (Consert Hall) lebih terfokus pada pertujukan musik, seperti orkestra dan paduan suara, instrukmen, dll; Ÿ Dolle (1972) menjelaskan rumah opera merupakan gabungan antara ruang konser dan teater. Opera mempunyai karakter dengan adanya sebuah pemisahan ruang yang jelan secara arsitektur antara penonton dengan panggung melalui msik orkestra. Dilihat dari penggunaannya, sebuah rumah opera dapat digunakan sebagai gedung pertunjukan teater ataupun musik secara bersamaan; Ÿ Ham (1972) menjelaskan auditorium berfungsi sebagai gedung serbaguna. Istilah auditorium sendiri sebenarnya digunakan sebagai tempat duduk penonton pada gedung pertunjukan, namun pada perkembangannya penamaan auditorium dapat digunakan untuk berbagai fungsi, mulai dari pertunjukan musik, hingga konferensi. Jadi teater rumah opera, ruang konser, ataupun bioskop termasuk dalam jenis auditorium.
MATA KULIAH
Studio Perancangan Arsitektur VI
PROYEK
Mix-Used Building
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Rahy R. Sukardi, MT.
NAMA/NPM
Ferlan Median Hermansyah / 2014121005
b. Standar Besaran Ruang dan perhitungan luasnya Tabel Standar Besaran Ruang
3.2. Jenis-jenis Seni Pertunjukan Neufert (2002) memaparkan kebutuhan luas gedung perunjukan berdasarkan jumlah penduduk : Ÿ Kurang dari 50.000 penduduk Gedung pertunjukan lokal (gedung utama 500 – 600 penonton), tempat pertunjukan berpindah-pindah dalam wilayah tersebut, misalnya teater pertunjukan drama. Ÿ 50.000 – 100.000 penduduk Gedung pertunjukan lokal dengan teater kota, untuk drama, operet, sesekali untuk opera.
100.000 – 200.000 penduduk Teater, 700 – 800 penonton. Ÿ
Ÿ 200.000 – 500.000 juta penduduk Ruang opera dan drama, 800 – 1.000 penonton Ÿ 500.000 – 1 juta penduduk Ruang opera, 1.000 – 1.400 penonton dan beberapa teater eksperimental kecil dan sangat kecil.
Lebih dari 1 juta penduduk Gedung opera besar, 1.400 – 2.000 penonton Gedung pertnjukan besar 800 – 1.000 penonton dan jumlah teater eksperimental kecil dan yang lebih kecil sangat banyak berlaku.
Ÿ
3.3. Fasilitas Gedung Pertunjukan Ham (1972) menjelaskan sebagai tempat pertunjukan seni, sebuah gedung pertunukan seni harus memiliki fasilitas yang mendukung dan memadai untuk menunjang fungsi dari bangunan tersebut. Fasilitas ruang yang dimaksudka antara lain terdiri dari : a. Kebutuhan Ruang Ÿ Ruang utama (ruang pertunjukan) Ÿ Ruang Persiapan Ÿ Ruang Pengelola Ÿ Ruang Produksi Ÿ Ruang Servis
Sumber : (Neufert, 2002 & Ham, 1972)
c. Hubungan Ruang Ham (1972) menyebutkan ada 4 pola hubungan ruang yang terdapat pada gedung pertunjukan umum, yaitu : · Pola hubungan ruang pada ruang publik · Pola hubungan ruang pada ruang pengelola · Pola hubungan ruang pada ruang produksi · Pola hubungan ruang pada ruang artis d. · · · · ·
Kualitas Ruang Penghawaan Pencahayaan Wall Screen Akustik pada gedung pertunjukan Sistem penguat bunyi
BOOK LITERATURE 4. AMPHITHEATRE 4.1. Pengertian Amphitheatre dalam bahasa indonesia adalah amteater, menurut KBBI Amteater mempunyai adalah sebuah kata benda yang mempunyai arti : Arena pertunjukan pada zaman Romawi yang berbentuk lonjong atau bulat, tanpa atap, dengan tempat duduk penonton bertingkat-tingkat Ÿ Bangunan yang berbentuk bundar atau lonjong dengan tempat yang digunakan untuk pertandingan atau pertunjukan umum Ÿ
MATA KULIAH
Studio Perancangan Arsitektur VI
PROYEK
Mix-Used Building
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Rahy R. Sukardi, MT.
NAMA/NPM
Ferlan Median Hermansyah / 2014121005
5. WATERFRONT 5.1. Pengertian Echols dan Shadily (2003) menyebutkan waterfront dalam Bahasa Indonesia secara haraah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan. Sedangkan, Wrenn (1983) menjelaskan urban waterfront mempunyai arti suatu lingkungan perkotaan yang berada di tepi atau dekat wilayah perairan, misalnya lokasi di area pelabuhan besar di kota metropolitan. Dari kedua pengertian tersebut maka denisi waterfront adalah suatu daerah atau area yang terletak di dekat/ berbatasan dengan kawasan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktivitas pada area pertemuan tersebut. Kawasan waterfront city di sini merupakan kawasan yang berorientasi ke badan perairan (dalam hal ini berupa sungai) membentuk karakter koridor sungai. Kawasan tersebut dicirikan dengan orientasi bangunan yang menghadap ke sungai, atau dengan kata lain bagian muka bangunan menghadap sungai. 5.2 Jenis-Jenis Breen dan Rigby (1996) menyebutkan berdasarkan tipe proyeknya, waterfront dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : Ÿ Konservasi adalah penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada sampai saat ini dan menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat. Ÿ Redevelopment adalah upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront lama yang sampai saat ini masih digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan mengubah atau membangun kembali fasilitas-fasilitas yang ada. Ÿ Development adalah usaha menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai. 5.3 Fungsi Breen dan Rigby (1996) menyebutkan berdasarkan fungsinya, waterfront dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu : Ÿ Mixed-used waterfront adalah waterfront yang merupakan kombinasi dari perumahan, perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit, dan/atau tempat-tempat kebudayaan. Ÿ Recreational waterfront adalah semua kawasan waterfront yang menyediakan sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti taman, arena bermain, tempat pemancingan dan fasilitas untuk kapal pesiar. Ÿ Residential waterfront adalah perumahan, apartemen dan resort yang dibangun di pinggir perairan. Ÿ Working waterfront adalah tempat-tempat penangkapan ikan komersial, reparasi kapal pesiar, industri berat dan fungsi-fungsi pelabuhan. 5.5 Kriteria Prabudiantoro (1997) memaparkan kriteria umum dari penataan dan pendesainan waterfront adalah : Ÿ Berlokasi dan berada di tepi suatu wilayah perairan yang besar (laut, danau, sungai, dan sebagainya). Ÿ Biasanya merupakan area pelabuhan, perdagangan, permukiman, atau pariwisata. Ÿ Memiliki fungsi-fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman, industri, atau pelabuhan. Ÿ Dominan dengan pemandangan dan orientasi ke arah perairan. Ÿ Pembangunannya dilakukan ke arah vertikal horisontal.
CONSTRUCTION SYSTEM Floor System
F
loor System atau sistem lantai yang akan digunakan pada bangunan ini adalah sistem lantai yang mendukung aktitas kegiatan gedung, yang akan diuraikan sebagai berikut.
MATA KULIAH
Studio Perancangan Arsitektur VI
PROYEK
Mix-Used Building
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Rahy R. Sukardi, MT.
NAMA/NPM
Ferlan Median Hermansyah / 2014121005
Wall System
Roof System
Special Contruction
all System atau sistem sinding yang akan digunakan pada bangunan ini adalah sistem dinding yang mendukung aktitas kegiatan dalam sebuah gedung olahraga serta disesuaikan dengan konsep bangunan, yang akan diuraikan sebagai berikut.
W
oof System atau sistem atap yang akan digunakan pada bangunan ini adalah sistem atap alumunium Kalzip. Sistem ini dipilih karena kekuatan dan kelenturannya serta sudah terintegrasi dengan penginstalasial Solar panel.
R
pecial Contruction atau kontruksi khusus yang akan digunakan pada bangunan ini adalah tangga dan ramp. Ramp dipilih sebagai salah satu transportasi vertikal pada gedung ini karena untuk memfasilitasi pengunjung yang mempunyai kekhususan. Berikut adalah uraiannya.
Curtain Wall
Allumunium Kalzip
S
Ramp Ramp adalah sarana transportasi vertikal di dalam maupun di luar bangunan yang berbentuk lantai miring (maksimum kemiringan 1:12). Ÿ Ÿ Ÿ
Lantai (umum) Lantai pada bangunan ini secara umum memakai nising acian pada area basement serta keramik dan granite tile pada area lainnya, dengan penyesuaian ukuran, warna dan texture pada setiap ruangnya.
Dinding Auditorium Auditorium Auditorium menggunakan pelapis lantai sintetis.
Stage Stage menggunakan pelapis lantai sintetis.
Ramp untuk kendaraan (gedung parkir) Ramp untuk Rumah sakit Ramp untuk penyandang cacat (disable person)
STRUCTURE SYSTEM STRUCTURE
SUB-STRUCTURE
S
ub-strucuture adalah sistem struktur yang menghantarkan beban bangunan ke tanah secara langsung. Sub-strucuture dalam suatu bangunan gedung dalam penempatannya berada dibawah permukaan tanah.
truktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaan dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah (Schodek, 1998)
Menurut Francis D.K Ching dalam buku “Building Contruction Illustrated”, sistem struktur dalam suatu bagunan gedung di bagi menjadi dua bagian utama yaitu : Ÿ Ÿ
Sub-Structure Supper-Structure
Seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
S
MATA KULIAH
Studio Perancangan Arsitektur VI
PROYEK
Mix-Used Building
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Rahy R. Sukardi, MT.
NAMA/NPM
Ferlan Median Hermansyah / 2014121005
Precast Reinforced Concret Pile (Tiang Pancang Beton Bertulang Pra-Cetak) mempunyai bentuk geometri yaitu segitiga, kotak dan lingkaran dengan berbagai ukuran. Spesikasi tiang pacang jenis ini mempunyai berbagai macam spesikasi mutu seperti K-300, K350 dan sebagainya.
Dalam proyek perancangan ‘Siliwangi Sport Hall’ ini akan menerapkan beberapa Sistem Sub-structure, yaitu sebagai berikut :
PONDASI TIANG PANCANG
Ÿ Harga relative murah bila dibanding pondasi
sumuran. Kekurangan : Ÿ Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan. Ÿ Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya. Ÿ Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal. Ÿ Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang, penggunaan pondasi ini dikarenakan pertimbangan kondisi tanah, kondisi tinggi air tanah, dan adanya lantai berbentang lebar. Pondasi tiang pancang masuk dalam klasikasi deep foundation (pondasi dalam) dan mempunyai daya dukung yang tinggi terhadap gaya tekan.
Pengerjaan pondasi menggunakan alat berat Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), alat ini digunakan karena pertimbangan efsiensi waktu pengerjaan dan alat tersebut tidak menimbulkan getaran seperti alat yang lainya. Diaphragm wall
Kelebihan : Ÿ Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin. Ÿ Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras. Ÿ Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang. Tiang pancang yang digunakan adalah tiang Ÿ Pada penggunaan tiang kelompok atau grup pancang precast reinforced concrete, tiang (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih pacang jenis ini dipilih karena pertimbangan tiang), daya dukungnya sangat kuat. waktu pengerjaan dan konsistensi mutu material.
STRUCTURE SYSTEM SUPPER-STRUCTURE
Modul Struktur
S
PROYEK
Mix-Used Building
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Rahy R. Sukardi, MT.
NAMA/NPM
Ferlan Median Hermansyah / 2014121005
8M
8M
STRUKTUR BANGUNAN/TRIBUN
8M
Rigit Frame Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-elemen linier, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkan.
Modul Struktur yang digunakan adalah 8 m x 8 m ini digunakan dengan mempertimbangkan kebutuhan ruang parkir di lantai basement. Dengan kolom yang berjarak 8 m ini akan masuk 3 mobil.
Plat Lantai (Bondex)
Shear Wall Shear Wall adalah dinding geser yang berfungsi sebagai penahan gaya lateral, geser dan pengaku pada sisi luar bangunan. Dinding ini terletak di antara dua kolom struktur.
Studio Perancangan Arsitektur VI
STRUKTUR ATAP 8M
upper-strucuture adalah sistem struktur yang menghantarkan beban bangunan ke sub-structure. Supper-strucuture dalam suatu bangunan gedung dalam penempatannya berada atas permukaan tanah.
MATA KULIAH
Struktur atap yang akan digunakan pada bangunan ini adalah struktur bentang lebar dengan sistem struktur Space truss dan Triangular Truss. Pemilihan struktur ini dengan mempertimbangkan fungsi dan tipologi bangunan serta tema dan konsep yang ditarik dari loso keolahragaan. Space Truss Space Truss adalah sistem struktur yang menggunakan rangka batang tiga dimensi, dimana batang yang digunakan terbuat dari material yang kuat dan ringan. Sistem ini memiliki kekuatan dari penyatuan kekakuan rangka triangular. Beban-beban yang ada akan ditransformasikan kedalam gaya tekan dan tarik. (Cahyono, 2005)
Triangular Truss
UTILITY SYSTEM PLUMBING
S
ELEKTRIKAL
LED Down light
MATA KULIAH
Studio Perancangan Arsitektur VI
PROYEK
Mix-Used Building
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Rahy R. Sukardi, MT.
NAMA/NPM
Ferlan Median Hermansyah / 2014121005 PENANGKAL PETIR
P
enangkal petir yang akan digunakan pada bangunan ini adalah penangkal petir elektrostatis. Penangkal petir ini dipilih dengan pertimbangan jangkauan lindungannya yang cukup luas.
S
umber air bersih pada bangunan ini hanya umber listrik pada bangunan ini, selain akan bersumber dari sumur bor. Untuk bersumber dari PLN juga bersumber dari pembuangan air kotor (air cuci & hujan) pemanfaatan sinar matahari dengan akan ditampung terlebuh dahulu di sumur menggunakan sistem solar panel yang disimpan resapan dan jika over capacity akan mengalir ke di battery. Sumber listrik dari solar panel akan di sungai. gunakan hanya untuk penerangan gedung sisanya dari PLN. Dan pada saat keadaan Sedang untuk pembuangan air limbah akan di darurat (jika PLN mati) sumber listrik dialikan dari tampung di septictank dengan menggunakan genset. sisten Bio septitank.
ArenaVision LED
UTILITY SYSTEM TRANSPORTASI VERTIKAL
T
ransportasi Vertikal yang akan digunakan pada bangunan ini adalah tangga dan eskalator, dipilih dengan mempertimbangkan kebutuhan dan tipologi bangunan pada proyek ini.
MATA KULIAH
Studio Perancangan Arsitektur VI
PROYEK
Mix-Used Building
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Rahy R. Sukardi, MT.
NAMA/NPM
Ferlan Median Hermansyah / 2014121005
HVAC
FIRE PROTECTION
S
istem proteksi kebakaran yang digunakan pada bangunan gedung ‘Siliwangi Sport Hall’ meliputi sistem proteksi fasif dan sistem proteksi aktif, yaitu sebagai berikut.
istem penghawaan yang akan digunakan pada bangunan ini adalah sistem penghawaan AC Split. Sistem penghawaan ini dipilih dikarenakan pada bangunan olahraga tidak terllu banyak ruang yang memerlukan penghawan buatan.
TANGGA AC Split AC Split terdiri dari 2 bagian yaitu Fancoil Unit (FCU) dan Condensing Unit (CU). FCU berada di dalam ruangan sedangkan CU berada di luar ruangan.
Ÿ Sprinkler system
S
Sistem Proteksi Fasif Ÿ Penanda jalur evakuasi
Ÿ Curtain Smoke Barrier
ESKALATOR
Ÿ Material Tahan Api
Dalam penggunaan AC Split harus memperhatikan peletakan CU (Condensing Unit) agar tidak menggangu atau merusak estetika bangunan serta panjng maksimal pipa ducting maksimal.
Sistem Protekti Aktif Fire Extinguisher Fire Extinguisher Adalah alat pemadam kebakaran berbentuk tabung yang berisi antara lain: serbuk kimia kering, gas halon (halogenated hydrocarbons) atau halon 1301, HCFCs (hydrochloro uorocarbons), busa (foams), CO2 (carbon dioxide), yang dipergunakan untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran. Ÿ
Ÿ Hydran system